CHOLELITHIASIS KRONIS
Oleh :
Pembimbing :
Nama : INB
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Hindu
No RM : 453541
Anamnesis
Pasien awalnya datang ke IGD RSUD Sanjiwani pada tanggal 20 Oktober 2023 pukul 18.00 WITA
dengan keluhan nyeri pada ulu hati, keluhan dirasakan 1 jam SMRS. Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dan dirasakan setiap saat oleh pasien. Awalnya pasien sempat mengkonsumsi
makanan berlemak pada saat upacara adat. Setelah mengkonsumsi makanan tersebut, pasien
merasakan nyeri pada ulu hati/ enek. Setelah itu pasien mengkonsumsi obat maag, dan dirasakan
keluhan tidak mereda dan pasien langsung datang ke IGD. Nyeri semakin memberat apabila pada
regio ulu hati dilakukan penekanan. Pasien juga merasakan mual namun tidak muntah. Pada saat
keluhan, pasien juga merasakan demam, pasien juga sempat BAB berwarna putih dan
mengeluhkan air kencing berwarna seperti teh.
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, pasien memiliki riwayat penyakit
kronis yaitu Bronkitis kronis dan sudah control secara rutin di RSUD Sanjiwani Gianyar. Riwayat
penyakit lain seperti Diabetes Melitus, Hipertensi dan Penyakit Jantung disangkal oleh pasien.
Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat-obatan. Riwayat penyakit pada keluarga
disangkal oleh pasien.
• Riwayat Sosial :
Pasien merupakan seorang buruh dengan aktivitas sehari-hari tergolong berat. Pola makan pasien
teratur 3x sehari, dengan kebiasaan merokok 1 bungkus per hari. Pasien memiliki kebiasaan untuk
mengkonsumsi makanan olahan babi sehari-hari. Riwayat mengkonsumsi alcohol disangkal oleh
pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Status Generalis
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (+/+), Refleks pupil (+/+)
• THT : Kesan tenang
• Leher : Jejas (-), Deformitas (-), Pembesaran KGB (-)
• Thorax : Cor s1s2 tunggal, murmur (-), Pulmo Vesikuler (+/+), Rhonki dan
wheezing (-)
• Abdomen : Sesuai status lokalis
• Ekstremitas : Hangat +/+, CRT < 2 detik, mobilisasi (-)
\\
• Tampak beberapa batu dengan ukuran terbesar 0,56cm disertai sludge dengan kesan
multiple cholelithiasis disertai GB
Endoscopy (09/11/2023)
• Subject : Nyeri pada regio kanan atas abdomen masih terasa, BAK masih berwarna seperti
teh
• Objective : TTV dbn, Status Generalis sklera dan ekstremitas ikterik (+), Status lokalis
luka post op terawat bai
• Assesment : Cholelithiasis kronis post Cholecystectomy (21/11/2023)
• Planning : Perawatan post-operative
Deskripsi
• Hal yang menarik pada kasus ini adalah pasien dengan diagnosis Cholelithiasis
• Perasaan yang menyenangkan adalah saya dapat melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan mempelajari tentang kasus cholelithiasis
• Perasaan yang kurang menyenangkan yaitu saya belum mampu melakukan pemeriksaan
fisik serta menentukan tatalaksana yang tepat
Evaluasi
• Dapat mempelajari kasus ini dan memahami tatalaksana dalam menangani kasus
cholelithiasis secara tepat dan benar
TEORI REFLEKSI KASUS
• Kolesistitis merupakan inflamasi dari kandung empedu, dimana paling sering diakibatkan
oleh obstruksi ductus sistikus oleh batu empedu
• Kolesistitis merupakan komplikasi dari kolelithiasis, Kolesistitis dapat dibagi menjadi 2
yaitu Kalkulus dan Akalkulus
• Kolesistitis kalkulus menyebabkan obstruksi ductus sistikus, sehingga terjadi distensi dari
kandung empedu, menganggu aliran darah dan drainase limfatik sehingga terjadi
iskemmia
• Kolesisitis akalkulus merupakan gangguan dari aliran empedu terjadi bile stasis
• Pada saat puasa, 80% empedu yang dihasilkan oleh liver disimpan di kandung empedu
dan akan dikeluarkan pada saat makan. Sehingga saat puasa, empedu tidak akan mengalir
• Salah satu penyebab terbentuknya batu dari saluran empedu pada pasien puasa terlalu
lama-> kasus pasien total parenteral perfusion di ICU -> ketika pasien tidak bisa makan,
nutrisi yang diberikan secara parenteral sering menyebabkan leukosit cairan empedu
sehingga terbentuk batu
• Mukosa kandung empedu memiliki kemampuan absorpsi tinggi terutama NaCL dan air
sehingga konsentrasi asam lebih pekat, fungsi lebih pekat untuk mencerna lemak
• Empedu terdiri dari air, elektrolit, garam dan sedikit protein
• Fungsi utama dari kandung empedu adalah untuk memekatkan dan menyimpan empedu
dari liver yang nantinya akan dilepaskan ke duodenum sebagai respon terhadap makanan
• Batu terbentuk dari gangguan keseimbangan antara empedu, bilirubin, fosfolipid dan
kolestrol
• Batu bias disebabkan karena stasis cairan empedu, infeksi dan iskemia dinding kantung
empedu
• Batu kandung empedu biasanya terjadi di ductus sistikus yang menyebabkan stasis cairan
empedu
Kolesistitis
• Kolesistitis merupakan inflamasi kandung empedu, paling sering karena obstruksi ductus
sistikus oleh batu empedu
• Dapat dibagi menjadi akut dan kronik (sangat erat dihubungkan dengan lithiasis)
• Diagnosis kolesistitis dapat dilihat dari anamnesis yaitu pasien riwayat nyeri hebat pada
RUQ, nyeri bersifat kolik, Murphy sign (+) sesuai dengan Tokyo Guideline
• Pada pemeriksaan penunjang daidapatkan adanya Leukositosis dan pada USG bias
didapatkan penebalan dinding empedu
ANALISIS KASUS
Secara Teori
• Penyakit batu empedu (kolelitiasis) adalah penyakit hepatobilier kronik yang disebabkan
terganggunya metabolism dari kolestrol, bilirubin dan asam empedu yang ditandai
dengan pembentukan batu empedu dalam saluran empedu hepatic atau di dalam empedu
• Faktor risiko Kolelitiasis adalah 6F (Female, Forty, Fat, Fertile, Food, Family )
Secara Kasus
• Pada pasien, berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang dapat ditegakkan bahwa
pasien mengalami kolelitiasis
• Pada pasien, berdasarkan factor risiko masuk ke dalam 2 kategori yaitu Forty (usia pasien
diatas 40 tahun) dan Food (Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
berlemak)
Secara Teori
• Pada teori, dijelaskan bahwa pathogenesis dari kasus kolelitiasis adalah peningkatan
konsentrasi kolestrol yang dapat disebabkan oleh obesitas, diet tinggi kalori dan
pengunaan kontrasepsi (hormone)
Secara Kasus
• Pada pasien didapatkan dari anamnesis bahwa pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi
makanan tinggi lemak, dimana pada kasus dan teori sesuai
Secara Teori
• Pada anamnesis didapatkan bahwa sebagian besar pasien asimptomatik pada kolelitiasis
• Namun pada teori juga menyebutkan bahwa pada kondisi kolesistolitiasis, didapatkan
adanya nyeri pada regio kanan atas abdomen (Right Upper Quadran) dan Murphy sign
(+)
• Pada teori disebutkan bahwa, ikterus pada kolelitiasis icterus yang muncul dan urin yang
seperti the dapat hilang timbul, sehingga berbeda dengan kasus hepatitis
• Pruritus dapat ditemukan pada icterus obstruktif berkepanjangan dan sering ditemukan
pada ekstremitas
Secara Kasus
• Pada teoritis hampir sesuai dengan kasus pada pasien ini, namun pada pasien perlu
dipastikan lebih jauh bahwa sejak kapan menderita kuning untuk menyingkirkan
diagnosis banding
• Perlu dipastikan apakah penyebab dari kuning merupakan Intra hepatic / Extrahepatic
Secara Teori
Secara Kasus
• Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang dengan CT Scan Abdomen, USG TAS
dan Endoscopy
• Seharusnya pada kasus bisa ditambah dengan pemeriksaan penunjang Magnetic
Resonance Imaging Cholangiopancretography agar dapat menegakkan diagnosis lebih
baik
Secara Teoritis
• Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit kronis yang dialami pasien (Bronkitis
kronis) dengan kasus Kolelitiasis pada pasien
Secara Kasus
• Perlu diketahui lebih lanjut apakah ada hubungan antara Bronkitis dengan kolelitiasis
pada pasien
Apa Indikasi Pasien dilakukan Cholecystectomy ?
Kolesistektomi merupakan pengangkatan kantong empedu melalui prosedur bedah. Prosedur ini
dilakukan ketika terjadi pembentukan batu empedu di dinding kantong empedu yang
menimbulkan gejala parah dan komplikasi infeksi.
Apakah pada pasien harus dilakukan tindakan Cholecystectomy? Apakah ada tatalaksana
lain selain operasi?
Pada pasien dikarenakan keluhan simptomatik yang berat sampai menganggu aktivitas dan juga
ditemukan batu, maka harus di operasi.
Terapi farmakoterapi yang dapat diberikan adalah OAINS dan antispasmodic yang dapat
berfungsi sebagai pengurang rasa nyeri dan spasme serta merelaksasikan kandung empedu.
Contoh obat yaitu Ketorolac.
Pasien juga dapat diberikan Asam Ursodeosikolat yaitu obat untuk memperbaiki proses
pengosongan kandung empedu.
Farmakoterapi tersebut dapat diberikan apabila pasien memiliki batu empedu berukuran kecil
dengan fungsi kandung empedu yang masih baik
Referensi
• Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2023 Aug 7]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/
• Hall JE, Hall ME. Guyton and Hall textbook of medical physiology e-Book. Elsevier
Health Sciences; 2020 Jun 13
• Jones MW, Genova R, O'Rourke MC. Acute Cholecystitis. 2022. In: StatPearls . Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459171/