Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

Dosen Pembimbing :
Siti Mas'odah , S.pd., M.Gizi

Disusun Oleh :

Aulia Yuliarti P07131218053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIANKESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2019/2020
1. Beda anak dan remaja dari segi farmakodinamik dan farmakokinetik
Terapi obat pada pedeatri berbeda dengan terapi obat pada orang dewasa
karena perbedaan karakteristik. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi
farmakokinetika-farmakodinamika. Kinetika obat dalam tubuh anak-anak berbeda
dengan dewasa sesuai dengan pertambahan usianya.
a. Absorpsi
Absorpsi obat melalui rute oral dan parenteral pada anak sebanding dengan pasien
dewasa. Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak pada dewasa,
sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis. Hal tersebut akan menurunkan
absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital dan fenitoin,
sebaliknya akan meningkatkan absorbsi obat – obat yang bersifat basa lemah
seperti penisilin dan eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung akan
mencapai tahap normal pada usia sekitar tiga tahun. Waktu pengosongan lambung
pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan dewasa 3-4 jam. Oleh karena itu
harus diperhatikan pada pemberian obat yang di absorbsi di lambung.
b. Distribusi
Distribusi obat pada bayi dan anak berbeda dengan orang dewasa, karena adanya
perbedaan volume cairan ekstraselluler, total air tubuh, komposisi jaringan lemak,
dan ikatan protein. Volume cairan ekstraselular relatif lebih tinggi dibandingkan
orang orang dewasa, volume ini akan terus menurun seiring bertambahnya usia;
pada neonatus 50%, pada bayi berusia 4-6 bulan 35%, pada usia satu tahun 25%
sedangkan pada orang dewasa sebanyak 20-25% dari total berat badan. Hal lain
yang lebih penting adalah total cairan dalam tubuh akan lebih tinggi pada bayi
yang dilahirkan secara prematur (80-85% dari total berat badan) dibandingkan
pada bayi normal (75% dari total berat badan) dan pada bayi usia 3 bulan 60% dan
pada orang dewasa (55% dari total berat badan)..
2. Masalah kesehatan yang dihadapi anak dan remaja
a. Anemia pada anak dan remaja
Masalah nutrisi utama pada anak dan remaja adalah defisiensi mikronutrien,
khususnya anemia defisiensi zat besi, dan masalah malnutrisi, baik gizi kurang
serta perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas yang keduanya
seringkali berkaitan dengan perilaku makan.
Anemia adalah penyakit yang juga dikenal dengan kurang darah. Bukan Cuma
orang remaja atau dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya. Namun, jenis
anemia yang lebih umum terjadi pada anak adalah anemia defisiensi besi. Anemia
merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen
dan karbondioksida dalam tubuh. Kadar hemoglobin normal pada laki-laki adalah
14-18 gram % dan eritrosit 4,5-5,5 juta/mm sedangkan pada perempuan
hemoglobin normal adalah 12-16 gram % dengan eritrosit 3,5 – 4,5 juta/mm.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankkan kadar hemoglobin pada
tingkat normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain
dalam darah terganggu. Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah atau
hemoglobin dalam tubuh tdak adekuat sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik
di dalam tubuh.
Adapun faktor-faktor yang mendorong terjadinya anemia adalah adanya
penyakit infeksi yang kronis, menstruasi yang berlebihan pada remaja putri,
perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan, dan jumlah atau penyerapan diet
yang buruk dari zat besi, vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, serta tembaga.
Gejala anemia secara umum menurut University of North Calorina (2002)
dalam Briawan (2014) adalah cepat lelah, pucat (kuku, bibir, gusi, mata kulit
kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas
ringan, napas tersengal atau pendek saat melakukan aktivitas ringan, nyeri dada,
pusing, mata berkunang, cepat marah (mudah rewel pada anak) dan tangan serta
kaki dingin atau mati rasa.
Terapi yang diberikan : Tablet Fe (Maltofer)
Maltofer adalah obat untuk mengatasi kekurangan zat besi, termasuk anemia
defisiensi zat besi, pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Maltofer
mengandung zat aktif asam folat dan iron hydroxide polymaltose kompleks.
Maltofer termasuk obat bebas yang dapat ditemukan di apotek atau toko obat
tanpa harus menebus resep dokter.
Farmakodinamik maltofer :
Maltofer adalah sediaan zat besi untuk pengobatan defisiensi zat besi laten dan
anemia. Zat besi dalam maltofer adalah sebagai iron (III)-hydroxide polymaltose
complex (IPC), yang masing-masing partikelnya terikat pada suatu polimer
karbohidrat (polimaltosa). Hal ini mencegah perusakan saluran pencernaan oleh
besi. Perlindungan ini mencegah interaksi antara besi dengan makanan. Selain itu,
hal ini juga menjamin biovailabilitas zat besi. Struktur IPC mirip dengan ferritin,
protein mengandung besi yang terdapat dialam. Karena kemiripannya itu, zat besi
diabsorbsi melalui mekanisme alami. IPC tidak bersifat oksidator seperti garam
bivalen.
Farmakokinetik maltofer :
Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum
proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di
absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara
transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri
dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan
perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa
usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi
rendah, maka lebih banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau
kebutuhan meningkat, maka fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel
mukosa ke sum-sum tulang untuk eritropoesis.
Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ),
suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa
jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di sebut
apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus
halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ).
Cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum tulang dalam proses
eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang cepat dapat
dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan bila labile pool
telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak dapat di gunakan
untuk eritropoesis.
3. Interaksi obat
Interaksi dapat terjadi antara Maltofer dengan obat-obat lain dan makanan berikut:
 Obat jenis psikotropika, dapat memperburuk efek samping suplemen zat besi
berupa sembelit. ACE Inhibitor, dapat meningkatkan efek samping sistemik
dari kedua obat ini.
 Terapi suplemen maltofer tidak bisa bersamaan dengan maltofer parenteral.
Kandungan zat besi oral dan parenteral tidak bisa masuk ke dalam tubuh
secara bersamaan. Hal ini dikarenakan zat besi parenteral akan menurunkan
tingkat penyerapan zat besi oral.
 Asam askorbat, jika digunakan bersamaan penyerapan zat besi akan
meningkat
 Obat antasida (komponen yang merupakan komponen seperti aluminium,
magnesium, kalsium) atau enzim pankreas. Mereka mengganggu penyerapan
besi.
 Antibiotik. Dengan penggunaan simultan sirup atau setetes maltofer dengan
antibiotik dari kelompok tetrasiklin, pembentukan senyawa kompleks kelat
dimungkinkan, yanh secara negatif mempengaruhi penyerapan kedua obat.
 Makanan yang mengandung vitamin e, telur, susu, kopi dan teh hitam, keju,
dan beberapasereal dapat mempersulit proses penyerapan at besi diusus. Asam
sitrat dan vitamin C sebaliknya dapat meningkatkan proses penyerapan zat
besi.
4. Anjuran dan terapi diet
a. Dosis penggunaan maltofer
Untuk orang dewasa, dosis Maltofer adalah:
Dosis tablet: 1-3 tablet sehari. Selama 3-5 bulan hingga nilai Hb normal
tercapai. Terapi sebaiknya dilanjutkan selama beberapa minggu dengan dosis 1
tablet per hari untuk memulihkan penyimpanan Fe (zat besi) dalam tubuh.
Untuk anak-anak, dosis Maltofer adalah:
Dosis tablet: 1 tablet sehari selama 1-2 bulan.
b. Aturan pakai Maltofer
 Gunakan obat ini sesuai yang diresepkan dokter atau yang tertera pada
label kemasan.
 Jangan mengurangi atau menambahkan dosis obat karena dapat
meningkatkan risiko efek samping.
 Obat dalam bentuk tablet dapat dikunyah atau ditelan langsung dan harus
diminum selama atau segera setelah makan.
 Jangan gunakan sendok makan biasa saat minum obat dalam bentuk sirup
atau tetes. Sebaliknya, gunakan pipet tetes ataupun sendok obat yang
biasanya tersedia di dalam bungkus kemasan.
 Obat tetes dan sirup dapat dicampur dengan jus buah dan sayuran.
c. Terapi diet umum untuk anemia
Jenis diet : Makanan tinggi fe/zat besi
Prinsip diet :
a. Energi diberikan cukup
b. Protein diberikan cukup
c. Lemak diberikan cukup
d. Karbohidrat diberikan cukup
e. Vitamin C diberikan tinggi
f. Fe diberikan tinggi
Syarat diet :

a. Energi diberikan cukup sebagai sumber tenaga untuk melakukan aktivitas


b. Protein diberikan cukup untuk memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang
rusak serta untuk pertumbuhan pada anak
c. Lemak diberikan cukup sebagai vitamin larut lemak
d. Karbohidat diberikan cukup sebagai sumber tenaga untuk aktivitas

e. Vitamin C diberikan tinggi untuk membantu penyerapan Fe

f. Fe diberikan tinggi untuk menaikkan kadar Hb

d. Terapi non farmakologi


a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
b. Dapat digunakan suplemen multi-vitamin yang mengandung vitamin B12 dan
asam folat sebagai terapi profilaksis maupun memperbaiki defisiensi vitamin
B12 ataupun asam folat
c. Pada pasien dengan anemia kritis dpaat dilakukan transfusi sel darah merah
DAFTAR PUSTAKA

https://kingad.ru/id/uzi-mochepolovojj-sistemy/maltofer-pokazaniya-k-primeneniyu-
maltofer-kapli-instrukciya-po/

https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/maltofer-adalah/

http://fitrianiamir1404.blogspot.com/2016/11/obat-anemia-tablet-fe.html

https://www.academia.edu/38496529/Makalah_Kebidanan_Farmakologi_Obat_Anemia

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/545/4/3.%20Chapter2.pdf.pdf

https://www.slideshare.net/mobile.ttika.tatalaksana-gizi-kasus-anemia

http://farmalkes.kemenkes.go.id/?wpdmact=process&did=MTc5LmhvdGxpbms=

Anda mungkin juga menyukai