Anda di halaman 1dari 92

SISTEM PERSAMAAN LINEAR Dr.

Abdul Wahid Surhim


BAB 1
SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengubah permasalahan sistem
nyata menjadi sistem persamaan linear (SPL)
2. Mahasiswa mampu mencari solusi SPL dengan
menggunakan matriks.
3. Mahasiswa dapat mengaitkan matriks dengan SPL
dalam mencari serta menganalisis solusi dari SPL
tersebut.
POKOK BAHASAN
1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL)
1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN
1.3 Matriks dan operasi matriks
1.4 Aritmatika Matriks, Matriks Balikan
1.5 Matriks Elementer
1.6 Cara Mencari Matriks Balikan
1.7 Jenis‐jenis matriks
APLIKASI OPERASI MATRIKS
Rujukan:
1. Anton, H. and Rores, C. (2005). Elementary Linear Algebra, Ninth Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
TAHAPAN SOLUSI SISTEM
NYATA DENGAN ALJABAR
LINEAR
1 • Gambaran Sistem Nyata
2 Sistem Persamaan Linear (SPL)

3 Matriks

4 Operasi Matriks

5 Solusi dan Analisis



PENGANTAR
•  Informasi sains dan matematika sering ditampilkan dalam bentuk baris dan kolom yang
disebut dengan MATRIKS
• Matriks sering berupa TABEL data-data numerik yang
• muncul dari observasi fisik
• terjadi pada berbagai konteks matematika

• Contoh: Menyelesaikan persamaan berikut


5x + y = 3
2x – y = 4
Semua informasi tentang solusinya diterjemahkan dalam matriks

Solusi diperoleh dengan melakukan OPERASI MATRIKS YANG TEPAT


CONTOH SPL
SOLUSI  Bagaimana dengan SPL ini?
1.  DUA PEUBAH

x = 1, y = 2

2. TIGA PEUBAH

x = 1, y = 2, z = 3

3. EMPAT PEUBAH

w = 1, x = 1, y = 2, z = 3
SOLUSI: ELIMINASI DAN
SUBSTITUSI
  |3|:
|1|:

|3|:
 |1|:
|1|:
  
|2|:
  |2|:
|3|:

 𝑦=2
 𝑥=1
SOLUSI: ELIMINASI DAN
SUBSTITUSI
     

   

 
 
 

|1/2|:
APLIKASI SPL DI TEKNIK
KIMIA, ELEKTO DAN SIPIL
Berikut buku dan makalah terkait aplikasi SPL di Teknik Sipil dan
Elektro:
1. Wahid, A. dan Utomo, W. R. 2019. Application of multivariable model
predictive control (4x4) for dimethyl ether purification from methanol.
International Journal of Technology 10(60): 1211-1219
2. Purba, H. O. 2015. Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik.
Makalah IF2123 Aljabar Geometri. Informatika ITB
3. Wang, Chu Kia. 1985. PENGANTAR ANALISIS STRUKTUR DENGAN
CARA MATRIKS. Penerbit Erlangga
1.1 PENGANTAR SISTEM
PERSAMAAN LINEAR (SPL)
LINEAR NON LINEAR
• SEMUA VARIABEL dalam • ADA VARIABEL dalam persamaan
persamaan memiliki PANGKAT = 1 memiliki PANGKAT ≠ 1
x + 2y = 6 x + 2y0.5 = 6
y = ½ x + 3z y = ½ x + 3zx
• Jika digambarkan dalam suatu bidang • Jika digambarkan dalam suatu bidang
bentuknya GARIS LURUS bentuknya BUKAN GARIS LURUS
x + 2y = 6 x + 2y0.5 = 6
4 10

3 8

2 6

1 4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
SISTEM LINEAR
• Kumpulan persamaan linear dengan variabel x1, x2,
… xn disebut SISTEM PERSAMAAN LINEAR
atau SISTEM LINEAR
• Urutan angka s1, s2, … sn disebut SOLUSI dari
sistem linear tersebut jika x1 = s1, x2 = s2, … xn = sn
adalah solusi untuk setiap persamaan dalam
sistem tersebut
CONTOH 1

Solusinya adalah
x1 = 1, x2 = 2, x3 = -1
karena cocok untuk dua persamaan di atas
Bukan
x1 = 1, x2 = 8, x3 = 1
karena HANYA cocok untuk persamaan pertama saja
KONSISTEN DAN
INKONSISTEN
• KONSISTEN: jika ada paling tidak satu solusi dalam sistem
• INKONSISTEN: sistem yang tidak memiliki solusi, karena persamaan
linear yang ada dalam sistem sebenarnya ekuivalen
• Contoh

• Persamaan kedua adalah 2 kali persamaan persamaan dengan hasil yang


berbeda
• Jadi, sebenarnya persamaannya adalah

INKONSISTEN, tidak ada solusinya


3 KEMUNGKIN SPL
AUGMENTED MATRICES
SPL AUGMENTED MATRIX (matrix dari
koefisien SPL, a, beserta hasilnya, b)
METODE DASAR SOLUSI SPL
TAHAPAN SOLUSI dari SPL adalah
1. Perkalian BARIS dengan konstanta yang bukan nol
2. Pertukaran dua baris
3. Penambahan perkalian satu baris ke baris lainnya
TUJUANNYA: merubah matriks awal ke matriks solusi
Eliminasi y baris 3: baris 2 kali -3 tambahkan ke baris 3

Eliminasi x baris 2: baris 1 kali -2 tambahkan


ke baris 2
Koefisien z baris 3 dibuat = 1: kalikan dengan -2

Eliminasi x baris 3: baris 1 kali -3 tambahkan


ke baris 3 Eliminasi y baris 1: baris 2 kali -1 tambahkan ke baris 1

Koefisien y baris 2 dibuat = 1: kalikan 1/2


Eliminasi z baris 1 dan 2: baris 3 kali -11/2 tambahkan
ke baris 1 dan baris 3 kali 7/2 tambahkan ke baris 2
1.2 ELIMINASI GAUSS-
JORDAN
Matrik solusi pada SPL:
disebut BENTUK ESELON-BARIS TERREDUKSI (reduced row-echelon form) - BEBT
Untuk membentuk matrik seperti itu, sebuah matrik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Jika sebuah baris tidak berisi nol seluruhnya, maka angka bukan nol pertama di baris tersebut adalah 1.
Ini disebut LEADING 1
2. Jika ada sembarang baris yang berisi nol seluruhnya, maka dikelompokkan bersama pada bagian bawah
matrik
3. Jika ada dua baris berurutan yang tidak berisi nol seluruhnya, maka leading 1 baris lebih rendah terletak
di sebelah kanan leading 1 baris atasnya
4. Setiap kolom yang berisi leading 1 memiliki nol di baris lain di kolom tersebut BEBT
• Setiap matrik yang memiliki TIGA SIFAT PERTAMA disebut BENTUK ESELON-BARIS
• Karena itu, matrik BEBT pasti BEB, tapi tidak sebaliknya:
• BEBT berisi NOL di bawah dan di atas leading 1
• BEB berisi NOL di bawah leading 1, tapi bukan nol di atasnya
CONTOH 2 BEBT DAN BEB
Matrik BEBT

Matrik BEB
CONTOH 3 SOLUSI 4 SPL
Augmented matrices berikut dicari solusinya menggunakan operasi baris sehingga
menjadi matrik BEBT
SOLUSI

0x1 + 0x2 + 0x3 = 1 TIDAK ADA SOLUSI


SOLUSI
3 persamaan dengan 4 anu

•  Karena x1, x2, dan x3 adalah leading 1, maka disebut LEADING VARIABLE atau PIVOT
• Non-leading variable (x4) disebut dengan FREE VARIABLE (variabel bebas)
• Ubah ke bentuk pivot sebagai fungsi variabel bebas (x4):

• x4 dapat ditandai dengan sembarang nilai, sebut saja t (), maka solusinya:
SOLUSI
3 persamaan dengan 5 anu

•  Ubah ke bentuk pivot sebagai fungsi variabel bebas (x4):

• x2 dan x5 dapat ditandai dengan sembarang nilai, sebut saja s dan t (), maka
solusinya:
, , , ,
METODE ELIMINASI
 Metode eliminasi GAUSS adalah 5 TAHAPAN,
hasilnya BEB
 JORDAN menambahkan tahapan ke-6, hasilnya
BEBT
 Jadi, Metode Eliminasi Gauss-Jordan menjadi 6
tahapan
ILUSTRASI
TAHAP 1. Tempatkan kolom paling kiri yang tidak berisi nol seluruhnya

TAHAP 2. Tukarkan baris atas dengan baris lainnya, jika diperlukan, untuk
membawa elemen bukan nol ke atas kolom yang ditemukan pada Tahap 1
TAHAP 3. Jika elemen pada baris atas adalah a, maka kalikan
dengan 1/a untuk mendapatkan leading 1

TAHAP 4. Tambahkan perkalian yang tepat pada baris atas ke


baris di bawahnya agar elemen-lemen di bawah leading 1 sama
dengan nol
TAHAP 5. TUTUP baris atas dan lakukan Tahap 1 untuk submatrik sisanya sehingga
menadapatkan BEB

second

second

third

third
TAHAP 6. Memulai dengan baris bukan nol yang terakhir, lakukan perkalian yang
sesuai tiap baris ke baris di atasnya sehingga semua elemen di atas leading 1 bernilai
nol

 
, , , ,
MATLAB DAN OCTAVE:
ELIMINASI GAUSS-JORDAN
A=[0 0 -2 0 7 12;2 4 -10 6 12 28;2 4 -5 6 -5 -1];
Abebt=rref(A)

Hasil:
Abebt =

1 2 0 3 0 7
0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 1 2
CONTOH 4
Selesaikan SPL berikut dengan Eliminasi Gauss-Jordan

SOLUSI: Augmented matrix-nya adalah


-2B1+B2

-2B1+B4
-1B2 -5B2+B3

B4/6

B3↔B4
-3B3+B2 2B2+B1
SUBSTITUSI-BALIK (BACK-
SUBSTITUTION)
• Hasil Eliminasi Gauss bisa tidak dilanjutkan ke Eliminasi Jordan, tetapi
dilanjutkan dengan SUBSTITUSI BALIK

CATATAN: Sembarang nilai dari variabel bebas r, s, dan t disebut paramater


CONTOH APLIKASI
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 
Diketahui sebuah persamaan reaksi kimia yang ingin
• Gambaran Sistem Nyata
1 disetarakan koefisiennya:

• Sistem Persamaan Linear


2 (SPL)

• Matriks
3
• Operasi Matriks
4
• Solusi dan Analisis
5
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 
Diketahui sebuah persamaan reaksi kimia yang ingin
• Gambaran Sistem Nyata
1 disetarakan koefisiennya:

• Sistem Persamaan Linear  Ubah persamaan menjadi:


2 (SPL)
Persamaan dua sisi (kiri dan kanan):
• Matriks
3 Komponen Kiri = Kanan
H
• Operasi Matriks
4 Cl
Na
• Solusi dan Analisis P
5 O
SPL
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 
Diketahui sebuah persamaan reaksi kimia yang ingin
• Gambaran Sistem Nyata
1 disetarakan koefisiennya:

• Sistem Persamaan Linear


2 (SPL)
 1 0 − 3 0 0

3
• Matriks

• Operasi Matriks
[ 1
0
0
0
0
3
1
4
0 −1
0 −1
−1 0
−4 0
0
0
0
0
]
4
• Solusi dan Analisis
5
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 
Diketahui sebuah persamaan reaksi kimia yang ingin
• Gambaran Sistem Nyata
1 disetarakan koefisiennya:

• Sistem Persamaan Linear


2 (SPL)

• Matriks
3  1 0 − 3 0 0

4
• Operasi Matriks

• Solusi dan Analisis


[ 1
0
0
0
0
3
1
4
0 −1
0 −1
−1 0
−4 0
0
0
0
0
]
5
BEBT
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 
Diketahui sebuah persamaan reaksi kimia yang ingin
• Gambaran Sistem Nyata
1 disetarakan koefisiennya:

• Sistem Persamaan Linear


2 (SPL)

• Matriks
3  :
• Operasi Matriks
4
Jika :
• Solusi dan Analisis
5 Persamaan reaksinya menjadi:
KESELURUHAN TAHAPAN
PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA
 Seimbangkan persamaan reaksi berikut ini:

JAWAB:
Ubah persamaan menjadi:

Persamaan dua sisi (kiri dan kanan):


Komponen Kiri = Kanan
H
 1 0 − 3 0 0
Cl
Na
P
[ 1
0
0
0
0
3
1
4
0 −1
0 −1
−1 0
−4 0
0
0
0
0
]
O
 :
Jika :
Persamaan reaksinya menjadi:
APLIKASI: ANALISIS
JARINGAN
JARINGAN terdiri atas cabang (branch) dan
simpangan (junction)
Sistem jaringan biasanya ada di bidang
ekonomi, analisis lalu lintas, dan teknik
elektro
CONTOH
CONTOH: RANGKA STATIK
TERTENTU
A-1

 
𝐹= 𝐴− 1 𝑃

Gaya-gaya Aksial Akibat Gaya-gaya Eksternal Satuan


CONTOH: JARINGAN LISTRIK

 
CONTOH: OPTIMISASI
 Sebuah perusahaan memproduksi 3 jenis produk yang berbeda, yaitu , dan .
Produk tersebut dikerjakan melalui 3 proses yang berbeda, yaitu proses I, II, dan III.
Proses I mampu menghasilkan 17 unit dari jumlah keseluruhan produk , dan dengan
komposisi 1:1:2
Proses II mampu menghasilkan 22 unit dari jumlah keseluruhan produk , dan dengan
komposisi 2:2:1
Proses III mampu menghasilkan 30 unit dari jumlah keseluruhan produk , dan dengan
komposisi 3:3:2
Perusahaan menginginkan pendapatan yang optimum dari penjualan produk, dengan harga
produknya adalah 8500, adalah 7500, dan adalah 7000.
PERSAMAAN-
PERSAMAANNYA
 
Memaksimumkan:

Kendala:
 
MENCARI dan

 1 -2B1+B2  
1 2 17 1 1 2 17
[ 2
3
2
2
1
2
22
30 ] -3B1+B3
[ 0
0
0
−1
−3
−4
−12
− 21 ]
B2/(-3) B3(-1)
-B2+B1   B2 B3
 1  1 1 2 17
0 −2 − 4

[ 0
0
1
0
4 21
1 4 ] [ 0
0
1
0
4 21
1 4 ]  1

[ 0
0
1
0
1
2 17
1 4
4 21 ]
-4B3+B2 2B3+B1
 
 1 dan
0 0 4

[ 0
0
1
0
0
1
5
4 ]
PR: SELESAIKAN SPL BERIKUT
DENGAN CARA BIASA DAN
ELIMINASI
1.
  DUA PEUBAH GAUSS-JORDAN

2. TIGA PEUBAH

3. EMPAT PEUBAH
SISTEM LINEAR HOMOGEN
• SPL disebut HOMOGEN jika semua konstantanya (hasil persamaannya) adalah
NOL

• Setiap SPL Homogen adalah konsisten, karena sistem tersebut memiliki x1 = 0, x2


= 0, …, xn = 0 sebagai sebuah solusi
• Solusi ini disebut SOLUSI TRIVIAL; jika ada solusi lain, maka disebut SOLUSI
NONTRIVIAL
DUA KEMUNGKINAN SOLUSI
Karena SPL Homogen selalu memiliki solusi trivial, maka hanya ada dua
kemungkinan solusinya
1. Sistem tersebut hanya memiliki solusi trivial
2. Sistem tersebut memiliki tak terbatas solusi tambahan di samping solusi
trivialnya
Contoh:
CONTOH

  𝑥1 −1 −1

()( ) ( )
𝑥2
𝑥3
𝑥4
𝑥5
1
= 0
0
0
0
𝑠+ − 1 𝑡
0
1

Solusi trivial didapat jika s = 0 dan t = 0


DUA CATATAN PENTING
1. Tidak satu pun dari tiga operasi baris elementer mengubah
kolom akhir dari nol di matriks yang diperbesar, sehingga
sistem persamaan sesuai dengan bentuk eselon baris tereduksi
dari matriks yang diperbesar juga harus menjadi sistem
homogen [lihat sistem 2].
2. Tergantung pada apakah bentuk eselon baris tereduksi dari
matriks yang diperbesar mempunyai nol baris, jumlah
persamaan dalam sistem berkurang sama atau kurang dari
jumlah persamaan dalam sistem yang asli [membandingkan
sistem 1 dan 2] .
DUA CATATAN PENTING
Jadi, jika sistem homogen diberikan memiliki persamaan m pada n anu dengan m<n,
dan jika ada r non nol baris dalam bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang
diperbesar, kita akan memiliki r<n. Oleh karena itu sistem persamaan sesuai dengan
bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang diperbesar akan memiliki bentuk

Sehingga solusinya
TEOREM 1.2.1
Sebuah sistem homogen dari persamaan linear
dengan anu lebih banyak dari persamaannya
akan memiliki tak terhingga banyaknya solusi.
1.3 MATRIKS DAN OPERASI
MATRIKS
Matriks adalah susunan persegi panjang dari bilangan. Bilangan-bilangan dalam
matriks disebut dengan ENTRI (ELEMEN)
Notasi matriks dengan huruf capital, sedang entrinya dengan huruf kecil

 a11 a12  a1n  Baris pertama


  atau
 
 a21 a22  a2 n 
A

Entri matriksnya dapat
  
  dinyatakan
a am 2  amn  Unsur / entri /elemen
 m1 ke-mn
(baris m kolom n)

Kolom kedua
MATRIKS BUJUR SANGKAR (PERSEGI)

Matriks yang jumlah baris dan jumlah kolomnya adalah sama


(n x n)
Contoh :

 2 1 0
 
B  1 2 1 Unsur diagonal
 0 1 2
 
OPERASI PADA MATRIKS
1. Persamaan 7. Produk Matriks sebagai
Kombinasi Linear
2. Penjumlahan dan
8. Bentuk Matriks dari SPL
Pengurangan
9. Matriks Mendefinisikan Fungsi
3. Perkalian Skalar
10. Transpose Matriks
4. Mengalikan Matriks
11. Menemukan (Tracing) Sebuah
5. Menentukan Apakah Sebuah Matriks
Produk Terdefinisi
6. Matriks yang Dipartisi
PERSAMAAN, PENJUMLAHAN
DAN PENGURANGAN
PENJUMLAHAN DAN
PERSAMAAN
PENGURANGAN

Jika x = 5, maka A = B
A dan C tidak sama karena berbeda
ukuran matriksnya
A + C, B + C, A – C, B – C tidak
didefinisikan karena berbeda ukuran
PERKALIAN SKALAR

Secara praktis (-1)B dapat dinyatakan dengan –B


KOMBINASI LINEAR-nya:
MENGALIKAN MATRIKS

SYARAT PERKALIAN MATRIKS: inside-


nya harus SAMA
MENENTUKAN APAKAH SEBUAH
PRODUK TERDEFINISI

Perkalian matriks:
• TERDEFINISIKAN
 AB terdefinisikan dengan 3 x 7
 BC terdefinisikan dengan 4 x 3
 CA terdefinisikan dengan 7 x 3

 TAK TERDEFINISIKAN: BA,


CB, dan AC, karena ukuran
dalamnya tidak sama
MATRIKS YANG DIPARTISI
Matriks dapat dipartisi menjadi beberapa bagian submatriks:
MATRIKS YANG DIPARTISI
 

 dengan
 dengan
MATRIKS KHUSUS LAIN (UTS
2017)
 
Untuk membuat balikannya cukup lihat pojok kiri atas dan kanan bawah: perlakukan
seperti matriks 2x2. maka balikannya masing-masing: dan maka
CONTOH
 ,


PRODUK MATRIKS SEBAGAI
KOMBINASI LINEAR
Baris dan kolom matriks menyediakan cara lain dalam perkalian matriks:
BENTUK MATRIKS DARI SPL
Sebuah SPL dinyatakan sebagai berikut:

Dapat dibentuk kedalam matriks:

Ax = b
MATRIKS MENDEFINISIKAN
FUNGSI

Produk y = Ax adalah

Jika B:

Maka y = Bx adalah
TRANSPOSE MATRIKS
Notasinya adalah AT, hasilnya adalah baris matriks A menjadi kolom matriks AT, dan
kolom matriks A menjadi baris matriks AT
MENEMUKAN SEBUAH
MATRIKS
Notasinya adalah tr(A), hasilnya adalah JUMLAH seluruh diagonal utama matriks
1.4 ARITMATIKA MATRIKS,
MATRIKS BALIKAN
SIFAT-SIFAT ARITMATIKA MATRIKS
CONTOH: ASOSIATIF UNTUK
PERKALIAN
MATRIKS KHUSUS: MATRIKS
NOL
Matriks NOL:

Notasinya adalah 0:
A+ 0 = 0 +A=A
a+0=0+a=a
Hukum PEMBATALAN:
 Jika ab = ac dan a ≠ 0, maka b = c (membatalkan a dari persamaan)
 Jika ad = 0, maka paling tidak satu faktor di ruas kiri adalah 0

Hukum ini tidak berlaku secara umum dalam aritmatika matriks


CONTOH

Apakah hukum pembatalan berlaku pada matriks-matriks di atas?


Tidak, meski A ≠ 0, tetapi B ≠ C dan meski AD = 0, tetapi salah
satu dari A atau D tidak ada yang 0
SIFAT-SIFAT MATRIKS NOL
MATRIKS KHUSUS: MATRIK
IDENTITAS (I)

Dinotasikan dengan I. Matriks I selalu matriks bujur sangkar atau ditulis In


Jika ada matriks Am x n, maka AIn = A dan ImA = A

TEOREMA 1.4.3

Jika R adalah matriks BEBT dari


matriks An x n, maka R juga
memiliki sebuah baris nol, dan R
adalah I
MATRIKS BALIK
DEFINISI: Jika A matriks bujur sangkar, dan B juga matriks dengan ukuran yang
sama, lalu ditemukan bahwa AB = BA = I, maka A dikatakan DAPAT
DIBALIKKAN dan B disebut MATRIKS BALIK DARI A. Jika tidak ditemukan
matriks B yang demikian, maka matriks A disebut SINGULAR

adalah matriks singular

Jika kolom ketiga dikalikan dengan:


TEOREMA 1.4.4, 1.4.5 DAN 1.4.6
TEOREMA 1.4.4
Jika B dan C keduanya matriks balik dari A, maka B = C
TEOREMA 1.4.5

TEOREMA 1.4.6
CONTOH
MATRIKS PANGKAT
HUKUM EKSPONEN
CONTOH
POLINOMIAL MATRIKS
Jika A matriks bujur sangkar (Am x m), dan jika
adalah polynomial, maka kita mendefinisikan

dengan Im x m. Dengan kata lain, p(A) adalah matriks m x m


SOAL UTS 2017
 Tunjukkan bahwa dan dapat digunakan untuk mengkonstruksi semua polinomial
derajat satu melalui kombinasi linear dan

JAWAB
Kombinasi Linear Fungsi
dan maka
 (ada solusi trivial untuk setiap a dan b)
TRANSPOS MATRIKS: SIFAT-
SIFATNYA Jika A dapat dibalikkan, maka AT juga dapat
dibalikkan:
CONTOH APLIKASI OPERASI MATRIKS:
(1) A CONSUMER PREFERENCE
MODEL
Dua perusahaan TV menawarkan
pelayanan TV satelit ke sebuah kota
dengan penduduk 100.000 RT.
Pelanggan (subscriber) setiap
tahunnya digambarkan oleh gambar
di samping. Perusahaan A sekarang
memiliki 15.000 pelanggan dan B
20.000 pelanggan. Berapa jumlah
pelanggan setiap perusahaan dalam
setahun?
JAWAB
CONTOH APLIKASI OPERASI MATRIKS:
(2) A CONSUMER PREFERENCE
MODEL
Melanjutkan contoh sebelumnya, berapa jumlah pelanggan
setiap perusahaan setelah (a) 3 tahun, (b) 5 tahun, dan (c) 10
tahun?

(a) setelah 3 tahun:


1.5 MATRIKS ELEMENTER
Jika matriks A diubah ke matriks Identitas melalui Operasi
Baris Elementer (OBE), lalu di saat yang sama diterapkan juga
ke MATRIKS IDENTITAS di setiap tahapan OBE-nya, maka
akan menghasilkan MATRIKS ELEMENTER (E)
Ada 3 Jenis Operasi:
I. Perkalian baris ke-1 dengan k ≠ 0
II. Menukar baris ke-i dengan baris ke-j
III.Penjumlahan k dikalikan baris ke-i ke baris ke-j
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai