Anda di halaman 1dari 9

DISLIPIDEMIA PADA

PENYAKIT JANTUNG
KORONER
Kelompok 2 :
SF20209 Erma Herniani
SF20210 Fera Fitria
SF20211 Gusmiah
SF20212 Henny Anggriani
SF20213 Hj. Idayati
SF20213 Istiqomah
SF20215 Jauza Hana
DISLIPIDEMIA

 Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid


yang ditandai dengan peningkatan maupun

DEFINISI penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan


fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan
kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL.

PENYAKIT JANTUNG KORONER

 Suatu kelainan yang disebabkan oleh


penyempitan atau penghambatan pembuluh
DEFINISI arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung
dan merupakan kelainan mikroardium yang
disebabkan oleh insufisiensi aliran darah
koroner.
HUBUNGAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER DAN DISLIPIDEMIA
 Penyebab paling utama PJK adalah dislipidemia. Perubahan gaya hidup
masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid.

 Aterosklerosis adalah proses penyakit yang dimulai sejak awal kehidupan


dan perkembangannya tanpa gejala yang menyebabkan penyempitan
arteri koronaria dengan atau tanpa penyulit. Pengerasan dinding
pembuluh darah (aterosklerosis) terjadi ketika adanya penumpukan
lemak yang terdiri dari lipoprotein atau zat yang didapatkan dari protein
dan lemak, kolesterol, dan sisa sel limbah lainnya di dalam dinding arteri
bagian dalam.

 Prosesnya menyebar dengan serabut otot dan lapisan endotel dinding


arteri kecil dan arteriol mengalami penebalan. Hal ini akan menyebabkan
penyumbatan pada arteri yang membuat otot jantung sulit berkontraksi
karena pasokan oksigen berkurang dan bahkan dapat menyebabkan
pembusukan pada otot jantung atau nekrosis
LANJUTAN . . .

 Salah satu penyebab penyakit jantung koroner adalah kebiasaan


makan-makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh sehingga
terbentuknya plak-plak lemak yang disebut ateroma. Ateroma akan
menyebabkan Aterosklerosis, yaitu suatu keadaan arteri besar dan
kecil yang ditandai oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan
leukosit diseluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
Pada aterosklerosis, lapisan intima dinding arteri banyak
mengandung kolesterol atau lemak lain yang megalami pengapuran,
pengerasan, dan penebalan. Mengeras dan menyempitnya pembuluh
darah oleh pengendapan kolesterol, kalsium, dan lemak berwarna
kuning dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis) atau
pengapuran.
 Tahap-tahap terjadinya aterosklerosis dimulai dengan deposit lemak
dalam dinding arteri yang normal. Bila deposit ini berlanjut akan
mengakibatkan deposit yang semakin banyak, sehingga dapat
mengakibatkan penutupan atau tersumbatnya saluran pembuluh
darah. Adapun faktor-faktor terjadinya aterosklerosis adalah
hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus, kegemukan dan
kurang aktifitas fisik.
LANJUTAN . . .

 Penyakit Jantung Koroner berawal dari penimbunan lemak pada


pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke jantung. Akibat dari
proses ini pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras, sehingga
jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen. Akibatnya
fungsi jantung terganggu dan harus bekerja sangat keras.

 Aterosklerosis merupakan komponen penting yang berperan dalam


proses pengapuran atau penimbunan elemen-elemen kolesterol. Salah
satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa kolesterol dalam batas
normal juga sangat penting bagi tubuh. Masalahnya akan berbeda
ketika asupan kolesterol berlebihan. Asupan lemak yang adekuat yang
berhubungan dengan keadaan patologi yaitu Penyakit Jantung Koroner
erat hubungannya dengan peningkatan kadar profil lipid.
LANJUTAN . . .

 Faktor yang bertanggung jawab atas penumpukan lipid pada dinding


pembuluh darah dan beberapa tiorial :
1. Adanya defek pada fungsi reseptor LDL di membran gel
2. Gangguan transpor lipoprotein transeluler (endositotoktik)
3. Gangguan degrasi oleh lisosom lipoprotein
4. Perubahan permeabilitas endotel
PENGELOLAAN DISLIPIDEMIA

 Pila r ut am a pe n g e l ol aa n dislip ide mia a dalah upaya non f ar mak ol og i yang


me lipu ti modi f i kas i di e t , lat iha n jasma ni, kons umsi sup le me n min yak ikan
unt u k me n ur un kan k adar VLD L se rt a pe n ge lola an B B .

 Non Farm akol og i


1. Te rap i D i e t
Tujua n ut ama t e r api die t dis ini a dalah m e ne nt ukan r isiko P VK de n g an
m en g uran g i asupa n l e m ak je nu h dan kole s t e rol s e rt a me n g e mba likan
ke se i mban g an kal or i . Te ra pi ini dimu lai de ng an m e nilai pola ma kan,
m en g ide n t i f i k asi ma kana n yan g me n g andu ng ban ya k le ma k je n uh d an
kole s te r ol se r t a be r apa se rin g ke du anya dima kan. P e nilaian in i p e nt ig un t uk
m en e n tu kan apa ka h h ar us dimula i de n g an die t t ah ap I a t au la ng sun g ke die t
t ah ap I I . P e n i l a i an n ya dini lai se t e lah 4 - 6 min gg u dan ke mud ian se t e lah 3
bu lan.
2 . La t ihan J asm an i
Me nur ut be be r a pa pe n e lit ia n, lat ihan f is ik dapa t mn ing kat ka n kadar HD L d an
Apo Al, me n u r un k an r e sist e n si ins ulin, t rig lise r ida da n LD L, me n urun kan B B
da n m e n i n g ka t kan s e n si t ifit as , ke se r ag aman f isik.
LANJUTAN . . .

 Farmakologi
Bila terapi non farmakologi tidak berhasil maka dapat memberikan
bermacam-macam obat normolipidemia.
1. Golongan resin (sequestrants)
2. Asam nikotinat dan acipimox
3. Golongan satin (HMG-CoA Reductase Inhibitor)
4. Derivat asam fibrat
5. Probutol

 Pemberian obat tersebut tergantung dari jenis dislipidemia dengan


mempertimbangkan kemampuan dari obat tersebut dalam
mempengaruhi KHDL, trigliserida, fibrinogen, KLDL dan diperhatikan
pengaruh atau ES dari obat tersebut.
KESIMPULAN

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang paling


prevalen dan menjadi pembunuh utama dibanding
dengan penyakit lainnya di negara-negara industri.
TERIMA
Secara teoritis banyak hal yang dapat dikerjakan namun
belum semua dapat praktis dilaksanakan. Terbukti dari
KASIH
data epidemiologis bahwa menurunkan lipid akan diikuti
dengan penurunan angka kesakitan maupun angka
kematian kardiovaskuler.

Anda mungkin juga menyukai