Anda di halaman 1dari 20

KETIMPANGAN WILAYAH

SUATU TINJAUAN KRITIS

Ratih Rantini / H061180061


Sistematika Pembahasan
PENDAHULUAN
01

02 KETIMPANGAN WILAYAH

03 ALTERNATIF SOLUSI

04
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Ketimpangan Wilayah
Masalah Klasik dalam Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah
Potensi setiap wilayah berbeda
Faktor Endowment Comparative Advantage

Kondisi setiap wilayah berbeda


Faktor Ekonomi Competitive Advantage

Alasan Ekologi
Planning for Habitability Development vs Environment
KETIMPANGAN
WILAYAH
TINJAUAN TEORITIS
Unbalanced Growth

Wilayah hanya bisa Investasi tidak mungkin Muncul


berkembang bila ditanam secara merata
tetapi harus pada sektor- ketimpangan
didukung
pertumbuhan yang sektor unggulan. wilayah.
tidak seimbang
Terdapat 2 mekanisme
Tidak seluruh yang mendorong
wilayah bisa • Trickle down/ spread
dikembangkan effect
• Backwash effect
Unbalanced Growth
• perkembangan harus
selalu seimbang Hirschman
• perkembangan dari
setiap aspek harus
terjadi secara
bersamaan pada • menyangkal teori big push
berbagai wilayah. tersebut.
• Teori ini dikenal • Hal ini tidak mungkin, karena
dengan teori big push masalah dana yang tidak
terdistribusi merata dan masalah • perkembangan itu
stimulus/dorongan (yang paling berlangsung secara susul-
penting). . menyusul antara satu aspek
dan aspek lain. Demikian juga
dengan perkembangan
wilayah yang saling susul
Nurske dan
Rosenstein-Rodan

Kesimpulannya…….
Unbalanced Growth U

Spread
Effect

t
S

ec
E ff
sh
Aliran Penduduk

wa
ck Aliran Barang dan Jasa
Ba
Aliran Modal
Unbalanced Growth
Hirschman Myrdall

Menggunakan istilah ‘polarization effect’ Menggunakan istilah ‘backwash effect’, dan


dan ‘trickling down effect’. ‘spread effect’

Bertolak dari teori Neoklasik Bertolak dari teori mengenai kemiskinan


 Dalam perkembangan ekonomi jangka  Kemiskinan berkaitan erat dengan
panjang, senantiasa terdapat kekuatan cummu-lative causation effect, yaitu pihak
tandingan (counter forces) yang dapat yang kaya akan semakin kaya dan yang
menanggulangi ketimpangan dan miskin akan semakin miskin.
mengembalikan penyimpangan kepada
ke- adaan ekuilibrium yang stabil
sehingga tidak diperlukan intervensi
kebijakan pemerintah secara aktif
Unbalanced
Esensi
Growth
Im
pli
Perkembangan dari sektor dinamis atau wilayah ’core’
menjalar ke sektor atau wilayah lain. 1
k as
i
Asal Mula

Konsep Kutub
Berakar dari kontroversi antara pertumbuhan balanced
(Rosenstein-Rodan, Nurske) dan unbalanced (Perroux,
Hirschman, Myrdal, Friedmann) pada tahun 1950-an.
2
Pertumbuhan
(Growth Pole) Ciri Utama
Konsep Leading Industries, terjadi polarisasi (melalui
aglomerasi), terjadi spread effect (polarisasi tidak efisien
 perkembangan bergerak ke pinggiran kota)
3
Asumsi
Pertumbuhan yang terjadi dalam suatu wilayah hanya
terjadi di titik titik tertentu (kutub-kutub pertumbuhan) 4
Syarat Growth Pole Theory
Di negara berkembang,
01 Penyebaran inovasi secara hirarkis
hirarki ini belum ada 
salah satu alasan konsep
Adanya sistem kota yang memiliki growth pole di negara
02 berkembang mengalami
hirarki yang fungsional
kegagalan
Adanya wilayah pengaruh dari tiap
03
kota dalam sistem

Impuls ekonomi dijalarkan dari center


04 yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih KETIMPANGAN
rendah dalam hirarki WILAYAH
ALTERNATIF SOLUSI
TINJAUAN KRITIS
GROWTH WITHOUT
EQUITY
GROWTH WITH EQUITY

DEVELOPMENT VS ENVIRONMENT
DEVELOPMENT WITH ENVIRONMENT

Perubahan Paradigma
Teori New International Division of Labour
 Reaksi terhadap Old International Division of Labour
 Old International Division of Labour (Karl Marx) menyatakan bahwa:
dunia terbagi dalam dua belahan:
• belahan aktivitas industri (negara ”maju”/penjajah),
• belahan aktivitas pertanian (negara berkembang/negara terjajah)
 New International Division of Labour (Frobel, Heinreichs dan Kreye 1984).  Beberapa
industri tertentu sudah mulai berelokasi ke negara berkembang.
 Industri yang berelokasi antara lain: Multinational Corporation (MNC) atau Transnational
Corporation (TNC), mengalihkan industri yang berteknologi rendah, memerlukan buruh
yang banyak, serta kadang-kadang juga yang polutif ke negara-negara yang mempunyai
upah buruh rendah dan ketrampilan teknologi yang tidak terlalu tinggi.
 Biasanya hubungan ini hanya akan menguntungkan centre karena keuntungan di periphery dan
semiperiphery mengalir ke centre. Keadaan ini disebabkan centre memiliki kemampuan bersaing
(competitiveness)
Teori Humanitarian
Muncul sebagai upaya memerangi kemiskinan, karena pengembangan kurang
01 berpengaruh terhadap keluarga miskin

Salah satu strategi pemerataan & pertumbuhan


02
Pengembangan kebutuhan dasar
Penyediaan bahan pangan, keamanan, lapangan kerja, dan perumahan
Investasi dialokasikan pada proyek padat karya
03 Konsepnya Penciptaan kerangka yang self reliant (mandiri)
Kerangka nasional & internasional yang self-reliant, melalui pembentukan
tata internasional ekonomi baru antara negara maju dan
Pengembangan yang seimbang antara industrialisasi & mempertahankan
kegi-atan ekonomi lokal

Terdapat pula aliran populism  “pengembangan ekonomi (melalui urbanisasi


04 dan industrialisasi) harus selaras dengan mempertahankan masyarakat dan
ekonomi skala kecill yang mayoritas (contoh : pertanian)”
Teori Dependensi
• Asumsi dasar :
 Hubungan antara center (negara maju) dengan periphery (negara terbelakang) bersifat
eksploitatif
 Konsep ini berdasar pada teori monopoli modal yang menganggap bahwa satu atau
beberapa pemilik modal dapat menguasai sektor-sektor utama perekonomian (Baron
& Sweezy, 1966)

• Hipotesisnya adalah :
 Apabila kota metropolitan dikembangkan secara besar-besaran, maka kota satelit di
sekitarnya akan sulit untuk berkembang.
 Kota satelit justru akan berkembang ketika hubungannya dengan kota metropolitan di
sebelahnya melemah atau bahkan hilang sama sekali.
 Hampir semua wilayah yang tertinggal sekarang ini memiliki keterkaitan dengan kota-
kota metropolitan pada masa lalu.
 Adanya dimensi waktu pada keadaan ketergantungan tersebut.
 Fokus terhadap pembahasan pembangunan pada wilayah tertinggal.
Teori Dependensi

WILAYAH NEGARA
PERIPHERY WILAYAH CORE
MAJU

Interaksi antara wilayah periphery (terbelakang) dengan negara maju menyebabkan wilayah
periphery bergantung pada negara maju. Keadaan ini menguntungkan negara maju dan tidak
menguntungkan wilayah periphery. Wilayah yang kurang maju, yang ada di dalam wilayah
periphery, adalah bagian yang paling tidak diuntungkan karena value added yang diperoleh
paling sedikit.
Teori Dependensi
KESIMPULAN
Ketimpangan adalah sesuatu
yang tidak dapat dihindari

Polarisasi & migrasi bersama-sama


menghasilkan dinamika dalam
pengembangan wilayah

Hirarki kota merupakan alat untuk


merambatkan pertumbuhan dari
kota besar ke kota menengah/kecil
Terima Kasih

Insert Your Image

Anda mungkin juga menyukai