Anda di halaman 1dari 111

PENYUSUNAN

Hara Perkiraan Sendiri (HPS/OE)


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Disampaikan oleh :
IGN. SURANTO
(Procurement Specialist)
04/13/21
1
BAHASAN MENGENAI
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

1. PENGERTIAN
2. APA GUNANYA HPS/OE
3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN
HPS/OE
5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS/OE
6. HPS PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
7. HPS PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA
8. HPS PENGADAAN JASA KONSULTANSI

2
1. PENGERTIAN HPS

HPS/OE adalah perhitungan biaya atas


pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan
secara keahliaan dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan. HPS/OE dibuat
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
3
REFERENSI PENGERTIAN
PERKIRAAN BIAYA

 National Estimating Society-USA mendefinisikan “perkiraan


biaya” sebagai seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan besarnya biaya yang diperlukan
dalam suatu kegiatan dengan mendasarkan atas informasi
yang tersedia pada saat itu.
 Hal ini berarti bahwa dalam menyusun perkiraan biaya perlu
dilakukan pengkajian atas biaya kegiatan terdahulu sebagai
masukan, serta melihat masa depan, memperhitungkan dan
mengadakan perkiraan atas hal-hal yang akan atau mungkin
terjadi.

MASTER
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 5
Diumumkan
Konsep Disusun dan nilai total HPS
Dokumen ditetapkan
HPS
ULP/Pejabat
Tim Pendukung Pejabat Pembuat Pengadaan
PPK Komitmen

Dokumen HPS
SAH

Sah jika:ditandatangani oleh:


Pejabat Pembuat Komitmen
(sebagai yg menetapkan).

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 6


Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh
berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a.Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS;
b.Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait
dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c.Daftar biaya/tarif B/J yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
d.biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e.inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f.hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g.perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
h.norma indeks; dan/atau
i.informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan

HPS telah memperhitungkan PPn dan ( overhead + Profit yang wajar maks 15 %)
HPS TIDAK BOLEH memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan PPh
penyedia barang/jasa
2. GUNANYA HPS/O’E
1. Untuk menilai kewajaran harga penawaran yang
disampaikan pihak penyedia (evaluasi harga)
dan sebagai batas penawaran tertinggi kecuali
pekerjaan jasa konsultansi
2. Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal
jaminan penawaran (1-3% dari HPS)
3. Untuk menetapkan tambahan nilai jaminan
pelaksanaan, bilamana penawaran kurang dari
80% dari OE, dinaikan menjadi 80% HPS
8
Lanjutan…
4. Sebagai acuan menetapkan harga satuan
timpang yang nilainya lebih besar dari
110% dari HPS
Contoh : Pengadaan Komputer

No. Jenis Barang Volume Harga Jumlah HPS % Penawaran


Penawaran Harga Jumlah terhadap HPS
1 Komputer 10 4.800.000 48.000.000 5.000.000 50.000.000 96
2 Printer 4 4.700.000 18.800.000 4.000.000 16.000.000 118
3 Scanner 2 1.450.000 2.900.000 1.500.000 3.000.000 97
4 CD Writter 5 2.500.000 12.500.000 3.250.000 16.250.000 77
82.200.000 85.250.000 96

klarifikasi tidak dimaksudkan untuk


mencari/menawarkan/ mengijinkan perubahan
harga/substansi penawaran 9
Lanjutan…
5. Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran di atas
pagu anggaran
Dalam hal terjadi seleksi gagal karena seluruh penawaran di
atas pagu, maka HPS/OE dapat dilakukan dua hal berkut :
(i) perubahan spesifikasi teknis, atau (ii) dilakukan revisi
PO/LK

6. Sebagai acuan bila ada indikasi kuat KKN


7. Sebagai bahan perhitungan penyesuaian
harga/eskalasi
8. Sebagai acuan dalam negosiasi harga pada proses
penunjukan/pemilihan langsung/pengadaan jasa
10
konsultansi
3

 Alat untuk menilai kewajaran penawaran harga termasuk rinciannya


 Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
 Dasar untuk menetapkan besaran Jaminan Pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% nilai total HPS

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN HPS bukan sebagai dasar untuk


MENETAPKAN HPS menentukan besaran kerugian negara.

ULP/PEJABAT PENGADAAN
MENGUMUMKAN NILAI TOTAL HPS
Harga optimal/ wajar

Rp Memperhitungkan semua komponen biaya

Perhitungkan keuntungan penyedia +


overhead (maks 15%)
PENYEDIA TIDAK “MARK-UP”
BARANG/ JASA
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 11
3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE

1. Setiap pengadaan harus dibuat HPS/OE


2. HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan, disusun oleh panitia/pejabat
pengadaan, disahkan pengguna barang/jasa
3. Nilai total HPS tidak bersifat rahasia (dicantumkan
pengumuman pelaksanaan pengadaan) sebagai upaya
transparansi dan menjadi bahan pertimbangan penyedia
dalam memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh
4. Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk
mencegah pencontohan dalam metoda pelaksanaan
pekerjaan dan
12
Lanjutan…
5. HPS memperhitungkan PPN, overhead &
profit (paling tingggi 15% ),
6. Tidak boleh memperhitungkan PPh, biaya
lain-lain, biaya tidak terduga.
7. Dilarang penerapan sistim koridor, misalnya
Penawaran memenuhi syarat > 80% HPS
dan < 100% HPS

13
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENYUSUNAN HPS/OE

a) Ketentuan Umum
1) Setiap pengadaan wajib dibuat HPS/OE
2) HPS, disusun oleh panitia/pejabat pengadaan, disahkan pengguna
barang/jasa
3) Nilai total HPS tidak bersifat rahasia sebagai upaya transparansi dan
menjadi bahan pertimbangan penyedia dalam memperkirakan
keuntungan yang akan diperoleh
4) Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk mencegah
keseragaman dalam metoda pelaksanaan pekerjaan
5) Ketentuan HPS pada Perpres-54 Th 2010 Pasal 11 dan Pada Lampiran
II/III/IV/V butir A,3
b) FUNGSI HPS/OE

1. Menilai kewajaran total harga dari penawaran yang


disampaikan penyedia barang/jasa beserta
rinciannya.
2. Menetapkan besarnya nilai jaminan penawaran dari
penyedia barang/jasa.
3. Menetapkan tambahan nilai jaminan pelaksanaan
bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (kurang
dari 80 % dari nilai OE).
4. Tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan
penawaran . MASTER
c)RUANG LINGKUP HPS
1) Untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
meliputi : kuantitas dan spesifikasi teknis
2) Untuk Barang meliputi : jenis, jumlah,
spesifikasi teknis barang, dan distribusi
3) Untuk Jasa Konsultan meliputi : kuantitas,
dan kualifikasi tenaga ahli dan pendukung
yang dibutuhkan (pendidikan dan
pengalaman), serta lama penugasan yang
keseluruhannya dituangkan dalam
TOR/KAK
MASTER
5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS

a) Pemilihan jenis HPS menurut bidang


Pengadaan :

1) Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

1) Jasa Konsultansi

1) Barang/Jasa Lainnya
b) BAGAN ALIR PENYUSUNAN HPS (NON KONSULTANSI)

SASARAN PAKET PEKERJAAN


(Judul Pagu/DED/EE/RAB)
DITUANGKAN DALAM BOQ) SPESIFIKASI

CARA 2 Kuantitas CARA 1 Kebutuhan Produksi Pelaksanaan


Pekerjaan Bahan Bahan Di Lapangan

Harga
Satuan Biaya Biaya Kebutuhan
Dasar Bahan Peralatan Peralatan
Perhitungan Biaya
B Umum & Biaya
Untung Upah
Penyesuaian
Perhitungan
Penggunaan
Waktu
Peralatan
DATA HARGA
HARGA SATUAN

TIDAK BIAYA
Optimasi TOTAL WAKTU
OK TIDAK
Ruang Lingkup ? PELAKSANAAN
?
OK
SELESAI
5

Catatan: Jika HPS lebih besar dari Pagu Dana, maka dapat dilakukan
1.Perubahan spesifikasi teknis
2.Revisi PO/LK.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 19


3

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 20


5

Catatan:
Biaya langsung non-personil tidak melebihi 40% dari biaya total , KECUALI
untuk pekerjaan yang bersifat khusus

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 21


ANALISIS SASARAN PAKET / PAGU
ANGGARAN
1. Teliti dana pagu anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen lain yg
dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
 Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama yang terkait dengan instruksi kepada
penyedia jasa, syarat umum/khusus kontrak,
gambar, spesifikasi teknis, serta hasil peninjauan
kondisi lapangan;
 Dibuat Daftar Kuantitas dan Harga berisi ko;om
Mata Pembayaran, Satuan, Volume, Harga Satuan,
Harga/Biaya, dan baris Sub Total, PPN dan Total
HPS sebagai berikut :
FORMAT BOQ / HARGA PERKIRAAN SENDIRI
Pekerjaan ………. .
MATA PEMBAYARAN SATUAN VOLUME HARGA HARGA
SATUAN
1. PERSIAPAN
a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
JUMLAH
PPN (10%)
TOTAL
23
PEMBULATAN
2. Untuk pekerjaan dengan kontrak harga satuan,
volume pekerjaan yang dibuat dalam HPS/OE
sama dengan volume pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Bill of Quantity (BQ) dokumen
pemilihan penyedia jasa.
 Sementara khusus untuk pekerjaan dengan
kontrak lump sum kecuali volume dapat
diputuskan tetap menggunakan atau tidak
menggunakan sepenuhnya volume pekerjaan,
metode pekerjaan yang digunakan dalam
perhitungan penawaran
3. Perhitungkan harga satuan dasar dari bahan, upah,
dan alat yang bersandarkan harga pasar setempat
hingga di job-site (biaya angkutan turut
diperhitungkan).
 Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh,
gunakan data harga yang termuat dalam
SPK/kontrak sebelumnya dengan
memperhitungkan kemungkinan perubahan
harganya berdasarkan indeks dari Badan Pusat
Statistik (BPS);
4. Hitung analisa harga untuk setiap pembayaran
(pay-item) dengan formula/rumus yang sudah
digunakan dalam perhitungan untuk mendapatkan
RAB sebagai berikut ;
Analisa harga satuan
Pekerjaan ………. Satuan ……..
KOMPONEN SATUAN VOLUME HSD (RP) HARGA (RP)

BAHAN
1.
2.

ALAT
1.
2.
UPAH
1.
2.
JUMLAH

BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN

HARGA SATUAN
PEMBULATAN
26
5. Tetapkan harga satuan : analisa harga + 15 %
(keuntungan dan bieya umum.
 OVERHEAD :
◦ OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT YANG BUKAN
BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN UNTUK SETIAP MATA
PEMBAYARAN;
◦ MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN & AUDITING;
◦ PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
◦ BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
◦ DAN LAIN SEBAGAINYA
 PROFIT :
◦ TERMASUK RESIKO PEKERJAAN
6. Hitung jumlah biaya pada setiap masa pembayaran :
jumlah volume dikalikan harga satuan;
7. Jumlahkan semua biaya untuk seluruh masa
pembayaran dari pekerjaan yang akan dilaksanakan;
8. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah
biaya untuk seluruh mata pembayaran;
9. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam HPS/OE
= Jumlah biaya seluruh mata pembayaran + PPN 10 %
10. tidak memperhitungkan biaya tak terduga, lain-laindan
(PPh)
11. nilai total HPS tidak rahasia didokumentasikan secara
baik.
12. tidak dapat digunakan sebagai perhitungan kerugian
negara.
MENGHITUNG AHS (bila
diperlukan)
a. MASUKAN
b. PROSES
c. KELUARAN
d. HARGA SATUAN
MATA PEMBAYARAN
POLA PIKIR PEMBUATAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

MASUK-AN PROSES KELUARAN

Bahan Saluran Mata pembayaran


Harga Satuan Dasar Bahan (Bahan Dasar) Berupa data
otentik yang tersedia Bahan
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
Asumsi Harga Satuan Setiap
Faktor-faktor Mata Pembayaran
2. Harga Satuan Bahan Dasar
Komposisi Campuran Dalam Spec.
3. Harga Satuan Dasar Alat
Koefisien Bahan
4. Kapasitas Alat
Harga Satuan Dasar Bahan
5. Faktor Efisiensi Produksi Alat
6. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat Volume Pekerjaan
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan (Agregat Kasar
dan Alat
Halus)
Alat 
Jenis Alat Yang Dipewrlukan
Kapasitas Alat
Harga Pekerjaan
Masukan : 1. Asumsi

2. Jenis Alat

Faktor Produksi Alat Setiap Mata
3. Kapasitas Alat

Waktu Siklus Kerja Alat (Cycle Time) Pembayaran
4. Masukan biaya Pasti

Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu
a. Umur Ekonomis Alat

Koefisien Alat
b. Jam Kerja Alat per Tahun

Harga Satuan Komponen Alat/Satuan
c. Harga Pokok Alat Waktu
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemel.; Upah Tenaga Kerja
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Dasar Tenaga Harga Total Seluruh
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar Jenis Tenaga Yang Diperlukan
Mata Pembayaran
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diperlukan
a. Proses : 1. Biaya Pass Koefisien Tenaha Kerja
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan Harga Satuan Dasar Alat
a. Kekuatan : Harga Satuan Dasar Alat
PPN 10%
Upah Tenaga
Biaya Umum & Laba
Hari Orang Standa (HO atau MD)
Jam Orang Standar ( JO atau MH) Berupa data otentik yang
tersedia Perkiraan (Estimasi)
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja Biaya Proyek
Biaya Umum + Keuntungan ( Maksimum 10 % )
Biaya Umum & Keuntungan (EE/OE)

Biaya Umum

Keuntungan 30

Resume : Biaya Umum + Keuntungan (Max. 10 %)
Sesuai Surat Edaran Menteri PU Nomor : ………………………..
BAHAN (Contoh)
Harga Satuan Bahan Dasar
Berupa data otentik yang tersedia
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Baku
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
5. Kapasitas Alat
6. Faktor Efisiensi Produk Alat
7. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Perhitungan Tenaga Kerja yang diperlukan
4. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan
(misal agregat kasar & agregat halus)
ALAT (Contoh)
- Masukan : 1.Asumsi
2.Jenis Alat
3.Kapasitas Alat
4.Masukan Biaya Pasti :
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
- Proses : 1. Biaya Pasti
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Alat
TENAGA KERJA (Contoh)
Hari Orang Standar (HO atau MD)
Jam Orang Standar (JO atau MH)
Berupa data otentik yang tersedia
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja

BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN


Biaya Umum
Keuntungan
Resume : Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maks.15%)
Sesuai surat Lampiran
Perhitungan HPS IIsesuai
Juknis Keppres
PerpresNo.18
54 ThTahun 2003
2011
b. PROSES
• HARGA SATUAN DASAR “BAHAN”
(Asumsi, Faktor-faktor, Komposisi dalam Spec, Koefisien Bahan, Harga Satuan Dasar
Bahan)

HARGA SATUAN DASAR “ALAT”
(Jenis Alat Yang Dipewrlukan, Kapasitas Alat, Faktor Produksi Alat, Waktu Siklus Kerja Alat ,
Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu, Koefisien Alat, Harga Satuan, Komponen Alat/Satuan
Waktu)
• HARGA SATUAN DASAR “TENAGA
KERJA”
(Jenis Tenaga Yang Diperlukan, Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diperlukan,
Koefisien Tenaha Kerja, Harga Satuan Dasar Alat)
OVERHEAD & PROFIT
(Biaya Umum + Keuntungan, Maksimum 15 % )
c. KELUARAN

 HARGA SATUAN
SETIAP ITEM
 HARGA PEKERJAAN
SETIAP ITEM
 HARGA TOTAL SELURUH ITEM
 HARGA PERKIRAAN SENDIRI
(HPS)
d. HARGA MATA PEMBAYARAN
ESTIMASI BIAYA

Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran

Kuantitas
Pekerjaan

Harga Pekerjaan
Setiap Mata Pembayaran

Harga Total
Seluruh Mata Pembayaran

PPN
(10%)

Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari
suatu item pekerjaan/barang dipasar setempat
hasil HPS/OE yang dihitung lebih besar dari
pagu anggaran tersedia, dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi teknis dari
pekerjaan/barang yang akan dilaksanakan.
2) Bila hal ini terjadi , maka perubahan spesifikasi
teknis dapat berupa menurunkan dan atau
peningkatan
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila
setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis
masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari
pagu anggaran tersedia.

MASTER
5. Prosedur Penyusunan HPS/OE
atas Pekerjaan Barang/Jasa
Lainnya
1. Teliti besaran dana dari pagu anggaran
yang tersedia dalam DIPA/PO/DASK/
RKAP/dokumen lain yang dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
 Nilai HPS/OE diupayakan lebih kecil dari Pagu
Anggaran;
2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, terutama yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia barang/jasa lainnya,
syarat umum/ khusus kontrak, dan spesifikasi
teknis.
 Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa, kemudia dapatkan
informasi mengenai merk barang atau jenis
jasa lainnya yang sesuai dengan spesifikasi
dimaksud dan harganya.
3. Hitung harga satuan dasar dari barang/jasa
lainnya, dengan mengacu pada rata-rata harga
barang/jasa lainnya dari seluruh barang/jasa
lainnya yang memenuhi spesifikasi teknis, yang
didasarkan pada data harga pasar setempat.
 Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh, gunakan
data harga yang termuat dalam SPK/kontrak
sebelumnya dengan memperhitungkan kemungkinan
perubahan harganya berdasarkan indeks dari Badan
Pusat Statistik (BPS);
4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar + 10
% (laba penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item
barang/jasa lainnya yaitu: jumlah volume
barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 %
jumlah biaya untuk seluruh item barang/jasa
lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam
HPS/OE = Jumlah biaya seluruh masa
pembayaran + PPN 10 %
HPS BARANG

 Teliti besaran dana dari pagu


anggaran yang tersedia dalam
DIPA/dokumen lain yang
dipersamakan.
PENDANAAN  Besaran pagu anggaran ini
merupakan batas maksimal untuk
perhitungan HPS/OE.
 Oleh karenanya nilai HPS/OE
lebih kecil dari Pagu Anggaran.

(laba penyedia jasa).


HPS BARANG
Mempelajari dan meneliti dokumen
pengadaan terutama :
◦ instruksi kepada penawar,
◦ syarat-syarat kontrak,
◦ spesiflkasi teknis dan
 DOKUMEN ◦ gambar-gambar termasuk
PENGADAAN meneliti barang yang akan dibeli
BARANG apakah barang fabrikasi, barang
fabrikasi yang akan dipasang
(install) dan uji coba atau barang
yang dibuat sendiri.
HPS BARANG

Meneliti harga-harga
pasar dari barang yang
HARGA PASAR dapat memenuhi
spesifikasi teknis sesuai
ketentuan di dalam
dokumen pengadaan.
HPS BARANG

Meneliti jumlah kandungan lokal


barang dari barang yang
memenuhi spesifikasi teknis
sesuai dokumen pengadaan, dan
KANDUNGA selanjutnya di dalam penyusunan
N LOKAL OE mempertimbangkan barang
yang jumlah kandungan lokalnya
lebih tinggi.
HPS BARANG

ANGKUTAN Meneliti tarif biaya angkutan


& ASURANSI dan biaya asuransi.
HPS
BARANG
Pengadaan barang yang akan
dipasang dan atau yang dirakit
sendiri terlebih dahulu diteliti
harga satuan dasar :
◦ bahan/material,
BARANG ◦ peralatan di pasaran
RAKITAN
◦ tenaga kerja dan
◦ upah
selanjutnya dihitung harga
satuan barang.
TEKNIS PERHITUNGAN
HPS BARANG

1. Menetapkan harga satuan : data harga satuan atau


analisa harga satuan berdasarkan harga dasar dengan
memperhitungkan keuntungan dan biaya umum
2. Dihitung jumlah biaya untuk setiap item barang, yaitu
jumlah volume barang x harga satuan
3. Dijumlah semua biaya untuk seluruh item barang
yang akan diadakan.
4. Dihitung PPN yaitu 10% x jumlah semua biaya untuk
seluruh item barang.
5. Total harga pekerjaan HPS/OE ialah jumlah biaya
seluruh item barang + PPN 10%
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu
item pekerjaan/barang dipasar setempat hasil
HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu
anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi tekni dari Barang yang akan
dilaksanakan.
2) Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan maupun peningkatan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih
mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu
anggaran tersedia.
MASTER
6. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas Pekerjaan
Jasa Konsultansi

Untuk jasa konsultansi lebih berfokus pada biaya personel,


dengan prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur awal, sama dengan prosedur
sebelumnya, dan merupakan prosedur dasar,
bahwa pengecekan besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/RKAP/dokumen lain yang
dipersamakan.
2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama hal-hal yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia jasa,
 Kerangka Acuan Kerja/Terms of
References, sehingga dapat diketahui
kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan,
data/fasilitas pelaksanaan jasa yang
diperlukan da sistem pelaporannya.
3. Komponen biaya secara garis besar terdiri dari dua
komponen, yaitu
• biaya langsung personil (renumeration) dan
• biaya langsung non personil (direct reimbursable cost),
• PPN 10%
dengan komposisi biaya langsung non personil yang
diperkenankan maksimal sebesar 40 % dari total biaya
pekerjaan.
Dikecualikan dari ketentuan dimaksud adalah pekerjaan
konsultansi tertentu : pemetaan udara, survei lapangan,
pengukuran, dan penyelidikan tanah, dan lain-lain sesuai
metoda pelaksanaannya.
Bila suatu pekerjaan dilakukan oleh konsultan perorangan
(individual consultant) maka biaya langsung personil konsultan
perorangan tersebut tidak boleh dibebankan biaya overhead dan
keuntungan/laba;
4. Harga satuan biaya langsung personil per satuan waktu,
pada dasarnya disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku.
 Bilamana harga pasar tidak tersedia, dapat
menggunakan harga satuan pada kontrak sejenis
dengan tetap mempertimbangkan terjadinya
perubahan harga berdasarkan indeks dari BPS;
 Bila diperlukan , dapat digunakan perhitungan
eskalasi harga dari harga yang dihasilkan
berdasarkan tambahan pengalaman yang layak
dalam pelaksanaan pekerjaan
5. Dari juklak tersebut perhitungan biaya langsung personil (BLP)
menggunakan formula sebagai berikut :

BLP = GD + BBS + BBU + TP + K

GD = Gaji Dasar
BBS = Beban Biaya Sosial
BBU = Beban Biaya Umum
TP = Tunj. Penugasan
K = Laba
Apabila penugasan konsultan dihitung dalam satuan selain
bulan (month), maka konversi maksimum biaya langsung
personil per satuan waktu adalah sebagai berikut:

SBOM = SBOB : 4,1


SBOH = (SBOB : 22) x 1,1
SBOJ = (SBOH : 8) x 1,3
Dimana :
• SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan
(Person Month Rate)
• SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu
(Person Week Rate)
• SBOH = Satuan Biaya Orang Hari
(Person Day Rate)
• SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam
(Person Hour Rate)
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 1203/D.II/03/2000 : SE-38/A/2000

BLP = GD + BBS + BBU + TP + K

Komponen BLP Undangan


Nasional Internasional
Gaji Dasar – GD (Basic Salary ) 1 x GD 1 x GD
Beban Biaya Sosial- BBS (Social (0,3 s.d 0,4) x GD (0,3 s.d 0,6) x GD
Charge)
Beban Biaya Umum - BBU (0,5 s.d 1,3) x GD (0,7 s.d 1,4) x GD
(Overhead Cost)
Tunjangan Penugasan – TP (0,1 s.d 0,3) x GD (0,1 s.d 0,3) x GD
Keuntungan 0,1 x (GD+BBS+BBU) 0,1 x (GD+BBS+BBU)
TOTAL Biaya Langsung Personil (2,2 s.d 3,1) x GD (2,4 s.d 3,6) x GD
HARGA PERKIRAAN LAYANAN JASA KONSULTANSI
a. BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)
• BIAYA TENAGA AHLI, ASISTEN TA, TENAGA PENDUKUNG
• OH, OB
• BERDASARKAN KEAHLIAN DAN PENGALAMAN TA
• GAJI KONTRAK TERAKHIR YANG TELAH DIAUDIT (AUDITED PAY ROLL)
• TERMASUK BBS), (BBU), DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM 10%

BEBAN BIAYA SOSIAL (BBS) BEBAN BIAYA UMUM (BBU) TUNJANGAN HARI
DIBAYARKAN KEPADA TA TETAP LIBUR
(PERMANEN):  Biaya manajemen dan administrasi kantor
 tunjangan hari libur  Gaji tenaga adm, juru ketik, pesuruh,
pengemudi, dsb
 cuti tahunan  Biaya jasa hukum, auditor, dsb
 cuti sakit  Biaya kantor/ruang kerja
 tunjangan pengobatan  Biaya listrik, air, telpon, dsb
 tunjangan transportasi  Biaya karena kekosongan kerja
 tunjangan pensiun  Biaya depresiasi
 asuransi tenaga kerja  Bunga modal
 tunjangan sosial lainnya  Biaya penelitian dan pengembangan
 Bu lainnya.

KEUNTUNGAN (K)
 keuntungan perusahaan TUNJANGAN PEKERJAAN (TP):
 deviden/bonus tunjangan khusus untuk tenaga ahli penugasan
 dana cadangan dan investasi tertentu
 pajak perusahaan ha-hal lain:
b. Biaya Langsung Non Personil

(direct reimbursable cost), seperti :


- biaya pelaporan,
- komunikasi,
- perjalanan,
- biaya sewa kantor dan fasilitas kerja,
- biaya pengurusan surat ijin,
- biaya sewa kendaraan dll
tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total biaya,
kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat
khusus, seperti:
pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyelidikan
tanah, dan lain-lain.
6. Hitung jumlah biaya setiap item pengeluaran,
baik
untuk biaya langsung personil (BLP) maupun
biaya
langsung non personil (BLNP), dengan cara
sebagai
berikut :

BLP = Jml Personil x Lama Penugasan x Imbalan per satuan waktu

BLNP = Jumlah volume pekerjaan x harga satuan

Jumlah personil = tenaga ahli/tenaga pendukung


sesuai dengan pendidikan/pengalamannya.
Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada data
harga setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survey
menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
• biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
• inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs
tengah Bank Indonesia;
• hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang
dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan
• perencana (engineer’s estimate);
• norma indeks; dan/atau
• informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
SEBAGAI REFERENSI
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 604/D.VI/02/1998 : SE-35/A/21/0298

UNDANGAN NASIONAL UNDANGAN NASIONAL


PENDIDIKAN S1 PENDIDIKAN S2/S3

KELOMPOK TAHUN RUPIAH KELOMPOK TAHUN RUPIAH


AHLI PENGALAMAN (PER BULAN) AHLI PENGALAMAN (PER BULAN)

AHLI MUDA 1-4 4,400,000 - 5,200,000 AHLI 1-4 5,200,000 - 6,100,000

AHLI 5-8 5,500,000 - 7,100,000 AHLI UTAMA 5-8 6,500,000 - 7,800,000

AHLI UTAMA 9 - 12 7,500,000 - 9,000,000 9 - 12 8,200,000 - 9,800,000

13 - 16 9,500,000 - 11,100,000 AHLI KEPALA 13 - 16 10,400,000 - 13,100,000


AHLI KEPALA

17 - 20 11,700,000 - 12,900,000 17 - 20 14,300,000 - 18,600,000


PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item
pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi teknis (KAK)dari pekerjaan Jasa
Konsultansi yang akan dilaksanakan.
2) Bila hal perubahan terjadi pada tenaga ahli jasa konsultansi,
maka perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan (down-grade) kualifikasi tenaga ahlinya
(konsultan pendidikan S2 menjadi S1 atau pendidikannya
tetap sama namun persyaratan pengalamannya diturunkan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai
nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.

MASTER
7. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas
Pekerjaan Konstruksi
1. Teliti dana pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA/PO/DASK/
RKAP/dokumen lain yang dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas maksimal untuk
perhitungan HPS/OE.
 Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa, terutama yang terkait
dengan instruksi kepada penyedia jasa, syarat umum/khusus
kontrak, gambar, spesifikasi teknis, serta hasil peninjauan kondisi
lapangan;
 Dibuat Daftar Kuantitas dan Harga berisi ko;om Mata Pembayaran,
Satuan, Volume, Harga Satuan, Harga/Biaya, dan baris Sub Total,
PPN dan Total HPS sebagai berikut :
 Pilih cara 1 atau 2 pada uraian prosedur penyusunan HPS
2. Pelajari dokumen paket pemilihan penyedia
pekerjaan konstruksi, terutama yang terkait
dengan instruksi kepada penyedia , syarat
umum/ khusus kontrak, dan spesifikasi
teknis.
 Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan ,
kemudia dapatkan informasi mengenai
spesifikasi dimaksud dan yang terkait
dengan harganya.
3. Hitung harga satuan dasar , dengan mengacu
pada rata-rata data harga yang didapat dari
seluruh mata pembayaran yang memenuhi
spesifikasi teknis, yang didasarkan pada data
harga pasar setempat.
 Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh,
gunakan data harga yang termuat dalam
SPK/kontrak sebelumnya dengan
memperhitungkan kemungkinan perubahan
harganya berdasarkan indeks dari Badan Pusat
Statistik (BPS);
4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar + 10
% (laba penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item
barang/jasa lainnya yaitu: jumlah volume
barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 %
jumlah biaya untuk seluruh item barang/jasa
lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam
HPS/OE = Jumlah biaya seluruh masa
pembayaran + PPN 10 %
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Proyek / Bagpro
No. Paket Kontrak
:
:
(Contoh)
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

No. Mata Perkiraan Harga Jumlah


Uraian Satuan
Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga
(Rupiah) (Rupiah)
a b c d e f = (d x e)

DIVISI 1. UMUM

1.2 Mobilisasi LS 1.0 438,310,000 438,310,000

1.8 (1) Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas LS 1.0 22,626,056 22,626,056
1.8 (2) Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara LS 1.0 121,795,484 121,795,484

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 582,731,540

DIVISI 2. DRAINASE

2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 10,000.0 16,258.75 162,587,500

2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3 598.0 363,058.22 217,108,816

1
2.3 (1) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam < 45 cm M 23.0 177,997.17 4,093,935
2.3 (2) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 45-<75 cm M1 23.0 252,705.21 5,812,220
2.3 (3) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75-<95 cm M1 23.0 398,363.27 9,162,355
1
2.3 (4) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 95-120 cm M 23.0 524,402.92 12,061,267
2.3 (5) Gorong-Gorong Beton Tanpa Tulang Diameter Dalam 20-30 Cm M1 235.0 71,433.66 16,786,910
2.3 (6) Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang Ton 2.3 9,893,851.45 22,755,858

2.4 (1) Timbunan Porus atau Bahan Penyaring M3 24.0 178,265.33 4,278,368
2.4 (2) Anyaman Filter Plastik M2 24.0 16,857.50 404,580
2.4 (3) Pipa Berlubang Banyak Untuk Pek. Drainase di Bawah Permukaan M1 24.0 24,532.41 588,778

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 455,640,587
(Contoh)
Cumm
% Thd. No. Mata Perkiraan Harga Jumlah % for
Uraian Satuan
Total Pembayaran Kuantitas Satuan Harga-Harga Major
Biaya (Rupiah) (Rupiah) Items
a c d e f g h i

0.1472 7.6 (18) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm Buah 4.0 10,573,063 42,292,250
0.2034 7.6 (19) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm Buah 4.0 14,609,305 58,437,222
26.1327 5.1 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 26,750.0 280,650 7,507,398,200
15.2901 5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 16,050.0 273,679 4,392,552,765
7.7870 6.3 (5) Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) t = 5 cm M2 74,900.0 29,867 2,237,038,300
9.3947 6.3 (6) Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC) t = 5 cm M3 3,745.0 720,672 2,698,916,003
5.6424 4.2 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 5,936.0 273,072 1,620,954,680
2.2249 3.1 (1) Galian Biasa M3 31,890.0 20,043 639,158,833
1.6678 7.2 (1) a Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ...31.60.... meter Buah 8.0 59,892,502 479,140,018
1.6710 6.5 (1) Campuran Aspal Dingin Untuk Pelapisan Kembali M3 651.0 737,418 480,058,949
7.5152 3.2 (2) Timbunan Pilihan M3 10,000.0 215,896 2,158,956,700
1.7387 8.4 (1) Marka Jalan Thermoplastic M2 4,400.0 113,523 499,499,836
1.7252 6.3 (4) Asphalt Treated Base (ATB) M3 634.0 781,708 495,602,612
0.8556 7.3 (1) Baja Tulangan U24 Polos Kg 43,750.0 5,618 245,798,423
1.5257 1.2 Mobilisasi LS 1.0 438,310,000 438,310,000
0.6257 7.6 (9) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran 40x40cm M3 76.0 2,365,231 179,757,542
0.7557 2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3 598.0 363,058 217,108,816
0.5660 2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 10,000.0 16,259 162,587,500
0.4710 7.6 (10) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.40cm M3 76.0 1,780,272 135,300,657
0.7734 7.10 (1) Pasangan Batu Kosong Yang Diisi Adukan M3 710.0 312,924 222,176,352
0.5659 8.1 (5) Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor M3 200.0 812,834 162,566,856
0.5243 6.1 (2) Lapis Perekat Liter 46,850.0 3,215 150,634,931
0.5224 6.3 (3) Lataston (HRS) M2 6,330.0 23,711 150,089,237
0.4240 1.8 (2) Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara LS 1.0 121,795,484 121,795,484
0.5565 6.2 (1) Agregat Penutup BURTU M2 34,800.0 4,594 159,883,032
0.2860 7.6 (8) Pengadaan Tiang Pancang Baja Kg 7,600.0 10,809 82,150,908
0.4154 7.1 (6) Beton K175 M3 200.0 596,615 119,322,964
0.3417 6.3 (1) Latasir (SS) Kelas A M2 6,310.0 15,559 98,174,892
0.5009 8.1 (1) Lapis Pondasi agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor M3 500.0 287,787 143,893,720
0.3424 7.1 (5) Beton K250 M3 150.0 655,766 98,364,899
0.2853 6.3 (2) Latasir (SS) Kelas B M2 6,320.0 12,969 81,964,017
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket
Prop / Kab / Kodya
:
: (Contoh)
Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)

1 Umum 582,731,540
2 Drainase 455,640,587
3 Pekerjaan Tanah 3,167,917,967
4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 1,787,997,295
5 Pekerasan Non Aspal 12,074,420,321
6 Perkerasan Aspal 6,852,461,415
7 Struktur 2,465,995,206
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 1,046,643,138
9 Pekerjaan Harian 188,739,021
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin 105,485,011

(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 28,728,031,501
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 2,872,803,150
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 31,600,834,651
Terbilang : ……………………………………………………………………………………....................................
……………………………………………………………………………………....................................

..............., ................. 20...

Menyetujui / Mengesahkan Panitia Pelelangan


Proyek / Bagpro ...................... Ketua,
Pinpro / Pinbagpro,
SATUAN MATA PEMBAYARAN
BAHAN
□ Faktor Kembang Susut dan Faktor Kehilangan
□ Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi)
□ Harga Satuan Dasar Bahan
ALAT
□ Jenis
□ Kapasitas
□ Faktor Produksi
□ Waktu Siklus Kerja (Cycle Time)
□ Hasil Produksi/Satuan Waktu
□ Kuantitas Jam Kerja
□ Harga Satuan Dasar Alat
TENAGA KERJA
□ Kualifikasi
□ Jumlah
□ Kuantitas Jam Kerja
□ Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
□ Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE mak simum 15%)
1. KOMPONEN
BAHAN
• DIPEROLEH DARI SPESIFIKASI :
– LANGSUNG : DAPAT DIAMBIL DARI
TABEL ATAU DIHITUNG DARI FORMULA
YANG TERSEDIA DALAM SPESIFIKASI
– TIDAK LANGSUNG : HARUS DIHITUNG
DARI GRADASI ATAU KETENTUAN LAIN
YANG DISYARATKAN DALAM
SPESIFIKASI DENGAN SUATU ASUMSI
2. Komponen Alat

1) Biaya Pasti
2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan
3) Rumus Umum Kapasitas
Produksi
3. OVERHEAD &
PROFIT
• OVERHEAD :
– OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR
PUSAT YANG BUKAN BAGIAN DARI BIAYA
PENGADAAN UNTUK SETIAP MATA
PEMBAYARAN;
– MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN &
AUDITING;
– PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
– BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
– DAN LAIN SEBAGAINYA
• PROFIT :
– TERMASUK RESIKO PEKERJAAN
ESTIMASI BIAYA (Contoh)
Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran

Kuantitas
Pekerjaan

Harga Pekerjaan
Setiap Mata Pembayaran

Harga Total
Seluruh Mata Pembayaran

PPN
(10%)

Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu
item pekerjaan/barang dipasar setempat hasil
HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu
anggaran tersedia, dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi tekni dari pekerjaan Pekerjaan
Konstruksi yang akan dilaksanakan.
2) Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan maupun peningkatan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih
mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari pagu
anggaran tersedia.
MASTER
MATERI TAMBAHAN
(hanya sebagai referensi)

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PERALATAN


PERHITUNGANPEKERJAAN KONSTRUKSI
HARGA SATUAN PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

SUMBER : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PENGEMBAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KRITERIA PERALATAN
• Uraikan jenis peralatan yang dipakai dalam kodenya,
umpamanya wheel loader (E 15), dump truck (F 08),
P. tyre roller (E 18), alat bantu, dll peralatan sesuai
spesifikasi peralatan Jalan Kabupaten.
• Tentukan satuan waktu bekerja alat, umpamanya
jam, lumpsum.
• Tentukan kuantitas atau koefisien alat dalam
desimal, umpamanya 0,0005; 1.000 dll.
• Hitung harga satuan masing-masing jenis alat
memproduksi satu satuan jenis Pekerjaan.
• Hitung harga masing-masing jenis alat sesuai
kuantitas atau koefisien pemakaian dikaliakan harga
satuan.
• Jumlahkan harga komponen alat-alat.
HARGA DASAR SATUAN PERALATAN
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan
Peralatan adalah :
• Kondisi Alat 90 s/d 100% (baru)
Kondisi peralatan 90% s/d 100%,berlaku untuk
peralatan yang baik dan keadaan siap pakai, dengan
kemampuan minimal 70%, sudah dipakai tetapi belum
melebihi 1 (satu) tahun/ 1000 jam kerja. (belum
pernah di-overhoul)
• Peralatan kondisi 70 s/d 89 % , ialah peralatan yang
baik lama dalam keadaan siap pakai operasi dengan
kemampuan minimal 70% (sesuai ketentuan pabrik).
• Peralatan kondisi 60 s/d 69 % ialah peralatan dengan
keadaan rusak ringan operasi yang masih layak
dioperasikan dengan kemampuan minimal adalah 60%
sesuai ketentuan pabrik. Peralatan tersebut adalah
yang sudah lebih dari 2 tahun/3000 jam kerja.
FAKTOR PRODUKSI PERALATAN
1. Faktor Peralatan
– Untuk peralatan yang baik baru …………… = 1,00
– Untuk peralatan yang baik lama …….…….. = 0,90
– Untuk peralatan yang rusak ringan operasi …. = 0,80
2. Faktor Operator
– Untuk Operator kelas I …………………. = 1,00
– Untuk Operator kelas II …………………. = 0,80
– Untuk Operator kelas III …………………. = 0,70
3. Faktor Material (bahan)
4. Faktor Material mencakup :
– Berat / Volume material (lampiran 1)
– Faktor Kohesip :
 non kohesip = 0,60 – 1,00
 kohesip = 0,75 – 1,10
– Konversi volume material (lampiran 2).
5. Faktor Menejemen dan sifat manusia
Faktor menejemen dan sifat manusia dengan keadaan :
 Sempurna = 60/60 = 1,00
 Baik = 55/60 = 0,92
 Sedang = 50/60 = 0,82
 Buruk = 45/60 = 0,75
6. Faktor Cuaca
Faktor cuaca dengan keadaan :
 baik = 1,00
 sedang = 0,80
6. Faktor Perlengkapan (Attachment)
Faktor attachment untuk jenis dan tipe peralatan
Faktor Kondisi Lapangan :
 Berat = 0,70
 Sedang = 0,80
 Ringan = 1,00
MENGHITUNG BIAYA SEWA PERALATAN

• Harga alat dalam contoh analisis tersebut mengacu


kepada Buku Panduan Analisa harga Satuan Ditjen Bina
Marga, Dep. PU, No. 028/T/BM/1995.
• Biaya pemakaian suatu alat dapat dirinci ke dalam dua
komponen biaya utama :
– Biya Pemilikan
(Biaya Pasti = ‘Initial Cost’ atau ‘ Capital
Cost’)
– Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan
(‘Direct Operational and Maintenance Cost’)
HARGA SEWA ALAT/JAM

BIAYA PEMILIKAN
BIAYA OPERASI DAN
(PENGEMBALIAN ) MODAL
PEMELIHARAAN/JAM
DAN BUNGA)
Biaya Pemilikan (Biaya Pasti = ‘Initial Cost’
atau ‘Capital Cost’)

(B – C) x D + F
G=
W

G = Biaya pemilikan (biaya pasti) per jam


B = Harga alat setempat
C = Nilai sisa (‘Salvage Value’sebesar 10% ), yaitu nilai/harga dari
peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir
D = Faktor pengembalian modal dan factor angsuran, biasa disebut C.R.F.
dan dapat dihitung dengan rumus
F = Biaya asuransi, pajak dan lain-lain per tahun diambil sebesar 2 permil
dari ‘initial cost’ atau 2 permil dari nilai sisa alat.
= 0,002 x B atau = 0,02 x C
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
Ix(1+I)A
D ( C.R.F ) = ----------------------- dimana
(1+I)A–1

D = Faktor pengembalian modal


i = Bunga tiap tahun
A = Umur pemakian dalam tahun atau umur ekonomis
peralatan (‘Economic Life Years’) dalam tahun yang lamanya
tergantung dari tingkat penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatannya.
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
• Bertugas berat (memungkinkan bekerja secara
terus menerus sepanjang tahun) dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 250 hari/tahun,
– W = 8 x 250 x 1 = 2.000
jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas sedang dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 200 hari/tahun,
– W = 8 x 200 x 1 = 1.600 jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas ringan dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 150 hari/tahun, maka
– W = 8 x 150 x 1 = 1.200 jam/tahun
Biaya Operasi Peralatan

• Bahan Bakar (H), Oli, Pelumas (I) dan ‘Filter’ ( FL )


– H (dalam liter) = 12,50 % x HP/jam, untuk alat
yang bertugas ringan
– H (dalam liter) = 17,50 % x HP/jam, untuk alat
yang bertugas berat
– I (dalam liter) = 1 % x HP/jam, untuk peralatan
sederhana, termasuk pelumas dan grease
– I(dalam liter) = 2 % x HP/jam, untuk peralatan
cukup kompleks, termasuk pelumas dan
grease.
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
( Woorkshop (J) )
Biaya perawatan dan perbaikan peralatan (termasuk
penggantian ban) yang harus disediakan, dihitung
sebesar 60% dari biaya pengembalian modal. Hal ini
ditunjukan sebagai berikut :

Biaya Pengembalian Modal x 0,6


Biaya Perawatan
Perbaikan Per Jam =

Waktu Operasi (Jam Dalam Tahun)


Tabel II.4. DAFTAR HARGA SEWA PERALATAN
(BUKAN NILAI SEKARANG)
BIAYA
No. URAIAN KO HP KAP. HARGA SEWA KET.
DE ALAT ALAT/JAM
(di luar PPN)
1. ASPHALT MIXING PLANT E01 220.0 50.0 T/Jam 1,341,125,891 1,194,442.80 Alat Baru
2. ASPHALT FINISHER E02 50.0 5.0 Ton 247,812,175 76,010.49 Alat Baru
3. ASPHALT SPRAYER E03 15.0 800.0 Liter 55,862,745 26,225.32 Alat Baru
4. BULLDOZER 100-150 HP E04 140.0 - 588,028,890 184,624.62 Alat Baru
5. COMPRESSOR 4000-6500 L\M E05 80.0 - 54,602,683 49,111.95 Alat Baru
6. CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 E06 15.0 500.0 Liter 117,605,778 42,183.71 Alat Baru
7. CRANE 10-15 TON E07 150.0 25.0 Ton 777,038,177 228,629.60 Alat Baru
8. DUMP TRUCK 3-4 M3 E08 100.0 6.0 Ton 92,404,540 64,325.45 Alat Baru
9. DUMP TRUCK E09 125.0 8.0 Ton 285,614,032 114,572.90 Alat Baru
10. EXCAVATOR 80-140 HP E10 80.0 0.5 M3 504,024,763 145,275.19 Alat Baru
11. FLAT BED TRUCK 3-4 M3 E11 125.0 4.0 M3 105,005,159 75,927.86 Alat Baru
12. GENERATOR SET E12 220.0 180.0 KVA 126,006,191 114,265.22 Alat Baru
13. MOTOR GRADER >100 HP E13 125.0 - 424,220,842 144,230.72 Alat Baru
14. TRACK LOADER 75-100 HP E14 95.0 1.5 M3 504,024,763 150,618.94 Alat Baru
15. WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3 E15 125.0 1.5 M3 399,019,604 138,838.39 Alat Baru
16. THREE WHEEL ROLLER 6-8 T E16 60.0 8.0 Ton 155,407,635 63,556.28 Alat Baru
17. TANDEM ROLLER 6-8 T. E17 60.0 8.0 Ton 155,407,635 63,556.28 Alat Baru
18. TIRE ROLLER 8-10 T. E18 60.0 10.0 Ton 176,408,667 72,243.92 Alat Baru
19. VIBRATORY ROLLER 5-8 T. E19 60.0 8.0 Ton 197,409,699 77,154.83 Alat Baru
20. CONCRETE VIBRATOR E20 3.0 - 7,854,386 13,725.48 Alat Baru
21. STONE CRUSHER E21 220.0 50.0 T/Jam 1,010,989,671 307,554.48 Alat Baru
INFORMASI UMUM ATURAN
SEWA
1. Jam kerja efektif dalam 1 hari 7.0 jam 
2. Asuransi, Pajak, dsb. untuk Peralatan  = 0.002 x
Harga Pokok Alat 
3. Tingkat Suku Bunga Investasi Alat  =20.00 % 
4. Biaya Umum dan Keuntungan 
= 10.00 % x Biaya Langsung
DEPRESIASI ALAT BERAT
Depresiasi terdiri dari tiga macam : (BUKAN NILAI SEKARANG)
1. Straight Line Method / Garis Lurus
2. Declining Balance Method / Sum of the year method
3. Double Declining Balance Method

STRAIGHT LINE METHOD


• Harga alat berat Rp. 330 juta
• Nilai sisa 10 % Rp. 30 juta
• Umur alat berat = 5 tahun = 10,000 jam kerja

Rp.300 juta – Rp. 30 juta


DEPRESIASI = ----------------------------------- = Rp. 54 juta/
tahun
5 tahun

Rp. 300 juta – Rp. 30 juta


------------------------------------- = Rp. 27.000 / jam
10.000
DECLINING BALANCE METHOD /
SUM OF THE YEAR METHOD
• Harga alat berat Rp. 300 juta.
• Umur alat berat 5 tahun : 1+2+3+4+5 = 15
• Depresiasi tahun ke 1 = 5/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.90 juta.
• Depresiasi tahun ke 2 = 4/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.72 juta
• Depresiasi tahun ke 3 = 3/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.54 juta.
• Depresiasi tahun ke 4 = 2/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp. 56 juta.
• Depresiasi tahun ke 5 = 1/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.18 juta.

FAKTOR DEPRESIASI NILAI ALAT

Akhir tahun Faktor Depresiasi Depresiasi akhir tahun ke Nilai buku


ke Rp….. juta Rp….. Juta
1 2 3 4
0 0 0 300
1 5/15 90 180
2 4/15 72 108
3 3/15 54 54
4 2/15 36 18
5 1/15 18 0
DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD

• Harga alat berat Rp. 300 juta


• Umur alat berat = 5 tahun
• Depresiasi rata-rata tiap tahun = 20 %
• Faktor depresiasi = 2 x 20 % = 40 %
• Depresiasi tahun ke-1 = 40 % x Rp. 300 juta = Rp. 120 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.300 juta – Rp.120 juta = Rp. 180 juta
• Depresiasi tahun ke-2 = 40 % x Rp. 180 juta = Rp. 72 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.180 juta – Rp.72 juta = Rp. 108 juta
• Depresiasi tahun ke-3 = 40 % x Rp. 180 juta = Rp. 43,2 juta
• Nila sisa / Nilai buku = Rp.180 juta – Rp.43.2 juta = Rp. 64,8 juta
• Depresiasi tahun ke-4 = 40 % x Rp.64,8 juta = Rp. 25,9 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.64,8 juta – Rp. 25,9 juta = Rp. 38,9 juta
• Depresiasi tahun ke-5 = 40 % x Rp. 38,9 juta = Rp. 15,6 juta
Produktivitas per jam
V x E x 60
Q = ------------------ = M3 /
jam,
W
500 x 0.83 x 60
Q = ------------------ = 2,490 M3 /
jam
10
Atau koef per m3 memerlukan waktu 1/Q = 0,4025 jam
Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang dikerjakan secara
mekanis, produksi adukan yang dihasilkan oleh concrete mixer : Q = 2,490
m3 / jam atau untuk 1 m3 adukan yang dihasilkan oleh conrete mixer
diperlukan waktu selama 1 / Q = 0,4025 jam, maka koefisien alat adalah :
0,4025
KOEFISIEN ALAT
• Koefisien alat adalah faktor yang menunjukkan
lamanya pelaksanaan pekerjaan untuk menghasilkan
satu satuan volume yang diproduksi alat tersebut.
• Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Adukan
( Mekanik ) Analisa E1 – 22. Peralatan diperlukan :
– Concrete mixer
– Kapasitas alat V= 5001
– Faktor efisiensi E = 0,83
– Waktu siklus WS, terdiri dari :
• Memuat T 1 = 3,00 menit
• Mengaduk T 2 = 4,00 menit
• Menuang T 3 = 1,00 menit
• Tunggu dll = 2,00 menit
• WS = T1 + T2 + T3 + T4 =10..00 menit
• PRODUKSI PERALATAN
– Q = PRODUKSI PER JAM
– Q = KAPASITAS ALAT PER SIKLUS
– N = JUMLAH SIKLUS
– N = 60/ws
– E = EFISIENSI KERJA TOTAL
– WS = WAKTU SIKLUS DALAM MENIT
• EFISIENSI PRODUKSI
– FAKTOR BUCKET (SHOVEL & LOADER)
– FAKTOR BUCKET (EXCAVATOR)
– FAKTOR POSISI (EXCAVATOR)
– FAKTOR SUDU (BULDOZER)
WAKTU SIKLUS
• WAKTU YANG DIBUTUHKAN MULAI DARI GERAKAN
AWAL SAMPAI PADA GERAKAN MULAI KEMBALI.

BULDOZER

WS= P
………….. + D
………… + Z
F R
EXCAVATOR HIDROLIS

WS :
– WAKTU GALI
– WAKTU PUTAR 2 x
– WAKTU BUANG
DUMP TRUCK
• WAKTU MUAT
• WAKTU ANGKUT
• WAKTU BUANG
• WAKTU KEMBALI
• WAKTU TUNGGU DAN TUNDA
MOBILISASI ALAT
PERHITUNGAN JUMLAH [n] ALAT MOBILISASI
• Mobilisasi ke-lokasi
– Fasilitas angkutan yang ada.
– Fasilitas Jalan yang di-lalui.
– Mana yang lebih murah menggunakan.fasilitas
angkutan lainnya
• Asumsi Perhitungan Mobilisasi untuk Peralatan.
– Jumlah Alat yang akan di-pakai di-Proyek
– Jenis Peralatan yang diperlukan.disesuaikan dg
item Pekerjaan.
– Kapasitas Peralatan yang cocok dg setuasi
medan.
Perencanaan beberapa lokasi Proyek yang direncanakan
diantaranya :

 Perencanaan Peralatan di-Lokasi pekerjaan yang


punya no-Pembayaran.
 Perencanaan Peralataan Utama Di Quaray.
 Perencanaan Peralatan Pendukung alat Utama di
Quaray
 Perencanaan Peralatan Pemeliharaan.
 Perencanaan Peralatan untuk Pengaspalan
 Perencanaan Peralatan untuk Konstruksi Jembatan.
 Perencanaan Peralatan Utama di Base Camp.
 Perencanaan Peralatan Pendukung di Base Camp
Perhitungan Jumlah Peralatan

• Dalam kontrak pelaksanaan suatu proyek


jalan, umumnya telah ditentukan jangka
waktu pelaksanaaan untuk setiap jenis
pekerjaan serta volume pekerjaan yang
harus diselesaikan.
• Dari koefisien alat yang telah dihitung
sebelumnya dapat ditentukan jumlah alat
yang diperlukan untuk setiap jenis
pekerjaan dari suatu proyek jalan
berdasarkan suatu kontrak tertentu.
TABEL II.7. PERHITUNGAN JUMLAH PERALATAN

Waktu (dari jadwal pelaksanaan) Kebutuhan Alat


Volume Target
Jumlah jam pekerjaan produksi Total
Jum efektif (dalam pekerjaan Koef. Alat per
No Jenis Pekerjaan Jumlah Perjenis Pembula
per jenis
Pekerjaa kelompo
lah satuan (dlm
hari tan
Bula
efektif Per pekerjaan satuan pek (dari k
n Total n (Unit) Jumlah
hari ) pekerjaan) analisa) pekerjaa
n
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8 = 7:6 9 10=8x9 11=E10 12
A. Dump truck (E08)
1. Pek. Tanah
2.1 6 152 7 1.064 20.000 18.797 0.0840 1.579
3.1 (1) 6 150 7 1.050 88.000 83.810 0.0840 7.040 12.07 13 unit
3.1 (1) 6 150 7 1.050 44.000 41.905 0.0880 3.688
2. Base :
5.1 (1) 14 343 7 2.401 40.000 16.660 0.2720 4.531 4.531 5 unit
3. Aspal
6.1 (1) 14 274 7 1.918 210.000 109.489 0.0020 0.219
6.1 (2) 14 274 7 1.918 280.000 145.985 0.0020 0.292
6.1 (2) 12 223 7 1.561 176.000 112.748 0.0174 1.962 9.651 10 unit
6.1 (3) 12 223 7 1.561 316.000 202.343 0.0020 0.405
6.1 (3) 12 240 7 1.680 344.000 204.762 0.0114 2.334
6.1 (5) 14 274 7 1.918 22.000 11.470 0.3870 4.439
4. Pek. Lainnya
Jumlah 35 unit
RUMUS RUMUS UMUM :

Jumlah Volume
Jumlah Alat =
Kapasitas alat x Target Waktu

• Untuk setiap satu jenis Alat.


• Jumlah hari Effektip
• Jumlah Volume
• Kapasitas Alat per/jam
• Penjumlahan dari setiap jenis alat dalam
perhitungan merupakan keperluan alat yang
dikehendaki dalam setiap nomor pekerjaan
PERHITUNGAN JUMLAH TRUK UNTUK PEKERJAAN DI-
PLAN
• Kapasitas AMPdalam ton/jam,adalah 90,5 ton/batch.
• [waktu penuangan per batch=0.5 menit ] Jarak antara
AMP ke lokasi proyek=30 km.
• Kapasitas Dump Truck = 10 ton.
• Kecepatan rata-rata = 30 km/jam.
• Travel Time = 30 km = 36 menit
50 km/jam
• Loading Time = 10 menit
• Dumping & manuver =8 menit
• Cycle Time = 10 + [2x36]+8=90 menit [1,5 jam]
• Jumlah truck = 60 ton /jam x 1,5 jam = 9 buah.
10 ton
Kapasitas AMP x Cycle Time
Jumlah Truck =
Kapasitas Truck.

• Dengan scedulle Peralatan jangan ada yang Idle


(nganggur )
• Apabila masih kedodoran, tidak masuk target volume
yang berkaitan dengan alat,maka sangat perlu ada
tambahan alat lagi atau di-lemburkan.
• Disarankan jenis alat yang operasinya menggunakan
track ( rantai ) sebaiknya untuk perpindahan alat dari
lokasi asal kelokasi lain diangkut dg Trailer)
• Disarankan pemakaian operator dan mekanik
menggunakan : operator kelas 1, apabila kita
menggunakan sembarangan akan mengakibatkan biaya
maintenance yang mahal dan membuang-buang waktu.
Produksi Aggregat (Stone crusher)
• Diperlukan ukuran • Feeder ke II 76%=40ton/jam
10-20mm 40.000 dipilih kapasitas secondary
ton/tahun 40ton/jam
• 1 tahun = 200 hari • Asumsi setting 85% discharge
= 1.600 jam 20mm produksinya 0-10=35%;
10-20mm=50%; >20mm=15%
• Teoritis 25 ton/jam diambil
kapasitas Primer 50ton/jam
• 10-20mm = 12%; • Produk II 10-20mm =19ton/jam
• 0-10mm = 12%; • Total = I+ II
• >20mm = 76% • = 6Ton +19Ton
• Produk I = 6 ton/jam • =25ton/jam
• Pilihan Primer=50TPH;
Secondary=40 TPH
DUMP TRUCK

• Asumsi • Untuk memenuhi


Kapasitas 5 ton; kebutuhan 50 ton/jam
kecepatan=15km/jam;
diperlukan
waktu muat+bongkar=5menit;
jarak = 2 km
DumpTruck = 50 /14
• Satu cycle = 3,6 unit
=4km/15km/jam+5menit dibulatkan menjadi
= 21 menit
4 Unit Dump Truck
• Produksi DT
= 60menit/21menit x 5ton
= 14 ton/jam
Wheel Loader
• Kapasitas Loader 1,5m3 • Faktor eff diambil = 0,6;
Jarak stock pile 25m; kecepatan berat jenis = 1,85
rata-rata 5 km/jam; • Produksi Loader
bongkar muat 1 menit =56,25x0,6x1,85=62ton/jam
• Cycle time • Diperlukan Loader 1 Unit untuk
= 0.050km/5km+1menit mengisi crusher
= 1,6 menit
• Produksi Loader • Untuk quarry 1 unit Loader
= 60 menitx1,5m3/1,6menit • Primer Jaw crusher 50 tph
= 56,25 m3/jam • Secondary cone crusher 40tph
• Dump truck 5 ton 4 unit
• Loader 1,5m3 sebanyak 2 unit
URAIAN ANALISA HARGA SATUAN

I. ASUMSI
II. URUTAN KERJA
III. PEMAKAIAN
– BAHAN  KOEFISIEN BAHAN
– ALAT  KOEFISIEN ALAT
– TENAGA KERJA  KOEFISIEN TENAGA

Anda mungkin juga menyukai