Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA AGAMA,

NEGARA, DAN BUDAYA


Yaswirman
ADA DUA BENTUK HUBUNGAN (RELASI)

V
E
R
HORIZOLTAL
T
I
K
A
L
• Hubungan vertikal merupakan hubungan ketergantungan yang di bawah dengan yang di atas
• Dominan biasanya yang di atas. Yang di bawah penuh dg harapan
• Kalau yang di atas adalah Allah, di bawah tentu hamba dengan segala macam harapan
• Kalau yang di atas agama, yang di bawah tentu negara dengan segala konsepnya
• Kalau yang di atas pimpinan, yang di bawah tentu yang dipimpin dengan segala
pengabdiannya
• Apa mungkin agama dengan negara disebut hubungan vertikal?
• Hubungan horizontal adalah hubungan kesejajaran yang melahirkan saling ketergantungan
• Kedua belah pihak masing-masing dominan karena saling membutuhkan
• Kalau yang sebelahnya suami, maka yang sebelah lagi isteri atau isteri-isteri
• Kalau sebelahnya pembeli, sebelah lagi penjual
• Kalau sebelahnya agama, sebelahnya tentu negara
• Apa mungkin agama dengan negara sejajar?
• Agama adalah universal, tidak memiliki ruang dan waktu serta territorial
• Karenanya Negara Medinah bukan negara Islam, tapi Negara Madinah
• Ketika ada agama yang tidak universal, tetapi terkait dengan teritorial, maka substansi
agama itu tidak utuh, bahkan bisa jadi adalah budaya
• Apabila agama itu diletakkan di atas, maka negara harus tunduk kepada aturan agama, tidak
boleh menyimpang atau negara mengatur agama
• Masalahnya apa benar hubungan agama denga negara berbentuk vertikal?
• Kalau untuk negara Theokrasi, hubungan seperti ini sebuah keniscayaan
• Agama melalui aturannya harus mengatur negara. Demokrasi tidak penting di sini
• Contohnya: Arab Saudi? Iran? Mauritania di Afrika Utara? Apa tepat ini contohnya?
• Negara itu adalah ijtihadiyah atau kebutuhan
• Secara teritorial tidak ada ayat yang menyuruh umat Islam mendirikan negara
• Kalau secara keyakinan bisa jadi, karena sesama orang beriman adalah sebangsa, seperti kita
dengan Palestina, Saudi, Rohingya, dsb.
• Ini pula yang menginspirasi negara Khilafah itu. Cuma MUI sdh mengeluarkan fatwa bahwa
NKRI adalah harta mati
• Berarti Indonesia adalah negara territorial
• Kalau mau dihubungkan agama dengan negara, tentu disejajarkan dulu sehingga berbentuk
hubungan horizontal
• Lalu apakah agama dengan negara sejajar?
• Apabila dikatakan bahwa negara adalah ijtihadiyah atau kebutuhan warganegara, maka yang
agama yang direlasikan itu tentu banyak dari nilai-nilai ijtihadiyahnya
• Seperti Ketuhanan Yang Maha Esa bukan menggali tentang konsep-konsep Tuhan, tetapi
setiap warga negara wajib berketuhanan
• Dari sisi ini pula faham komunis atau atheis tidak boleh ada di Indonesia ini
• Jadi kalau mau bicara relasi atau hubungan agama dengan negara juga, maka kita masuk dari
nilai-nilai universal agama itu, bukan dari norma yang tertulis
BEBERAPA PEMIKIRAN TOKOH TTG
HUBUNGAN AGAMA DENGAN NEGARA
• Nurcholis Madjid: negara yang berasaskan Islam merupakan distorsi hubungan proporsional
antara agama dg negara. Negara adalah kehidupan duniawi yang berdimensi rasional dan
kolektif. Sdgkan agama berdimensi spiritual dan pribadi
• Dalam Injil Matheus 22:21: Berikanlah kepada penguasa duniawi hak-hak yang
berhubungan dengan duniawi dan serahkan kepada Tuhan segara urusan yang berhubungan
dengan Tuhan
• Bernard Lewis dan Montgomery Watt: konsep gereja ini tidak bisa dipakaikan dalam Islam.
Agama dan negara mempunyai hubungan yang erat
• Imam al-Ghazali: agama dengan negara seumpama anak kembar (tau’aman)
• Julir Stahl: kendati hukum adalah produk manusia, tetap saja hukum sebagai alat memeprtahankan dimensi ketuhanan
• Jadi dalam nomokrasi Islam, nilai-nilai bernegara itu adalah:
1. Prinsip kekuasaan sebagai amanah (QS. 4: 58);
2. Prinsip musyawarah (QS. 2:159);
3. Prinsip keadilan (QS. 4: 135 dan 5:8);
4. Prinsip persamaan (QS. 49:13);
5. Prinsip pengakuan dan perlindungan HAM (QS. 17: 70);
6. Prinsip peradilan bebas (HR. Muslim);
7. Prinsip perdamaian (QS. 49: 10 dan 2: 194);
8. Prinsip kesejahteraan (QS. 34: 15);
9. Prinsip kepatuhan terhadap penguasa (QS. 4: 56, ulil amri)
• Bagaimana pula dengan budaya?
• Budaya terjemahan dari culture lawan dari peradaban (civilization)
• Budaya bersifat lokal, sedangkan peradaban bersifat universal. Agama termasuk
peradaban
• Di dunia sekarang ini hanya tinggal tiga peradaban: Islamic civilization, western
civilization, chiness civilization
• Sementara budaya berkaitan juga dengan kekerabatan: kekerabatan patrilineal,
matrilineal dan parental bilateral
• Budaya ini juga bisa diartikan dengan adat istiadat, tradisi turun temurun atau local
wisdom. Disebut budaya karena dilakukan secara berulang-ulang
• Budaya dalam istilah hukum Islam identik dengan al-`adah. Ada yang baik dan ada yang
tidak baik. yang baik menjadi sumber hukum sekunder, disebut dengan al-`adah al-
muhakkamah
• Dalam UUD 1945 Pasal 18 B Negara menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup…….Demikian juga dalam UU
Pokok Agraria
• Budaya atau adat istiadat yang mempunyai sanksi dan kaidah dijelmakan menjadi hukum
adat
• Dari sisi ini filsafat: Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah menjadi akatual terus.
Prinsipnya segala yang baik dan sesuai dengan syarak dipertahankan, dan yang sebaliknya
dibuang
• Islam pada mulanya adalah ajaran, bersumber dari al-Qur’an, Sunnah dan ada dari ijtihad.
Fleksibelitasnya banyak dijumpai pada ruang ijtihad
• Ketika ajaran Islam sudah dijalankan secara rutinitas dan menjadi identitas pribadi muslim,
maka ajaran tadi menjelma menjadi budaya
• Umpamanya budaya shalat berjamaah, budaya berpakaian muslimah, budaya baca al-
Qur’an, budaya bersih, budaya keteladanan, budaya bangun pagi, budaya makan tidak
mubazir, budaya hemat memakai air, listrik dsbnya
• Jadi budaya islami itu itu adalah budaya yang sejalan dengan ajaran Islam atau
membudayakan ajaran Islam
BAGAIMANA DENGAN BUDAYA (ADAT) MINANGKABAU

• Pertama, adat nan sabana adat, yaitu kenyataan yang berlaku dalam alam atau kodrat
ilahi, seperti adat api membakar, adat air membasahi, adat murai berkicau, dsbnya. Ajaran
Islam dikategorikan kepada bagian pertama ini
• Kedua, adat nan diadatkan, yaitu yang dirancang untuk menjadi peraturan dalam nagari,
kehidupan sosial, budaya dan hukum,seperti undang-undang nan duo puluah, cupak nan
ampek (penakar baik buruk)
• Undang-undang nan dua puluah: 4 susunan nagari (Taratak, Dusun, Koto, Nagari). 4
bentuk kata (kato pusako, kato mufakat, kato dahulu, kato kudian). 4 tingkat adat (adat
nan sabana adat, adat istiadat, adat nan teradat, adat nan diadatkan), 4 tingkat hukum
(hukum ilmu, hukum bukti, hukum karinah, hukum ijtihad), 4 undang-undang (UU
Luhak, UU Rantau, UU Nagari, UU dua puluh).
• Empat cupak (cupak usali, cupak buatan, cupak tiruan, cupak piawai)

• Ketiga Adat nan teradat, yaitu kebiasaan pada suatu tempat dan dapat berubah dan
berbeda tiap-tiap nagari, lain padang lain belalangnya, lin lubuk lain pula ikannya, lain
nigari lain pula adatnya
• Keempat Adat istiadat, yaitu yang berlaku di suatu tempat tentang tingkah laku dan
kesenangan, seperti main layang-layang, berburu, main sepak rago sehabis panen padi,
dsbnya
• Dalam sejarah Minangkabau tidak ditemukan data tali tigo sapilin itu duduk bersama
menyelesaikan masalah dlm masyarakat
• Kalau begitu ninik mamak harus tahu cara memerintah dan taat beribadah. Alim ulama
harus tahu adat dan cara memerintah. Cerdik pandai harus tahu adat dan taat beribadah
• Artinya tali tigo sapilin itu ada dalam diri seseorang apalagi pemimpin
• Indonesia memiliki aneka ragam budaya yang disimpulkan dalam Bhinneka Tunggal Ika
• Karena umumnya bersifat lokal dan sudah ada sebelum agama masuk, maka negara wajib
menghormatinya
• Kendati ada yang tidak sesuai dengan ajaran agama, tetapi agama tidak pada tempatnya
konfrontasi dengan budaya seperti ini
• Kalau berdakwah, jangan dengan cara dakwah sepatu, tetapi lemah lembut: fa bimaa
rahmatin minallahi linta lahum………
• Tidak ditempatnya pula langsung bilang ini bid`ah, itu bid`ah.
• Lebih bagus lagi aklturasi budaya Islami dengan budaya lokal
LALU BAGAIMANA HUBUNGAN AGAMA, NEGARA DAN BUDAYA?

• Untuk lebih praktisnya kita kemukakan solusinya melalui teori konsentris sebagai berikut :
• Ketiga komponen ini secara
horizontal saling berintegrasi satu
BUDAYA sama lain.
NEGARA • Nilai-nilai agama yang universal
menjadi sumber dalam bernegara
AGAMA
• Pada satu sisi negara berkewajiban
menafsirkan nilai-nilai universal
agama
• Pada sisi lain agama menjadi filter
terhadap budaya dan negara harus
menghormatinya

Anda mungkin juga menyukai