Anda di halaman 1dari 16

“Antianemia”

Disusun Oleh:
Desi Hayati 1926030002
Nanda Destra Purwanti 1926030015
Vevi Valerianti 1926030027
Sri Wahyuni 1926030043
Pengertian Obat Anti Anemia
Anemia didefinisikan sebagai pengurangan volume sel darah
merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) dibawah nilai normal yang
terjadi pada orang sehat. Hal ini menyebabkan pengurangan
kapasitas dalam membawa oksigen.2 Anemia bukan merupakan
suatu penyakit, namun sebuah manifestasi dari berbagai penyakit
dan kondisi patologis. Orang dengan anemia merasa badannya
kurang enak dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar.
Mereka merasa lebih sulit untuk bekerja. Artinya mutu hidupnya
lebih rendah. Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah
lengkap (complete blood count/ CBC).
Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (Fe) untuk
memulihkan kekurangan sel darah merah. Selain zat besi, vitamin
B12 sering diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa. Jalan
terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut dan parah adalah
dengan transfusi darah.
Penggolongan Obat Antianemia

1. Asam Folat

Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah-buahan. Dalam

bahan makanan tersebut asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi

(poligutamat). Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan

direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk sintesis

DNA dan RNA serta pembelahan sel.

Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di 1/3 bagian

proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan

energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secar

difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus, absorpsi folat

biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.


a. Indikasi

Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan pengobtan defisiensi folat harus di ingat

bahwa penggunaan secara membabibuta pada pasien anemia pemisiosa dapat merugikan pasien, sebab

folat dapat memperbaiki kelainan darah pada anemia pemisiosa tanpa memperbaiki kelainan neurologi

sehingga dapat berakibat pasien cacat seumur hidup

b. Kontraindikasi

Kontraindikasi Utama : Pengobatan Anemia Pernisiosa dan Anemia megaloblastik lainnya yang

diakibatkan defisiensi vitamin B 12. Penderita dengan anemia pernisiosa tidak boleh diobati dengan asam

folat sebelum diberikan vitamin B12 (karena pada keadaan ini asam folat mungkin hanya menyembuhkan

secara hematologik tetapi memperbanyak manifestasi neurologik dan defisiensi vitamin B12).

c. Dosis

Yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi yang ada. Umumnya folat diberikan

per oral, tetapi bila keadaan tidak memungkinkan, folat diberikan secar IM atau SK.
2. Zat Besi (Fe)

Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam
lambang diubah menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung dalam
duodenum, dalam lingkungan asam netral garam ferro lebih mudah larut.
Setalah diserap sebagai darah, maka akan bergabung dalam protein
menjadi ferritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke
sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim
zat besi (metalo enzim). Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg.   

a. Indikasi

Untuk pengobatan pada defisiensi zat besi laten dan anemia (anemia
defisiensi zat besi). Terapi pencegahan defisiensi zat besi selama masa
kehamilan.

   
b. Kontraindikasi

1) Kelebihan zat besi, misalnya kondisi hemokromatosis, hemosiderosis.

2) Gangguan pada utilisasi zat besi, misalnya kondisi lead anaemia,

sideroachrestic anaemia, talasemia.

3) Anemia yang tidak disebabkan oleh defisiensi zat besi misalnya anemia

hemolitik.

4) Hipersensitif/alergi terhadap salah satu komponen dalam obat.

c. Dosis Dan Aturan Pakai

Dosis dan lamanya terapi tergantung pada tingkat defisiensi zat besi. Anak-

anak (>12 tahun), dewasa dan ibu menyusui : Gejala defisiensi zat besi : 1

tablet, 1 – 3 hari sehari selama 3 – 5 bulan, sampai diperoleh angka

haemoglobin normal. Selanjutnya terapi diteruskan selama beberapa minggu

dengan 1 tablet sehari untuk melengkapi cadangan zat besi.


c. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)

Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewan: hati, daging, telur,

susu, dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5

mcg. Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleksnya

dengan protein oleh HCL yang segera diikat oleh glukoprotein yang

disebut intrinsik factor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa

lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat

diserap oleh reseptor spesifik di usus halus (ileum). Setelah diserap

vitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati yang secara bertahap

dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12 dengan gejala-

gejala menglobaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum tulang dan

depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi, oral vitamin B12

dengan kombinasi intrinsic factor (serbuk pylorus).


a. Indikasi

Anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan

pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.

b. Kontraindikasi

Hipersensitivitas, tidak boleh digunakan untuk anemia

megaloblastik pada wanita hamil.

c. Dosis

Per oral : untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan:

dewasa 50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram

sehari, 1-3x/hari. Injeksi intramuskular : dosis awal 1mg, diulang 10x

dengan interval 2-3 hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan. Sediaan:

tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.


Tingkat Keamanan Obat Anti Anemia
Berdasarkan FDA
Penggunaan ferrous sulfate atau zat besi pada kehamilan belum
dikategorikan oleh FDA, namun termasuk substansi yang dinyatakan
aman secara umum (Generally Recognize as Safe/ GRAS). Ferrous
sulfate sering digunakan klinisi pada pasien hamil dan menyusui.
Menurut FDA, penggunaan ferrous sulfate dalam kehamilan masuk
dalam kategori N atau belum dikategorikan.
Selama kehamilan, terjadi peningkatan volume plasma dan massa
sel darah merah karena peningkatan produksi sel darah merah ibu.
Akibat hal ini, serta untuk pemenuhan kebutuhan janin dan plasenta,
jumlah kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan. Kekurangan
zat besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan
bayi, kelahiran bayi prematur, dan berat badan lahir rendah. Oleh
sebab itu, WHO merekomendasikan penggunaan preparat besi oral
bersama asam folat sebagai bagian dari antenatal care (ANC).
Pemberian sebesar 30-60 mg besi elemental (setara 150-325 mg
ferrous sulfate) disertai 0,4 mg asam folat sebanyak satu kali sehari
sepanjang kehamilan.
Sebagai pengobatan anemia defisiensi besi diberikan suplementasi

zat besi dalam kombinasi dengan vitamin prenatal dan pengaturan

makanan. Dosis yang diperlukan adalah 120 mg besi elemental per hari

selama 3 bulan. Terapi harus dilanjutkan selama 3 bulan setelah

anemia dikoreksi untuk memungkinkan penyimpanan zat besi.

Ferrous sulfate disekresikan pada ASI dalam jumlah sangat kecil.

WHO dan Food and Agriculture Organization (FAO) merekomendasikan

asupan nutrisi untuk zat besi pada wanita menyusui berkisar 10-30 mg

besi elemental (setara 100-200 mg ferrous sulfate) per hari. Pemberian

suplementasi harus dimulai sedini mungkin setelah melahirkan dan

regimen suplemen zat besi dapat mengikuti pola yang digunakan

selama kehamilan.
Obat Antianemia Yang Paling Aman
Digunakan Ibu Hamil

1. Ferofort

Ferfort merupakan suplemen yang memiliki kandungan zat besi


untuk mencegah terkena anemia. Suplemen ini aman untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Ferofort mengandung
bahan-bahan yang berguna untuk mencegah anemia, yaitu
ferronyl, asam askorbat, asam folat, vitamin B12, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B6, niacinamide, calcium pantothenate, zinc,
dan lysine.
2. Folavit

Folavit merupakan suplemen yang mengandung asam folat atau

vitamin B9. Suplemen ini dapat memenuhi kebutuhan asam folat pada

masa kehamilan. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai suplemen untuk

mengatasi anemia. Tak hanya anemia, bagi ibu hamil suplemen ini juga

baik untuk menjaga pertumbuhan saraf dan otak pada janin yang di

dalam kandungannya agar bayi terlahir secara normal.

Folavit berbentuk tablet yang setiap tabletnya mengandung dosis 400

mcg asam folat. Bagi Mama yang sedang hamil dan ingin mengonsumsi

suplemen ini, dapat meminumnya dengan dosis 800 mcg setara dengan

dua tablet dan diberikan satu kali sehari setelah makan.


3. Hemobion

Tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama suplemen yang satu ini. Hemobion

merupakan suplemen untuk menambah darah selama masa kehamilan dan laktasi.

Hemobion mengandung berbagai nutrisi, yaitu fe fumarate, asam folat, vitamin B12,

kalsium pantotenat, kolekalsiferol, dan vitamin C.

Hemobion termasuk suplemen yang dapat dikonsumsi tanpa adanya resep dari

dokter. Namun, tetap mengikuti dosis yang sudah terdapat pada kemasannya.

Suplemen ini berbentuk kapsul dan dalam satu dus terdapat 10 kapsul. Bagi Mama

yang ingin mengonsumsinya dapat meminum satu kapsul dalam sehari setelah

makan.
4. Hufabion

Hufabion merupakan suplemen mineral dan multivitamin yang

memiliki manfaat untuk mengatasi anemia yang diakibatkan oleh

kekuranga zat besi. Suplemen ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu

hamil sebagai tambahan nutrisi bagi yang kekurangan zat besi pada

asupan makanan sehari-hari. Hufabion mengandung berbagai bahan

yang baik untuk tubuh, yaitu ferrous fumarate, manganese sulfate,

cupric sulfate, vitamin C, folic acid, dan vitamin B12. Suplemen ini juga

dapat dikonsumsi tanpa menggunakan resep dari dokter.


5. Tonikum bayer

Tonikum bayer merupakan suplemen makanan yang


mengombinasikan multivitamin, mineral, dan zat besi. Suplemen ini
diperuntukkan selama masa kehamilan, menstruasi, masa
pertumbuhan, dan lansia. Tonikum bayer mengandung bahan yang
baik untuk kesehatan tubuh, yaitu zat besi, kalsium, mangan, zinc,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B12, dan
vitamin C. Kandungan yang ada di dalam suplemen ini dapat
menambah darah di dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai