Prepared by:
Agung Haryanto, ME.
06/29/2021 1
Materi
• Pengertian
• Urgensi Manajemen Risiko Kredit
• Cakupan Risiko Kredit
• Proses Pembiayaan & Risiko Kredit
• Identifikasi Risiko Kredit Bank Syariah
• Pengukuran & Bobot Risiko Kredit
• Pengelolaan Risiko Kredit.
06/29/2021 2
Pengertian
• Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan nasabah atau
pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai
dengan perjanjian yang disepakati (PBI No. 13/23/PBI/2011
tentang Manajemen Risiko Bank Syarah).
• Risiko kredit adalah risiko kerugian terkait dengan
kemungkinan pihak lain (counterparty) akan gagal
memenuhi kewajibannya atau debitur tidak membayar
hutangnya (Basel II).
• Risiko kredit, yaitu potensi kegagalan debitur atau sekutu
bisnis dalam memenuhi kewajiban sesuai perjajian yang
disepakati (IFSB).
• Nama lain: Counterparty Risk; Default Risk
06/29/2021 3
Komponen Risiko Kredit
1. Kewajiban
2. Counterparties, nasabah, debitur,
sekutu bisnis (business partners)
06/29/2021 4
“Kewajiban”
• Pengertian “kewajiban” nasabah (counterparty)
kepada Bank berupa:
1. Pokok Pembiayaan/Penyertaan/Investasi
2. Hasil (Return), dalam bentuk:
a. Marjin Jual-beli
b. Sewa Ijarah
c. Kupon Sukuk
d. Bagi hasil Syirkah
• Terdapat biaya lain-lain sesuai kontrak: Biaya administrasi, biaya provisi,
biaya takaful, biaya pihak ketiga (notaris, appraisal, akuntan, dll)
Biaya-biaya ini tidak masuk dalam klasifikasi risiko kredit. Semua biaya
ini harus diselesaikan sebelum pencairan fasilitas pembiayaan.
06/29/2021 5
“Counterparties”
1. Negara
a. Pemerintah Pusat (Central Government/Federal)
b. Pemerintah Daerah
1) Negara Bagian/Provinsi (State/Province)
2) Kota (City/Municipal)
2. Perusahaan/Bisnis
a. Corporate
b. Retail
3. Perorangan
a. Properti (Mortgage)
b. Konsumer
06/29/2021 6
Counterparties - Negara
• Negara berhutang dlm pola:
– Government to Government (G to G)
– Government to Private
• Instrument Surat berharga, yaitu:
– Obligasi,
– Sukuk.
– Indonesia: Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
• Mata uang:
– Lokal
– Asing (Foreign currency)
06/29/2021 7
Risiko Negara
• Sovereign risk
– Risiko kerugian yang berkaitan dengan kemungkinan suatu
negara (pemerintah) gagal untuk membayar kewajibannya
(kewajiban pokok dan hasil).
• Country risk
– Risiko-risiko yang berkaitan investasi di suatu negara (asing).
Kondisi tsb berhubungan dengan: kondisi ekonomi, hukum,
politik, keamanan, dan bagaiman hal-hal tersebut berpengaruh
kepada ekonomi suatu negara, terutama sektor swasta.
– Semakin tinggi Country risk semakin lemah daya tarik negara
tersebut bagi investor.
• Sovereign risk merupakan bagian dari country risk.
06/29/2021 8
• Negara dapat menerbitkan Sukuk dalam:
– Mata uang domestik
– Mata uang asing
• Bila diterbitkan dalam mata uang domestik
(Indonesia: Rupiah), dipersepsikan kemungkinan
gagal bayar (probability of default) rendah, karena
negara mempunyai wewenang untuk mencetak uang.
• Tidak berlaku bagi instrumen dari pemerintah daerah,
karena pemda tidak mempunyai wewenang
mencetak uang Risiko kredit tetap terekspos.
– Kasus: Kebangkrutan Orange County, CA, USA , tahun
1994 Disebabkan oleh market risk mismanagement.
06/29/2021 9
• Sukuk atau instrumen keuangan lain yang diterbitkan dalam
mata uang domestik, dianggap sebagai instrumen keuangan
yang bebas risiko gagal bayar default risk free financial
instrument:
• digunakan sebagai benchmark (rujukan) tingkat suku bunga
dari mata uang ybs.
• Sukuk Pemerintah Indonesia dapat dianggap sebagai
benchmark (rujukan) tingkat bagi hasil (return) investasi
syariah yang bebas dari risiko gagal bayar (default risk free
Indonesian syariah financial instrument)
• Mencetak uang untuk membayar hutang menimbulkan
konsekuesi inflasi yang tinggi (Hyperinflation) Risiko daya
beli (Purchasing power risk).
– Persepsi bebas risiko gagal bayar tidak sepenuhnya benar. Kasus
Rusia (d/h Uni Sovyet) tahun 1998.
06/29/2021 10
– Kasus: Uni Sovyet tahun 1998, memilih untuk
membiarkan hutang-hutangnya dalam mata
uang lokal dan asing menjadi gagal bayar
(default) dari pada harus mencetak uang untuk
membayar hutang yang akan meningkatkan
inflasi dalam negeri.
– Alasan:
• melindungi rakyat agar tidak menjadi korban dari
inflasi yang tidak terkendali,
• bila terjadi inflasi, pembayaran hutang kepada
investor tidak bernilai sama sekali karena daya beli
yang jatuh,
• Investor harus siap menanggung risiko.
06/29/2021 11
Counterparties:
Perusahaan & Perorangan
• Sumber risiko kredit:
1. Eksternal
• Terkait dengan sumber risiko yang berasal dari
pihak diluar (kewenangan/kontrol) perusahaan.
Misalnya:
– Inflasi,
– Exchange rates,
– Regulasi,
– Bencana alam.
2. Internal …….
06/29/2021 12
2. Internal
• Terkait dengan sumber risiko yang ada didalam
perusahaan. bersifat unik/individual
• Analisis kredit
– Bisnis: Perusahaan, retail, mikro.
– Perorangan: KPR, Konsumer (KTA).
– Prinsip pemberian kredit:
» 5C (Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition of the Economy);
» 7P ( Personality, Party, Purpose,
Prospect, Payment, Profitability,
Protection)
06/29/2021 13
Urgensi Manajemen Risiko Kredit
1. Kaidah fikih: Al ghunmu bil ghurmi atau risk-return
trade-off dimana berarti keuntungan terkait dengan
kesediaan menanggung risiko, dengan kata lain
semakin besar keuntungan semakin besar risiko.
Risiko tidak dapat dihilangkan tetapi dikelola
Manajemen risiko kredit
2. Bank harus dapat menyeleksi nasabah sesuai dengan
profil risikonya. Profil risiko nasabah harus sesuai
dengan kontribusinya terhadap pendapatan bank.
3. Aset ……
06/29/2021 14
3. Aset bank syariah sebagian besar berbentuk
aset/aktiva produktif dimana hasilnya
merupakan sumber utama pendapatan
bank.
– Terdiri dari 2 kelompok utama dari aktiva
produktif:
• Pembiayaan
• Investasi, yaitu penempatan dana pada financial
assets/instruments.
– Financial asset: asset tak berbentuk (intangible asset) yang
memberikan manfaat dalam bentuk hak atau klaim berupa
arus tunai pada masa yang akan datang (future cash flow).
– Kualitas aktiva produktif . . . .
06/29/2021 15
– Kualitas aktiva produktif bank akan berpengaruh
kepada kinerja keuangan:
• Likuiditas, terkait dengan manajemen arus kas (cash-
flow management) & kewajiban jangka pendek.
• Profitabilitas, terkait kemampuan menghasilkan laba.
• Solvabilitas, terkait dengan kemampuan memenuhi
kewajiban (keuangan) kepada pihak lain.
– Terkait dengan kemampuan modal:
Aset = Kewajiban + Investasi tidak terikat +Modal,
atau
Kewajiban = Aset – Investasi tidak terikat - Modal
– Bila kualitas aset/aktiva produktif turun maka
kebutuhan modal meningkat untuk menjaga
kemampuan bank membayar kewajiban.
06/29/2021 16
Cakupan
• Risiko kredit (syariah) meliputi:
1. Pembiayaan:
a. Pinjaman: Qard Misal: Dana Talangan Haji
(Risiko kredit menjadi lebih besar ketika dana
talangan haji ditarik oleh Depag).
b. Jual beli: Murabahah, Salam, Istishna.
c. Sewa: Ijarah (Aset & Jasa), IMBT.
d. Gadai Risiko Kredit VS Risiko Pasar
e. …..
06/29/2021 17
e. Bagi hasil: Bagi hasil (mudharabah &
musyarakah)
• Risiko Kredit vs Risiko Investasi
• Pembiayaan dengan collateral (Jaminan) PBI No.
7/13/PBI/2005 tentang KPMM Bank Umum Syariah &
PBI 8/7/PBI/2006 tentang Perubahan PBI 7/13/2005.
f. Lainnya
2. Investasi
a. Surat berharga:
• Sukuk,
• Saham (Ekuitas).
b. Valuta asing (Foreign exchange, Forex).
06/29/2021 18
Proses Pembiayaan & Risiko Kredit
• Faktor pemicu resiko kredit
1. Dinamika kondisi eksternal (pasar) menurunkan
kemampuan bayar debitur.
2. Penurunan nilai agunan (collateral; rahn)
coverage ratio jaminan turun
3. Kredibilitas data debitur (information opacity)
• Kredibiltas data yang jelek assymetric information
(informasi yang tidak seimbang) kesalahan
memberikan: plafond, tenor, margin, jenis/pola
pembiayaan, jaminan meningkatkan kemungkinan
gagal bayar (probability of default).
06/29/2021 19
4. Granularity, terkait UMKM jumlah nasabah
yang banyak dengan plafond yang kecil-kecil,
menyebabkan proses maintenance &
monitoring menjadi mahal membutuhkan
waktu, SDM & biaya yang tinggi “too many
too fail”
5. Kesalahan menentukan penyebab gagal bayar
– Kondisi keuangan nasabah, atau
– Itikad buruk debitur.
06/29/2021 20
Identifikasi Risiko Kredit Bank Syariah
Berdasarkan proses pemberian kredit (pembiayaan), risiko
kredit dapat ditemui (diidentifikasi) pada saat:
1. Penilaian (assesment) proporsal (usulan kredit)
2. Pengambilan keputusan (menerima/menolak) thd proporsal
3. Penetapan kontrak pembiayaan, meliputi:
a. Jenis akad
b. Limit (pagu) pembiayaan
c. Harga
d. Tenor (jangka waktu)
e. Jaminan (Collateral)
4. Periode penyelesaian kontrak.
5. Pada saat terminasi (pemutusan) kontrak.
06/29/2021 21
Resiko Kredit Khusus di Bank Syariah
• Murabahah
– Pembatalan kontrak sepihak oleh nasabah pada
saat bank sudah membeli barang yang dipesan.
– Pembayaran yang telat bahkan tidak melakukan
pembayaran sama sekali, dilain pihak bank tidak
diperkenankan untuk merubah harga (jual) atau
mengenakan denda sebagai penalti kpd nasabah.
• Nasabah yang tidak amanah dapat memanfaatkan
kondisi tersebut dengan sengaja menahan pembayaran
atau menunda angsuran guna mendapat keuntungan
finansial.
06/29/2021 22
• Salam
– Kegagalan nasabah untuk memenuhi kontrak terkait:
• Waktu, tidak tepat waktu delivery
• Kualitas, tidak sesuai standar
– Pada salam paralel, hal tersebut dapat menyebabkan
pihak ketiga (pembeli) menolak produk yang
diserahkan oleh bank syariah.
– Kontrak salam yang terkait produk pertanian,
counterparties terpapar risiko operasional yang lebih
besar akibat adanya gangguan dari faktor alam:
cuaca, banjir, kekeringan, dll.
• Risiko operasional disisi counterparties menjadi risiko kredit
pada bank syariah.
06/29/2021 23
• Istishna
– Kegagalan supplier (nasabah) untuk memenuhi kontrak
kepada bank syariah terkait:
• Waktu, tidak tepat waktu penyelesaian
• Kualitas, tidak sesuai standar
– Kegagalan supplier dapat menyebabkan penolakan oleh
nasabah.
– Kegagalan pembayaran dari nasabah.
• Ijarah & IMBT
– Nasabah menolak aset yang sudah dibeli oleh bank syariah
sesuai perjanjian sebagai objek ijarah.
– Nasabah gagal membayar sewa atas manfaat yang sudah
diterimanya.
06/29/2021 24
Pengukuran & Bobot Risiko Kredit
• Berdasarkan Basel II yang diadopsi oleh Bank Indonesia,
besaran bobot risiko kredit dibuat berdasarkan rating
dari counterparty berdasarkan grade dari lembaga
pemeringkat eksternal yang diakui oleh Bank Indonesia.
• Semakin tinggi/baik rating, maka bobot semakin kecil.
– ATMR semakin kecil
– Kebutuhan modal semakin kecil
• Terdapat kelemahan dimana counterparties (perusahaan)
yang mempuyai rating grade sangat sedikit.
• Rating grade sangat penting untuk menentukan bobot
risiko kredit dari penempatan pada surat berharga
(Sukuk).
06/29/2021 25
Peringkat Perusahaan
(PBI 8/7/PBI/2006 )
Peringkat Perusahaan Bobot
AAA sampai dengan AA- 20%
A+ sampai dengan A 50%
BBB+ sampai dengan BBB- 100%
BB+ sampai dengan B- 100%
dibawah B- 150%
tidak memiliki peringkat 100%
(unrated)
06/29/2021 26
Ketentuan bobot risiko Pasal 7 ayat 1 huruf b angka 3.
nasabah pembiayaan 1) Aktiva tertimbang menurut risiko sebagaimana
ditentukan berdasarkan dimaksud dalam Pasal 2 untuk aktiva produktif
sistem peringkat (Rating dibedakan sebagai berikut :
system) a. penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva
produktif berdasarkan sistem bagi pendapatan
(revenue sharing) yang sumber dananya berasal
dari modal sendiri dan/atau dana pihak ketiga
dengan prinsip wadiah, qardh dan mudharabah
muthlaqah berdasarkan sistem bagi pendapatan
(revenue sharing) yang dibedakan sebagai berikut:
1. diberikan atau dijamin oleh pemerintah atau bank
sentral diberikan bobot sebesar 0% (nol
perseratus);
2. diberikan atau dijamin oleh bank lain diberikan
bobot sebesar 20% (dua puluh perseratus);
3. diberikan atau dijamin oleh swasta penetapan bobot
berdasarkan peringkat (rating) yang dimiliki oleh
perusahaan yang bersangkutan.
06/29/2021 27
Keterntuan Bobot Aktiva Pasal 7 ayat 2
Produktif berdasarkan
Grade nasabah. Peringkat (rating) yang menjadi dasar pemberian bobot
risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka
3 atau setara diklasifikasikan sebagai berikut:
a. perusahaan dengan peringkat AAA sampai dengan
AA- diberikan bobot sebesar 20% (dua puluh
perseratus);
b. perusahaan dengan peringkat A+ sampai dengan A-
diberikan bobot sebesar 50% (lima puluh perseratus);
c. perusahaan dengan peringkat BBB+ sampai dengan
BBB- diberikan bobot sebesar 100% (seratus
perseratus);
d. perusahaan dengan peringkat BB+ sampai dengan B-
diberikan bobot sebesar 100% (seratus perseratus);
e. perusahaan dengan peringkat dibawah B- diberikan
bobot sebesar 150% (seratus lima puluh perseratus);
f. perusahaan yang tidak memiliki peringkat (unrated)
diberikan bobot sebesar 100% (seratus perseratus).
06/29/2021 28
Contoh Perhitungan ATMR
• PT. PQR mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah
ABC sebesar Rp 100 juta. Bila peringkat PT. PQR adalah
A+, maka ATMR PT. PQR: Rp 100 juta x 20% = Rp 20 juta.
• PT. XYZ memperoleh pembiayaan dari Bank Syariah ABC
sebesar 50 juta. Bila PT. XYZ tidak mempunyai
peringkat maka ATMR: Rp 50 juta x 100% = Rp 50 juta.
• Bank Syariah ABC mepunyai SUKUK PT. Indosat Tbk*
dengan Rating grade AA+ sebesar Rp 10 Milyar, maka
ATMR Sukuk Indosat Tbk tsb adalah: Rp 10 Milyar x 20%
= Rp 2 Milyar
* http://www.pefindo.com/index.php/fileman/file?file=/PressRelease/2014-03-12-ISAT.pdf
06/29/2021 29
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Bank
Syariah ABC
AKTIVA ATMR
Produktif Rp Bobot* Rp
•Pembiayaan 100.000 100% 100.000
•SWBI 1.000 0% 0
•Sertifikat IMA 2.000 20% 400
•Sukuk Indosat Tbk. 6.000 20% 1200
Non Produktif
•Kas 5.000 0% 0
•Kendaraan 2.000 100% 2.000
TOTAL 103.600
06/29/2021 31
Pengelolaan Risiko Kredit
1. Penentuan limit pembiayaan melalui proses analisis
kelayakan pembiayaan (Creditworthiness analysis).
– Plafon,
– Jangka waktu,
– Collateral.
2. Pengelolaan risiko konsentrasi kredit
– Nasabah inti Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sebesar
20% dari modal bank.
– Pihak terkait a.l. Pemilik, management, karyawan bank.
– Risiko per wilayah/ area
– Risiko industri/ sektor ekonomi
3. . . . .
06/29/2021 32
3. Pengelolaan portofolio pembiayaan
– Mencari komposisi ideal dari produk
pembiayaan Diversifikasi risiko.
• Komposisi produk pembiayaan & investasi yang
terbaik.
• Seleksi nasabah yang tidak sesuai profil risiko dan
return-nya.
• Antara lain menggunakan Mean-variance analysis
the eficient portfolio frontier (curve).
4. . . . .
06/29/2021 33
4. Klasifikasi aset dan provisi pembiayaan
– Pendekatan penahanan risiko (Risk retention) dengan
mencadangkan dana (biaya) berupa provisi kredit
(pembiayaan) untuk menyerap risiko kredit. Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
• Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan
yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet
berdasarkan penggolongan Kualitas Aktiva Produktif
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI No.
5/9/PBI/2003).
– Membuat kelas aset berdasarkan kualitas aset (lancar,
Dalam perhatian khusus, Kurang Lancar, Diragukan, Macet).
– Setiap kelas aset mempunyai ketentuan jumlah PPAP
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang wajib
dibentuk. PBI No. 5/9/PBI/2003 (Wahyudi, et. al, 2013)
06/29/2021 34
Ketentuan PPAP Bank Syariah
Kualitas Pembiayaan PPAP yang diwajibkan
Lancar 1% dari total pembiayaan lancar
Dalam perhatian 5% dari total pembiayaan dalam perhatian
khusus khusus
Kurang lancar 15% dari total pembiayaan berkategori kurang
lncar setelah dikurangi nilai agunan
Diragukan 50% dari total pembiayaan berkategori
Diragukan setelah dikurangi nilai agunan
Macet 100% dari total pembiayaan berkategori macet
setelah dikurangi nilai agunan
Khusus untuk Ijarah Minimal 50% dari kewajiban pembentukan PPAP
untuk kategori dalam perhatian khusus, kurang
lancar, diragukan, macet.
06/29/2021 36
Waktu
Latihan soal 5 MEN
IT !
Bank Syariah ABC mempunyai komposisi aktiva produktif sbb:
Klas Aset Rp
Pembiayaan
•Kurang Lancar 100 juta
•Diragukan 50 juta
•Macet 30 juta
Sukuk
•Macet 60 juta
Total
06/29/2021 37
Jawaban
06/29/2021 38
Jawaban
Bank Syariah ABC mempunyai komposisi aktiva produktif sbb:
Klas Aset Rp PPAP Rp
Pembiayaan
•Kurang Lancar 100 juta 15% 15 juta
•Diragukan 50 juta 50% 25 juta
•Macet 30 juta 100% 30 juta
Sukuk
•Macet 60 juta 100% 60 juta
Total 130 juta
Total PPAP yang harus dibentuk oleh Bank Syariah ABC sebesar Rp 130 Juta
06/29/2021 39