Anda di halaman 1dari 28

FRAKTUR PADA

ANTERIOR CRUCIATE
LIGAMENT(ACL)

• EVA ESTRELITA CARDOSO GOMES 102013362


• IRENE MENTARI 102013465
• MUHAMMAD NAQIB SYAHMI 102013494
SKENARIO 11

• Laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan nyeri


pada lutut kirinya sejak 6 jam yang lalu, lututnya

keseleo karena gerakan memutar badan saat

bermain sepak bola.


NYERI PADA LUTUT KIRI SEJAK
6JAM YG LALU
PEMERIKSAAN FISIK
Tes Lachman
Tes Lachman

• Posisi supine (berbaring)


• Femur ditahan dengan 1 tangan, tangan sebelah
mendorong tibia ke posisi anterior.
• POSITIF: end point dari anterior tibia tidak jelas
(ACL robek)
• NEGATIF: end point dari anterior tibia tertahan
(ACL intak)
TES PIVOT SHIFT
TES PIVOT SHIFT

• Menentukan ketidakstabilan putaran


anterolateral
• Posisi supine
• Satu tangan pemeriksa menekan os fibulae,
tangan yang satu memegang pergelangan kaki
penderita
• Internal rotasi pada tibia
• POSITIF: tibia lateral disubluksasi ketika ekstensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(MRI SCAN)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(ATHROSCOPY)
DIAGNOSIS
Working Diagnosis Differential Diagnosis
• Ruptur anterior cruciate • Ruptur posterior cruciate
ligament ligament
• Ruptur ligamentum
collateral lateralis
• Ruptur ligamentum
collateral medialis
Etiologi

• Kontak langsung
• Kontak tidak langsung
• Berlari
• Melompat
Patofisiologi
Epidemologi

• Olahragawan
• Wanita
PENANGANAN

• RICE : Rest, Ice, Compression, Elevation


Rest

• Hentikan segera aktifitas, 24 – 48 jam u/


mencegah cedera lebih lanjut.
Ice

• Ice pack pada daerah


lesi
• Mencegah terjadinya kontak langsung dengan
kulit – frostbite
• Kompres 10min setiap 1 – 1 ½ jam
• Efektif sampai 24 jam pertama
• Mengurangi pembengkakan dan nyeri
Compression

• Penekanan bagian cedera


menggunakan sebuah perban
elastis
• Tegas namun tdk terlalu ketat
(sirkulasi darah)
• Bisa menggunakan kombinasi
Ice dan dilakukan kompres
Elevation

• Kaki ditinggikan diatas


permukaan jantung
(jika memungkinkan)
• Dipertahankan sebanyak mungkin selama bbrp hari.
Penatalaksanaan

ACL yg robek
•Atlet muda  OPERASI – reconstruksi ligamen
ACL.
•Individu lebih tua (aktivitas sederhana)  non-
operatif
Penanganan Bedah
•bedah orthopedi rekonstruksi
arthroscopicmencegah terjadinya instabilitas +
mengembalikan fungsi lutut  kembali berolahraga .

•Indikasi tentunya adalah para atlet atau orang yang


memiliki aktivitas tinggi, cidera ACL dengan robekan
total, atau pasien sendiri yang meminta untuk
dioperasi.
Mekanisme operasi adalah dengan penggantian/cangkok jaringan
(tendon graft) yang didapat dari tubuhnya sendiri (autograft) atau
dari orang lain (allograft), contohnya:
1.Patellar tendon autograft/Allograft
2.Hamstring tendon autograft/Allograft
3.Quadriceps tendon autograft/Allograft.
4.Semitendinosus tendon autograft
5.Semimembranosus tendon autograft
6.Anterior/posterior tibialis tendon allograft
7.Tendon achilles allograft

Pasien yang menjalani operasi memiliki tingkat keberhasilan jangka


panjang sebesar 82-95% sementara rekurensi atau kegagalan graft
sebesar 8%.
Penanganan Non-bedah
•Bracing – memproteksi lutut dari
ketidakstabilan. Selanjutnya diteruskan
dengan pemakaian tongkat yang dapat
mengurangi beban pada kaki.
•Terapi fisikal – oedem berkurang,
rehabilitasi bermula. Olahraga spesifik
dapat restorasi fungsi pada lutut dan
menguatkan otot kaki yang memberi
sokongan padanya

Terapi fisik dan rehabilitasi  memperkuat


otot-otot sekitar lutut sebagai kompensasi
adanya cidera ACL.
Komplikasi

• infeksi,
• kekakuan pasca operasi,
• nyeri pasca operasi
• Jarang komplikasi yang sifatnya fatal sehingga disebut
sebagai operasi dengan ‘economical risk factor
Prognosis

• Secara keseluruhan, rekonstruksi ACL adalah operasi


yang sangat sukses.

• Kemajuan dalam teknik bedah dan rehabilitasi telah


membawa tingkat keberhasilan 95% untuk mencapai
kestabilan lutut setelah operasi.
Kesimpulan
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai