ADZRA RAYHANA
Penggeledahan
*dalam melaksanakan penggeledahan, penyidik tidak sepenuhnya melakukan sendiri. Penyidik juga diawasi dan
dikaitkan dengan Ketua Pengadilan Negeri dalam melakukan penggeledahan
Penggeledahan rumah
“keadaan biasa atau normal”
1) Penggeledahan Dapat Langsung Dilaksanakan Tanpa Lebih Dulu Izin Ketua Pengadilan Negeri
Pasal 34 ayat (1) KUHAP :
“Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik harus segera bertindak dan
tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu, dengan tidak mengurangi
ketentuan Pasal 33 ayat (5) penyidik dapat melakukan penggeledahan”.
4. Penyitaan dan memperlihatkan benda sitaan harus disaksikan oleh Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dengan
dua orang saksi.
*Tindakan penyitaan dapat pula dilakukan tanpa izin dari Ketua Pengadilan yaitu apabila dalam keadaan yang sangat perlu dan
mendesak bilamana penyidik harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu.
BENDA YANG DAPAT DIKENAKAN PENYITAAN : BENDA SITAAN DAPAT DIJUAL LELANG :
1. Benda atau tagihan tersangka/terdakwa yang 1. Benda sitaan yang dapat cepat rusak atau biaya
seluruhnya atau sebagian diperoleh/hasil dari tindak penyimpanannya terlalu tinggi menunggu putusan
pidana, atau pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dapat
dijual lelang oleh kantor lelang negara dan sejauh
2. Benda yang telah digunakan atau alat untuk
mungkin dengan persetujuan tersangka atau kuasanya;
melelakukan tindak pidana;
2. Hasil pelelangan bempa uang dipakai sebagai barang
3. Benda lain yang digunakan menghalang-halangi
bukti disertai dengan berita acara lelang;
penyidikan;
3. Guna kepentingan pembuktian sebagian kecil barang
4. Benda yang khusus dibuat untuk diperuntukkan
yang dilelang disisihkan untuk diajukan ke pengadilan;
melakukan tindak pidana;
4. Benda sitaan yang membahayakan atau benda
5. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan
terlarang atau dilarang beredar tidak boleh dijual lelang
tindak pidana yang dilakukan;
tapi diamankan sambil menunggu putusan pengadilan.
6. Benda yang ada dalam sitaan perkara perdata atau
karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan
pembuktian dalam perkara pidana yang sedang diperiksa.
7. Benda elektronik
PENGEMBALIAN BENDA SITAAN
1. Kepentingan penyidikan atau penuntutan Dalam hal perkaranya telah diputus dan telah
tidak diperlikan lagi karena tidak dapat mempunyai kekuatan hukum tetap maka di
2. Perkara tersebut tidak jadi dituntut : 1. Dikembalikan kepada orang yang disebut
dalam putusan, atau;
Dihentikan penyidikannya
2. Dirampas untuk negara;
Dihentikan penuntutannya
3. Dirampas untuk dimusnahkan / dimsak
3. Perkara tersebut dikesampingkan untuk sampai tidak dapat digunakan lagi, atau
kepentingan umum oleh Jaksa Agung;
4. Dikembalikan kepada penuntut umum
4. Perkara ditutup demi hukum karena untuk digunakan sebagai barang bukti dalam
penuntutannya menjadi hapus perkara lain.
Pemeriksaan Surat
(Pasal 47 dan 48 KUHAP)
(1) Penyidik berhak membuka, memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim
melalui kantor pos dan teIekomunikasi, jawatan atau pcrusahaan komunikasi
atau pengangkutan jika benda tersebut dicurigai dengan alasan yang kuat
mempunyai hubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa, dengan
izin khusus yang diberikan untuk itu dari ketua pengadilan negeri.
(2) Untuk kepentingan tersebut. penyidik dapat meminta kepada kepala
kantor pos dan telekomunikasi, kepala jawatan atau perusahaan komunikasi
atau pengangkutan lain untuk menyerahkan kepadanya surat yang dimaksud
dan untuk itu harus diberikan surat tanda penerimaan.
(3) Hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, dapat
dilakukan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan menurut
ketentuan yang diatur dalam ayat tersebut
Referensi
www.hukumonline.com
https://litigasi.co.id/