Pengertian menurut syari' yaitu menahan diri dengan niat dari
seluruh yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari. (Anas ismail Abu Dzaud, 1996: 412) Secara implisit nilai yang menjadi parameter antara sah atau rusaknya puasa seseorang, adalah : 1.Nilai Formal puasa hanya tinjau dari segi menahan lapar, haus dan birahi. 2.Nilai Fungsional ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa (laa'lakum tattaqun). QS. Al-Baqarah 183 Keinginan atau kemauan merupakan fitrah manusia. Puasa dapat mendidik atau membimbing kemauan manusia baik yang positif maupun yang negatif. Adapun yang menyebabkan kamauan seseoarang ada yang positif dan yang negatif, sesuai yang diungkapkan oleh Imam Al-Gazali bahwa di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat sebagaimana berikut ini: 1.Sifat Rububiyah, yaitu sifat yang mendorong untuk selalu berbuat baik. 2.Sifat Syaithoniyah, inilah sifat yang mendorong seseorang untuk berbuat kesalahan dan kejahatan. 3.Sifat Bahimiyah (kehewanan), sesuai dengan istilah yang diberikan pada manusia sebagai mahluk biologis. 4.Sifat Subuiyah, yaitu sifat kejam dan kezaliman yang terdapat dalam diri manusia. Malaikat merupakan makhluk suci, yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah. Begitupun orang yang puasa ketaatannya merupakan suatu bukti bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya. Juga, orang puasa akan mengalami iklim kesucian laksana seorang bayi yang baru lahir, jiwanya terbebas dari setiap dosa dan kesalahan. Puasa merupakan sistem pendidikan Allah SWT dalam rangka mendidik atau membimbing manusia. Sistem pendidikan ini mengandung dua fungsi yaitu: 1.Sebagai sistem yang pasti untuk mendidik manusia supaya menjadi hamba tuhan yang taat dan patuh. 2.Sebagai suatu sistem yang dapat mendidik sifat rubbubiyyah (ketuhanan) manusia untuk dapat berbuat adil, sabar, pemaaf dan perbuatan baik lainnya. Hakekat puasa yang keempat ini diungkapkan oleh Ibnu Qayim al Jauzi. Puasa dapat menjadi sarana untuk membersihkan berbagai sifat buruk yang terdapat dalam jiwa manusia. Adakalanya jiwa manusia akan kotor bahkan sampai berkarat terbungkus oleh noda dan sikap keburukan yang terdapat didalamnya. Maka wajar kalau puasa dapat menjadi penyuci jiwa. 1. Karena Puasa adalah perintah Agama 2. Karena Puasa Adalah Rukun Islam 3. Karena Dengan Puasa Kita Bisa Bertaqwa 4. Karena Begitu Banyaknya Keutamaan Di Bulan Ramadhan Tujuan puasa adalah mencapai derajat takwa. Ini dikatakan dalam sebuah ayat Al-Quran yang memerintahkan orang yang beriman untuk berpuasa (AL-Baqarah ; 183). 1. Mengistirahatkan organ pencernaan dan perut dari kelelahan kerja yang terus menerus dalam sehari-hari tanpa istirahat, mengeluarkan sisa makanan dari dalam tubuh, memperkuat badan. 2. Menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah 3. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi) 4. Mendorong peremajaan dan juga pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yang baru 5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh 6. Membuat psikologi kita akan lebih tenang daripada keadaan tidak sedang berpuasa. Keadaan jiwa yang tenang, tidak dipenuhi amarah maka hal tersebut akan dapat menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh kita. • Nilai spiritual adalah nilai ketuhanan yang terkandung dalam ibadah sebagai jalan menghubungkan manusia dengan Tuhannya. • Dalam nilai spiritual, puasa menepis sifat kebinatangan yang ada pada manusia, yaitu sifat yang hanya bergairah kepada makan dan minum serta semisalnya. • dengan jalan berpuasa diharapkan orang akan lebih bisa menghadapi kesenangan-kesenangan yang hanya akan membawa menuju kemaksiatan. Dan akan lebih mudah memelihara, menjaga, lebih-lebih bisa memagari dirinya dari segala godaan keduniawian yang menyesatkan. Karakter adalah tingkah laku dan pola fikir yang terjadi secara alami, apa adanya, tanpa dibuat-buat, terjadi secara reflek, dan bukan merupakan sandiwara. Karakter adalah perilaku alami yang berasal dari perfleksian jiwa (bawah sadar) dan karakter merupakan hasil dari budaya, sedangkan budaya sendiri terlahir salah satunya karena adanya tingkah laku ‘pembiasaan’
Ibadah puasa khususnya di Indonesia telah
membentuk budaya baru masyarakat. Sehingga bulan Ramadan disebut sebagai bulan pelatihan (training) bagi umat Islam, dengan kata lain bulan Ramadan adalah Madrasah (sekolah) untuk pembentukan karakter manusia. Puasa secara total dan benar (tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja) bisa mengkikis ‘karakter’ hewani yang ada pada diri manusia. Karakter Mulia Yang terbentuk dengan Puasa : 1.Berhati-hati, Teliti, dan Waspada 2.Muhasabah (Evaluasi Diri) 3.Rela Berkorban 4.Mampu Memanajemen Diri 5.Berbuat Jujur 6.Bertaqwa 7.Gaya Hidup Sederhana 8.Sikap Optimis 9.Tahan Uji (Cobaan) 10.Meneguhkan dalam Bersikap