Anda di halaman 1dari 20

Click icon to add picture

Difusi Osmosis dan Imbibisi

Suci Wulandhani, M.Si


 Tanaman bertambah besar karena adanya bahan tambahan
berupa partikel
 Partikel berupa ion atau molekul yang masuk dan keluar
dari dalam tubuh tanaman
 Ion yang masuk antara lain berupa nutrisi, misalnya NH4+,
Gerakan Partikel NO3- dll
 Molekul yang masuk misalnya : CO2 dan H2O
 Molekul yang keluar misalnya O2 dan H2O
 Masuk dan keluarnya partikel dengan proses gerakan
partikel berupa difusi, osmosis dan imbibisi
Difusi adalah gerakan pertikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke
tempat dengan potensial kimia lebih rendah. Karena energi kinetiknya sendiri
sampai terjadi keseimbangan dinamis

DIFUSI

Difusi paling sederhana pemberian gula pada air tawar


Difusi satu Zat
Terlarut

Difusi dua Zat


Terlarut
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan.
 Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan

dari udara melalui proses difusi.


 Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam

tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam

tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam


DIFUSI mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel.
 Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan

karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel

tumbuhan.
 Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika

konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya

fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).


Faktor yang mempengaruhi difusi :
 Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
 Biomolekul makin besar difusi makin lambat
 Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
DIFUSI  Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi
antara dua bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
 Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat
terjadinya difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.
 Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi,
makin cepat proses difusi.
Mekanisme Difusi

Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga


DIFUSI mekanisme, yaitu
 difusi sederhana (simple difusion),
 difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan
 difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Mekanisme difusi: simple difusion

Difusi sederhana melalui membrane, berlangsung karena


molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui
DIFUSI membran, bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak
seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-
bahan organik yang larut dalam lemak. Selain itu, membran
sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik
seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Mekanisme difusi: simple difusion by chanel formed

Beberapa molekul kecil khusus


yang terlarut dalam serta ion-
DIFUSI ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau
channel. Saluran ini terbentuk
dari protein transmembran,
semacam pori dengan diameter
tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih
kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya
Mekanisme difusi: fasiliated difusion

Molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan


beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
DIFUSI pembawa atau transporter atau carrier untuk dapat menembus
membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transporter dinamakan difusi difasilitasi.
Osmosis adalah proses
perpindahan atau
pergerakan molekul zat
pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya
OSMOSIS tinggi menuju larutan yang
konsentrasi zat pelarutya
rendah melalui selaput atau
membran selektif
permeabel atau semi
permeabel.
 Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan
pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik,
dan isotonik.
OSMOSIS  Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan
pembandingnya.
 Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik
karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil.
 Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang
sama dengan larutan pembanding.
Sel Hewan

OSMOSIS

Sel Tumbuhan
 Pada larutan hipotonik: air akan terus mengalir ke dalam sel
sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama.
Pada sel tumbuhan, ini dapat diatasi karena adanya dinding sel

OSMOSIS yang menahan. Keadaan ini disebut turgid.


 Pada larutan isotonik: air masuk dan air keluar secara
seimbang, sehingga sel layu (flaccid).
 Pada larutan hipertonik: air terus menerus keluar sel. Sel akan
mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati. Pada sel
tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan
terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel
hidup :
 Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa
terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut
memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat
OSMOSIS pelarut bergerak melalui membrane semi permeable.
 Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan
memperhambat terjadinya osmosis. Karena dapat
menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus
membrane tersebut.
 Luas permukaan
 Jarak zat pelarut dan zat terlarut
 Suhu
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-
IMBIBISI benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid)
karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun
dari bahan yang berupa koloid.
 Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang
terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam
tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan
di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita
jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan
tanaman

IMBIBISI padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau yang terlebih
dahulu direndam dengan air.
 Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit
biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga
memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk
setiap jenis biji tanaman.
Syarat terjadinya imbibisi :

 Perbedaan Ψ antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ


larutan
 Ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
IMBIBISI  Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat
hidrofil berupa protein, pati, selulose
 Benih kering memiliki Ψ sangat rendah.
 Volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji
setelah menyerap air, sebagian air telah digunakan untuk
menjalankan proses metabolisme
 Proses metabolime: aktivasi enzim, hidrolisis cadangan
makanan, respirasi
Potensial air : energi bebas per mol air
 Ψ = Ψs + Ψp + Ψm satuan : atm, bar, Pa
 Ψ (potensial air) = - DTD (defisit tek difusi)
IMBIBISI  Ψs (potensial solut) = -TO (tek osmosis)
 Ψp (potensial tekanan) = TT (tek turgor)
 Ψm (potensial matriks) = TI (tek imbibisi)
 DTD = TO - TT
 Di dalam sel Ψm kecil – diabaikan
 Di dalam benih Ψp kecil - diabaikan
Click icon to add picture

SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai