Anda di halaman 1dari 8

Prinsip Dasar Logika

Dalam Penalaran Hukum


William Blake
Penyair dari Inggris 1757-1827

Cinta yang keliru selalu buta. Cinta selalu membuat


gembira, tak kenal hukum, bersayap dan tak terbatas.
Dan cinta mematahkan semua mata rantai logika.
01 Dalam aktivitas berpikir kita tidak boleh melalaikan
patokan pokok yang oleh logika disebut “asas berpikir”.

02 Asas sebagaimana kita ketahui adalah “pangkal atau


asas dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti”.

03 Maka asas pemikiran adalah pengetahuan di mana


pengetahuan lain muncul dan dimengerti.

04 Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak


dan salah-benarnya suatu pemikiran tergantung
terlaksana tidaknya asas-asas ini. Ia adalah dasar dari
pengetahuan dan ilmu.
Asas identitas atau principium identitatis atau law of identity

Prinsip ini menyatakan bahwa Jika kita beri rumusan akan


“Sesuatu itu adalah dia sendiri berbunyi : “Bila proposisi itu benar
bukan lainnya”. Jika kita maka benarlah ia”.
mengetahui bahwa sesuatu itu “Z”
maka ia adalah Z dan bukan A, B,
atau C.

Ia adalah dasar dari semua pemikiran


dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita
tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas ini.
Asas kontradiksi atau principium contradictoris atau law of contradiction

Jika kita mengakui bahwa


sesuatu itu bukan A maka tidak
mungkin pada saat itu ia adalah A Dengan kata lain, “dua
sebab realitas ini hanya satu kenyataan yang kontradiktoris
sebagaimana disebut oleh asas tidak mungkin bersama-sama
identitas. secara simultan.

Jika hendak kita rumuskan akan


berbunyi : “Tidak ada proposisi
Prinsip ini menyatakan bahwa yang sekaligus benar dan salah”.
pengingkaran sesuatu tidak
mungkin sama dengan
pengakuannya.
Asas penolakan kemungkinan ketiga atau principium exclusi tertii atau law of excluded middle

Asas ini menyatakan bahwa antara


pengakuan dan pengingkaran
01 kebenarannya terletak pada salah
satunya.

Pengakuan dan pengingkaran


merupakan pertentangan mutlak,
02 karena itu di samping tidak mungkin
benar keduanya juga tidak mungkin
salah keduanya.
Pernyataan kontradiktoris
kebenarannya terdapat pada salah satunya
03 (tidak memerlukan kemungkinan ketiga). Jika
kita rumuskan akan berbunyi “Suatu proposisi
selalu dalam keadaan benar atau salah”.
Principium rationis sufficientis atau law of sufficient reason

Hal ini berarti bahwa tidak ada


perubahan yang terjadi begitu saja
tanpa alasan rasional yang
memadai sebagai penyebab
perubahan itu.

“hukum cukup alasan adalah


kaidah yang melengkapi hukum
kesamaan (principium identitatis).
Hukum cukup alasan menyatakan
bahwa “Jika perubahan terjadi
pada sesuatu maka perubahan itu
haruslah memiliki alasan yang
cukup.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai