Anda di halaman 1dari 49

Pemisahan Analisi

Kimia
“Perubahan Wujud Zat”
Table of Contents!
✢ Pembagian Zat ✢ Hukum yang ✢ Perubahan Wujud Zat
Berlaku pada Gas

✢ Macam – Macam ✢ Gaya Tarik ✢ Kapilaritas


Perubahan menarik

✢ Manfaat dalam
✢ Meniskus ✢ Massa Jenis kehidupan sehari-hari
& Industri Farmasi
1.
Pembagian Zat
Ada 3 macam pembagian wujud zat :
1. Zat Padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume
(ruang yang ditempati zat padat, cair, atau gas) tertentu. Ada dua
cara utama partikel-partikel padat bisa tersusun yakni dalam baris-
baris teratur yang rapi atau dalam susunan yang tidak tentu.
Ciri- Ciri Zat Padat :
✢ Zat padat mempunyai sifat, bentuk dan volume yang tetap
✢ Tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antara partikel sangat
kuat.
✢ Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat
bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.
Sifat-Sifat Zat Padat :
✢ Bentuk benda padat tidak dipengaruhi wadahnya.
✢ Bentuk benda padat dapat diubah.
2. Zat Gas
Zat gas ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume dan
bentuk yang selalu berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Contoh
nya yaitu Balon, ban sepeda dan ban motor, gelas kosong, botol
kosong, dll.
Ciri-Ciri Zat Gas :
✢ Zat gas mempunyai sifat bentuk dan volume yang berubah-ubah.
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat
gas berjauhan,
✢ Tersusun tidak teratur,
✢ Gaya tarik antarpartikel sangat lemah.
✢ Volumenya berubah-ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat
bergerak bebas meninggalkan kelompoknya.
Sifat-Sifat Zat Gas :
✢ Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
✢ Benda gas menekan ke segala arah.
✢ Benda gas terdapat di segala tempat.
3. Zat Cair
Zat cair merupakan zat dengan molekul-molekul yang bergerak
bebas saling melewati, sehingga zat cair menyesuaikan bentuk
wadahnya. Contoh zat cair seperti air, urin, minyak, bensin dll.
Ciri -Ciri Zat Cair :
✢ Gerak partikelnya bebas.
✢ Susunan partikelnya renggang atau kurang teratur.
✢ Volume dari zat cair tetap.
✢ Letak molekulnya berdekatan.
✢ Bentuknya selalu berubah – ubah sesuai dengan wadah yang
ditempati.
✢ Gaya tarik menarik antar partikelnya lemah.
Sifat-Sifat Zat Cair :
✢ Permukaan dari zat cair selalu datar.
✢ Mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah.
✢ Menekan ke segala arah.
✢ Letak partikel berdekatan.
✢ Susunan antar partikelnya tidak teratur.
✢ Gerakannya agak bebas, jadi partikel penyusunnya bisa bergeser
dari tempatnya. Tapi tidak bisa lepas dari kelompoknya.
✢ Zat cair bisa meresap ke celah yang sangat kecil (menembus kaca
atau embun).
2.
Hukum yang
Berlaku pada Gas
1. Hukum Boyle
Volume gas dalam suatu ruang tertutup sangat bergantung pada
tekanan dan suhunya. Apabila suhu dijaga konstan, maka tekanan
yang diberikan akan memperkecil volumenya. Hubungan, tersebut
dikenal dengan Hukum Boyle yang dapat dinyatakan berikut ini.
“Apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan,
maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya”. Secara
sistematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan:
P1V1 = P2V2
dengan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2 )
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3 )
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2 )

V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3 )


Contoh Gambar

Grafik hubungan P-V pada suhu konstan (isotermal)


Persamaan di atas menyatakan bahwa pada suhu konstan, jika tekanan atau volume gas
berubah, maka variabel yang lain juga berubah sehingga hasil kali P.V selalu tetap. Hubungan
antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan dapat dilukiskan dengan grafik seperti yang
tampak pada Gambar 2.4. Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada saat volumenya
bertambah, tekanan gas akan berkurang. Proses pada suhu konstan disebut proses isotermis
2. Hukum Charles

Telah diketahui bahwa selain ditentukan oleh tekanan,


volume gas dalam ruang tertutup juga dipengaruhi oleh
suhu. Jika suhu gas dinaikkan, maka gerak partikel-
partikel gas akan semakin cepat sehingga volumenya
bertambah. Apabila tekanan tidak terlalu tinggi dan
dijaga konstan, volume gas akan bertambah terhadap
kenaikan suhu.
Hubungan tersebut dikenal dengan Hukum Charles yang dapat
dinyatakan berikut ini. “Apabila tekanan gas yang berada dalam
ruang tertutup dijaga konstan, maka volume gas berbanding lurus
dengan suhu mutlaknya.” Secara matematis, pernyataan tersebut
dapat dituliskan:

V1/T1=V2/T2
dengan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3 )
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3 )
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Contoh Gambar

Grafik hubungan P-T pada volume konstan (isokhorik)


Hubungan antara tekanan dan suhu gas pada volume konstan dapat
dilukiskan dengan grafik seperti yang tampak pada Gambar 2.5.
Proses yang terjadi pada volume konstan disebut proses isokhoris
3. Hukum Gay Lussac
Apabila botol dalam keadaan tertutup kita
masukkan ke api, maka botol tersebut akan
meledak. Hal ini terjadi karena naiknya
tekanan gas di dalamnya akibat kenaikan suhu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa:
“Apabila volume gas yang berada pada ruang
tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlaknya”.
Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum
Gay Lussac.
Secara Matematis dapat dituliskan :

P1/T1 = P2/T2

P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)


T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2 )
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
4. Hukum Boyle-Gay lussac
Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan
gabungan. Hukum Boyle Gay-Lussac
berbunyi “jika volume gas diperkecil, maka
tekanan gas tersebut membesar asalkan
suhunya tetap, atau jika volume gas
diperbesar maka tekanan mengecil.16
Persamaan gas ini berlaku untuk gas ideal
dengan tekanan absolut (yaitu dalam atm) dan
dinyatakan dalam suhu absolut (yaitu dalam
Persamaan umum gas ideal Hukum-hukum
tentang gas dari Boyle, Charles, Gay Lussac,
dan Boyle-Gay Lussac diperoleh dengan
menjaga satu atau lebih variabel dalam
keadaan konstan untuk mengetahui akibat dari
perubahan satu variabel. Berdasarkan Hukum
Boyle–Gay Lussac diperoleh:

PV/T = konstan
Apabila jumlah partikel berubah, maka volume gas juga akan
berubah. Hal ini berarti bahwa harga PV/T adalah tetap, bergantung
pada banyaknya partikel (N) yang terkandung dalam gas. Jumlah
molekul dalam satu mol dikenal sebagai bilangan Avogadro, NA.
Walaupun Avogadro menyusun gagasan tersebut, ia tidak dapat
benar-benar menentukan nilai NA. Dan memang, pengukuran yang
tepat tidak dilakukan sampai abad kedua puluh. Sejumlah metode
telah dirancang untuk mengukur NA dan nilai yang diterima adalah
NA = 6,02 x 1023 . karena jumlah total molekul N dalam gas sama
dengan jumlah per mol dikalikan jumlah mol (N= NnA), maka
hukum gas ideal dapat ditulis dengan jumlah molekul yang ada:

P.V = nR.T = R.T atau 𝑃. 𝑉 = 𝑁.𝑘. T


Konstanta k, R/NA disebut konstanta Boltzman. 17 dan
mempunyai nilai.

NA.k = R,yang merupakan konstanta gas umum yang


besarnya sama untuk semua gas,maka persamaan (ii) menjadi
: PV = NRT. Dimana dinyatakan jumlah mol dan R adalah
konstanta pembandingan. R disebut konstanta gas universal
karena nilainya secara eksperimen ternyata sama untuk
semua gas. nilai R , pada beberapa set satuan (hanya yang
pertama yang merupakan satuan SI yang benar, adalah :
R = 8,315 j (mol.k)
= 0,0821 (L.atm)/(mol.K)
= 1,99 kalori / (mol.L)
dengan:
P = tekanan gas (N/m2 )
V = volume gas (m3 )
n = jumlah mol gas T = suhu mutlak (K)
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 10-23 molekul /mol )
R = konstanta gas umum (J/mol.K)
Maka persamaan di atas disebut persamaan gas ideal .
3.
Perubahan wujud
zat & Ciri - Ciri
A. PERUBAHAN FISIKA
Perubahan Fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat
atau materi tanpa disertai terbentuk zat baru. Dengan kata lain,
hasil perubahan tersebut masih memiliki sifat fisika yang sama
dengan zat awalnya, perubahan hanya terjadi pada bentuk, warna,
ukurannya saja.
Ciri-ciri :
✢ Perubahan terjadi pada wujudnya, tidak pada sifatnya
✢ Dapat kembali ke bentuk semula
✢ Sifat yang dimiliki zat sebelum dan sesudah perubahan sama
✢ Tidak terbentuk zat baru
✢ Tidak terjadi reaksi kimia
B. PERUBAHAN KIMIA
Perubahan Kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat
baru dan tidak dapat dikembalikan. Perubahan menghasilkan jenis
dan sifat materi berbeda dari zat semula.
Ciri-ciri :
✢ Terjadi perubahan susunan molekul
✢ Terbentuk zat baru dengan sifat zat yang berbeda dengan sifat
penyusunnya
✢ Tidak dapat kembali ke bentuk semula
✢ Akan terdapat sebuah perubahan pada warna, endapan, dan
gelembung gas
✢ Terjadinya perubahan dari temperatur
4.
Macam – Macam
Perubahan
Perubahan Fisika

1) Perubahan Wujud Zat: Perubahan ini karena pengaruh suatu zat yang terjadi karena
reaksi kimia sehingga menghasilkan suatu zat baru ( membeku , mencair, menguap,
menyublim, mengkristal, mengembun)

2)Perubahan ukuran suatu zat: Materi yang berukuran besar dapat diperkecil dengan cara
mekanik yaitu dipecah, dipotong, digiling dan lain-lain. Contohnya biji kopi ditumbuk
menjadi serbuk kopi

3)Perubahan Volume: disebabkan oleh penyusutan materi karena didinginkan atau


pemuaian materi karena dipanaskan. Contohnya proses pemuaian rel kereta api di siang
hari karena panas dan menyusut karena dingin

4) Perubahan Bentuk Zat: Perubahan bentuk materi dapat terjadi jika dipukul, diremas
atau menggunakan alat bantu seperti mesin. Contohnya tanah liat dapat dijadikan hiasan
di dalam rumah seperti guci
Perubahan Kimia

1) Perubahan Suhu:
- Reaksi Eksoterm, reaksi kimia yang menghasilkan energy panas (kalor) sehingga
meningkatkan suhu lingkungan.
- Reaksi Endoterm, reaksi kimia yang memerlukan (menyerap) energy panas sehingga
sehingga menimbulkan efek dingin pada lingkungan.

2) Perubahan Warna
Terjadinya perbedaan warna antara sebelum dan sesudah reaksi pada zat-zat yang
bereaksi juga menunjukkan adanya perubahan kimia.

3) Perubahan Menghasilkan Gas


Terbentuknya gas pada proses reaksi

4) Menghasilkan Endapan
Produk dari zat-zat yang bereaksi yang membentuk endapan
5.
Gaya Tarik Menarik
Antara molekul-molekul suatu zat terdapat gaya tarik-menarik yang disebut
kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sama,
seperti air dengan air atau alkohol dengan alkohol. Kohesi dipengaruhi oleh
kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila
dicampurkan tidak akan saling melekat.

Sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tak sejenis
seperti air dengan alkohol. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling
melekat bila dicampurkan. Kohesi molekul-molekul air lebih besar dibandingkan
daya kohesi alkohol. Kohesi air juga lebih besar dibandingkan daya adhesi antara air
dan alkohol. Sehingga air tidak menyatu dengan alkohol. Kompetisi antara daya
kohesi dan adhesi pada molekul-molekul air dan alkohol menyebabkan saling tarik
menarik antara air dan alkohol sehingga terjadi getaran ketika kedua cairan ini
bertemu.
6.
Kapilaritas
Kapilarias adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler. Gejala
ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding
celah pipa kapiler. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki
gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan
zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang
lebih besar. Hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada
pipa kapiler.
Secara matematis naik turunnya zat cair pada pipa dapat dirumuskan
sebagai berikut :

Keterangan :
h = tinggi zat cair (m)
γ = tegangan permukaan dalam pipa kapiler (N/m)
θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3 )
g = percepatan gravitasi (m/s2 )
r = jari-jari pipa kapiler (m).
Manfaat kapilaritas bagi kehidupan kita sehari hari, di antaranya sebagai berikut :

a. Kita dapat memasak dan memperoleh cahaya lampu di malam hari karena
minyak naik melalui sumbu kompor dan sumbu lampu.
b. Air yang tumpah di lantai dapat dibersihkan dengan kain karena air terserap
kain
c. Tumbuhan dapat tumbuh karena menyerap air melalui akar akarnya,
d. Ketika kita selesai mandi, air yang membasahi tubuh kita dapat terserap oleh
handuk.
7.
Meniskus
Gaya tarik menarik antar partikel zat dapat menjelaskan keadaan permukaan
zat cair, yang berbentuk cembung atau cekung. Keadaan permukaan zat cair
seperti ini disebut meniscus.

Meniskus cembung adalah permukaan zat cair yang berbentuk cembung


(melengkung keatas atau melengkung ke luar pada suatu bejana). Sedangkan
meniskus cekung adalah permukaan zat cair yang berbentuk cekung yaitu
melengkung kebawah atau melengkung kedalam pada suatu bejana.
Permukaan air dan raksa dalam tabung akan mengalami peristiwa meniskus yang
berbeda, yaitu:

a. Permukaan air dalam tabung berbentuk cekung (menikus cekung) karena adhesi
partikel kaca dan partikel air lebih besar daripada kohesi antara partikel-partikel
air.
b. Permukaan raksa dalam tabung berbentuk cembung (meniskus cembung) karena
kohesi partikel-partikel raksa lebih besar daripada adhesi antara partikel-partikel
raksa dan partikel kaca.
Bila kohesi > adhesi :
Bila Kohesi < adhesi :
a. Zat tersebut tidak membahasi
a. Zat tersebut dapat membahasi
dinding wadahnya.
dinding wadahnya
b. Permukaan cembung
b. Permukaannya cekung (menikus
c. Tetesan membentuk bangun bola
cekung)
c. Tetesan tidak membentuk bangun
Contoh gejala menikus cembung
bola.
yang terjadi di alam adalah air yang
tidak dapat membasahi permukaan
daun talas.
Dalam hal ini kita mengenal tiga kondisi sebagai berikut :

a. Jika gaya kohesi antar-partikel zat yang berbeda lebih besar daripada
gaya adhesinya, kedua zat tidak dapat bercampur. Contohnya, air yang
dicampur dengan minyak goreng.
b. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan
gaya kohesi partikel zat tercampur merata. Contohnya, air dicampur
dengan alkohol.
c. Jika gaya adhesi antar-partikel zat yang berbeda lebih besar, kedua zat
saling menempel. Contohnya, air yang menempel di kaca.
8.
Massa Jenis
• Zat adalah sesuatu yang
memiliki massa dan menempati Hubungan massa , volume, dan
ruang. Massa adalah besaran massa jenis suatu zat dirumuskan
yang tidak bergantung pada sebagai berikut :
tempat dan suhu. Volume suatu
zat dipengaruhi oleh suhu. ρ=m/V
Massa jenis menyatakan
seberapa rapat, seberapa padat, ρ = massa jenis, kg/m3 atau g/cm3
suatu partikel tersusun V = volume zat, m3 atau cm3
m = massa zat, kg atau g
• Massa jenis adalah perbandingan
antara massa dan volume zat.
Cara Menentukan Massa Jenis

Untuk menentuka massa jenis zat padat dapat dilakukan dengan


mengukur massa dan volumenya. volumenya dapat diukur dengan
menggukan gelas ukur. Massa benda dapat diukur dengan neraca atau
timbangan.
Untuk menentukan massa jenis zat cair volume, volumennya dapat
diukur menggunakan gelas ukur. Sedangkan massa nya dapat diukur dengan
neraca atau timbangan. Alat untuk mengukur massa jenis zat cair secara
langsung dinamakan hydrometer.
✢ Pengetahuan tentang massa jenis sangat bermanfaat
untuk memilih bahan yang diburuhkan untuk berbagai
kepentingan. Contohnya aluminium dipilih sebagai
bahan logam pembuatan pesawat terbang karna
aluminium merupakan salah satu logam yang sangat
kuat dan massa nya ringan. Gas helium memiliki massa
jenis kecil, lebih kecil daripada massa jenis udara,
sehingga gas helium dipilih untuk mengisi balon udara.
9.
Manfaat Dalam Kehidupan
Sehari-Hari & Industri
Farmasi
Ilmu perubahan wujud zat sangat berperan dalam kehidupan sehari -hari dan
industry farmasi. Dalam keseharian kita menemui padat ke cair (mencair) : es batu
yang mencair di luar ruangan, cair ke padat (membeku) : air yang didiamkan dalam
lemari es yang berubah menjadi es batu, padat ke gas (menyublim) : kapur barus
yang semakin dibiarkan akan mengecil, cair ke gas (menguap) : uap air yang
direbus, dan gas ke cair (mengembun) : tetesan air pada tanaman ketika pagi hari.
Dalam bidang kefarmasian, sebuah sediaan haru memperhatikan senyawa
obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan
sifat-sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi
sediaan obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari obat
serta kestabilan dari sebuah sediaan obat. Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat
mencakup massa jenis, momen dipol, konstanta dielektrikum, indeks bias, rotasi
optik, kelarutan, titik lebur, titik didih, pH, dan lain-lain. Sifat-sifat ini lah yang
merupakan dasar dalam formulasi sediaan farmasi.
Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang akan
dijadikan obat. Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau
palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika di atas,
akan mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat baik yang dapat
maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan, yang akhirnya akan
menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.
Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang akan
dijadikan obat. Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau
palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika di
atas, akan mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat baik yang
dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan, yang akhirnya akan
menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.
DAFTAR PUSTAKA:

 Asmawati, Eka Y. 2014. Membandingkan Tegangan Permukaan Dengan Tegangan Air


Menggunakan Pewarna Makanan SebagaiI Alat Peraga Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol. 2 No.2 Hal 64-69.

 Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke 1, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

 Prasodjo, Budi, dkk. 2006. Teori Dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VII. Jakarta : Penerbit
Yudhistira

 Ruwanto, Bambang., dkk. 2016. SKM (Sukses Kuasai Materi) IPA SMP Kelas
VII,VIII, IX. Jakarta : Grasindo

 Simanulang, Helena Koralisa. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada konsep zat dan
wujudnya dengan menggunakan CD Interaktif di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

 Sinila, Santi. 2016. Farmasi Fisika Komprehensif. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

 Surdijani, Dian., dkk. 2007. Be Smart Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/MTs.Bandung :
Grafindo Media Pratama
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai