Anda di halaman 1dari 17

ASKEP BENCANA PADA LANSIA

By: Kelompok IV
Nama: I Gede Chandra.S
Halimatus Sa’diah
Mariani
Maya Anggraini
M. Rifqi Anas
Nesfy Ahzadina
Pengertian Bencana
• Bencana alam  merupakan sebuah musibah 
yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya. 
Apabila bencana tersebut telah datang maka
akan menimbulkan kerugian dan kerusakan
yang membutuhkan upaya pertolongan
melalui tindakan tanggap bencana yang dapat
dilakukan oleh perawat. 
• Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah
setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia,
atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat dan
wilayah yang terkena.
Poin-poin bencana
1. Terdapat hubungan antara tipe bencana dan pengaruhnya terhadap
kesehatan. Pernyataan itu khususnya benar berkaitan dengan
dampak langsungnya dalam menyebabkan cedera. Contoh, gempa
bumi dapat menyebabkan banyak kasus cedera yang memerlukan
perawatan medis, sedangkan kasus cedera akibat banjir dan
gelombang pasang relatif sedikit.

2. Sebagian pengaruh bencana merupakan ancaman yang potensial,


bukan ancaman yang dapat dihindari, terhadap kesehatan. Contoh,
perpindahan penduduk dan perubahan lingkungan yang lain dapat
menyebabkan peningkatan risiko penularan penyakit, walaupun
kasus epidemik umumnya bukan merupakan akibat bencana .
JENIS BENCANA ALAM

Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu


bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang
bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa.
MASALAH KESEHATAN UMUM SAAT BENCANA
ALAM

Reaksi Sosial Penyakit Menular


Pengaruh Cuaca Makanan dan Gizi
Persediaan Air dan Sanitasi
Kesehatan Jiwa
Kerusakan Infrastuktur Kesehatan
Dampak Psikososial Dalam Bencana

Dampak psikologis pada individu

1. Tahap Tanggap Darurat


• Tahap ini adalah  masa beberapa jam atau hari  setelah bencana. Pada
tahap ini kegiatan bantuan sebagian besar difokuskan pada
menyelamatkan penyintas dan berusaha untuk menstabilkan situasi
Gejala-gejala dibawah ini dapat muncul pada tahap tanggap darurat:
• Kecemasan berlebihan
• Rasa bersalah
• Ketidaksatbilan emosi dan pikiran
• Kadang-kadang, korban muncul dalam keadaan kebingungan, histeris
ataupun gejala psikotik seperti delusi, halusinasi, bicara tidak teratur, dan
terlalu perilaku tidak teratur juga dapat muncul.
2. Tahap Pemulihan
Setelah situasi telah stabil, perhatian beralih ke solusi jangka panjang.
Disisi lain, euforia bantuan mulai menurun, sebagian sukarelawan sudah tidak
datang lagi dan bantuan dari luar secara bertahap berkurang.
GEJALA :
• Emosi
• Pikiran
• Tubuh
• Perilaku
Post Trauma Stress Disorder (PTSD)
• Reecperience atau mengalami kembali
• Avoidance atau menghindar
• Hyperarusal atau rangsangan yang berlebihan
Generalized Anxiety Disorder
Dukacita Eksrim
Post Trauma Depresi
3. Tahap Rekonstruksi.

Satu tahun atau lebih setelah bencana, fokus


bergeser lagi. Pola kehidupan yang stabil
mungkin telah muncul.
Dampak Psikologis Bencana Pada Lansia

Para lansia telah mengalami penurunan


kemampuan fisik dan mental. Kemampuan
adaptasi yang dimiliki juga sudah sangat jauh
berkurang, sehingga sangat rentan terhadap
perubahan. Selain itu kaum lanjut usia ini juga
telah kehilangan peran, sehingga merasa dirinya
tidak berarti dan tidak dibutuhkan lagi oleh
keluarganya. Mereka juga rentan terhadap
kemungkinan diabaikan oleh keluarga.
Peran Perawat dan Aktivitas Psikososial Dalam Menanggulangi
Dampak Psikososial

Aktivitas Psikososial Berdasarkan Tahap Bencana


Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak-langsung
• Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk pekerja bantuan,
misalnya defusing dan debriefing untuk mencegah secondary
trauma
• Memberikan pertolongan emosional pertama (emotional first
aid), misalnya berbagai macam teknik relaksasi dan terapi praktis
• Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga dan
masyarakat.
• Menghidupkan kembali aktivitas rutin bagi anak
• ·Menyediakan informasi, kenyamanan, dan bantuan praktis.
Tahap Pemulihan: Bulan pertama

• Lanjutkan tahap tanggap darurat.


• Mendidik profesional lokal, relawan, dan
masyarakat sehubungan dengan efek trauma.
• Melatih  konselor bencana tambahan.
• Memberikan bantuan praktis jangka pendek
dan dukungan kepada penyintas.
• Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan
ritual masyarakat .
Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua

• Lanjutkan tugas tanggap bencana.


• Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat
tentang reseliensi atau ketangguhan.
• Mengembangkan jangkauan layanan untuk
mengidentifikasi mereka yang masih membutuhkan
pertolongan psikologis.
• Menyediakan "debriefing" dan layanan lainnya untuk
penyintas bencana yang membutuhkan.
• Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan
layanan komunitas lainnya  berbasis lembaga.
Fase Rekonstruksi
• Melanjutkan  memberikan layanan  psikologis dan
pembekalan bagi pekerja kemanusiaan dan penyintas
bencana.
• Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi
datangnya bencana lagi.
• Pertahankan "hot line" atau cara lain dimana
penyintas bisa menghubungi konselor jika mereka
membutuhkannya.
• Memberikan pelatihan bagi profesional dan relawan
lokal tentang pendampingan psikososial agar mereka
mampu mandiri.
Peran Perawat dan Aktivitas Psikososial Dalam
Menanggulangi Dampak Psikososial
LANSIA

• Berikan keyakinan yang positif.


• Dampingi pemulihan fisiknya dengan melakukan
kunjungan berkala.
• Berikan perhatian yang khusus untuk
mendapatkan kenyamanan pada lokasi
penampungan .
• Bantu untuk membangun kembali kontak dengan
keluarga maupun lingkungan sosial lainnya.
MASALAH KEPERAWATAN
• GANGGUAN KONSEP DIRI
• DEPRESI
• CEMAS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai