Anda di halaman 1dari 34

Analisis Alumunium, Timbal dan Amoniak

Dalam Air Mineral


KELOMPOK 5 :

Munnifah Anton 332 20 034


Syalwa Shada Masyhura 332 20 044
Ayu 332 20 042
Endang Suriyani Amir 322 20 046
Analisis Alumunium, Timbal dan Amoniak
Dalam Air Mineral
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit
perut. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari
berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap
daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di
daerah tersebut.
Sumber Air

Mempunyai sifat
Air hujan yang mengalir
Asin, karena mengandung
dipermukaan bumi
Air Tanah
NaCl
Air
Permukaan
Air atmosfir

Air laut Air meteoriologik


Semua air yang berada di
Dalam keadaan murni
dalam ruang batuan dasar
yang mengalir secara alami
ke permukaan tanah
melalui pancaaran
Sifat-Sifat Air
1. Pada kisaran suhu yang sesuai 2. Air merupakan panas yang
bagi kehidupan, yakni 00C (320 F) – tinggi dalam proses penguapan
1000C, air berwujud cair

4. Air memiliki tegangan


permukaan sangat tinggi

5. Perubahan suhu air


3. Air merupakan pelarut yang baik berlangsung lambat sehingga air
memiliki sifat penyimpan panas
yang sangat baik
PARAMETER KUALITAS AIR MINUM

1. Suhu
2. Warna, rasa, dan
bau
3. Kekeruhan
Standar persyaratan kualitas air minum
Standar persyaratan kualitas air minum perlu ditetapkan dengan tujuan:

1. Mendapatkan air minum yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan


penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi

derajat kesehatan masyarakat.


2. Mencegah adanya penyediaan atau pembagian air minum untuk umum yang
Tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan.Semua hal yang mencakup standart
persyaratan kualitas air minum, diuraikan dalam parameter kualitas
air minum.
Logam
Sumber Logam
Logam merupakan bahan pertama yang
dikenal oleh manusia dan digunakan
sebagai alat-alat yang berperan penting
dalam sejarah peradapan manusia.

Kandungan Logam dalam Air


Beberapa macam logam biasanya dominan dari pada logam
lainnya. Dalam air, hal ini sangat tergantung pada asal
sumber air (air tanah dan air sungai). Logam didalam air,
baik logam ringan maupun logam berat, jarang sekali
berbentuk atom tersendiri, tetapi biasanya terikat oleh
senyawa lain sehingga molekul
Logam Aluminium (Al)

sifat dari Aluminium (Al)


Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam
senyawa. Aluminium berlimpah di alam, dan merupakan logam terbanyak dikerak bumi (~8,3% berat
kerak bumi). Aluminium adalah logam putih, bubuknya warna abu-abu. Melebur pada 6590C. bila
terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya. Asam klorida encer dengan
mudah melarutkan logam ini, pelarut lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer.
Aluminium adalah trivalent dalam senyawasenyawa. Ion-ion Aluminium membentuk garam-garam
yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna . Aluminium bersifat amfoterik dan pada
perairan alami dengan pH diatas kurang lebih 10 terbentuk ion Aluminat [Al(OH)4]- yang larut
Aluminium merupakan salah satu logam anorganik yang dijumpai dalam air
minum. Konsentrasi aluminium yang tinggi bisa mengendap sebagai aluminium
hidroksida yang mempengaruhi kehidupan air
Manfaat logam Aluminium (Al)

Aluminium bukan hanya ditambahkan kedalam suplai air tetapi juga kebanyak makanan dan
obat yang diproses, misalnya dalam makanan (sebagai aditif), dalam obat-obatan misalnya
antacid, dalam produk-produk konsumen (alatalat masak dan aluminium foil, dan dalam
pengujian air minum/sebagai koagulant Pada proses penjernihan air, biasanya tawas
dicampur dengan air kapur,

Ca(OH)2 dengan persamaan reaksi:


Al3+(aq) + SO42-(aq) + Ca2+(aq) + 3 OH-(aq) Al(OH)3(S) + CaSO4(s)

Produk reaksi ini berupa gelatin yang mampu menyerap kotoran dan bakteri untuk dibawa
mengendap kedasar air sehingga diperoleh air yang jernih
Efek samping Aluminium (Al)

Dampak paparan aluminium terhadap manusia dapat terjadi melalui minuman,


makanan, pernapasan, dan kontak dengan kulit. Dampak apabila terkena kulit asalah
tersumbatnya pori-pori kulit. Akibatnya kulit tidak bisa mengeluarkan racun secara
alami. Jangka panjang dan konsentrasi tinggi aluminium dapat mengakibatkan efek
kesehatan yang serius, seperti kerusakan pada sistem syaraf pusat, kehilangan
memori, kelesuan, gemetaran.
Walaupun Aluminium berbahaya jika terdapat dalam kadar tinggi di air
minum (0,2 mg/L permenkes 492/2010), akan tetapi kadar aluminium ini dapat
berfungsi sebagai dasar unit pengelolahan lumpur
Analisa kadar Alumunium

Alat
- Colorimeter DR/890 Hach USA
- Kuvet 25 ml
- Erlenmeyer 50 ml Pyrex
- Beaker glass 100 ml Pyrex
- Botol Aquadest
- Pipet Volume 10 ml Pyrex

Bahan
- Air Baku (Air Sungai Belawan Sunggal)(l)
- Air Reservoir(l)
- Fero Ver Iron powder pillow(s)
- Bleacing Powder Pillow(s)
- Askobic Acid Powder Pillow(s)
- Alu Ver 3 Powder Pillow(s)Prosedur Percobaan
Analisa Logam Aluminium (Al)
Cara kerja:

- Ditekan “PRGM” dan tekan “1” untuk analisa Aluminium.


- Ditekan “Enter”, layar akan menunjukkan mg/l Al.
- Diisi 50 ml sampel air kedalam gelas ukur 50 ml
- Ditambahkan 1 bungkus Alu Ver 3 Powder pillow dan Askobic Acid
Powder Pillow
- Dihomogenkan.
- Ditekan “TIMER”, dan “ENTER”, tunggu selama 3 menit
- Diisi sampel pertama kedalam botol kuvet dengan 25 ml, dan sisanya
(sebagai blanko)
- Ditambahkan 1 bungkus Bleacing 3 powder pillow kedalam blanko
- Ditekan “Enter” aduk selama 30 menit
- Dituangkan larutan blanko kedalam botol kuvet
- Ditekan “Enter” tunggu selama 15 menit
- Dimasukkan botol kuvet sebagai blanko kedalam tempat sampel dan tutup
- Ditekan “ZERO” layar akan menunjukan 0.00mg/l Al.
- Dimasukkan botol kuvet (sampel) kedua ketempat sel dan tutup
- Ditekan “READ”, kemudian catat hasil analisa Aluminium yang dilayar
- Ditampung sisa sampel yang tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
bahan kimia yang baru digunakan kedalam wadah yang aman.
HASIL

Kadar Alumunium (Al)


Data hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Al pada air baku dan air
reservoir disajikan pada table dibawah ini :

Tabel 4.1.1 Hasil Analisa Kadar Al


Tabel 4.1.1 Hasil Analisa Kadar Al No Tanggal Volume Sampel (ml) Hasil
Analisa Kadar Al (aluminium) pada Air Baku (mg/l) Kadar Al (aluminium) pada
Air Reservoir (mg/l) R.1 R.2 R.3 1 29 November 2016 25 0,108 0,031 0,099
0,143 2 29 Desember 2016 25 0,105 0,109 0,095 0,082 3 26 Januari 2017
25 0,028 0,128 0,062 0,073 4 27 Februari 2017 25 0,030 0,074 0,060 0,1
Dari Tabel 4.1.1

