ETNOSENTRISME.
Berasal dari kata dalam bahasa Yunani: “ethos” (orang atau
bangsa) dan “ketron” (pusat: terpusat pada satu kelompok
budaya).
Tingkat dimana individu-individu menilai budaya orang lain
sebagai “inferior” terhadap budaya mereka.
KENDALA DALAM K A B
ETNOSENTRISME.
Terdiri dari 2 bagian: 1) keyakinan akan superioritas satu
kelompok dan 2) keyakinan bahwa kelompok lain adalah
inferior.
Tidak seorang pun lahir dengan perilaku etnosentrik. Ia
dipelajari, paling tidak untuk tingkatan tertentu.
KENDALA DALAM K A B
ETNOSENTRISME.
Hal yang cukup wajar untuk merasa bahwa
kelompoknya adalah yang terbaik.
Persoalan muncul bukan dari perasaan bangga
terhadap budayanya, tetapi “kesimpulan yang tidak
perlu” bahwa budaya lain adalah inferior.
Simbol etnisitas, agama atau kebangsaan ingroup
menjadi obyek kebanggaan dan kehormatan,
sebaliknya simbol-simbol dari outgroup menjadi
obyek penghinaan dan kebencian.
KENDALA DALAM K A B
ETNOSENTRISME.
Banyak bahasa yang menunjukkan tingkat
etnosentrisme tertentu.
Cina: “the Middle Kingdom” (pusat dari dunia)
Orang AS menyebut diri mereka sebagai “American”.
Etnosentrisme yang ekstrim akan mengarah pada
konflik, bahkan perang dengan outgroup.
KENDALA DALAM K A B
ETNOSENTRISME.
Dapat menyebabkan munculnya rasisme (kategorisasi
berdasarkan keadaan fisik eksternal) dan seksisme
(kategorisasi berdasarkan jenis kelamin).
Ras merupakan sebuah konstruksi sosial, sebuah
upaya untuk memberikan makna sosial terhadap
perbedaan-perbedaan fisik.
KENDALA DALAM K A B
STEREOTIP.
Generalisasi tentang beberapa kelompok orang yang sangat
menyederhanakan realitas dan mengarah pada prasangka.
Generalisasi akan menghalangi munculnya persepsi yang akurat
tentang kualitas-kualitas “orang lain”.
KENDALA DALAM K A B
STEREOTIP.
Gordon Allport (“Contact” Theory of Prejudice):
individu-individu yang tidak mempunyai jalinan
komunikasi yang akrab dengan budaya partikular,
maka mereka akan lebih berprasangka terhadap
orang dari budaya tersebut.
Melalui kontak antar pribadi, seseorang akan dapat
mengurangi tingkat prasangkanya.
KENDALA DALAM K A B
STEREOTIP.
Banyak stereotip yang tidak benar dan mendistorsi
realitas.
Stereotip seringkali merupakan self-fulfilling.
Bila kita menerima stereotip sebagai penilaian yang
akurat, maka kita cenderung hanya melihat bukti yang
mendukungnya dan mengabaikan pengecualiannya.
KENDALA DALAM K A B
STEREOTIP.
Relativisme kultural adalah tingkat dimana seseorang
menilai budaya orang lain berdasarkan konteksnya.
Relativisme kultural merupakan sarana untuk
mempertanyakan keberadaan stereotip.
Melalui relativisme kultural, seseorang dapat
memahami budaya dari dalam dan melihat perilaku
orang dari titik pandang mereka.
RELASI ANTARA STEREOTIP,
PRASANGKA DAN K A B
Stereotip dan prasangka akan mempengaruhi KAB:
Stereotip dan prasangka menjadi penyebab tidak
berlangsungnya KAB (menghindari kontak dengan
orang dari kelompok yang tidak disukai).
Stereotip dan prasangka cenderung menciptakan hal
negatif selama pertemuan antar budaya (komunikasi
defensif dan superfisial).
RELASI ANTARA STEREOTIP, PRASANGKA DAN
KAB