Anda di halaman 1dari 13

REFRAT

CINTA MENGAJARKAN KITA MENERIMA KEKURANGAN


SESEORANG BUKAN KELEBIHANNYA, EMBALMING
MEMBANTU ALMARHUM/AH UNTUK LAYAK DILIHAT UMUM

Penguji
dr. H. Indra Faisal M.H., Sp.FM

DISUSUN OLEH
JATITEBI AURELI RANGGANA
INDAH PARASMITA
FERINA KARTIKA
KEPANITERAAN KLINIK
FIKRI AL AMIN
BAGIAN DEPARTEMEN FORENSIK DAN STUDI
MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
18 JANUARI – 12 FEBRUARI 2021
LATAR BELAKANG

Embalming (pengawetan jenazah) adalah suatu


proses dimana dilakukan pemberian bermacam-
macam bahan kimia tertentu pada interior dan
eksterior jaringan orang mati dan membuat serta
BAB I menjaganya tetap mirip dengan kondisi sewaktu
PENDAHULUAN hidup sesuai dengan waktu yang diperlukan.
Pengawetan jenazah dapat dilakukan langsung pada
kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak
wajar pengawetan jenazah baru boleh dilakukan
setelah pemeriksaan jenazah atau autopsi selesai
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 DEFINISI DEKOMPOSISI

 AUTOLISIS

 DEKOMPOSISI PUTREFACTIVE
Dekomposisi atau pembusukan
merupakan suatu keadaan dimana
bahan-bahan organik tubuh
mengalami penghancuran yang
disebabkan oleh karena proses
autolisis maupun karena aktivitas
bakteri.

Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim


yang dilepaskan sel postmortem dan hanya
dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Dekomposisi putrefactive adalah proses
penghancuran jaringan lunak yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme
(bakteri, fungi dan protozoa
EMBALMING

• embalming adalah proses kimiawi yang melindungi jasad atau tubuh secara sementara
• Orang yang melakukan tindakan embalming disebut embalmer
Embalmer adalah seorang individu yang memenuhi syarat untuk disinfeksi atau memelihara
jenazah dengan suntikan atau aplikasi eksternal antiseptik, desinfektan atau cairan pengawet,
mempersiapkan jenazah untuk transportasi dalam kasus dimana kematian disebabkan oleh
penyakit menular atau infeksi
BAHAN KIMIA EMBALMING
1. FORMALDEHIDA
SIFAT FORMALDEHIDA
PRODUKSI
KEGUNAAN
EFEK TERHADAP KESEHATAN

2. ETIL ALKOHOL DAN POLIETILEN


GLIKOL
(KRYOFIX)

3. GLUTARALDEHID
KONTRAINDIKASI
INDIKASI EMBALMING
EMBALMING

Embalming di Indonesia tidak dapat


Pengawetan jenazah perlu dilakukan
dilakukan pada kematian tidak wajar
pada keadaan : sebelum dilakukan autopsi, hal ini dapat
 Adanya penundaan penguburan menyebabkan terjadinya kesulitan
atau kremasi lebih dari 24 jam: penyidikan karena adanya bukti-bukti

 Jenazah perlu dibawa ke tempat lain tindak pidana yang hilang atau berubah dan
karenanya dapat dikenakan sanksi pidana
 Jenazah meninggal akibat penyakit
penghilangan benda bukti berdasarkan
menular
pasal 233 KUHP
EMBALMING MODERN

• DEFINISI EMBALMING MODERN


embalming modern dirancang untuk menghambat dekomposisi jaringan
untuk periode waktu yang diperlukan sebagaimana yang diinginkan
oleh keluarga agar jenazah berada dalam kondisi yang baik.
Embalming modern telah terbukti mampu menjaga tubuh utuh selama
beberapa dekade

• TUJUAN EMBALMING MODERN


a) Desinfeksi.
b) Pelestarian
c) Restorasi
EMBALMING MODERN

• PROSES EMBALMING MODERN


ARTERIAL EMBALMING
CAVITY EMBALMING
HYPODERMIC EMBALMING
SURFACE EMBALMING
LANGKAH LANGKAH NORMAL
UNTUK PERSIAPAN TUBUH

MANFAAT EMBALMING MODERN

PROSES EMBALMING
EMBALMING DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK

EMBALMING DARI EMBALMING UNTUK


SUDUT MEDIKOLEGAL PENDIDIKAN ANATOMI
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN SARAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai