Anda di halaman 1dari 73

Cholecystitis

ec.
Cholelithiasis
SKDI
Kasus
Identitas Pasien
•Nama : Nn. HH
•Umur : 43 tahun
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Kota Tempat tinggal : Bandung
•Suku bangsa : Sunda
•Agama : Islam
•Status Pernikahan : Menikah
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri perut bagian kanan atas

Seorang wanita datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan


atas sejak 1 hari yang lalu. Nyeri bersifat kolik dan menjalar dari
perut bagian kanan atas ke daerah belikat kanan dengan skala nyeri
6,5/10. Nyeri bersifat terus menerus. Pasien merasa nyeri
bertambah berat saat beraktivitas dan nyeri berkurang bila tiduran
miring ke kanan dan tidak banyak bergerak. Nyeri disertai mual,
muntah dan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu : Sering nyeri di daerah epigastrium lalu menjalar
ke perut kanan atas setelah makan makanan berlemak, Hipertensi (-), DM
(-), Penyakit paru (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah riwayat batu empedu (+)

Kebiasaan : Jarang konsumsi sayur dan buah. Sering makan nasi padang
setiap makan siang, merokok (-) , sering minum alkohol

Riwayat alergi : -

Usaha berobat : Paracetamol → Tidak membaik


Pemeriksaan Fisik
•Keadaan Umum
•Kesadaran : Compos Mentis

•Kesan sakit : Sakit sedang


•BB : 65kg
•TB : 168cm
•Tanda Vital
•T : 130/80 mmHg
•R : 32x/menit
•N: 120x/menit, reg, isi cukup
•S : 38,2°C
Status Generalis
Kepala
•Wajah : Bentuk/ukuran simetris, oedem (-), nyeri tekan (-)
•Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
•Mulut : Mukosa mulut basah, lidah letak sentral, uvula normal, tonsil
T1/T1, kripta tidak melebar, detritus (-), dinding posterior faring hiperemis
(-)

Leher
•KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral
Thorax
Pulmo
•Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris
•Palpasi : Bentuk dan pergerakan simetris, taktil fremitus normal
•Perkusi : Sonor
•Auskultasi : VBS +/+, WH -/-, RH -/-
Cor
•Inspeksi : DBN
•Palpasi : DBN
•Perkusi : Batas-batas jantung DBN
•Auskultasi : BJM S1=S2 murni reguler, murmur (-)
Abdomen
•Inspeksi : Cembung
•Palpasi : Soepel, Nyeri RUQ (+), Murphy sign (+), Hepar dan lien tidak
teraba
•Perkusi : Timpani, Fist percussion test (+)
•Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas
•Akral hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12 gr/dL Bilirubin total : 0,54 mg/dL

Leukosit : 14.500 sel/mm3 Bilirubin direk : 0,18 mg/dL

Trombosit : 285.000 sel/mm3 Bilirubin indirek : 0,36 mg/dL

Diff count : 0/1/4/84/9/2 SGOT : 30 U/L

SGPT : 20 U/L

Kolesterol Total : 280 mg/dL


Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
Acute Cholecystitis ec Cholelithiasis Acute Pancreatitis

Acute Cholangitis
Anatomi Sistem
Bilier
Pembentukan, Sekresi,
Metabolisme empedu &
Sirkulasi enterohepatik
Fungsi Garam Empedu
1. žMemfasilitasi asimilasi lipid dari diet : emulsifikasi dan solubilisasi →
mixed micelle shg mudah dicerna oleh lipase dan diserap oleh enterosit
2. žMenyediakan jalur untuk ekskresi molekul hidrofobik yang tidak dapat
diekskresikan oleh ginjal
3. žMembantu menetralisir asam lambung
Pembentukan
Asam Empedu
Sekresi Empedu
Empedu disekresikan oleh sel hepatosit, pada tahap ini empedu
mengandung asam empedu, kolesterol dan bahan organik lainnya.
● Empedu disekresikan ke canaliculi billiaris yang ada diantara
hepatosit.
● Dari canaliculi billiaris→ septa interlobularis → ductus billiaris →
ductus hepaticus dexter dan sinister→ ductus hepaticus communis→
disimpan di vesica fellea
● Sepanjang jalan ke ductus billiaris ditambahkan larutan sodium dan
ion bikarbonat yang disekresi oleh sel epitel ductus, sekresi
dirangsang oleh secretin.
Penyimpanan Vesica Fellea
● Empedu disekresikan oleh hepatosit (asam empedu, bilirubin,
kolesterol, lesitin dan fosfolipid lain, sisa metabolisme)dirangsang oleh
sekretin
● Sepanjang perjalanan ke duktus biliaris, ditambahkan Na dan HCO3-
yang disekresi oleh sel epitel ductus sehingga volume nya bisa 2× lipat
● Volume empedu yang ditampung di vesika vellea 30-60 ml (sekresi
empedu selama 12 jam sebanyak 450 ml)
● Terjadi absorbsi air, elektrolit (Na, Cl,dll) melalui transport aktif pada
epitel dinding vesica vellea sehingga konsentrasi empedu meningkat.
Pemekatan terjadi 5-20 × lipat
Pengosongan Vesica Fellea
● Makanan (terutama lemak) masuk ke duodenum
● Dingding mukosa duodenum mengeluarkan hormon CCK lalu
dilepaskan ke sirkulasi darah
● Dengan stimulasi oleh CCK dibantu serabut saraf asetilkolin (n. Vagus
dan sistem nervus enterik), Terjadi kontraksi vesica vellea dan relaksasi
Sphincter oddi
● Empedu dikeluarkan melewati duktus cysticus, duktus choledocus lalu
memasuki duodenum melewati ampullae hepatopankreatika
Sirkulasi
Enterohepatik
Pembentukan
Urobilinogen
CHOLECYSTOLITHIASIS
Definisi
Cholecystitis : Inflamasi pada kantung
empedu yang paling sering disebabkan oleh
obstruksi ductus cysticus karena batu
empedu.

Cholecystolithiasis : Pembentukan batu


empedu pada kantung empedu.
Epidemiologi
● Prevalensi batu empedu → 10% hingga 20% dari populasi orang dewasa AS
dan ⅓ nya mengalami cholecystitis.
● AS : ± 500.000 operasi cholecystectomy dilakukan setiap tahunnya.
● Insidensi meningkat seiring bertambahnya usia.
Etiologi
Penyebab utama kolesistitis akut : batu kandung empedu (90%) yang terletak di ductus cysticus yang menyebabkan
stasis cairan empedu.
Faktor Risiko
5F

● Fat
● Female
● Fourty
● Fertile
● Flabby
Patogenesis
&
Patofisiologi
Diagnosis (Tokyo Guideline 13)
Tanda Klinis
● Nyeri perut (RHC atau epigastrium)
● Mual muntah
● Demam (> 38 derajat celcius)
● Teraba tumor, nyeri lepas, kekakuan(rigiditas) jarang etrjadi
Tes Darah
● Leukosit > 10.000 mm3/ dL
● Peningkatan ringan enzim serum dalam sistem hepatobilier
● Bilirubin meningkat ( hingga 4 mg/dL) bahkan dalam ketiadaan komplikasi

USG
● Penebalan dinding Gall Bladder (5mm atau lebih)
● Cairan Pericholecystic
● Ada lumpur/ batu
USG
ERCP (Endoscopic
Retrograde
Cholangiopancreatography)
MRI
MRCP (Magnetic Resonance
Cholangiopancreatography)
Diagnosis Banding
a. Angina pectoris

b. Appendisitis akut

c. Ulkus peptikum perforasi

d. Pankreatitis akut
Penatalaksanaan
Terapi konservatif (uncomplicated cholecystitis)
● Kriteria :
○ Afebris degan TTV stabil
○ Tak ada obstruksi (lab/USG)
○ Tak ada penyakit penyerta, usia lanjut, kehamilan, kondisi immunocompromised
○ Analgetik adekuat
○ Akses ke faskes dekat, transportasi mudah
● Pengobatan :
○ Antibiotik profilaksis : levofloxacin 500mg 4dd dan metronidazole 500mg 2dd
○ Antiemetik : promethazine/prochlorperazine PO/rectal
○ Analgesik : oxycodone/acetaminophen, hydrocodone/acetaminophen
Terapi inisial dan antibiotik (cholecystitis)
● Sanford guide :
○ piperacillin/tazobactam (3.375g IV q6h or 4.5g IV q8h)
○ ampicillin/sulbactam (3g IV q6h)
○ meropenem (1g IV q8h)
○ Mengancam nyawa → imipenem/cilastatin (500mg IV q6h).
● Alternatif → 3rd gen cephalosporin + metronidazole (1g IV loading dose, 500mg IV
q6h)
● Bakteri tersering : Escherichia coli, Bacteroides fragilis, Klebsiella, Enterococcus,
Pseudomonas species.
● Emesis → antiemetik + Nasogastric suction
● IV cholecystokinin → stimulasi kontraksi gallbladder (cegah formasi sludge pada
pasien dengan pemberian nutrisi parenteral)
Persiapan preoperatif
● Rawat dan puasakan
● Beri infus RL
● Tirah baring
● Pemasangan kateter (monitoring urine output + fungsi ginjal)
● Pemasangan NGT → persiapan OP & cegah aspirasi e.c muntahan
● Analgetik (NSAID)
● Foto thorax + EKG
● Antibiotik broad-spectrum (profilaksis per OP)
Laparoscopic Cholecystectomy
Indikasi
● Kolesistitis akut
● Diskinesia biliaris
● Komplikasi yg berhubungan dengan batu di ductus choledocus
● Gallstones (symptomatic atau asymptomatic)
Kontraindikasi
● Absolut
○ Koagulopati
○ Ketidakmampuan untuk menerima anestesi umum
● Relatif
○ Sirosis hepatis
○ peritonitis
○ septic shock
Open Cholecystectomy
Sudah jarang dilakukan, paling sering laparoscopic cholecystectomy

Indikasi

● Hampir sama dengan laparoscopic


● Biasanya dilakukan jika pada inisial laparoscopic terdapat kasus yg kompleks
(anatomi abnormal, bengkak dan gangrenous gallbladder) atau terdapat
komplikasi (jejas pada pembuluh darah dan usus)
Pencegahan,
Komplikasi, dan
Prognosis
Pencegahan
● Pola makan/ diet sehat & seimbang → hindari/ batasi konsumsi makanan
dengan kadar lemak jenuh tinggi (santan, minyak, bumbu kacang, mentega).
● Konsumsi makanan tinggi serat.
● Perbanyak konsumsi cairan (mineral water) min. 2 liter/ hari.
● Makan dalam porsi kecil namun rutin.
● Membatasi konsumsi minuman beralkohol.
● Melakukan aktivitas fisik rutin → cegah obesitas.
● Tidak melakukan diet yang terlalu ketat → penurunan BB secara drastis dapat
meningkatkan risiko kolelitiasis.
Komplikasi
● Kolesistitis
● Kolangitis
● Ikterus/ Jaundice
● Pankreatitis
● Gallstone ileus
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam ; ad bonam

Anda mungkin juga menyukai