Anda di halaman 1dari 56

Creating a

feasible base
schedule
Kelompok 5

I Kadek Deni SuandikaMade Adi Paramarta Angga Dwi Payana


(1805511002) (1805511007) (1805511008)

2
Creating a feasible base schedule
Barchart dan contoh 👉 Angga

Review materi AoA 👉 Adi Paramarta


dan contoh

Review materi AoN 👉 Deni


dan contoh

3
BARCHART

4
BARCHART

Barchart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt


pada tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Sebelum ditemukannya metode
ini, belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek
perencanaan dan pengendalian proyek. Gantt menciptakan teknik ini
untuk memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga
dengan melihat sekilas, pemimpin proyek dapat melihat kemajuan
pelaksanaan proyek.

5
Metode bagan balok masih digunakan secara
luas dan merupakan metode yang umum
digunakan sebagian besar penjadwalan dan
pengendalian di industry konstruksi.

Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat


berdiri sendiri maupun dikombinasikan
dengan metode lain yang lebih canggih.

6
Format Barchart

7
Format Barchart

Dalam Barchart (Bagan Balok), kegiatan digambarkan dengan balok


horizontal. Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala
waktu yang dipilih. Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan
kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek dan digambarkan sebagai
balok, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu.

8
Format Barchart

Pada bagan balok juga dapat ditentukan milestone atau tonggak


kemajuan sebagai bagian target yang harus diperhatikan. Sedangkan
untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau
diperpanjang. Format bagan balok ini sangat informatif, mudah dibaca
dan efektif untuk komunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi, serta dapat dibuat dengan mudah dan
sederhana baik dengan manual maupun dengan menggunakan
komputer.

9
Contoh Barchart
Time Schedule

10
Kritikan
Terhadap
Metode
Barchart
11
KRITIKAN TERHADAP METODE BARCHART

Barchart tidak dapat secara spesifik


1
menunjukkan urutan kegiatan dan
hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dengan kegiatan yang lain.

lintasan kritis kegiatan


proyek juga tidak dapat 2

diketahui
Masalah ini diperparah dengan
3 meningkatnya ukuran dan kompleksitas
proyek

12
Contoh Soal

13
contoh
Diketahui pekerjaan proyek konstruksi yang terdiri dari 10 item kegiatan dengan biaya sebesar
45 juta rupiah yang akan dilaksakan selama 10 minggu. Pekerjaan proyek tersebut meliputi:
pekerjaan persiapan dengan biaya pelaksanaan sebesar 1 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan galian tanah dengan biaya pelaksanaan sebesar 0,5 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan pondasi dengan biaya pelaksanaan sebesar 1,5 juta dan berdurasi 3 minggu,
pekerjaan beton bertulang dengan biaya pelaksanaan sebesar 10 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan plesteran dengan biaya pelaksanaan sebesar 2 juta dan berdurasi 3 minggu, pekerjaan
pintu jendela dengan biaya pelaksanaan sebesar 6 juta dan berdurasi 2 minggu, pekerjaan atap
dengan biaya pelaksanaan sebesar 7 juta dan berdurasi 2 minggu, pekerjaan plafon dengan
biaya pelaksanaan sebesar 2 juta dan berdurasi 2 minggu, pekerjaan lantai dengan biaya
pelaksanaan sebesar 5 juta dan berdurasi 2 minggu, dan pekerjaan finishing dengan biaya
pelaksanaan sebesar 10 juta dan berdurasi 2 minggu,

14
Penyelesaian:

1 Membuat Tabel

2  
Menghitung nilai bobot setiap kegiatan (

3 Menghitung nilai bobot tiap minggu

4 Menghitung prestasi tiap minggu

5 Menghitung Prestasi kumulatif (100%)

6 Membuat Kurva S

15
DurasiBobt Mng
NoDeskirphagjn Ket
(mingu)%12345678910
10
1PekrjanpsiR,0.21.

2pekrjanglithR50,. 10.56
80
3pekrjanodsiR1,50. 3 1.
Durasi Bobot Minggu
4pekrjanbtoulgR10,.2 1. No Deskirpsi harga pekerjaan
(minggu) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket
60 100
5pekrjanlstR2,0.34 1.48 1 Pekerjaan persiapan Rp 1,000,000.00 2 2.22 1.111 1.111

0.556 0.556
6pekrjanitudlR,0.213 6.7 2 pekerjaan galian tanah Rp 500,000.00 2 1.11
80
40 3 pekerjaan pondasi Rp 1,500,000.00 3 3.33 1.111 1.111 1.111
7pekrjatR,0.2156 7.8
4 pekerjaan beton bertulang Rp 10,000,000.00 2 22.22 11.111 11.111
8pekrjanlfodR2,0. 4 2. 60
5 pekerjaan plesteran Rp 2,000,000.00 3 4.44 1.481 1.481 1.481
20
9pekrjanltiR5,0.21 .56
6 pekerjaan pintu jendela Rp 6,000,000.00 2 13.33 6.667 6.667
10pekrjafinshgR,.2 1. 7.778 7.778 40
7 pekerjaa atap Rp 7,000,000.00 2 15.56
NilanomRp45,0.1 0
2.222 2.222
resptaimngu 1.6723048591. 8 pekerjaan plafond Rp 2,000,000.00 2 4.44
5.556 5.556 20
prestaikumlf 1.278463059 .1 9 pekerjaan lantai Rp 5,000,000.00 2 11.11

10 pekerjaa finishing Rp 10,000,000.00 2 22.22 11.111 11.111

Nilai nominal Rp 45,000,000.00 100.00 0


prestasi per minggu 1.111 1.667 1.667 12.222 13.704 8.148 15.926 15.556 18.889 11.111
prestasi kumulatif 1.111 2.778 4.444 16.667 30.370 38.519 54.444 70.000 88.889 100.000

16
Activity On Arrow
(AOA)
Arrow Diagramming Method (ADM)
AOA
Digunakan untuk visualisasi penjadwalan proyek yang
memiliki banyak ketergantungan di antara kegiatannya

Dibentuk dari anak-anak panah (Arrow) dan lingkaran


(Node). Node pada ekor anak panah = node “I”, sedangkan
node pada kepala anak panah = node “J”.

Anak panah mewakili kegiatan-kegiatan proyek, sedangkan


lingkaran atau node mewakili event atau kejadian

• Ekor anak panah = Awal kegiatan; kepala anak panah =


akhir kegiatan
• Node-node ini diletakkan di awal dan akhir setiap anak
panah.
AOA
KEGIATAN
KODE AKTIVITAS
TERDAHULU
A PEK. PERSIAPAN -

B PEK. TANAH A A B C D E

C PEK. STRKTUR B

D PEK. ATAP C

E FINISHING D
Aktivitas Dummy
Adalah penggunaan akivitas ketika ada kasus-kasus yang
menunjukkan kesulitan yang terjadi jika menggunakan
hanya satu anak panah, untuk beberapa kegiatan. Tampil
dengan anak panah gengan garis putus-putus.

a) Aktivitas R memiliki node I dan J yang sama dengan


aktivitas S akibat tidak adanya dummy (salah)

b) Aktivitas R memiliki node I dan J yang berbeda


dengan aktivitas S akibat adannya dummy (benar)
Jalur Kritis
Jalur kritis yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-
kompnen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama
dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek
tercepat

Early Start (ES): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat


dimulai setelah kegiatan sebelumnya selesai.

Late Start (LS) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat


mulai tanpa memperlambat penyelesaian jadwal proyek.

Early Finish (EF): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat


diselesaikan sesuai dengan durasinya.

Late Finish (LF) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat


diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek
Perhitungan Maju
 Suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (predecessor) telah selesai.

 Waktu paling awal (ES) suatu kegiatan adalah = 0

 Waktu selesai paling awal (EF) adalah sama dengan waktu


mulai paling awal, ditambah durasi kegiatan yang
bersangkutan ( EF = ES + D )

 Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


pendahulunya, maka (ES) adalah (EF) terbesar dari
kegiatan-kegiatan tersebut.
5
Perhitungan Maju
Contoh:
Perhitungan Mundur
 untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir dimana
“masih” dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa
menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju

 Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari


terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja

 Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan (LS) adalah sama


dengan waktu selesai paling akhir (LF) dikurangi kurun
waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan (D), (LS = LF – D)

 Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan
tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS)
kegiatan berikutnya yang terkecil.
Perhitungan Mundur
Contoh:
Metode Jalur Kritis
atau critical path method adalah jalur yang memiliki
rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total
jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek tercepat.

Sifat Jalur Kritis


 Pada kegiatan pertama: ES = LS = 0
 Pada kegiatan terakhir: LF = EF
 Total float: TF = 0
Total Float (TF)
Total Float adalah jumlah waktu yang diperkenankan
suatu kegiatan ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal
proyek secara keseluruhan .

Rumus: Ingat:
(ES): waktu mulai paling awal

TF = LF – EF = LS – ES (LS) : waktu mulai paling akhir.

(EF): waktu selesai paling awal

(LF) : waktu selesai paling akhir

Salah satu syarat yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan kritis atau
berada di jalur kritis adalah jika kegiatan tersebut memiliki TF = 0
Free Float (FF)
Free Float suatu kegiatan sama dengan sejumlah waktu di
mana penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa
memengaruhi waktu mulai paling awal dari kegiatan
berikutnya (Soeharto, 1995)
Ingat:
(ES): waktu mulai paling awal

(LS) : waktu mulai paling akhir.

(EF): waktu selesai paling awal

(LF) : waktu selesai paling akhir


Rumus:

FF(1-2) = EF - ES - D
Contoh Kasus
Penjadwalan Proyek Pembangunan Pembangkit
Energi
Kegiatan Lama
Kode Pendahulu
No Nama Kegiatan Kegiatan  Diagram kerja
Kegiatan
(Hari)
1 Pekerjaan tangga A - 22
 Jalur Kritis
2 Pekerjaan mezzanie B A 26
3 Elektrikal arus kuat C A 54
4 Pekerjaan Pas. Dinding D B 28
5 Pekerjaan dak atap E C 31
6 Pelapis lantai & dinding F C 49
7 Pekerjaan rumah pompa G C 49
8 Pekerjaan selasar H D, E, F, G 21
Pekerjaan Kusen, Pintu dan H
9 I 37
Jendela
10 Pekerjaan Finishing J H 63
11 Pekerjaan Drainase Terbuka K I, J 21
12 Pekerjaan sanitair L K 8
Contoh Kasus Kode
Kegiatan
Kegiatan
Pendahulu
Lama
Kegiatan
(Hari)
A - 22
Diagram kerja (AOA)
B A 26
C A 54
D B 28
E C 31
F C 49
G C 49
H D, E, F, G 21
I H 37
J H 63
K I, J 21
L K 8
Contoh Kasus
Diagram kerja (AOA)
Contoh Kasus
Diagram kerja (AOA)

Kegiatan Durasi ES EF LS LF
Kode I J
A 1 2 22 0 22 0 22
B 2 3 26 22 48 22 97
C 2 4 54 22 76 22 76
D 3 5 28 48 76 97 125
E 4 6 31 76 107 76 125
F 4 7 49 76 125 76 125
G 4 8 49 76 125 76 125
H 9 10 21 125 146 125 146
I 10 11 37 146 183 146 209
J 10 12 63 146 209 146 209
K 12 13 21 209 230 209 230
H 13 14 8 230 238 230 238
Contoh Kasus
Rumus Total Float

TF = LF – EF = LS – ES
Kegiatan
Duras
I ES EF LS LF TF
Kode J i
A 1 2 22 0 22 0 22 0
B 2 3 26 22 48 22 97 49
C 2 4 54 22 76 22 76 0
D 3 5 28 48 76 97 125 49
E 4 6 31 76 107 76 125 18
F 4 7 49 76 125 76 125 0
G 4 8 49 76 125 76 125 0
H 9 10 21 125 146 125 146 0
I 10 11 37 146 183 146 209 26
J 10 12 63 146 209 146 209 0
K 12 13 21 209 230 209 230 0
H 13 14 8 230 238 230 238 0
Contoh Kasus
JALUR KRITIS

Kesimpulan:
 Total durasi proyek adalah 238 hari
 Kegiatan kritis adalah A – C – E – F – G – H – I – J – K – L
ACTICITY ON NODE (AON)
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

PENDAHULUAN

 AON menggambarkan kegiatan dengan Node.


 Diagram AON akan membutuhkan lebih banyak simpul daripada diagram AOA.
 Kedua metode memberikan hasil yang sama, tetapi terdapat beberapa perbedaan
kecil.
 Diagram AON tidak menggunakan aktivitas dummy karena dua aktivitas tidak
pernah dimulai dan selesai pada node yang sama.
 Penyelesaian Analisa Jaringan dengan bantuan program Microsoft Project hanya
menggunakan diagram AON.
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

DIAGRAM AON
1. Durasi (D) adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

2. Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan

3. Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan

4. Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan

5. Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan

6. Slack (SL) adalah selisih

 Tiap kegiatan digambarkan dengan Node


 Buat Node sejumlah kegiatan yang ada.
 Tentukan Id dan durasi (d) kegiatan dari tiap Node
 Hubungkan tiap node dengan anak panah berdasarkan urutan kegiatan
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH 1
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH 1
Penyelesaian:
• Buat 10 Node karena ada 10 kegiatan
• Tentukan Id dan durasi (d) kegiatan dari tiap Node
• Hubungkan tiap node dengan anak panah berdasarkan urutan kegiatan
• Gambar diagram jaringan dengan AON adalah sbb :
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

PERHITUNGAN WAKTU KEGIATAN

Setelah menggambarkan Diagram jaringan, maka langkah selanjutnya menghitung waktu


tiap kegiatan sbb :
1. Waktu paling cepat memulai (Earlist Start=ES)
2. Waktu paling cepat selesai (Earlist Finish=EF)
3. Waktu paling lambat selesai (Latest Finish = LF)
4. Waktu paling lambat memulai (Latest Start = LS)
5. Waktu longgar (Slack = SL)
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

FORWARD PASS-EARLIST TIMES (PERHITUNGAN MAJU)

Forward Pass dimulai dengan aktifitas pertama proyek dan menghubungkan masing-masing aktifitas hingga jaringan
untuk kegiatan selanjutnya. Tujuan dari perhitungan maju pada PDM/AON adalah untuk menentukan waktu paling awal
(early Start) yang terjadi. Untuk membuat perhitungan maju dibutuhkan data kurun waktu aktivitas atau durasi.

Langkah-langkah perhitungan maju:


1. Hitung ES tiap node mulai node awal hingga node akhir.
2. Pada node awal, nilai ES adalah NOL.
3. Hitung Node berikutnya dengan Rumus : ESj = Max (ESi + di ) , d= durasi kegiatan
4. Jika kegiatan yang menuju node lebih dari satu, maka pilih Nilai ES terbesar
5. Hitung EF pada tiap node dengan rumus : EFi = ESj + di
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

FORWARD PASS-EARLIST TIMES (PERHITUNGAN MAJU)


Rumus :
• ESj = Max (ESi + di)
• EFi = ESi + di
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

BACKWARD PASS-LATEST TIMES (PERHITUNGAN MUNDUR)

Ikuti langkah backward pada masing-masing jalur waktu-waktu aktifitas untuk menemukan Lates Start (LS)
dan Finish Time (FS) untuk setiap aktifitas. Sebelum backward pass bisa dihitung, LF untuk aktifitas
terakhir proyek harus dipilih.

Langkah-langkah perhitungan mundur:


1. Perhitungan dimulai node terakhir. Tentukan nilai LF pada node terakhir dengan Nilai terbesar dari EF yang ada
karena menyatakan waktu paling cepat proyek selesai.
2. Hitung nilai LF pada tiap node dengan rumus : LFi = Min(LFj – dj)
3. Jika kegiatan yang menuju node lebih dari satu, maka pilih Nilai LF terkecil
4. Hitung LS dengan rumus : LSi = LFi – di
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

BACKWARD PASS-LATEST TIMES(PERHITUNGAN MUNDUR)


Rumus :
• LFi = Min(LFj – dj)
• LSj = LFj - dj
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

HASIL PERHITUNGAN

Kegiatan A artinya :
• Paling cepat mulai dikerjakan pada hari ke-0 dan
paling cepat selesai pada hari ke-10 atau
• Paling lambat dimulai pada hari ke-3 dan paling
lambat selesai pada hari ke-13.

Kegiatan E artinya :
• Paling cepat mulai dikerjakan pada hari ke-8 dan
paling cepat selesai pada hari ke-35 atau.
• Paling lambat dimulai pada hari ke-8 dan paling
lambat selesai
• pada hari ke-35.
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

PERHITUNGAN SLACK (SL)


Perhitungan slack merupakan langkah terakhir untuk menghitung waktu dari kegiatan
dalam proyek.
Nilai slack bermanfaat untuk :
1. Menentukan kegiatan yang dapat ditunda atau dipercepat pelaksanaaannya
2. Menentukan kegiatan yang tidak dapat ditunda.
• Jika Nilai slack = NOL, artinya kegiatan tersebut tidak boleh ditunda.
• Jika Nilai slack bukan NOL artinya kegiatan tersebut dapat ditunda paling lama
sebesar nilai slacknya.
• Rumus : SLi = LSi - ESi atau SLi = LFi - EFi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

PERHITUNGAN SLACK (SL)


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

HASIL PERHITUNGAN SLACK

Kegiatan C nilai slacknya 8 artinya kegiatan C dapat


ditunda paling lama selama 8 hari tanpa memperlambat
penyelesaian proyek. Jadi boleh ditunda 1 hari, 2 hari,
atau 5 hari tetapi tidak boleh ditunda 9 hari.

Kegiatan J nilai slacknya 0 artinya kegiatan J tidak


dapat ditunda pelaksanaannya agar proyek tidak
terlambat penyelesaiannya.
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

TABEL PERHITUNGAN WAKTU KEGIATAN


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

HUBUNGAN KETERKAITAN ANTAR KEGIATAN

Hubungan antara kegiatan dalam diagram AON didefinisikan dengan istilah sbb:

1. Finish to Start (FS) artinya mulainya suatu kegiatan tergantung pada selesainya
kegiatan pendahulunya. Misalnya mulainya kegiatan D tergantung kepada selesainya
kegiatan A.
2. Start to start (SS) artinya mulainya suatu kegiatan tergantung pada mulainya kegiatan
pendahulunya. Misalnya mulainya kegiatan H tergantung kepada mulainya kegiatan D.
3. Finish to finish (FF) artinya selesainya suatu kegiatan tergantung pada selesainya
kegiatan pendahulunya. Misalnya selesainya kegiatan E tergantung kepada selesainya
kegiatan B.
4. Start to finish (SF) artinya selesainya suatu kegiatan tergantung pada mulainya kegiatan
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH KASUS
Proyek Pembangunan Gedung Main Power House (MPH)

Tabel Rincian Kegiatan

No Uraian Tgl. Tgl. Durasi 2 Arsitektur


Mulai Selesai (Hari)
Pekerjaan Pasangan 5-May- 01- 28
18-   Dinding 15 Jun-15
20- 125 Hari
    Gedung MPH Mar- Jul-15
15 Hari Pekerjaan Pelapis 5-May- 22- 49
  Lantai & Dinding 15 Jun-15 Hari
1 Struktur
  Pekerjaan Sanitair 23-Jun- 30- 8 Hari
14- 15 Jun-15
  03- 21 5-May- 31
  May-   Pekerjaan Dak Atap 04-
Pekerjaan Selasar 15 Jun-15 Hari 15 Jun-15 Hari
Pekerjaan Drainase 21 Pekerjaan Kusen, 19- 24- 37
  04-Jun- 24-  
Terbuka 15 Jun-15 Hari Pintu, Jendela May- 15 Jun-15 Hari
Pekerjaan 19- 20-Jul- 63
18- 08- 22  
  Pekerjaan Tangga Mar-15 Apr-15 Finishing May- 15 15 Hari
Hari
Pekerjaan Rumah 5-May- 22- 49
Pekerjaan   4-     Pompa 15 Jun-15 Hari
  Mezzanine Diruang 09- May- 26 3 Mekanikal & Elektrikal
Gudang Oli Apr-15 15 Hari
Elektrikal Arus 09- 01- 54
  Kuat Apr-15 Jun-15 Hari
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH KASUS
Proyek Pembangunan Gedung Main Power House (MPH)
Tabel Rekapitulasi rincian kegiatan gedung Main Power House (MPH)
Kode Pekerjaan  
    Keterkaita Durasi          
Kegiaa (Har i) Rumah SS (3-7) =
No URAIAN n Kegiatan Konstrain 7 G C 49
n Pompa 27
  Pekerja an       SS (4-8) =
Tangga -
1 A - 22 10
Pekerja an       SS (5-8) =
         
Mezzanine       10
          Pekerjaan
Diruang 8     SS (6-8) =
FS (1-2) = Selasar D, E, F, G
2 Gudang B A 26 H 21 10
Oli 0
SS (7-8) =
  Elektrikal       FS (1-3) = 10
3 Arus Kuat C A 54 0 Pekerjaan
       
  Pekerjaan         Kusen,  
  Pintu,      
        FS (2-4) = SS (8-9) = 6
Pasanga n 9 Jendela I H 37 SS = (9-
4 Dinding D B 28 0 Pekerjaan SS (8-10) =
10 Finishing J H 63 11)6
  Pekerjaan       SS (3-5) Pekerja an
      =17
5 Dak Atap E C 31 = 27 Drainas e
11 K I, J 21 SS = (10-
Terbuka
Pekerjaan   11)
       
Pelapis   = 17
       
Lantai & SS (3-6) SS (11-12)
6 F C 49 Pekerja an      
Dinding = 27 12
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH KASUS
Proyek Pembangunan Gedung Main Power House (MPH)
Diagram AoN Proyek Main Power House (MPH)

Keterangan:
ES EF
JENIS
LS KEGIATAN LF

NO. KEG DURASI


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH KASUS
Proyek Pembangunan Gedung Main Power House (MPH)
Tabel Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur
Perhitungan Maju Perhitungan Mundur Kegiatan G Kegiatan F Kegiatan J Kegiatan C
Kegiata ES = 22 + 27 = 49 LS = 98 – 49 = 49 ES = 59 + 6 = 65 LS = 76 – 54 = 22
Kegiatan L
nA
LF =110 EF = 49 + 49 = 98 LF = 49 + 49 = 98 EF = 65 + 63 = 128 LF = 22 + 54 = 76
ES =0
LS = 110 – 8 = 102    
EF = 0 + 22 = 22 Kegiatan H Kegiatan E
D-H LS = 98 – 49 = 49 Kegiatan K Kegiatan B
Kegiatan B Kegiatan K
ES = 22 + 10 = 32 LF = 49 + 49 = 98 I-K LF = 49 – 0 = 49
ES = 22 + 0 = 22 LS = 103 – 21 = 82
EF = 32 + 21 = 53   ES = 65 + 17 = 82 LS = 49 – 26 = 23
EF = 22 + 26 = 48 LF = 82 + 21= 103    
E-H EF = 82 + 21 = 103    
Kegiatan C Kegiatan J ES = 49 + 10 = 59        
J-K
ES = 22 + 0 = 22 LS = 128 – 63 = 65 EF = 59 + 21 = 80        
ES = 65 + 17 = 82
EF = 22 + 54 = 76 LF = 65 + 63 = 128 F-H    
EF = 82 + 21 = 103    
Kegiatan D Kegiatan I ES = 49 + 10 = 59    
    Kegiatan L Kegiatan A
LS = 102 – 37 = EF = 59 + 21 = 80
ES = 22 + 0 = 22 G-H     ES = 82 + 20 = 102 B-A  
65
LF = 65 + 37 = ES = 49 + 10 = 59     EF = 102 + 8 = 110 LF = 23 – 0 = 23
EF = 22 + 28 = 50 EF = 59 + 21 = 80       LS = 23 – 22 =1
102
Kegiatan E Kegiatan H Kegiatan I Kegiatan D     C-A  

ES = 22 + 27 = 49 I-H ES = 59 + 6 = 65 LS = 77 – 28 = 49   LF = 22 – 0 = 22
LS = 80 – 21 = EF = 65 + 37 = 102 LF = 49 + 28 = 77   LS = 22 – 22 =0
EF = 49 + 31 = 80
59
LF = 59 + 21 =
 
80
  J-H
LS = 80 – 21 =
 
59
LF = 59 + 21 =
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

CONTOH KASUS
Proyek Pembangunan Gedung Main Power House (MPH)
Diagram AoN Proyek Main Power House (MPH) Berdasarkan Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur

Keterangan:
ES EF
JENIS
LS KEGIATAN LF

NO. KEG DURASI


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai