Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 3

KONSENSUS
DASAR NEGARA

TIM DOSEN
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Aspek Kognitif:
 Paham tentang empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

Aspek Sikap:
 Mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mempertahankan NKRI dengan
menegakkan PANCASILA, UUD 45, dan semangat kebhinekaan.
 Berani menyatakan sikap terhadap upaya-upaya mencederai konsensus
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

Aspek Psikomotorik:
 Bersedia melakukan tindakan penolakan terhadap upaya-upaya mencederai
konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
EMPAT KONSENSUS DASAR KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASIL UUD
A 1945

BHINEKA
NKRI TUNGGAL
IKA
NEGARA INDONESIA

KONDISI SAAT INI


Masih ada upaya untuk melakukan disintegrasi dan
mengganti ideologi negara

NKRI harus dipelihara dan dijaga, karena


keberadaannya senantiasa di dalam ketegangan antara
integrasi, disintegrasi dan reintegrasi.
PASANG SURUT EMPAT
KONSENSUS DASAR

1.  Pada masa kemerdekaan, terutama pada periode


demokrasi terpimpin dan masa pemerintahan Orde
Baru, ancaman atas empat pilar kehidupan berbangsa
dan bernegara itu datang dari rezim otoritarian yang
hendak menghapuskan persatuan dalam keberagaman
(unity in diversity) dengan cara melakukan
penyeragaman atas kebhinekaan (unity in uniformity).
PASANG SURUT EMPAT
KONSENSUS DASAR

Pada masa Orde Baru

(1) Pendudukan langsung jabatan-jabatan politik (dominiasi


politik) negara oleh kekuatan pro orba

(2) Eksploitasi sumber daya ekonomi (eksploitasi ekonomi)


oleh kelompok pro orba
PASANG SURUT EMPAT
KONSENSUS

3.Pasca Reformasi ►gelombang tsunami demokratisasi

 Lemahnya peran negara di satu sisi,


 Menguatnya partisipasi masyarakat
 Melahirkan konflik horisontal, korupsi, penindasan
kelompok mayoritas atas menoritas, pemaksaan
kehendak, sparatisme, anarkisme berdalih agama,
hingga terorisme.
 Demokrasi (pemerintahan oleh rakyat) menjadi Demo-
crazy (pertunjukan kegilaan). 
Kecenderungan ini pun menjadi ancaman serius
AKHIRNYA....

TERANCAM NKRI

Pancasila

UUD’45

Bhineka Tunggal Ika.


MENGAPA PERLUNYA PENGUATAN
EMPAT PILAR NKRI ?

“ Dari Sabang sampai Merauke,


berjajar pulau-pulau,
sambung menyambung menjadi satu
itulah Indonesia,
Indonesia tanah airku,
aku berjanji padamu,
menjunjung tanah airku,
tanah airku Indonesia,”
INDONESIA SANGAT PLURAL

AGAMA SUKU RAS BAHASA

SERING TERJADI
KONFLIK !!!
TENTANG PANCASILA

Meski MPR RI pada tahun 1998 melalui Ketetapan MPR No.18


MPR 1998, telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara,
bukan berarti ketegangan antara Kelompok Nasionalis dan
Kelompok Islam selesai. Peristiwa peringatan Pidato Bung
Karno pada 1 Juni 2010, memperlihatkan secara jelas tentang
masih belum selesainya ketegangan keduanya dalam memaknai
saat lahirnya Pancasila dan “pencipta” konsep Pancasila itu
sendiri.
Yang kemudian segera ditindaklanjuti dengan keputusan bahwa
MPR hanya akan menyelenggarakan Peringatan Pidato Bung
Karno 1 Juni 1945, bukan Peringatan Hari Lahirnya Pancasila.
TENTANG UUD 1945

juga sedang mengalami negosiasi politik yang tak henti


1 kali penggantian pada saat dikeluarkannya UUD
Sementara dan 4 Kali perubahan adalah hasil dari negosiasi
pada masa Reformasi. Setelah perubahan selama 4 kali, banyak
pihak masih merasa UUD 1945 masih jauh dari kesempurnaan.
Setidaknya terdapat 2 hal yang sering diperdebatkan yakni
Sistem Presidensial Setengah Hati dan Kewenangan DPD RI.
Terkait kewenangan DPD RI, UUD 1945 tidak memberikan
kewenangan Legislasi dan Penganggaran secara penuh kepada
DPD RI, padahal para anggota DPD RI dan anggota DPR RI
dipilih sama-sama dalam sebuah pemilihan umum
TENTANG NKRI

Pilar NKRI juga masih terus berproses menuju negosiasi.


Secara khusus di daerahdaerah yang punya sejarah ingin
memisahkan diri (Aceh dan Papua) dan Yogyakarta.
Konsep NKRI yang seharusnya memandang tiap
provinsi dalam level dan kewenangan yang sama
menjadi konsep yang sedikit mengambang karena
diberikannya perlakuan khusus kepada beberapa
provinsi. Perlakuan khusus ini diharapkan menjadi titik
temu dari berbagai kepentingan yang ada di 3 daerah ini.
TENTANG BHINEKA TUNGGAL IKA

Konsep yang diambil dari bahasa Sansekerta ini


adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan konsep
NKRI. Bhineka Tunggal Ika hendak merangkul
keruwetan keberagaman antar suku dan bahasa yang
ada di negeri ini dalam konsep kebersamaan dalam
rumah bernama Indonesia. Konsep ini kadang tidak
bisa dipraktekkan dalam dunia nyata, ini terlihat dari
seringnya terjadi konflik antar etnis di Indonesia.
HAL YANG PERLU DILAKUKAN

1. Membangun sebuah kerangka hukum yang kuat.


Dalam konteks ke Indonesiaan kerangka hukum itu tidak boleh
meninggalkan 4 pilar negara yakni Pancasila; UUD 1945;
NKRI; dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Melibatkan partisipasi secara penuh dari warga negara
3. Proses pengajuan sebuah RUU
4.Proses konsultassi publik
5.Usulan resmi baik oleh inisiatif DPR, DPD maupun
Pemerintah
PRINSIP ATAU ASAS PLURALISTIK DAN
MULTIKULTURAL BHINNEKA TUNGGAL IKA

Dengan prinsip di atas maka berarti mendukung nilai:


(1) inklusif, tidak bersifat eksklusif,
(2) terbuka,
(3) ko-eksistensi damai dan kebersamaan,
(4) kesetaraan,
(5) tidak merasa yang paling benar,
(6) tolerans,
(7) musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap
pihak lain yang berbeda
PRINSIP ATAU ASAS PLURALISTIK DAN
MULTIKULTURAL BHINNEKA TUNGGAL IKA

Dengan prinsip di atas maka berarti mendukung nilai:


(1) inklusif, tidak bersifat eksklusif,
(2) terbuka,
(3) ko-eksistensi damai dan kebersamaan,
(4) kesetaraan,
(5) tidak merasa yang paling benar,
(6) tolerans,
(7) musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap
pihak lain yang berbeda
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai