Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

GASTROENTERITIS AKUT

Oleh:
dr. Harry Hardinata

Pembimbing:
dr. Muhammad Mafirah Dani

RS TANDUN PT NUSA LIMA MEDIKA


KABUPATEN KAMPAR
TAHUN
2020
Identitas :
• Nama : Tn. K
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Usia : 45 Tahun
• Alamat : talang danto
• No RM : 04.19.16
• Tgl Masuk : 12 nov 2020
• Ruang perawatan : Melati
Keluhan Utama
BAB cair (+)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan mencret yang sudah dialami sejak
1hari yang lalu SMRS . BAB dengan frekuensi >10x dalam sehari ,
konsistensi cair(air>ampas), lendir (-), darah (-). Pasien juga memiliki
keluhan mual (+) muntah (+) frekuensi > 10x yang berisi apa yang
dimakan dn apa yang diminum , demam (-) , nyeri ulu hati (+)
BAK (+) dalam batas normal. Pasien sudah berobat sebelum nya
namun keluhan masih belum membaik. Riwayat makanan pedas (+)
Riwayat merokok (-)
Riwayat penyakit terdahulu : dispepsia (+) , DM (-) , HT (-)
Riwayat pemakaian obat : oralit (+) , ranitidin tab (2x1)
Riwayat atopi pada keluarga : Tidak dijumpai
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Suhu : 37,00C
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Tekanan Darah : 130/80 mmhg

Antropometri
BB : 57 KG
TB : 167 cm
Status Generalis
 Kepala : Normocephali. Rambut warna hitam tidak mudah rontok
 Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-. Refleks pupil +/+
isokor.
 Leher: Pembesaran KGB (-), Retraksi Suprasternal (-)
 Thoraks : Bentuk dan gerak simetris. Pernapasan Vesikuler antara
kanan dan kiri. Ronki -/-, Wheezing -/-. Bunyi Jantung I dan II
murni regular. Retraksi ICS (-)
 Abdomen: Perut tampak soepel, distensi abdomen (-), Bising usus (+)
tampak meningkat, hepar-lien tidak teraba.
 Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Bawah : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Pemeriksaan Penunjang
• EKG : sinus RHYTM
• GDS : 157 MG/DL
• Rapid test Antigen : NON-REAKTIF
• Kalium : 4.00MMOL/L (normal : 3.5 – 5.5 )
• Natrium : 137.7 MMOL/L (normal:135-145)
• Chlorida : 107.6 MMOL/L (normal : 97-111)
• HB : 14.1 GR/DL (normal:11.0-16.0)
• Leukosit : 7.2 MM3/UL (normal : 4.0 -10.0)
• Eritrosit : 4.78 MM6/UL (normal : 3.50 – 5.50 )
• HCT : 38.4 % (normal: 33.0- 48.0 )
• Trombosit : 174 MM3/UL (normal 150- 450 )
• MCV : 81.1 FL (normal : 80.0 – 97.0 )
• MCH : 30.8 PG (normal : 26.5-33.5)
• NLR : 1.88 % (normal : < 3.13 )
Resume
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan mencret yang
sudah dialami sejak 1 hari yang lalu. BAB dengan frekuensi lebih dari 5x
dalam sehari , konsistensi cair (air>ampas), lendir (-), darah (-). Pasien
juga memiliki keluhan mual(+) & muntah(+) >10x yang berisi makanan
yang dimakan & diminum sehingga pasien tampak lemas (+) pasien
masih mau minum. Riwayat demam (-). BAK (+) dalam batas normal.
Riwayat penyakit terdahulu dan riwayat pemakaian obat dijumpai. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang , dinding perut
tampak soepel,bising usus meningkat (+) , nyeri tekan regio epigastrium
(+), kesadaran compos mentis, mata normal, air mata ada, mulut dan
lidah basah, rasa ingin minum biasa serta pemeriksaan turgor kulit
kembali cepat.
Diagnosis Kerja
Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi +
nausea&vomiting ec dyspepsia
Penatalaksanaan
 Farmakologi
• IVFD RL 30 gtt/i (macro)
• Inj ondancetrone 8mg/12jam
• Inj pantotis 1vial/24jam
• Opox 3x1tab
• New diatab 2x2
 Non Farmakologi
• Konsultasi DPJP internis via telepon
• Diet makan biasa
• Edukasi kepada pasien :
- Hindari telat makan , makan tepat waktu , makan sedikit namun sering
- Hindari konsumsi baik makanan/minuman yg pedas , bersantan , cokelat ,
kopi , minuman yang bersoda & beralkohol .
- Istirahat yang cukup
- Hindari faktor stres
Tinjauan Pustaka . . .
Definisi
Gastroenteritis disebut juga diare, dapat
didefinisikan sebagai buang air besar
dengan konsistensi cair lebih dari tiga kali
sehari disertai atau tanpa darah, dengan
atau tanpa lendir. Diare akut adalah diare
yang berlangsung kurang dari 14 hari dan
sembuh dalam kurun waktu kurang dari
empat belas hari.
 
Etiologi
• Infeksi
• Enteral:
• Virus: Rotavirus, Calicvirus, Astrovirus, Adenovirus enterik serotipe 40 dan 41.
• Bakteri: Campylobacter jejuni, Clostridium difcile, E.coli, Salmonella, Shigella,
Vibrio cholera.
• Parasit: E.hystolitica, G.lamblia, Balantidium coli.

