PAPER
OLEH:
KELOMPOK 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Mahaesa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan Paper ini dengan tepat pada waktunya. Penulisan
Paper ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi
pada semester genap Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana tahun akademik 2020/2021. Dalam penulisan Paper ini tidak lepas dari
hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan arahan
dari berbagai pihak, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik,
oleh karena itu dalam kesempatan ini kami dengan senang hati menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan,
dorongan, dan perhatian kepada kami sehingga Paper ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Paper ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas
maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki. Kami menyadari bahwa Paper ini jauh dari sempurna
sehingga saran dan petunjuk yang diberikan untuk Tugas ini sangat diharapkan.
Akhir kata semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapat
imbalan dari Tuhan dan semoga Tugas ini dapat bermanfaat sebagai pengetahuan
kepada sesama.
Penulis
Kelompok 1 | i
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.3. Tahapan dari Pelelangan dan Kontrak Konstruksi pada Sebuah Proyek
Konstruksi..................................................................................................25
Kelompok 1 | ii
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
3.1. Kesimpulan................................................................................................35
3.2. Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
Kelompok 1 | iii
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR GAMBAR
Kelompok 1 | iv
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR TABEL
Kelompok 1 | v
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok 1 | 1
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1.3. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, adapun tujuan dari
penulisan Paper ini antara lain:
Kelompok 1 | 2
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Project Life Cycle pada
proyek konstruksi.
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan Project Life Cycle atau Siklus
Hidup dari sebuah proyek konstruksi.
3. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pelelangan dan kontrak
Konstruksi.
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah alur dan tahapan dari pelelangan dan
kontrak konstruksi pada sebuah proyek konstruksi.
1.4. Manfaat
Dalam pengerjaan tugas ini diharapkan mampu memberikan manfaat
untuk menambah wawasan mahasiswa di bidang Manajemen Konstruksi,
khususnya tentang Project Life Cycle, Pelelangan, dan Kontrak Konstruksi.
Kelompok 1 | 3
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB II
PEMBAHASAN
a. Rencana Pemerintah
Misalnya, proyek pembangunan prasarana, seperti jalan, jembatan,
bendungan, saluran irigasi, pelabuhan, lapangan terbang. Tujuannya lebih
dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat.
b. Permintaan Pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam
produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan
membangun sarana produksi baru.
c. Dari dalam Perusahaan yang bersangkutan
Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari 7
segala aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi
proyek. Misalnya proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
kerja dan memperbaharui (modernisasi) perangkat dan sistem kerja lama
agar lebih mampu bersaing.
d. Dari kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan
banyak manfaat dan peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya
fasilitas produksi. Misalnya, komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang
Kelompok 1 | 4
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
lain. Bagi proyek yang berukuran besar dan kompleks, karena umurnnya
melibatkan sumher daya yang besar, prakarsa sering timbul dari pihak
pemerintah, perusahaan swasta besar, atau multinasional.
Kelompok 1 | 5
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Gambar 2. 2 Hubungan keperluan sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek.
Kelompok 1 | 6
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
dengan tujuan yang khusus atau spesifik. Sampai saat ini belum ada keseragaman
pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumlah maupun terminologi yang
dipakai. Hal ini antara lain karena banyaknya macam, ukuran, dan kompleksitas
proyek, serta Iatar belakang tujuan pembagian itu sendiri.
a. Tahap Persiapan
Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.
Pengembangan ide menjadi konsep-konsep alternatif.
Formulasi lingkup proyek.
Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.
b. Tahap Implementasi
Penyiapan desain-engineering terinci, jadwal induk, dan anggaran.
Pengadaan kontrak dan pembelian.
Pengerjaan pabrikasi, konstruksi, uji coba, dan start-up.
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instalasi
yang baru selesai dibangun.
a. Front end
Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Mengidentifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul.
Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin.
Kelompok 1 | 7
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Bila tahap-tahap di atas telah diselesaikan maka proyek telah dianggap selesai dan
diserahkan kepada pemilik untuk dioperasikan.
Kelompok 1 | 8
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
di tahap berikutnya. Jadi, ada jenis kegiatan yang sama dengan tahap terdahulu
tetapi intensitasnya sudah jauh berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya siklus proyek
terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap yang diklasifikasikan oleh UNIDO sebagai tahap
persiapan, diperinci lebih lanjut oleh PMI menjadi tahap konseptual dan definisi.
Tahap ini sering pula disebut tahap perencanaan dan pengembangan (PP) karena
pada tahap tersebut kegiatan itulah yang dominan. Tahap akhir proyek dikenal
sebagai tahap terminasi. Secara lengkap, penahapan menurut PMI adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Konseptual
2. Tahap Perencanaan dan Pengembangan
3. Tahap Implementasi
4. Tahapan Terminasi
1) Tahap Konseptual
Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan
perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu
kegiatan utama yang bersifat menyeluruh ("comprehensive"), dalam tahap ini
yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan
untuk direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian
yang dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lmgkup dan aspek
pengkajian yang lebih luas, mendorong potensi yang positif dan menaruh
perhatian khusus terhadap kendala dan keterbatasannya.
Deliverable akhir tahap konseptual adalah paket atau dokumen hasil studi
kelayakan. Dokumen tersebut umumnya berisi analisis berbagai aspek kelayakan
seperti pemasaran, permintaan, teknik, produksi, manajemen dan organisasi.
Dokumen tersebut juga berisi perkiraan garis besar biaya dan jadwal proyek.
Kelompok 1 | 9
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2) Tahap PP/Definisi
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada masa permulaan siklus proyek,
kegiatan ditujukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan,
mengembangkannya menjadi altematif, lengkap dengan indikasi lingkungan kerja,
jadwal dan biaya. Meskipun demikian, semua itu masih dalam taraf konseptual,
dalam arti pengkajian sudah melebar dan meluas mencakup aspek yang
mempunyai kaitan erat antara gagasan dan peluang yang tersedia, tetapi belum
cukup mendalam untuk dapat dipakai sebagai dasar mengambil keputusan akhir
jadi tidaknya menanam investasi atau melaksanakan proyek. Oleh karena itu,
perlu diadakan pengkajian yang lebih mendalam agar dapat ditarik kesimpulan
yang mantap. Sejalan dengan usaha tersebut, mulailah dirintis rencana kesiapan
perangkat dan pelaksanaan proyek ataupun strategi penyelenggaraan. Dengan
demikian, kegiatan utama dalam tahap PP /Definisi adalah sebagai berikut:
Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih
mendalam dan terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan
investasi atau proyek.
Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik,
engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP,
dokumen dan kontrak.
Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis yang berkaitan
dengan garis penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan
dipakai, bobot sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan.
Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor,
konsultan, arsitek, dan lain-lain.
Ditinjau dari segi penyelenggaraan proyek secara keseluruhan dengan
empat sasaran utama, yaitu lingkup, jadwal, biaya dan mutu, rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam tahap PP /Definisi ini (dalam hubungannya dengan
persiapan memasuki tahap berikutnya) adalah usaha untuk menetapkan dan
menjelaskan kedudukan keempat sasaran tersebut. Artinya, dalam tahap PP /
Definisi ditetapkan letak batas dan kriterianya. Dengan kata lain, tahap ini
menentukan batasan berbagai parameter yang menyangkut sasaran, strategi untuk
Kelompok 1 | 10
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 11
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Deliverable tahap ini adalah produk atau instalasi proyek yang telah
selesai secara "mekanis". Dari segi "contractual" ini ditandai dengan penyerahan
sertifikat mechanical completion dari pemilik proyek kepada organisasi pelaksana
atau kontraktor.
4) Tahap Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up,
dan performance test.
Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim.
Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik
atau kepada induk perusahaan.
Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.
Bila langkah diatas telah selesai maka disusun laporan penutupan proyek.
Deliverable tahap ini berupa:
Instalasi a tau produk yang siap pakai atau siap beroperasi. Ini ditandai
dengan diterbitkannya sertifikat " operational acceptance" oleh pemilik
proyek untuk pelaksana atau kontraktor.
Dokumen pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim dan jaminan
(warranty).
5) Tahap Operasi dan Utilisasi
Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi hasil proyek tidak termasuk
dalam siklus proyek, tetapi sudah merupakan kegiatan operasional. Pencantuman
disini hanya untuk memperjelas batas kegiatan yang bersangkutan, dimana
kegiatan proyek berhenti dan organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas
operasi dan pemeliharaan instalasi atau produk hasil proyek.
Kelompok 1 | 12
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1) Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri dengan
akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan), serta mempunyai jangka waktu
yang umumnya terbatas.
2) Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan produk
yang bersifat unik. Jad itidak ada dua atau lebih proyek yang identik, yang
ada adalah proyek yang sejenis
Kelompok 1 | 13
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
1) Tahap Awal
2) Tahap Menengah
3) Tahap Akhir
Tahap awal (initial phase) dimulai dari pembentukan ide, lingkup pekerjaan, tim
manajemen proyek. Tahap menengah (intermediet phase) terdiri dari kegiatan
perencanaan, acuan dasar, proses kegiatan, dan hasil. Sementara tahap akhir (final
phase) melingkupi persetujuan dan penyerahterimaan proyek sebagai hasil akhir
produk kepada pemilik atau penyandang dana.
1) Tahapan Konsepsi
2) Tahapan Perencanaan
3) Tahapan Eksekusi
4) Tahapan Operasi
1) Tahapan Konsepsi
Tahapan konsepsi merupakan tahapan munculnnya ide atau gagasan
tentang proyek yang dimulai dari penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang
ditemukan perlu dirumuskan dengan jelas serta tujuan pemecahan masalah
tersebut.
2) Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi:
Kelompok 1 | 14
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
a) Studi Kelayakan
Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber
pendanaan), maupun aspek lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan pada
tahap studi kelayakan ini adalah:
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya
yang diperlakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun
manfaat tidak langsung (fungsi sosial).
Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis
maupun finansial.
Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila
proyek tersebut dilaksanakan.
b) Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan
perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan
membuat taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada tahan ini, yaitu:
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga
ahli.
Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan
lapangan, merencana rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan
mutu.
Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya
dan implimekasinya, serta rencana pelaksanaan.
Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
c) Tahap Desain/Perancangan
Kelompok 1 | 15
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 16
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Pada pekerjaan konstruksi, ada 4 target yang harus dicapai oleh kontraktor,
diantaranya :
Kelompok 1 | 17
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 18
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 19
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 20
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Ada tiga sifat yang harus ada dalam perjanjian, termasuk kontrak kerja
konstruksi, yaitu : a). Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya; b). Suatu perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-
alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu; dan c). Suatu
perjanjian harus dilaksanakan dengan itidak baik.
Kelompok 1 | 21
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 22
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 23
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 24
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 25
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 26
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 27
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
7. Penghitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan
pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope
yang ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan
yang merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan
kerja dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat
serta tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi
kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan.
Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat
ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi / penyesuaian /
perhitungan ulang atas perubahan tersebut. Bila volume pekerjaan ini
dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa
melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar / spek yang
mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.
8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan pekerjaan
dengan urutan penyusunan sebagai berikut :
a. Definisi pekerjaan,
b. Penjelasan tentang pekerjaan
c. Spesifikasi, volume pekerjaan
d. Lokasinya
e. Metode kerja/cara kerja
f. Bagaimana caranya
g. Menggunakan alat apa
h. Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
i. Kebutuhan sumber daya
j. Waktu yang diperlukan
k. Jadwal pelaksanaan
l. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
m. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan
Kelompok 1 | 28
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 29
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
3) Permintaan Penawaran
4) Evaluasi Penawan termasuk lingkup yang bersesuaian
dengan paket pekerjaan
5) Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari
vendor yang dipakai untuk penawaran terdokumentasi
dengan baik
10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa
aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar sebagai
bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
kecelakaan secara ringan (menyebabkan luka-luka ringan atau parah
yang masih dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat
(menyebabkan cacat tidak dapat bekerja atau meninggal dunia) yang
akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada dengan
demikian proses-proses yang dilakukan berupa :
Perencanaan K3 (Safety Plan);
Penanganan K3 dan
Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
Yang utama dalam kegiatan ini adalah mlakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai
b. Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang
sudah ditetapkan dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk
melakukan pemilihan material / metode yang memenuhi syarat
c. Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen
kontrol dan didukung oleh data-data yang dapat dipertanggung
jawabkan.
12. Plafond Hrga Penawaran
Plafon harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan
reverensi tetapi tidak menjadi patokan, melainkan untuk melakukan
Kelompok 1 | 30
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 31
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 32
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 33
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kelompok 1 | 34
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, adapun kesimpulannya
adalah sebagai berikut.
1. Project Life Cycle atau siklus hidup proyek adalah perkembangan proyek
dari awal ide atau gagasan sampai proyek dinyatakan selesai dimana tiap
tahapan memiliki pola tertentu.
2. Secara umum tahapan dari siklus hidup proyek konstruksi dapat dibagi
menjadi tiga yaitu tahap awal, tahap menengah, dan tahap akhir. Namun
tahapan ini dapat dijabarkan lagi secara rinci menjadi empat tahapan yaitu
tahapan konseptual, tahapan perencanaan, tahapan eksekusi, dan tahapan
operasi.
3. Pelelangan dapat didefinisikans sebagai serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang atau jasa dengan cara menciptakan persaingan yang
sehat diantara penyedia barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat,
berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti
oleh pihak-pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih menjadi
penyedia terbaik.
4. Kontrak Konstruksi adalah perjanjian antara dua pihak dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan maupun infrastruktur. Tetapi Undang-undang Nomor
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 46 menyatakan bahwa
pengaturan hubungan kerja antara pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus
dituangkan dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Maka selanjutnya perjanjian
semacam itu tidak lagi disebut sebagai Kontrak Konstruksi melainkan
Kontrak Kerja Konstruksi. Menurut Pasal 1 angka 8, Kontrak Kerja
Konstruksi didefinisikan sebagai keseluruhan dokumen kontrak yang
mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Kelompok 1 | 35
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
3.2. Saran
Pada proyek konstruksi, seringkali ditemukan beberapa kesalahan yang
sering dilakukan oleh kontraktor proyek konstruksi yang berujung pada kegagalan
proyek berupa keterlambatan, kerugian dan mutu yang jelek. Dimana hampir
semuanya bersifat kronis atau telah lama terjadi secara berulang. Kesalahan
tersebut sepertinya tidak disadari dan belum dapat diatasi oleh kontraktor
sehingga menyebabkan kontraktor tersebut selalu mengalami kesulitan dan
kegagalan dalam melaksanakan proyek. Hal ini bisa diakibatkan karena
manajemen yang kurang baik pada proyek tersebut dan kontraktor menganggap
remeh kontrak konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut manajemen konstruksi
harus dilakukan secara benar dan disiplin agar tidak terjadi masalah seperti yang
tidak diinginkan.
Kelompok 1 | 36
Manajemen Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 1 | 37