Terdapat 2 macam:
1. Transudasi dan
2. Eksudasi
CALOR
Terjadi karena dilatasi pada mikrosirkulasi
pada daerah injury
Terjadi bersamaan dengan kemerahan
FUNCTIO LAESA
Diduga karena :
1. Mencegah timbulnya nyeri akibat gerakan (pada
organ yang mempunyai fungsi motoris)
Perubahan hemodinamik
Perubahan permeabilitas
PERUBAHAN HEMODINAMIK
Dilatasi arteriole
Peningkatan kecepatan aliran darah
Perubahan capiler dan venule bed
Peningkatan permeabilitas microvascular sehingga
terjadi pengeluaran cairan dari pembuluh darah ke
jaringan extravasculer
Konsentrasi eritrosit di dalam kapiler dan venule
Perlambatan / stasis aliran darah pada pembuluh
darah kecil
Marginasi leukosit
PERUBAHAN PERMEABILITAS
Menyebabkan keluarnya cairan ke jaringan
perivaskuler dan menimbulkan edema
Awalnya terbentuk transudat, dengan makin
meningkatnya permeabilitas maka terbentuk
exudat
Mekanisme terjadinya exudasi:
1. Karena peningkatan tekanan hidrostatik
2. Karena peningkatan permeabilitas
pembuluh darah
FAKTOR YANG MENGUBAH
REAKSI RADANG
Faktor Agent penyebab
1. Sifat dan intensitas injury
Dipengaruhi oleh kualitas, kemampuan
mengadakan penetrasi, resistensi terhadap
netralisasi, patogenisity, virulensi, toxisitas,
penetrance
2. Resistensi dari injury
Beberapa agent tahan terhadap pencernaan
oleh katalitic enzyme misal cellulose, kuman
(tbc, yang resisten terhadap pengobatan, kuman
yang memproduksi leukidin)
FAKTOR YANG MENGUBAH
REAKSI RADANG
Faktor Host
1. Usia, Gizi, Imunitas
2. Kelainan hematologist
3. Underlying systemic disease misal DM
4. Adekuasi dari blood supply
EXUDASI
Terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler disertai
keluarnya protein plasma dan sel2 darah putih ke
dalam jaringan
Terdapat 2 gelombang :
1. Gelombang yang berlangsung segera
(dalam 30-40 menit)
2. Gelombang yang berlangsung lambat
(beberapa jam kemudian)
CHEMOTAXIS
Migrasi lekosit menuju ke attractant plasmin
splet fragmen (bahan yang menarik
perhatian lekosit)
Netrofil dan monosit paling reaktif terhadap
rangsang kemotaksis
Faktor2 kemotaksis untuk netrofil: C5a,
leukotrien B4, produk kuman
Faktor2 kemotaksis untuk monosit dan
makrofag: C5a, leukotrien B4, produk kuman,
fraksi2 netrofil, limfokin, fibronektin
AGREGATION
Akumulasi lekosit pada tempat injury
Pada stadium akut : terutama sel PMN
Pada stadium kronik : terutama sel MN
(monosit, limfosit dan macrophage)
Terjadi karena :
Motilitas PMN lebih cepat dari MN
Kompeten PMN menurun setelah
beberapa hari pertama sedang MN tetap
konstan dalam beberapa minggu
Lifespan PMN pendek (3-4 hari)
PMN mati meninggalkan bahan yang
merupakan chemotatic factor bagi MN
PHAGOCYTOSIS
Neutrofil dan monosit mampu memakan
kuman maupun sel yang mati kemudian
dicernakan oleh katalitic enzim lisosom
GRANULOSIT
MONOSIT
LIMFOSIT
BENTUK PERADANGAN
LAMA PROSES RADANG
Radang Akut, Kronis, Subakut
ETIOLOGI
LOKALISASI INJURY
Abses, ulkus
Radang membraneus, radang catarrhalis
MACAM2 EXUDASI
Exudasi serous, fibrinous, musinosa, supurative,
haemorrhagis, campuran
PERADANGAN GRANULOMATOSA
Klasifikasi radang
Radang akut– reaksi jaringan segera
dan hanya dalam waktu tidak lama ,
terhadap jejas
Radang kronis—reaksi jaringan
selanjutnya yang diperlama
mengikuti respon awal.
Setiap jenis radang ditandai dengan
jenis sel yang berbeda yang
merupakan bagian respons radang
Radang Akut
Radang Kronik
Tanda radang kronik :
infiltrasi sel mononuklear, terjadi kerusakan
jaringan, dan terbentuknya jaringan parut
Yang berperan makrofag
Radang kronik dapat terjadi akibat susulan
dari radang akut, atau respon dari awal
bersifat kronik
Contoh radang kronik : TBC, Sifilis, dll
Perbedaan Radang Akut dan
Radang Kronik
Radang Akut Radang
Kronik