Anda di halaman 1dari 20

GMO

Here starts the


lesson!
Annisa Azzahra
Anggota
Dinya Khairani Aisa T. (2010423016)
Kelompok : (2010423010)
Muthiya Safinatun N.
Rizky Taninda (2010422024)
(1810423006) Putri Widya Astuti
Okta Septiana P. (2010422012)
(2010422034) Falencia Mauri
Diana Anjellia (2010423006)
(2010422032) Zikra Lareta Putri
(2010422014)
Fani Fatmawati P. M.Rayhan Sidik
(2010422030) (2010423014)
Adisty Khairunisa Adib Sutera Dewangga
(2010423018) (2010423022)
Jauharah Saniyyah Intania Azzahra Putri S.
(2010422020) (2010423002)
What Is This ●
Topic About? Pengertian GMO

● METODE REKAYASA
GENETIKA

● Tanaman Transgenik

● KONTROVERSI PRODUK GMO

● Persepsi Masyarakat Terhadap


Tanaman Transgenik

● Pertimbangan Bioetika Terhadap


Say No! to GMO Tanaman Transgenik
Pengertian GMO
Menurut World Health Organization (WHO), GMO (Genetically Modified Organism) merupakan suatu
organisme yang DNA-nya telah dirubah secara tidak alami melalui suatu teknologi sehingga gen yang
dimaksud dapat ditransfer dari satu organisme ke organisme lain dan juga antara organisme yang berbeda
spesies.

Genetically Modified Organism (GMO) merupakan bagian penting dalam perkembangan ilmu biologi terutama
cabang ilmu bioteknologi. GMO adalah organisme (ditekankan kepada tanaman dan hewan) yang telah
mengalami modifikasi genome (rangkaian gen dalam chromosome) sebagai akibat ditransformasikannya satu
atau lebih gen asing yang berasal dari organisme lain (dari species yang sama sampai divisio yang berbeda).

Tujuan utama pengembangan GMO adalah untuk mengatasi berbagai masalah kekurangan pangan yang
dihadapi penduduk dunia yang tidak mampu dipecahkan secara konvensional, karena pertumbuhan penduduk
yang begitu cepat.
METODE
REKAYASA Beberapa istilah yang digunakan pada rekayasa
genetika adalah: transgenik; modifikasi genetika
GENETIKA (genetically modified/GM); teknologi DNA; kloning
gen atau cloning molekuler. Teknik ini melibatkan
Rekayasa genetika adalah transplantasi satu gen ke gen kemampuan untuk mengisolasi, memotong dan
lainnya baik antara gen dan lintas gen untuk menghasilkan memindahkan potongan DNA tertentu sesuai dengan
produk yang berguna bagi mahluk hidup. Prinsip dasar gen-gen yang menjadi. Saat ini memanipulasi DNA
teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi perubahan dalam berbagai cara dan memindahkannya dari satu
komposisi asam nukleat DNA atau menyelipkan gen baru ke mahluk hidup ke mahluk hidup lain dapat
dalam struktur DNA mahluk hidup penerima, hal ini berarti diprogramkan melalui teknik rekombinasi DNA
bahwa gen yang disisipkan pada mahluk hidup penerima untuk memproduksi berbagai zat seperti enzim,
dapat berasal dari mahluk hidup lain. Contoh dari produk antibodi monoklonal, nutrisi, hormone
rekayasa genetika adalah rekayasa genetika organisme
(GMO) produk ini sudah banyak kontroversi di kalangan
masyarakat.
Pada tahun 1983, tanaman transgenik pertama,
yaitu bunga matahari yang disisipi gen dari buncis
Tanaman Transgenik (Phaseolus vulgaris) telah berhasil dikembangkan
oleh manusia, dan sejak saat itu tanaman
transgenik terus dikembangkan dan tanaman
transgenik pertama yang berhasil diproduksi dan
Tanaman transgenik merupakan tanaman hasil dipasarkan adalah jagung dan kedelai.
rekayasa gen dengan cara disisipi satu atau
sejumlah gen (transgene) yang merupakan salah Beberapa tanaman transgenik yang telah
satu kemajuan bioteknologi yaitu Genetically dikembangkan dan dikenal diantaranya adalah
Modified Organism (GMO), untuk mengatasi tanaman tahan hama, toleran herbisida, tahan
masalah pangan, kesehatan dan kualitas hidup. antibiotik, tanaman dengan kualitas nutrisi lebih
Penemuan tanaman transgenik dimulai pada tahun baik, serta tanaman dengan produktivitas yang
1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens lebih tinggi. Namun walaupun tujuan
diketahui dapat mentransfer DNA atau gen yang diciptakannya tanaman transgenik ini baik dan
dimilikinya ke dalam tanaman. banyak keunggulan dari tanaman transgenik,
terdapat pula dampak buruk dari tanaman
transgenik yang menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat.
Kontroversi
Produk GMO
01
Kontroversi GMO di bidang
pertanian dan lingkungan
Tanaman transgenik memiliki herbisida dan serangga
perlawanan yag sewaktu waktu bisa melakukan
penyerbukan silang dengan spesies liar, dan dapat
memproduksi zat tertentu yang bisa memberantas gulma
terutama pada areal pertanian kecil yang dikelilingi oleh
tanaman liar. Dampak negatifnya adalah penyerbukan
silang diduga dapat menyebabkan transfer gen yang tidak
disengaja, Kemunngkinan munculnya virus baru dan racun
pada tanaman transgenic
02
Kontroversi GMO di bidang
kesehatan
Resistensi antibiotik ke dalam tanaman yang banyak
dikonsumsi dimungkinkan memiliki dampak negatif yang
tidak diinginkan bagi kesehatan manusia dan hewan yang
mengkonsumsi tanaman. Fenomena ini dapat mengakibatkan
mikroba resisten terhadap antibiotik dalam populasi mahluk
hidup, dan selanjutnya berkontribusi terhadap masalah
kesehatan manusia yang resisten antibiotic. Salah satu
contohnya adalah kacang Brazil sebagai salah satu produk
GMO ditarik dari peredaran karena menyebabkan alergi pada
konsumen. Reaksi alergi tersebut diduga disebabkan oleh
modifikasi gen tertentu.
03
Kontroversi GMO di bidang agama,
budaya, dan etika
Kelompok masyarakat muslim di Indonesia sebagai
kelompok mayoritas memilik ketentuan yang mengharuskan
pangan yang dikonsumsi adalah yang halal dan baik (halalan
toyyiban), sehingga menjadi sangat penting pencantuman
keterangan/label tentang kandungan suatu produk pangan
dan obat-obatan hasil GMO meskipun tidak mudah untuk
melacak kandungan GMO tersebut, untuk itu diperlukan
suatu mekanisme yang jelas untuk melakukan pelacakan dan
pemantauan kandungan GMO yang beredar luas.
03
Singh et al. (2006) mengatakan bahwa mekanisme pelacakan,
penilaian resiko dan pemantauan yang efektif merupakan
prasyarat dasar kerangka hukum untuk merespon resiko dan
kehati-hatian yang akan memunculkan resiko baru.

Aspek yang juga sangat penting adalah pencantuman


sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian
dan Pengawasan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia
(LP POM MUI) sehingga kekhawatiran masyarakat yang
beragama Islam dalam mengkonsumsi produk GMO tidak
berkembang dan meresahkan.
03

Kessler et al. (1992) melaporkan bahwa tanaman


GMO memerlukan label jika menimbulkan
beberapa ancaman yang teridentifikasi seperti reaksi
alergi atau menyebabkan perubahan dramatis dalam
kandungan gizi.
Persepsi Masyarakat
Terhadap Tanaman
Transgenik
Kemunculan tanaman transgenik ini menimbulkan kontroversi di tengah
masyarakat ada yang pro dan ada yang kontra. Masyarakat yang kontra pada
tanaman transgenik menganggap tanaman transgenik belum dievaluasi mendetail
untuk keamanan tingkat konsumsinya bagi manusia, bagi lingkungan dalam
jangka panjang dan mempertanyakan asal-usul gen yang diintroduksi ke dalam
tanaman
Bagi kesehatan manusia, tanaman transgenik tahan hama diduga dapat menyebabkan
keracunan pada manusia, karena tahan serangga yang diintroduksi dengan gen Bt
yang bersifat racun terhadap serangga, juga akan berakibat racun pada manusia.
Tanaman transgenik juga diduga dapat menimbulkan alergi jenis baru terhadap
manusia akibat ditambahkannya protein tertentu ke dalam tanaman

Selain berbahaya bagi kesehatan manusia tanaman transgenik juga memberikan


dampak buruk bagi lingkungan, salah satu dampaknya yaitu polusi gen. Tanaman
transgenik dapat mengancam keberlanjutan kehidupan tanaman asli, karena
ditakutkan dapat melakukan pertukaran gen dengan tanaman asli melalui penyebaran
serbuk sari sehingga menyebabkan tanaman berubah menjadi tanaman transgenik
seluruhnya.
Pada perkembangannya produk-produk GMO menimbulkan kontroversi,
terutama dari sisi dampak negatif terhadap lingkungan. Banyak Negara
Eropa yang menolak produk GMO, bahkan pada tahun 2010
Europeannetworkof non-governmental non-profit organisations melakukan
advokasi agar Eropa bebas GMO. Kontroversi ini terjadi karena pada satu
sisi perkembangan pemanfaatan tanaman transgenik sebagai komoditi
pangan cukup pesat dan menjanjikan, namun di sisi lain terdapat berbagai
kekhawatiran dan keresahan masyarakat terhadap penggunaan tanaman
transgenik, terutama menyangkut kesehatan masyarakat dan aspek
lingkungan.
Hasil penelitian yang menyatakan dampak buruk tanaman transgenik dan
membuat masyarakat menjasi kontra terhadap tanaman trangenik, diantaranya
yaitu:
1. Keturunan tikus diberi makan kedelai transgenik menunjukkan peningkatan lima
kali lipat resiko kematian, bayi yang di lahirkan tidak cukup berat badan,
ketidakmampuan bereproduksi
2. Dapat mengubah Fungsi DNA dari Embrio Tikus yang di berikan makan Kedelai
Transgenik (GMO)
3. Beberapa petani di AS telah melaporkan masalah kemandulan atau kesuburan antara
babi dan sapi yang diberi makan Varietas Jagung GMO
4. Alergi terhadap kedelai telah meningkat setelah pengenalan cara menanam dengan
metode GMO / Kedelai Transgenik
5. Dr. Jefferi Smith dalam buku-ny seeds of deception dan Genetik Roulette
menuliskan bahwa, “Tidak seorangpun yang mengetahui sepenuhnya apa yang terjadi
pada produk akhir ketika anda menyambung Gen baru.”
6. Para peneliti belum bisa jujur dan menjamin gen yang disisipkannya bukan berasal
dari hewan atau zat yang halal untuk dikonsumsi
Para ilmuan harus menjadi arif untuk
Pertimbangan menyikapi persoalan tanaman transgenik
Bioetika Terhadap ini ,penggunaan tanaman transgenik yang
Tanaman Transgenik menyebabkan penyakit pada diri manusia
harus dihentikan,meskipun berkaitan
Dikarenakan produk-produk GMO ini dengan penelitian dan kemajuan ilmu
terutama tanaman transgenik belum bioteknologi, karena ini tidak sesuai
dievaluasi mendetail untuk keamanan dengan moral sebagai sesama manusia.
tingkat konsumsinya bagi manusia, Selain itu juga harus
bagi lingkungan dan mempertanyakan dipertanggungjawabkan dampak terhadap
asal-usul gen yang diintroduksi ke alam. Karena manusia hidup dari
dalam tanaman, maka para ilmuan hubungan saling bergantung dengan alam.
mempunyai tanggung jawab moral Apabila alam punah, apabila plasma
yang harus diemban terhadap umat nutfah yang ada di alam lenyap, maka bisa
manusia dan lingkungan (alam). dipastikan manusia juga akan lenyap.
Industrialisasi tanaman transgenik yang Walaupun belum ada bukti kuat yang
tergesa-gesa, karena ingin mencapai menyatakan tanaman transgenik
kesejahteraan, sehingga membahayakan kesehatan manusia,
mengesampingkan semua pertimbangan alangkah saangat baiknya jika dampak-
di atas juga tidak beretika. Karena efek dampak buruk yang diduga itu di
yang ditimbulkan dalam jangka evaluasi lebih mendalam lagi, dan
panjanglah yang harus dikaji dan diberikan solusinya.
diputuskan bagaimana penggunaannya,
tak hanya melihat dari hasil yang
didapat saat ini. Tak hanya
mempertimbangkan kemajuan teknologi
saja, tetapi harus diperhatikan juga dari
segi etika sebagai sesama makhluk
hidup.
DAFTAR ● Dawson, V. &Venville, G.J. (2009).
PUSTAKA HighSchoolStudent’s Informal
ReasoningandArgumentationaboutBiotechnology:
● Abbas, N. (2003). Kontroversi Sekitar Produk Fangan An IndicatorofScienceLiteracy?. International
Hasil Rekayasa Genetika. Jurnal Hukum IUS QUIA JournalofScienceEducation, 31 (11) pp.1421-1445
IUSTUM, 10(23), 169-180. ● Eduran, S, Osborne, J, & Simon, J. (2005). “The
● Abbas, N. (2009). Perkembangan Teknologi di Bidang roleofargument in DevelopingScienceLiteracy”. K.
Produksi Pangan dan Obat-obatan serta Hak-hak Boesma, M. Goedhart, O. De Jong, & H. Eijkelhof
Konsumen. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, [Eds]. Researchand Quality of Science Education.
16(3), 423-438. Dordrecht, Nederlands: Spinger
● Chang, S.N. &Chiu, M.H. (2008). ● Karmana, I.W. (2009). Adopsi Tanaman Transgenik
Lactos’sScientificResearch: Programmes as a Dan Beberapa Aspek Pertimbangannya. GaneÇ
FrameworkforAnalysing Informal Swara, 3(2) pp.12-15
Argumentationabout Sosio-scientificIssues. ● Kessler, D.A., M.R. Taylor, J.H.Maryanski, E.L.
International JournalofScienceEducation, 30 (17) Flamm, L.S. Kahl.1992. The safety of foods
pp.1753-1773. developed by biotechnology. Science, 256:1747.
● Sugianto, S. (2017). Kajian Bioetika Tanaman ● Singh, O.V., S. Ghai, D. Paul,R. K.
Transgenik. Jurnal Mangifera Edu, 1(2), 25- Jain.2006.Genetically modified crops:success,
34. safety assessment, and public concern. Appl
Microbiol Biotechnol.,71(5): 598-607.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai