NIM :048115196
JURUSAN :ILMU HUKUM
MATA KULIAH :ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
TUGAS 1
Jawaban:
A. Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan
standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap
kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa,
perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan
kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Menurut KBBI, etnosentrisme berarti
sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri,
biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan
kebudayaan lain. Etnosentrisme bisa saja tampak atau tidak tampak di tengah-tengah
masyarakat, dan meski dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan merupakan
kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi
negatif di dalam masyarakat. Meski begitu ada beberapa sisi positif dari perilaku
etnosentrisme ini, di antaranya adalah dapat menjaga kestabilan dan keutuhan suatu
budaya, dapat menumbuhkan semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa, serta
dapat memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan atau bangsanya.
Dampak Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme ini memiliki dampak positif dan negatif. Berikut merupakan
penjelasan dampak etnosentrisme.
- Prasangka sosial, yakni sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar
perbandingan dengan kelompok sendiri.
- Stereotip, yakni suatu keyakinan seseorang terhadap orang lain (karena dipengaruhi
oleh pengetahuan dan pengalaman).
- Jarak sosial, yakni aspek lain dari prasangka sosial yang menunjukkan tingkat
penerimaan seseorang terhadap orang lain dalam hubungan yang terjadi di antara
mereka.
Contoh Etnosentrisme
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat
Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas,
konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk manusiawi. Hal
itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok
masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan
menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak masuk logika. Sumber
(https://www.zonareferensi.com/pengertian-etnosentrisme/)
Stangor ( 2011) melanjutkan bahwa stereotip itu berada dalam ranah kognitif sedangkan
prasangka dalam ranah afektif dan diskriminasi berada dalam ranah perilaku yang
munculnya.
Namun ternyata pengaruh lebih lanjut karena stereotip bukan hanya pada perilaku kita
saja, tetapi juga perilaku korban stereotip ketika kita berinteraksi dengan mereka yang
bisa menjadi dugaan pemuas diri sehingga lebih merusak. Misalnya anggota kelompok
tersbut mulai melakukan sesuatu sesuai dengan stereotip itu dan menampilkan
karakteristik yang sesuai dengan stereotip tersebut. Kalau stereotip itu hal positif
tentunya akan jadi baik, tapi apa jadinya jika stereotip yang ditanamkan adalah hal
negatif ( Sears; Freedman & Peplau, 1985)