Anda di halaman 1dari 7

Contoh implementasi strategi

multisektor dan multifaktor


pengolahan sagu
Implementasi multisektor
Implementasi multisektor dalam proses diversifikasi pangan sagu dapat
dilakukan dengan cara terfokus pada kerja sama lintas sektor seperti :
1. Meningkatkan kerja sama secara menyeluruh antar bidang terkait
seperti bidang pertanian, perdagangan, dan pangan untuk
mengembangkan pengolahan produk sagu
2. Memperbaiki dan meningkatkan sistem informasi mengenai akses
pengetahuan, pengolahan, serta jual beli produk sagu
3. Menggalakkan kampanye edukasi masyarakat terkait pangan non
beras, terutama sagu melalui MASSI (Masyarakat Sagu Indonesia)
4. Melakukan pembinaan terhadap UKM pangan lokal untuk dapat
meningkatkan proses usaha pangan terutama jenis sagu supaya dapat
bersaing dan terlihat di mata konsumen
5. Meningkatkan produksi sagu diberbagai wilayah sehingga lebih
mudah dijangkau oleh masyarakat.
6. Memperkuat program sistem pembinaan dan pengembangan sistem
disertai penyediaan fasilitas praktik seperti penyediaan transportasi dan
sarana distribusi yang menunjang produksi sagu.
Implementasi multifaktor
Fokus implementasi multifaktor dalam diversifikasi pola pangan sagu
dilakukan dengan mengembangkan penguatan antar faktor yang
berpengaruh seperti ekonomi, sosial, budaya, kesehatan. pengembangan
implementasi multifaktor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan perbaikan dalam faktor ekonomi terutama dari segi
pengolahan dan penjualan produk sagu melalui proses rebranding dan
modernisasi produk sagu
2. Melakukan dukungan usaha dengan kerja sama antar badan usaha
negara, pemerintah, maupun swasta untuk membantu dalam
peningkatan kapasitas usaha sagu
3. Penguatan dan edukasi pengusaha sagu untuk lebih terfokus pada
pengolahan dan pemasaran sagu lokal guna memperkaya jenis
konsumsi pangan masayarakat. Dapat dilakukan dengan menarget pasar
makanan terutama yang berfokus pada tepung sagu
4. Melakukan intervensi konsumsi sagu dengan kampanye nasional
layaknya kegiatan makan ikan. Sehingga, masyarakat umum akan
semakin melirik pangan non beras terutama sagu sebagai bahan
penggahnti pokok
5. Meningkatkan kualitas sagu sebagai pengganti beras sebagai makanan
aman bagi penderita diabetes maupun pasien darah tinggi yang
dilarang mengonsumsi nasi
6. Penjamianan keamanan mutu dan pangan (sagu) untuk meyakinkan
masyarakat dalam mengkonsumsi bahan pangan sagu
7. Pengembangan variasi olahan produk dari sagu untuk mengurangi
tingkat kebosanan.
8. Melakukan survei harga untuk memastikan harga sagu tidak lebih
mahal daripada beras dan masih dapat dijangkau masyarakat
9. Mendistribusikan diberbagai daerah agar sagu menjadi hal yang
lumrah sehingga lama-kelamaan akan diterima oleh masyarakat.
Suradi, M., & Yunelly, A. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Tepung Sagu (Studi Kasus Pada
Masyarakat Desa Selat Akar Merbau). Jurnal Administrasi Niaga.
Penny. (2018). Prosiding WNPG XI Bidang 3 Peningkatan Penjaminan
Keamanan dan MUTU Pangan. Jakarta : Direktorat Standarisasi Olahan
Pangan.

Anda mungkin juga menyukai