2. HAL harus di dahului kalimat yang lengkap, yaitu yaitu setelah fi'il dan fa'ilnya dan setelah
mubtada' dan khabarnya.
التمييز
Tamyiz adalah isim manshub yang menjelaskan kesamaran pada dzat-dzat.
Contohب: َ ّتــــب
َ يدع َرقا َ َص
َ ( زـZaid itu mengalir keringatnya )
ًحممد ن ْفسا
َّ بَ َ ( طاMuhammad itu wangi tubuhnya )
( اشتريت عشرين غالماSaya membeli 20 orang budak )
التمييز
Macam macam Tamyiz : tamyiz terbagi menjdi dua yaitu tamyiz untuk mufrad dab tamyiz untuk kalimat
1. Tamyiz untuk mufrad yaitu tamyiz ini menghilangkan kesamaran pada suatu kata.
2. Tamyiz untuk kalimat yaitu tamyiz yang menghilangkan ketidak jelasan didalam kalimat
contoh :تــــبَّب َ ( زـzaid telah mengalir keringatnya ) , حم
يدع َرقا َ َص ( قَّ َأ ب كْر َش ً اbakr berlapis lapis
lemaknya ), ( زيد اكمر منكاباbapaknya zaid lebih muliah darimu ). Seluruh tamyiz pada contoh
tersebut adalah mansub dan tandanya fatha dzahir.
المستثنى
Mustatsna ialah isim yang disebutkan setelah ّإاـلatau salah satu yang sejenisnya, yang bertentangan secaraa
hukum setelah kalimat sebelumnya.
Contoh :اــوـم اـال زـيدا ( قاــم لقـkaum itu telah berdiri kecuali zaid )
ْ الم ّـََّد ِر ُس ْو َن ِإلَّا َم
ح ُم ْو ًدا ُ جاء
َ ( para guru telah datang kecuali mahmud )
Agar menjadi jelas dari sebelumnya, pengecualian memiliki tiga pilar :
Penjelasan: Dipakai dengan makna (إ اَّل/kecuali) pada penggunaan yang menunjukkan
pengecualian.
Diantaranya: َغرْيdan ًس ًوىdengan bahasanya, keduanya adalah isim.
Contoh: َج اءَ ا ْلَقو م َغْيَر َزيْ ٍدatau ( َس َوىَزيْ ٍدKaum itu telah datang selain Zaid)
Wajib nashab atas istitsna: Apabila kalimat taam dan mutsbat (sempurna dan positif).
Contoh: (غيَر َزيْ ٍد
ْ قام الْ َق ْوم
َ (
المستثنى
Boleh sebagai badal atau nashab atas istitsna': Jika kalimatnya taam dan manfiy (sempurna dan negatif).
Contoh: ٍ( َمـا َ قا َــم ـْاـَلقـو م َغ ْي َر َزـيْدkaum itu tidak datang kecuali Zaid)
Keduanya dii'rab sesuai 'amil²: Jika kalimatnya naqish dan manfiy.
Contoh:ٍَ قا َــَم َغ ْير َزـيْد ( ) ) َمـاtidak ada yang berdiri selain Zaid)
َ َمـا َ ْرـأـي
(ٍـتغ ْي َر َزـيْد ) (tidak ada yang saya liat selain zaid )
(ٍبــــ ِر َزـيْد
َْمـَ ْررـت َغي ( ) َمـاsaya tidak berpapasan dengan selain Zaid)
Dan setiap apa yang dikatakan pada lafadz ( ) َغ ْيـرdikatakan semisalnya pada ى
( سوـ
َ َ ) maka keduanya sama saja pada
makna dan i'rabnya.
المستثنى
Mustatsna dengan kata khaalaaa, adaa dan haasyaa
Mustatsna dengan kata khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya).
Contohnya :
Penjelasan : mustatsna dengan kata khalaa , adaa, dan haasyaa, boleh padanya dua macam :
Ketahuilah bahwa ( ) َ لــاmenashabkan isim nakirah tanpa tanwin, jika َ الــbertemu langsung dengan
nakirah dan َ الــtidak diulang-ulang.
Contoh : ( اَل َر َجليِف ا َلد ِارtidak ada seorang pria didalam rumah )
Jika اَلtidak bertemu langsung dengan nakirah maka اَلwajib diulang ulang.
Contoh : ٌ ( اَل يِف ا َلد ِار َرج ٌل واَل امرأةtidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula Wanita. )
ال النافية للجنس
Syarat syarat amalannya :