Hasil pemeriksaan terhadap air baku sungai Belawan Sunggal diketahui bahwa kadar
logam Aluminium tidak melebihi batas maksimum. Dilakukannya pemeriksaan Aluminium
diakibatkan pada saat proses penambahan PAC (Poly Aluminium Chloride) di Cleator
pada air baku yang berfungsi untuk mengikat lumpur-lumpur menjadi flok-flok agar air
menjadi bersih. Akibat dari penambahan tersebut pada air baku dimana akan
menghasilkan peningkatan kadar aluminium pada air reservoir, akan tetapi pada tanggal
29 november 2016 air reservoir 1 dan air reservoir 2 dan juga pada tanggal 29
desember 2016 pada air reservoir 2 dan air reservoir 3 mengalami penurunan
diakibatkan pada saat pengambilan sampel air baku mengalami peningkatan kekeruhan,
sedangkan sampel air reservoir yang dianalisa bukan hasil pengolahan air baku yang
mengalami peningkatan kekeruhan, sehingga air baku memiliki kadar aluminium tinggi
dibandingkan pada air reservoir. Bertambahnya kadar aluminium masih memenuhi batas
yang telah ditentukan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010Tgl.19 April 2010.
Amoniak
Amoniak (NH3) merupakan gas alkali yang tidak berwarna, lebih ringan
dari udara, dan memiliki aroma yang khas. Larutan amonia digunakan untuk
pembersih, memutih dan mengurangi bau busuk, bahan baku pupuk, abu soda,
pencelup karet, asam nitrat, nilon, dan sebagai bahan peledak.
Pembuatan amoniak dikemukakan oleh Frits Haber berdasarkan hasil
penelitiannya tahun 1905, prosesnya disebut proses Haber. Reaksi yang terjadi
adalah kesetimbangan antara gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai berikut : N2
(g) + 3 H2 (g) – – – – → 2 NH3 (g)
N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g) ∆H = -92,4 Kj pada 25°C : Kp =6,2×105
Terlihat amoniak terbentuk dari gugus N dan H yang masing-masing dapat
diperoleh dari H2 (Hidrogen) dan N2 (Nitrogen). H2 adalah salah satu
komponen gas synthesa yang diperoleh dari pemrosesan gas alam yang
mengandung 80 – 95 % CH4 (Metan). Sedang N2 diperoleh dari udara yang
mengandung 79% N2 dan 21% O2. Dalam proses haber-Bosch, bahan baku
berupa N2 dan H2.
 N2 diperoleh dari hasil destilasi bertingkat udara cair.
H2 diperoleh dari gas alam (metana) yang dialirkan bersama uap air dengan
katalisator nikel pada suhu tinggi dan tekanan tinggi.
CH4(g) + H2O(g) – – – – → CO(g) + 3 H2(g)
CO(g) + H2O(g) – – – – → CO2(g) + H2(g)
Pembuatan amoniak menurut proses Haber-Bosch adalah reaksi kesetimbangan yang
berlangsung eksoterm pada suhu sekitar 400-600°C dan tekanan sekitar 200-600 atm.
N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ∆H = -92KJ
Dampak amoniak

Dampak Pencemaran Amoniak


Amoniak bersifat korosif dan dapat
menyebabkan iritasi pada mata, saluran
pernapasan, dan kulit. Pemaparan amonia
konsentrasi rendah akan menimbulkan
batuk
dan iritasi hidung, serta saluran napas
Kegunaan amoniak

Amoniak banyak digunakan dalam proses


produksi urea, industri bahan kimia
(asam nitrat, amonium fosfat, amonium
nitrat, dan amonium sulfat), serta industri
bubur kertas dan kertas
Analisa Kadar Amoniak

Alat Bahan
• Tabung Reaksi • Aquades
• Rak Tabung Reaksi • Contoh uji
• Pipet Skala 10 ml • Reagensia NH4 -1
• Alat Vortex

• Reagensia NH4 -2
Spektrofotometer NOVA – 60
• Autoselektor untuk Amoniak • Reagensia NH4 -3
• Kuvet rectangular 10, 20, dan 50
mm cell
• Botol Aquades
• Tisu .
Preparasi Contoh Uji
- pH contoh uji berada pada pH 4 – 13
- Saring contoh uji jika keruh
Prosedur Analisa
- Dihidupkan alat spektrofotometer NOVA – 60
- Dipilih autoselektor untuk amoniak
- Disiapkan sampel pada suhu 20 – 30ºC
- Dipipet sampel sebanyak 10 ml
- Ditambahkan sebanyak 1,2 ml reagen NH4 -1 lalu dihomogenkan
- Ditambahkan sebanyak 2 level mikrospoon biru reagen NH4 -2
- Dihomogenkan dengan vortex hingga semua reagen dan contoh uji larut
- Ditunggu selama 5 menit
- Ditambahkan 8 tetes reagensia NH4-3
(posisikan botol reagensia Regaensia NH4-3 secara vertikal) lalu dihomogenkan
- Ditunggu selama 5 menit
- Dimasukkan sampel kedalam kuvet
- Dicatat hasil yang tertera pada display spektrofotometer NOVA – 60
CATATAN :
a. Jika larutan contoh uji dan reagensia berwarna
kuning maka kuvet yang
digunakan adalah kuvet 50 mmcell
b. Jika larutan contoh uji dan reagensia berwarna hijau
muda maka kuvet yang
digunakan adalah kuvet 20 mmcell
c. Jika larutan contoh uji dan reagensia berwarna hijau
tua (hijau botol) maka
kuvet yang digunakan adalah kuvet 10 mmcell
Hasil dan pembahasan
hasil pemeriksaan air baku sungai Belawan diperoleh data kadar logam Besi (Fe) melewati kadar maksimum
yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu nilai kadar yang
diperbolehkan >0,3 mg/l. Sedangkan data kadar Besi (Fe) dalam air Reservoir 1, 2, dan 3 dinyatakan
memenuhi syarat kualitas air minum.
Air sungai Belawan Sunggal telah tercemar disebabkan terkontaminasi sampah masyarakat dan limbah
industri, maupun diakibatkan alam seperti air sungai yang meluap yang mengakibatkan air menjadi keruh
sehingga perlu dilakuan proses pengolahan air minum agar layak dikonsumsi dengan penginjeksian klorin
yang disebut sebagai pre-klorinasi.
Dimana berfungsi untuk mengoksidasi zat organik maupun zat anorganik, membunuh spora, lumut dan jamur,
sehingga kadar Fe menjadi menurun dan memenui standar kualitas air minum.
Konsentrasi maksimum yang masih dibolehkan dalam air 0,3 mh/l. Besi berguna untuk metabolisme. Nilai
ambang rasa 2mg/l, menimbulkan warna (C. Totok, dkk ., 2004).
Zat besi merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang
penting dalam tubuh dan komponen hemoglobin.
Aluminium merupakan salah satu logam anorganik yang dijumpai dalam air minum. Konsentrasi aluminium
yang tinggi bias mengendap sebagai aluminium hidroksida yang mempengaruhi kehidupan air (Hamonangan
dan susilawati, 2011).
Timbal
Bangsa Romawi pertama kali menggunakan timbal untuk membuat
pipa air, beberapa di antaranya masih digunakan sampai sekarang.
Timbal (Pb) adalah bahan yang biasanya digunakan sebagai zat
penghambat korosif pada pipa besi .
Timbal adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari
mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, kontak langung
lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenatal keracunan timbal dapat
menyebabkan efek akut dan kronis.
Metode
Penelitian ini merupakan observasi laboratorik yang bersifat deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassarpada tanggal 20 Maret
15Mei 2017 Populasi dalam penelitian ini adalah air dari sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Makassar. Sampel dalam penelitian ini adalah air saluran PDAM Ratulangi Makassar sebanyak 5 sampel dari
air saluran PDAM Ratulangi Makassardengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
accidental sampling.

Bahan yang digunakan adalah


Asam Nitrat (HNO3)pekat, larutan
standar Timbal (Pb) 100 ppm, air
suling (aquadest), dan sampel air pipa
paralon. Sedangkan alat-alat yang
digunakan adalah spektrofotometer
serapan atom, beaker glas, erlenmeyer,
pipet ukur, gelas ukur, labu ukur,dan,
corong gelas,
Pengumpulan Data
Analisis menggunakan metode
spektrofotometer serapan atom.
Prosedur Kerja
1. Wadah Pengambilan Sampel Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh air, mudah
dicuci dari bekas contoh air sebelumnya. Contoh air mudh dipimdahkan ke dalam botol penampung atau
wadah penyimpanan tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya, mudah dan aman dibawa,
mempunyai kapasitas 1-5 contoh air dan tidak menimbulkan reaksi kimia.
2. Cara Pengambilan Sampel Menyiapkan alat dan bahan yang untuk mengambil sampel yang sesuai
dengn keadaan sumber air. Wadah terlebih dahulu dibilas dengan sampel kemudian diisi dengan sampel
yang akan diuji dan tutup dengan baik.
3. Bahan Pengawet Yang Dibutuhkan Dalam Pengambilan Air Dalam pengambilan contoh air harus
memperhatikan parameter yang akan diperiksa dan waktu pengiriman contoh air ke laboratorium. Bila
pengiriman contoh air ke laboratorium melebihi standar waktu yang ditetapkan, maka contoh air harus
ditambahkan bahan pengawet yang sesuai. Untuk sampel air bersih yakni 72 jam, untuk air yang tercemar
yakni 48 jam, dan untuk air limbah yakni 12 jam. Adapun bahan pengawet air yaitu Asam sulfat, Natrium
hidroksida, Toluol, Asam nitrit, dan Seng asetat 2 N. Pemakaiannya disesuaikan dengan contoh air yang akan
diperiksa.
4. Pemeriksaan Sampel
a. Analisa kualitatif logam timbal (Pb)
1. Larutan sampel ditambahkan asam sulfat encer, terbentuk endapan putih yang tidak larut jika ditambahkan berlebih,
menunjukkan adanya timbal.
2. Larutan sampel ditambahkan ammonia terbentuk endapan putih, menunjukkan adanya timbal dalam sampel.
3. Larutan sampel ditambahkan NaOH 1 N terbentuk endapan Putih yang larut jika ditambahkan berlebih,
menunjukkan adanya timbal dalam sampel.
4. Larutan sampel ditambahkan asam klorida encer tersebut endapan putih, endapan larut dalam NH4OH,
menunjukkan adanya timba dalam sampel.

b. Analisa kuantitatif logam timbal (Pb)


1. Pembuatan larutan baku induk timbal (Pb) 1000 ppm
a). Larutan baku induk timbal (Pb) Larutan baku induk timbal dibuat dari senyawa Timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2)
sebanyak 0,1599 gram ditimbang secara seksama kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml,
dilarutkan dengan 7 ml larutan asam nitrat pekat, setelah semuanya larut kemudian diencerkan dengan
aquadest sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen sehingga didapatkan larutan standar timbal 1000
ppm.
2.Pembuatan larutan deret standard timbal (Pb),Dari larutan 1000 ppm dipipet 5 ml dimasukkan dalam labu
ukur 50 ml (100 ppm ). Dari larutan 100 ppm lalu dipipet 5 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga 100 ml (5 ppm). Lalu dari larutan 5 ppm dipipet masing-masing sebanyak
1 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, dan 20 ml dimasukkan kedalam labu ukur 50ml sehingga diperoleh konsentrasi
larutan 0,1 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm dan 2 ppm. b). Pembuatan kurva baku timbal (Pb)
Ke dalam nyala udara Asetilen diaspirasikan air suling untuk menolkan alat. Berturut-turut diaspirasikan
larutan deret standard plumbum dan chromium, masing-masing di ukur serapannya dari konsentrasi yang
terkecil sampai ke konsentrasi yang besar yaitu mulai dari konsentrasi 0,1 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm
sampai 2 ppm pada panjang gelombang maksimum untuk masing-masing dengan
menggunakan lampu katoda rongga unsur yang di duga yaitu Pb dan Cr. Nilai serapan dari larutan deret
standard tersebut dicatat. Kurva baku dibuat dengan cara memplotkan nilai serapannya terhadap konsentrasi
larutan.
c). Pengukuran kadar tembaga
Larutan sampel diukur serapannya
pada panjang gelombang
maksimum dengan lampu katoda
tembaga. Nilai serapan masing-
masing larutan dicatat. kemudian
diplotkan ke kurva baku sehingga
diperoleh konsentrasi logam yang dianalisis.
Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis secara tabulasi
deskriptif dengan pemaparan hasil akhir penelitian
secara narasi
serta dilengkapi dengan pemaparan
tabel hasil pemeriksaan. Kesehatan Makassar yang
dilaksanakan pada tanggal 20 Maret -15 Mei 2017,
maka diperoleh hasil
penelitian terhadap kandungan timbal
(Pb) pada air yang melalui saluran pipa
penyalur PDAM Makassar metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
ditunjukkan pada tabel berikut :
Hasil
Pembahasan
Analisis kadar Timbal (Pb) pada air yang melalui saluran pipa penyalur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
kota Makassar yang digunaan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dilakukan penelitian secara kuantitatif
terhadap 5 (lima) sampel yang diambil secara Accidental Sampling. Dimana yang dijadikan sampel adalah air
yang mengalir dari PDAM kota Makassar dari 5 wilayah yaitu PDAM, Bantabantaeng, Nuri, Mariso, Tupai
Pada proses preparasi sampel, hanya sampel air PDAM saja yang dilakukan destruksi basah. Sebanyak
50 ml sampel air PDAM kemudian ditambahkan larutan HNO3 pekat sebanyak 10 ml. Fungsi penambahan
HNO3 ini adalah untuk memisahkan timbal dari berbagai senyawa organik pada sampel. Senyawa timbal
yang terpisah diikat oleh asam nitrat membentuk Pb nitrat sebagai senyawa yang mudah larut sehingga
nantinya dapat ditentukan kadar timbal Pb dalam sampel. Setelah penambahan HNO3 sampel kemudian
dipanaskan diatas hotplate secara perlahan sampai mendidih hingga asap berwarna kuning keluar sebanyak
mungkin. Kemudian sampel didinginkan dengan tujuan agar semua gas NO2 hilang dan menguap. Lalu
dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas Whatman no. 41 ke dalam labu ukur 50 ml dengan
tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa lemak dan minyak yang dapat mengarbsorbsi logam timbal yang
dianalisis. Setelah itu, dicukupkan volumenya dengan aquades hingga tanda batas sehingga didapatkan
larutan hasil prepasi berwarna kuning jernih. Hasil larutan sampel tersebut kemudian diperiksa pada alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang 217 nm.
Spektrofotometri merupaka analitik yang terutama sekali digunakan untuk analisis logam dalam jumlah yang
sangat kecil karena sangat peka. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada penguapan larutan sampel
kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengarbsorbsi
radiasi dari sumber cahaya yang akan dipancarkan dari lampu katoda yang mengandung unsur yang akan
ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu. SSA
dipilih dengan beberapa pertimbangan yakni metode SSA sangat cepat,selektif serta tingkat keakuratannya
yang tinggi. Dikatakan cepat karena alat SSA ini dapat mengukur hingga 100 sampel dalam waktu satu jam,
selektif karena dalam metode ini masing-masing unsur mempunyai karakteristik dalam menyerap energi
dasar ke tingkat yang tereksitasi. Selain itu, hampir setiap atom yang terdapat dalam system periodik dapat
diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Pada analisa kuantitatif, kadar unsur timbal (Pb) dalam sampel diperoleh dari hasil ekstrapolasi serapan
larutan sampel ke dalam kurva standar, yaitu dengan cara memasukkan serapan kedalam persamaan regresi
yang didapat. Kadar Timbal (Pb) dalam sampel belum melebihi dari nilai ambang yang diizinkan.
Ditemukannya kadar timbal dalam sampel dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti dari alam,
penampungan suber air yang hampir sepenuhnya berbahan besi, juga pipa besi yang mejadi saluran pertama
dari sumber penampungan. Selanjutnya dikhawatirkan akan terjadi akumulasi kandungan Timbal (Pb) dalam
tubuh dan dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis
kandungan timbal (Pb) pada sampel air yang terlihat pada tabel 4.2 semua air yang diambil sebagai sampel
mengandung timbal dengan kadar <0,01 mg/l dimana kadar yang diperoleh sangat kecil atau di bawa
batas deteksi metode (<0,01 mg/l). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan RI NO
492/MENKES/PER/2010 dimana kandungan Timbal dalam air yang
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by
CREDITS:
Flaticon, This
and infographics
presentation &
template
imageswas
by Freepik.
created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai