PENYITAAN
Anggota :
1. Putri Wahyuni (4012111010)
2. Rinaldi (4012111071)
DEFINISI PENYITAAN
Penyitaan dirumuskan dalam pasal 1 angka 16
KUHAP, yaitu “ penyitaan adalah serangkaian
tindakan penyidik untuk mengambil alih atau
menyimpan dibawah penguasaannya benda
bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan peradilan”.
PENYITAAN
dapat disimpulkan bahwa penyitaan berupa perbuatan
mengambil alih tidak harus diikuti dengan penguasaan
fisik/merampas benda, dan penyitaan berupa perbuatan
menyimpan di bawah penguasaan pun tidak harus diikuti
pengambil alihan benda tersebut. Sebagai contoh,
penyitaan berupa mengambil alih benda yang (dapat) tidak
diikuti dengan penguasaan (fisik)nya adalah terhadap
benda berupa saham dan kapal. Penyitaan berupa
penyimpanan barang dalam penguasaan yang tidak (perlu)
diikuti pengambilalihan adalah benda yang bukan milik
pelaku kejahatan seperti kendaraan bermotor roda dua.
PRINSIP-PRINSIP PENYITAAN
Berdasarkan Pasal 36-48, beberapa prinsip utama penyitaan adalah:
1. Penyitaan harus dengan ijin Ketua Pengadilan, kecuali dalam keadaan sangat
perlu dan mendesak, keadaan mana penyitaan hanya dapat dilakukan atas benda
bergerak (Ps. 38).
2. Objek penyitaan diatur secara limitatif dalam Pasal 39, meski bunyi pasal
tersebut masih menimbulkan perdebatan dan pertanyaan dalam
praktek.Penyitaan juga dapat dilakukan dalam hal tertangkap tangan (Ps. 40).
3. Dalam hal tertangkap tangan, Penyidik berwenang menyita paket atau surat
atau benda yang ditujukan atau berasal dari Tersangka (ps. 41).
4. Penyidik berwenang memerintahkan orang yang menguasai benda untuk
menyerahkan benda yang di bawah kekuasaannya itu (Ps. 42).
5. Benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaan negara dan
tanggungjawabnya ada pada pejabat yang berwenang sesuai tingkat pemeriksaan
dalam proses peradilan (Ps. 44).
6. Benda sitaan yang mudah rusak dan membahayakan, sejauh mungkin dengan
persetujuan Tersangka dapat dijual lelang atau diamankan dan (uang) hasil lelang
itu dapat dijadikan barang bukti, dengan sedapat mungkin sebagian kecil dari
benda itu disisihkan guna kepentingan pembuktian (Ps. 44 ayat (1-)).
7. Benda sitaan yang bersifat terlarang dirampas bagi kepentingan negara atau
dimusnahkan.
DALAM PASAL 39 KUHAP, BENDA-BENDA
YANG DAPAT DIKENAKAN PENYITAAN :
1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang
seluruh atau sebagai diduga diperoleh dari tindak pidana
atau sebagian hasil dari tindak pidana.
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.
3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
penyelidikan tindak pidana.
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan
melakukan tindak pidana.
5. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung
dengan tindak pidana yang dilakukan.
PENGERTIAN PENGGELEDAHAN
Penggeledahan merupakan bagian dari wewenang
“penyidik” untuk memasuki dan melakukan
pemeriksaan terhadap rumah seseorang atau
melakukan pemeriksaan terhadap badan atau
pakaian seseorang yang dibenarkan oleh undang-
undang. Tindakan penyidik tidak hanya terbatas
pada melakukan pemeriksaan akan tetapi bisa
sekaligus melakukan penangkapan dan penyitaan
sepanjang telah memenuhi ketentuan hukum
acara yang mengatur.
PENGGELEDAHAN BADAN
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 pasal 1 butir 18 KUHAP
Tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau
pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada
badannya atau dibawanya serta, untuk disita.