Penyitaan
Perampasan adalah
barang yang dirampas diambilalih dari pemiliknya dengan tujuan mencabut hak
milik atas barang itu untuk dipergunakan bagi kepentingan negara, untuk dimusnahkan
atau untuk dirusak sampai tidak dapat dipergunakan lagi.
Pada dasarnya penyitaan oleh penyidik harus ada izin dari Ketua PN setempat (Pasal 38).
Penyidik dapat melakukan penyitaan tanpa izin Ketua PN dalam keadaan yang sangat
perlu dan mendesak, dan wajib segera melaporkan kepada Ketua PN setempat guna
memperoleh persetujuannya.
Hanya untuk benda bergerak
Mengenai benda-benda apa saja yang dikenai penyitaan (Pasal 39 ayat (1)) :
1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya atau sebagian diduga
diperoleh dari TP atau sebagai hasil dari TP;
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan TP atau untuk
mempersiapkan;
1
Pasal 39 ayat (2)
Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata' atau karena pailit dapat juga
disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana,
sepanjang memenuhi ketentuan ayat (1).
Pasal 40
Dalam hal tertangkap tangan penyidik dapat menyita benda dan alat yang ternyata atau
yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain
yang dapat dipakai sebagai barang bukti.
Pasal 43
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut undang-
undang untuk merahasiakannya, sepanjang tidak menyangkut rahasia negara, hanya
dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau atas izin khusus ketua pengadilan
negeri setempat kecuali undang-undang menentukan lain.
Pasal 44
(1) Benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaan negara.
Pasal 45
dalam hal benda sitaan lekas rusak atau yang membahayakan atau biaya penyimpanan
benda tersebut terlalu tinggi , sejauh mungkin dengan persetujuan tersangka atau
kuasanya diambil tindakan:
a. di tangan penyidik atau PU, benda dapat dijual dilelang atau diamankan oleh
penyidik atau PU dengan disaksikan tersangka atau kuasanya;
b. di pengadilan, barang dapat diamankan atau dijual lelang oleh PU atas izin hakim
yang menyidangkan perkaranya disaksikan oleh terdakwa atau kuasanya.
Hasil pelelangan benda yang bersangkutan yang berupa uang dipakai sebagai
barang bukti.
2
Guna kepentingan pembuktian sedapat mungkin disisihkan sebagian
Benda yang disita dikembalikan kepada orang yang berhak apabila (Pasal 46) :
a. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi;
b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau ternyata tidak
merupakan TP;
c. Perkara tersebut dikesampingkan demi kepentingan umum atau perkara tersebut
ditutup demi hukum, kecuali benda tersebut diperoleh dari TP atau yang dipergunakan
untuk TP.