• 2. Non Infeksi, dapat disebabkan oleh
• Sindroma malabsorbsi
• Keracunan makanan
• Kelainan anatomis
Patofisiologi
• Gastroenteritis merupakan penyebab utama morbiditas dan
merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak di
berbagai negara. Di negara berkembang, diare merupakan
penyebab utama kematian pada anak. Epidemiologi
gastroenteritis bergantung pada faktor penyebab. Cara
penyebaran penyakit adalah dengan kontak erat dari orang
ke orang, melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi, serta dari binatang ke manusia. Seringkali
kuman menyebar melalui berbagai rute. Kemampuan kuman
untuk mengakibatkan penyakit tergantung pada modus
penyebaran, kemampuan untuk membentuk koloni di saluran
cerna dan jumlah minimal kuman untuk menyebabkan
penyakit.
•  
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa berupa berat badan, suhu tubuh,
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Semua
anak dengan gastroenteritis, harus diperiksa apakah menderita dehidrasi
dan klasifikasikan status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi
ringan/sedang atau tanpa dehidrasi dan beri pengobatan yang sesuai.4
• Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa
haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-
ubun besar cekung atau tidak, mata cowong atau tidak, ada atau tidaknya
air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.4
• Selain itu pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.2
Penilaian
Penentuan derajat A
Dehidrasi menurut WHO 1995.4 B C
Lihat :      
Keadaan umum *Baik,sadar *Gelisah Rewel *Lesu,Lunglai
      atau tidak sadar
Mata, *Normal *Cekung *Sangat Cekung
      dan Kering
Air mata *Ada *Tidak Ada *Sangat Kering
       
Mulut dan *Basah *Kering *Sangat kering
Lidah      
  *Minum biasa *Haus,ingin *Malas minum
Rasa Haus tidak haus minum banyak atau tidak bias
  2-4 % 5-10 % minum
Kehilangan > 10%
Berat badan (%)
 
Periksa *Kembali Cepat *Kembali Lambat *Kembali sangat
Turgor kulit lambat
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Pemeriksaan ringan/sedang *bila ada 1
*Bila ada 1 tanda tanda ditambah
ditambah 1 atau 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium pada gastroenteritis akut tidak dilakukan secara rutin,
hanya pada indikasi tertentu. Pemeriksaan elektrolit dapat dipakai sebagai indikator
hidrasi. Spesimen tinja diperiksa bila dicurigai adanya invasi bakteri. Adanya lendir,
darah ataupun leukosit dapat mengindikasikan adanya colitis sebagai respons
terhadap invasi bakteri yang luas pada mukosa kolon seperti infeksi kuman
shigella, salmonella, C. jejuni dan E.coli invasif. Pasien yang terdeteksi E.
histolytica umumnya memiliki leukosit pada tinja yang minimal.
• Rotavirus pada tinja dapat diketahui dengan Rapid diagnostic test. Pemeriksaan
kultur feses dianjurkan pada diare yang persisten, klinis toksik. Apabila hasil
pemeriksaan feses tidak ditemukan adanya darah dan peningkatan leukosit, dan
tidak terdapat riwayat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, tipe ini
umumnya disebabkan oleh virus. Pemeriksaan tinja parasit perlu dipertimbangkan
pada penyakit disentri akut, terutama pada para pelancong, dan pada diare yang
berkepanjangan namun tidak ada bakteri yang teridentifikasi. Penegakan diagnosis
E. histolytica dilakukan berdasarkan identifikasi organisme pada tinja. Pemeriksaan
serologis berguna untuk menegakkan diagnosis amoebiasis ekstraintestinal,
termasuk abses hati amuba. Diagnosis giardiasis dapat ditegakkan dengan
menemukan trofozoit atau kista didalam tinja, pemeriksaan lainnya adalah aspirasi
duodenum atau biopsi duodenum atau jejunum proksimalis apabila diperlukan,
tetapi pemeriksaan ini jarang dilakukan
Diagnosa Banding
• Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi, toksin, alergi saluran cerna
(termasuk alergi susu sapi ataupun komponen-komponennya), defek malabsorbsi,
infalammatory bowel disease, penyakit celiac, atau adanya cedera pada eritrosit.
Infeksi spesik dibedakan satu sama lain melalui pemeriksaan kultur tinja dan ELISA
(enzyme linked immunisorbent assay) atau apabila diperlukan pemeriksaan PCR
(polymerase chain reaction). Enteritis akut dapat menyerupai berbagai penyakit
akut lainnya, seperti intususepsi dan apendisitis akut, yang dapat diidentifikasi
melalui pemeriksaan pencitraan. Berbagai penyakit non infeksius lainnya dapat
menyebabkan diare kronik, berlangsung lebih dari 14 hari. Diare persisten atau
kronik memerlukan pemeriksaan terhadap malabsorbsi atau pemeriksaan invasif,
antara lain endoskopi dan biopsi usus.
• Sumber utama diare umumnya dihubungkan dengan tertelannya makanan yang
telah terkontaminasi. Bakteri yang pernah dilaporkan berkaitan dengan penyebab
food borne, antara lainSalmonella non-tifoid, Campylobacter, Shigella, Yersinia,
Literia monocytogenes, dan V. Cholerae. Sedangkan pada golongan parasit antara
lain Crypstosporidium parvum dan Cyclospora cayetanensis.
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan Gastroenteritis Tanpa dehidrasi
• Penatalaksanaan Gastroenteritis dengan Dehirasi Ringan-Sedang
• Penatalaksanaan Gastroenteritis dengan Dehirasi Berat
Diagnosis

• Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi +


dyspepsia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai