Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar Belakang

Salah satu sumber makanan utama dan dikonsumsi oleh sekitar setengah populasi orang di dunia adalah
beras, dan juga makanan penting bagi sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia. Setiap
tahun rata-rata produksi beras relatif meningkat. Selain nasi putih, Indonesia juga memiliki varietas padi,
termasuk beras berpigmen. Beras hitam adalah salah satu beras berpigmen yang sudah mulai populer.
Saat ini ada pandangan bahwa makanan juga untuk kesehatan diubah kebobrokan besarnya hubungan
antara makanan dan kemungkinan penyakit. Pola diet telah berubah karena meningkatnya
kesejahteraan populasi.

Permintaan beras hitam saat ini berkembang pesat di Amerika dan negara-negara Eropa karena nilai
gizinya sebagai makanan sehat dan warna yang menarik. Beras ini telah dikonsumsi oleh orang Asia
sejak ribuan tahun yang lalu dan tercatat dalam sejarah Tiongkok, India, dan Thailand. Beras hitam telah
menjadi populer di kalangan konsumen beras dan pelaku diet saat ini karena manfaat nutrisi dan
kesehatannya yang tinggi. Karena itu, beras hitam adalah salah satu dari sekian banyak pilihan dan minat
masyarakat.

Beras hitam adalah sumber serat, mineral, dan fitokimia yang baik selain nutrisi dasar [5]. Popularitas
beras hitam sebagian disebabkan oleh komposisi phytochemical yang berbeda, terutama flavonoid dan
anthocyanin, yang telah terbukti memiliki efek menguntungkan dalam mencegah penyakit kronis yang
terkait dengan stres oksidatif [6]. Senyawa antosianidin adalah fondasi substansial utama untuk
antioksidan dalam warna hitam. beras [5] yang menunjukkan secara in vitro hasil pengujian dengan
DPPH yang luar biasa. Selain itu ekstrak beras hitam juga menunjukkan efek perlindungan pada cedera
ginjal in vivo [7]. Beras hitam juga merupakan sumber yang baik untuk Total Phenolic Compounds (TPC)
dan indeks glikemik rendah yang dapat mengurangi serangan diabetes tipe 2 dan penyakit kronis lainnya
[8]. Karena kandungan dan manfaatnya bagi kesehatan, beras hitam dapat menjadi makanan alternatif
untuk menjadi dikonsumsi baik secara langsung atau dicampur dengan nasi putih.

Orang Indonesia telah lama mengenal beras hitam tetapi kurang populer dalam konsumsi sehari-hari. Ini
dibuktikan dengan jumlah budidaya beras hitam di Indonesia dan merupakan salah satu sumber genetik
beras hitam [4]. Walaupun Indonesia memiliki banyak varietas beras hitam, orang yang mengkonsumsi
beras hitam sekarang hanya sedikit orang yang peduli dengan kesehatan mereka.

Beberapa daerah di Indonesia adalah penghasil beras hitam, salah satunya adalah Daerah Istimewa
Yogyakarta (Yogyakarta). Beras hitam lokal Yogyakarta ada untuk waktu yang lama, tetapi orang-orang
yang tahu itu sangat terbatas. Salah satu contoh varietas yang berasal dari Yogyakarta adalah Sembada
Hitam, yang merupakan jenis beras berpigmen sebagai sumber daya genetik lokal dari Kabupaten
Sleman. Masih ada kondisi yang menyebabkan banyak petani enggan menanam beras hitam karena
mereka masih kesulitan menjual beras hitam. Oleh karena itu penting untuk mengembangkan strategi
pemasaran beras hitam lokal Yogyakarta agar tidak lenyap, memperluas peluang pasar dan membantu
produsen untuk meningkatkan laba mereka.

2. Metode

Lokasi penelitian ini adalah Daerah Khusus Daerah Yogyakarta, yaitu Kabupaten Sleman, Bantul, dan
Gunungkidul. Tiga kabupaten dipilih karena daerah tersebut memiliki petani dan produsen beras hitam
lokal. Pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dalam penelitian ini dengan responden
yang memproduksi beras hitam dalam tiga tahun terakhir, dan konsumen yang telah mengonsumsi
beras hitam setidaknya sekali. Snowball sampling juga digunakan karena jumlah produsen dan
konsumen beras hitam masih terbatas. Jumlah responden adalah 100 konsumen dan 30 produsen untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap beras hitam lokal Yogyakarta, dari
10 produsen adalah responden yang bersedia terlibat dalam diskusi untuk mengembangkan strategi
pemasaran. Analisis data yang digunakan adalah matriks Ringkasan Analisis Faktor Strategis Internal
(IFAS) dan Analisis Eksternal Faktor Strategi (EFAS), Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
(SWOT) analisis, dan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Penyusunan strategi pemasaran
melalui tiga proses atau tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, analisis, dan tahap pengambilan
keputusan [9].

3. Hasil dan diskusi

Hasil analisis aktivitas antioksidan, persepsi, WTP dan WTA Yogyakarta beras hitam dari penelitian
sebelumnya digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan strategi pemasaran. Sebelum
memasuki tahap pertama, faktor internal dan eksternal dari bisnis beras hitam lokal Yogyakarta
diidentifikasi dari analisis dan studi sebelumnya disajikan pada Tabel 1.

Evaluasi faktor internal dan eksternal yang dibawa pada agroindustri beras hitam lokal Yogyakarta saat
ini berada di kuadran V, yang ditunjukkan oleh posisi matriks IE yang dalam keadaan stabil, sehingga
perlu dipertahankan. Selanjutnya, hasil IFAS dan EFAS evaluasi dibuat ke dalam matriks SWOT yang
disajikan dalam Tabel 3 untuk mengembangkan strategi pemasaran bagi produsen beras hitam.

Pengambilan keputusan yang menggunakan analisis Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
digunakan untuk menentukan prioritas strategi yang telah disusun secara kuantitatif. Strategi yang telah
dikembangkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan oleh Skor Menariknya (AS) yang menunjukkan
daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Hasil perhitungan AS disajikan pada Tabel 4.

Hasil analisis menggunakan matriks QSPM menunjukkan bahwa nilai TAS tertinggi dan menjadi strategi
prioritas adalah strategi promosi, di mana promosi yang lebih masif harus dilakukan sehingga
keberadaan beras hitam Yogyakarta dapat diperpanjang. Menurut Umar [10], pemasaran tidak hanya
berbicara tentang produk, harga, dan distribusi tetapi juga mengkomunikasikan hal-hal ini kepada publik
sehingga mereka menjadi sadar dan kemudian membeli produk. Karena itu, produsen perlu
mengembangkan strategi yang disebut strategi Bauran Promosi. Bauran promosi ini dapat terdiri dari
empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan
pribadi. Dalam praktiknya, beras hitam lokal Yogyakarta telah melakukan upaya promosi sebagaimana
disebutkan dalam bauran promosi, seperti melakukan iklan online melalui blog, atau menjualnya
langsung ke konsumen melalui pasar komunitas, sebagaimana dinyatakan oleh [11].
Strategi lain yang memiliki nilai TAS tinggi adalah memperluas jangkauan lokasi penjualan. Saat ini, lokasi
penjualan beras hitam lokal di Yogyakarta masih relatif terbatas. Di pasar tradisional atau pasar modern,
beras hitam dari luar Yogyakarta lebih umum daripada beras hitam lokal. Oleh karena itu, perlu untuk
memperkuat distribusi beras hitam lokal sehingga dapat meningkatkan penjualan beras hitam. Menurut
Umar [10], produsen harus membangun saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang terlibat
dalam proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi konsumen untuk dikonsumsi. Faktor
lokasi jual beli adalah salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen dan produsen beras
hitam. Konsumen menganggap bahwa ketersediaan dan kemudahan membeli produk adalah
pertimbangan dalam persepsi mereka tentang beras hitam. Demikian pula dengan produsen, jika
distribusinya berjalan dengan baik, mereka akan terus termotivasi untuk menanam beras hitam secara
berkelanjutan.

Strategi lainnya adalah memperluas dan memperkuat jaringan pemasaran beras hitam lokal Yogyakarta.
Dalam pengembangan pertanian yang disampaikan oleh Jumna [12], pemasaran adalah kriteria paling
penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi untuk pertanian padi organik. Dari
hasil penelitian tentang persepsi produsen, petani mengungkapkan bahwa pemasaran beras hitam
masih relatif sulit jika dibandingkan dengan varietas padi lain seperti beras putih atau merah, sehingga
upaya memperkuat jaringan pemasaran sangat penting dilakukan.

Kelompok Tani (KT) atau kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau kelompok tani
gabungan adalah organisasi petani yang sangat penting karena mereka adalah salah satu media untuk
pertukaran informasi antar petani. KT dan atau Gapoktan yang telah dibentuk harus meningkatkan
kinerja dan fungsinya sehingga secara bersama-sama dapat membantu keberlanjutan petani melalui
pemasaran jaringan informasinya. Setiap kali petani memiliki informasi tentang akses ke pasar yaitu
pembeli atau pengumpul, mereka dapat menyebarkannya dengan cepat untuk memudahkan petani
untuk menjual produk mereka atau dapat bertemu konsumen sebagai pengguna akhir. Upaya ini
membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan, terutama pemerintah misalnya melalui Balai
Penyuluh Pertanian (BPP) atau Badan Penyuluh Pertanian yang dapat disebarkan langsung ke lapangan
untuk menyampaikan informasi terkait.

Strategi untuk mengoptimalkan produksi beras hitam lokal Yogyakarta adalah penting karena sebagian
besar petani mengatakan bahwa pertanian beras hitam membutuhkan waktu lebih lama daripada
varietas padi lainnya, yang menyiratkan biaya produksi yang lebih tinggi. Itu menghasilkan harga beras
hitam yang lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan struktur biaya
produksi beras hitam. Meningkatkan pertumbuhan produksi dapat menciptakan sistem pertanian yang
berkelanjutan selama itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan kesejahteraan petani
[13]. Di antara berbagai upaya untuk melaksanakan strategi ini adalah dengan melakukan penjadwalan
yang tepat dalam penanaman beras hitam, penggunaan benih yang baik, pemilihan pupuk, penanganan
dan pencegahan serangan hama diharapkan dapat meningkatkan produktivitas beras hitam. Strategi ini
diharapkan dapat membantu produsen, terutama pemasar, untuk dapat memperluas pemasaran beras
hitam lokal Yogyakarta, dan sebagai masukan bagi para pemangku kepentingan terutama pemerintah
untuk meningkatkan program pertanian padi hitam lokal Yogyakarta agar berkelanjutan.

4. Kesimpulan

Strategi pemasaran yang harus diterapkan untuk mempertahankan beras hitam lokal Yogyakarta adalah
melakukan promosi besar-besaran, memperluas cakupan lokasi penjualan, memperluas dan
memperkuat jaringan pemasaran, meningkatkan kinerja organisasi petani, dan meningkatkan produksi
beras hitam Yogyakarta lokal. Di tengah persaingan kompetitif dengan beras hitam dari daerah lain,
peningkatan peran pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait masih sangat diharapkan
untuk keberlanjutan beras hitam lokal Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai