Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 9

Azhari Ahmad 20200118058


Fathur Riyadhi Arsal 20200118045
‫حال‪ ,‬التمييز‪ ,‬المستثنى ‪,‬ال النافية للجنس‪ ,‬و‬
‫المنادى‬
‫حال‬
-Haal adalah isim yang dinashabkan (manshub) yang menjelaskan kondisi atau keadaan yang belum jelas.

contoh :) ‫ ج اء َزيْد راكبا‬Zaid telah datang dengan berkendaraan )


ً َ ََِ
‫رس م ْسَر ًجا ر‬
َ ‫ ( كْبت الْ َف‬Saya menunggangi kuda yang berpelana )
‫ ( ِلقيت َعْب َدالَلَّ ِه َراكِبًا‬Saya menjumpai ‘Abdullah berkendaraan )
‫حال‬
Syarat Haal dan Syarat-syarat Shahibul Haal :
Haal harus nakirah, haal harus terletak setelah kalimat sempurna, shahibul haal harus
ma'rifah

1. HAL harus Nakirah,

2. HAL harus di dahului kalimat yang lengkap, yaitu yaitu setelah fi'il dan fa'ilnya dan setelah
mubtada' dan khabarnya.
‫التمييز‬
Tamyiz adalah isim manshub yang menjelaskan kesamaran pada dzat-dzat.

Contoh‫ب‬: َ ّ‫تــــب‬
َ ‫يدع َرقا َ َص‬
َ ‫ ( زـ‬Zaid itu mengalir keringatnya )

ً َ ‫( قَّأَ بكر شحما‬Bakar itu berlapis lapis lemaknya )


ْ

ً‫حممد ن ْفسا‬
َّ ‫ب‬َ َ‫ ( طا‬Muhammad itu wangi tubuhnya )
‫ ( اشتريت عشرين غالما‬Saya membeli 20 orang budak )
‫التمييز‬
Macam macam Tamyiz : tamyiz terbagi menjdi dua yaitu tamyiz untuk mufrad dab tamyiz untuk kalimat
1. Tamyiz untuk mufrad yaitu tamyiz ini menghilangkan kesamaran pada suatu kata.

Tamyiz mufrad hadir setelah :


a. Adad ( bilangan )
contoh : ‫سعين نــعجة‬ ‫ ( ملكت تــــ‬saya memiliki 90 ekor biri biri )
b. Wazan ( timbangan )
contoh : ‫ ( اـشتريـترـطالعسال‬saya membeli satu pon madu )
c. Kayl ( takaran )
contoh :‫را‬‫تــــ‬
‫بــــع م‬
‫صاـ‬ ‫تـــــدقت‬
‫ ( ص‬saya menetapkan Takaran kurma )
d. Misaahah ( area )
contoh :‫فـــنا قـمحا‬
‫ ( زرـعت داـ‬saya menanam satu hektar gandum )

2. Tamyiz untuk kalimat yaitu tamyiz yang menghilangkan ketidak jelasan didalam kalimat
contoh :‫تــــبَّب‬ َ ‫ ( زـ‬zaid telah mengalir keringatnya ) , ‫حم‬
‫يدع َرقا َ َص‬ ‫ ( قَّ َأ ب كْر َش ً ا‬bakr berlapis lapis
lemaknya ), ‫ ( زيد اكمر منكابا‬bapaknya zaid lebih muliah darimu ). Seluruh tamyiz pada contoh
tersebut adalah mansub dan tandanya fatha dzahir.
‫المستثنى‬
Mustatsna ialah isim yang disebutkan setelah‫ ّإاـل‬atau salah satu yang sejenisnya, yang bertentangan secaraa
hukum setelah kalimat sebelumnya.

Contoh :‫اــوـم اـال زـيدا‬ ‫ ( قاــم لقـ‬kaum itu telah berdiri kecuali zaid )
ْ ‫الم ّـََّد ِر ُس ْو َن ِإلَّا َم‬
‫ح ُم ْو ًدا‬ ُ ‫جاء‬
َ ( para guru telah datang kecuali mahmud )
Agar menjadi jelas dari sebelumnya, pengecualian memiliki tiga pilar :

1. Mustatsna minhu/ patokan pengecualian :


Merupakan isim yang disebutkan setalah ‫ إ ّـال‬, yang dii’rab bergantung
pada kedudukan didalam kalimat.
2. Adatul istitsna :
ia adalah ‫ إ ّـال‬dan ‫ غير‬dan‫ سوــى‬beserta yang sebahasa dengan itu, dan ‫خلال‬
Dan ‫ عـدا‬Dan ‫حاشا‬.
3. Mustatsna/ yang dikecualikan :
Ia adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna, dan hukum I’rab
pengecualian ini bergantung pada jenis adaat.
‫المستثنى‬
‫المستثنى‬
Hukum mustatsna dengan lafadz ‫ غير‬dan‫س وى‬

Mustatsna dengan lafadz‫سوـى‬


َ َ َ ِ ، ‫ َغير‬danٌ‫سواـء‬
،‫سوـى‬ َ َ adalah dijarkan.

Penjelasan: Dipakai dengan makna (‫إ اَّل‬/kecuali) pada penggunaan yang menunjukkan
pengecualian.
Diantaranya: ‫ َغرْي‬dan‫ ًس ًوى‬dengan bahasanya, keduanya adalah isim.

Hukum mustatsna dengan ‫غيْر‬


ْ َ dan‫سوـى‬
ً ً : Senantiasa jar dan dii'rab sebagai mudhaf ilaih.
Hukum ‫ َغرْي‬dan‫ ًس ًوى‬: Dalam i'rab seperti hukum isim yang terletak setelah ‫إ اَّل‬.

Contoh: ‫ َج اءَ ا ْلَقو م َغْيَر َزيْ ٍد‬atau ‫( َس َوىَزيْ ٍد‬Kaum itu telah datang selain Zaid)
Wajib nashab atas istitsna: Apabila kalimat taam dan mutsbat (sempurna dan positif).
Contoh: (‫غيَر َزيْ ٍد‬
ْ ‫قام الْ َق ْوم‬
َ (
‫المستثنى‬

Boleh sebagai badal atau nashab atas istitsna': Jika kalimatnya taam dan manfiy (sempurna dan negatif).

Contoh: ٍ‫( َمـا َ قا َــم ـْاـَلقـو م َغ ْي َر َزـيْد‬kaum itu tidak datang kecuali Zaid)
Keduanya dii'rab sesuai 'amil²: Jika kalimatnya naqish dan manfiy.

Contoh:ٍ‫َ قا َــَم َغ ْير َزـيْد‬ ‫( ) ) َمـا‬tidak ada yang berdiri selain Zaid)
َ ‫َمـا َ ْرـأـي‬
(ٍ‫ـتغ ْي َر َزـيْد‬ ) (tidak ada yang saya liat selain zaid )
(ٍ‫بــــ ِر َزـيْد‬
ْ‫َمـَ ْررـت َغي‬ ‫( ) َمـا‬saya tidak berpapasan dengan selain Zaid)

Dan setiap apa yang dikatakan pada lafadz (‫ ) َغ ْيـر‬dikatakan semisalnya pada ‫ى‬
( ‫سوـ‬
َ َ ) maka keduanya sama saja pada
makna dan i'rabnya.
‫المستثنى‬
Mustatsna dengan kata khaalaaa, adaa dan haasyaa

Mustatsna dengan kata khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya).

Contohnya :

Penjelasan : mustatsna dengan kata khalaa , adaa, dan haasyaa, boleh padanya dua macam :

1. Nasab karena ia maf’ul bih


2. Jar karena ia isim majrur
‫ال النافية للجنس‬
Laa An-nafiyah lil jinsi adalah penafiyan khabar dari semua individual jenis yang terletak setelahnya
( setelah ‫) اَل‬

Ketahuilah bahwa (‫ ) َ لــا‬menashabkan isim nakirah tanpa tanwin, jika ‫ َ الــ‬bertemu langsung dengan
nakirah dan ‫ َ الــ‬tidak diulang-ulang.

Contoh : ‫ ( اَل َر َجليِف ا َلد ِار‬tidak ada seorang pria didalam rumah )

Jika ‫ اَل‬tidak bertemu langsung dengan nakirah maka ‫ اَل‬wajib diulang ulang.
Contoh : ٌ‫ ( اَل يِف ا َلد ِار َرج ٌل واَل امرأة‬tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula Wanita. )
‫ال النافية للجنس‬
Syarat syarat amalannya :

1. Isim dan khabar keduanya nakirah


‫َالــ َرـ ُ َجـ ِل فـــ‬
contoh : ‫ي ال ََّّدـ ِار‬
Apabila setelahnya adalah isim ma'rifah, maka ia tidak beramal, dan wajib
mengulangnya, contoh : ‫جود َواَل َعْمر‬ ْ ‫دم ْو‬
َ ْ‫ ( اَل َزي‬tidak ada zaid dan tidak ada Amar )

2. Isimnya bertemu langsung dengannya.


contoh :
Apabila tidak bertemu langsung dengannya, maka tidak beramal, dan wajib
ِ ‫اَل ِيِف ا لد‬
mengulangnya. Contoh: ٌ‫َّار َر ٌجلَواَل ْامرأة‬
‫المنادى‬
Munada terdiri dari lima macam, yaitu : isim alam kata tunggal, isim nakirah yang ditentukan
(nakirah maqshudhah), isim nakirah yang tidak ditentukan (nakirah ghairu maqshudah) , mudhaf, dan
yang menyerupai mudhaf. Untuk isim alam kata tunggal dan nakirah maqshudah, maka keduanya
didhammahkan tanpa tanwin, contoh : ‫( يَ َازيد‬wahai Zaid) dan‫( يَ َار ُجل‬wahai seorang laki laki). dan ketiga
jenis lainnya dimanshubkan tanpa terkecuali.

Unsur panggilan ini dibedakan menjadi 2 hal :


1. Huruf panggilan
2. Munada yang dimana adalah nama yang dipanggil kehadirannya dengan adanya salah satu huruf nida.
‫المنادى‬

Anda mungkin juga menyukai