Anda di halaman 1dari 32

PEMICU 5 BLOK 21

SEHATKAN LANSIA...

OLEH : KELOMPOK 6
KELOMPOK 6
Ketua : Nur Rahmi (180600100)
Sekretaris : Ivana Andrayani (180600101)
 Maria Veronica Aprillia (180600087) o Christ Angelina (180600096)
 Chairat Umar (180600088) oFarrel Mohammad Al Ghazali (180600098)
 Febya Rizki (180600090) oTriska Fitriana (180600099)
 Khofyfah Adinda (180600091)
oSonia Ayunita Saragih (180600100)
 Devyn Roberta (180600092)
oStanley Jordan (180600102)
 Janesia (180600093)
oEvi Winda Valentina (180600104)
 Angelica Indah Sari (180600094)
 Winny (180600095) oSyifa Nabila (180600105)
 Muhammad Kahfi (180600101) oMahira Atika (180600107)
 Iqlima Salsabila (180600248) oAulia Nadhira Rayendra (180600108)
Pemicu 5
Nama Pemicu : Sehatkan Lansia...
Penyusun : Dr.Wilda Hafni Lubis,drg.,M.Si, Darmayanti Siregar, drg., M.Km.,
Nevi Yanti, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Hari/ Tanggal : Jum’at, 16 April 2021
Pukul : 14.00-16.00 Wib

SKENARIO  Kiki hanya mengambil kelompok Kiki mahasiswa FKG


dalam tugas skripsi ingin membuktikan apakah teh hijau
dapat merangsang saliva. Ingin menggunakan Lansia wanita
yang mengalami xerostomia sebagai subyek penelitiannya.
Rencana Kiki akan mengukur saliva sebelum dan sesudah
berkumur teh hijau. Untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan jumlah saliva Kiki akan membandingkannya
dengan berkumur akuades.
1. Tuliskan perkiraan judul skripsi
yang akan diteliti oleh Kiki,
jelaskan alasannya
•Judul dalam sebuah penelitian akan memberikan gambaran terhadap isi dari sebuah
penelitian. Judul penelitian mencerminkan tujuan dan masalah dari penelitian.
•Judul penelitian hendaknya spesifik, mengacu pada variable atau objek yang akan
iteliti, singkat dan padat (tidak lebih dari 20 kata) namun tetap komunikatif, mengacu
pada hakekat penelitian, dan menarik (penelitian tersebut layak dan perlu).
Unsur-unsur utama didalam sebuah judul penelitian adalah:
 What (apa yang akan diteliti): pengaruh berkumur teh hijau terhadap laju aliran saliva.
 Who (siapa yang akan diteliti): Lansia wanita yang mengalami xerostomia.
 Where (dimana akan diteliti): Posyandu Lansia di Medan, (Puskesmas Darussalam)
 When (kapan akan diteliti): pada tahun 2021.
 How (bagaimana ditelitinya): desain eksperimental.
“Pengaruh Berkumur Seduhan Teh Hijau Terhadap Laju Aliran Saliva pada Wanita Lansia
dengan Xerostomia di Puskesmas Darussalam Medan Tahun 2021”

Sudah sesuai
2. Gambarkan kerangka konsep
penelitian ini ?
Kerangka Konsep

Kerangka konsep (conceptual framework) adalah himpunan konsep


dan gagasan yang akan digunakan sebagai kerangka pikir yang
mendasari pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh peneliti. Kerangka
konsep ini dapat dianggap sebagai operasionalisasi dari teori yang ada
dalam kerangka teori. Dalam kenyataannya karena keterbatasan
penelitian, peneliti tidak akan mampu mengkaji seluruh variabel
independen yang ada pada kerangka teori. Setelah mengeliminasi
variabel-variabel independen yang tidak akan akan dikaji disertai
penjelasan tentang alasan pengeliminasiannya, diperoleh kerangka
konsep yang hanya memuat gambaran hubungan antara variabel
dependen dengan himpunan variabel independen yang akan dikaji
peneliti.
3. Jelaskan manfaat apakah yang akan
diperoleh dari hasil penelitian ini?
Manfaat penelitian merupakan dampak atau hasil yang diharapkan dari tercapainya tujuan penelitian. Manfaat
penelitian akan tercapai apabila tujuan dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat. Manfaat
penelitian merupakan pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis dan memiliki manfaat praktis berupa
untuk membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada. Secara garis besar, manfaat
penelitian dibagi menjadi 2 yakni teoritis dan praktis, sehingga manfaat penelitian pada penelitian ini ialah:
a. Manfaat teoritis:
• Sebagai informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi mengenai pengaruh
berkumur teh hijau terhadap laju alir saliva.
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan / kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan penerapannya dibidang kesehatan khususnya bagi lansia.
• Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat praktis:
• Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan tingkat
kesehatan gigi dan mulut pasien lansia.
• Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi tentang pengaruh berkumur the hijau terhadap laju
alir saliva sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan klinis dalam perawatan alternative xerostomia.
• Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan bahan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju alir saliva.
4. Apakah desain penelitian ini?
oJenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu suatu penelitian
dengan melakukan kegiatan percobaan, yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
tersebut. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variable. Dari
perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain.
Tujuan utama penelitian eskperimental adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan satu atau
lebih
kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan
dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok kontrol).
oRancangan penelitian eksperimental yang dilakukan adalah rancangan eksperimen
sungguhan (true experimental designs) yaitu rancangan pretest posttest dengan kelompok
kontrol (pretest-posttest with control group) dalam rancangan ini dilakukan randomisasi,
artinya pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol (berkumur akuades) dan
kelompok eksperimen (berkumur seduhan teh hijau) dilakukan berdasarkan acak atau
random. Kemudian dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti
intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02)
pada kedua kelompok tersebut.r
 Dengan randomisasi, maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum
dilakukan intervensi perlakuan. Karena kedua kelompok sama pada awalnya, maka
perbedaan hasil pos tes pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh
dari intervensi atau perlakuan. Rancangan ini adalah salah satu rancangan yang terkuat
dalam mengontrol ancaman ancaman terhadap validitas.
5. A. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan kelayakan lokasi dalam
metode penelitian?
Kelayakan lokasi adalah dapat atau tidaknya suatu tempat atau lokasi yang dijadikan sebagai
lokasi penelitian berdasarkan standar lokasi yang ada dengan alasan yang sesuai dan logis
mengapa tempat tersebut layak dijadikan sebagai lokasi penelitian. Sekaligus membatasi ruang
lingkup penelitian.
Dalam menentukan lokasi penelitian, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara
lain:
• Karakteristik dari lokasi yang merupakan dasar kelayakan lokasi dijadikan lokasi penelitian
tersebut apakah ses
dengan penelitian yang akan dilakukan.
• Data yang dapat diperoleh dari lokasi penelitian apakah sesuai dengan kriteria daya yang
peneliti inginkan.
• Unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga, dana,
maupun dari segi efisiensi
jarak dan waktu.
• Pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih seharusnya tidak menimbulkan masalah dalam
kaitannya dengan kemampuan tenaga peneliti.
5 B. Apakah Puskesmas Darusalam
layak dijadikan lokasi penelitian,
jelaskan
Puskesmas Darusaalam layak dijadikan lokasi penelitian karena:

 Puskesmas tersebut merupakan puskemas yang yang secara khusus merawat pasien-pasien lansia,
hal ini sesuai dengan sampel yang ingin di teliti oleh peneliti di skenario. Dengan menggunakan
lokasi ini, maka peneliti dapat mempermudah mencari sampel yang dibutuhkan karena pasien-
pasien yang ada di puskesmas tersebut semuanya pasien lansia, dan tidak bergabung dengan
pasien-pasien umum yang bukan lansia.
 Puskesmas tersebut mempunyai reputasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari skenario dikatakan
bahwa puskesmas tersebut adalah puskesmas lansia dengan pelayanan terbaik, hal ini berarti
peneliti bisa berasumsi bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas-petugas medis di puskesmas
tersebut dinilai memenuhi standar, profesional, hal ini dapat memudahkan peneliti dalam meminta
kerjasama yang baik dari petugas-petugas medis di puskesmas tersebut dalam melakukan
penelitiannya.
 Puskesmas tersebut menyediakan data yang tercatat dengan baik. Diskenario dikatakan bahwa
puskesmas tersebut mempunyai data rekam medik yang baik, hal ini tentu akan sangat membantu
peneliti dalam mengumpulkan sampel yang akan di teliti. Karena pada skenario di katakan bahwa
peneliti tersebut akan meneliti kualitas hidup lansia, dimana para lansia sering mengalami
xerostomia yang berefek pada kualitias hidup karena bisa dibarengi dengan kondisi terjadinyanya
karies, penyakit periodontal, BMS, dan lain-lain. Dari data rekam medik tersebut peneliti dapat
melihat dan menganalisis berbagai macam kondisi tersebut untuk mendapatkan sampel yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukannya.
6. A. Apakah penelitian ini
menggunakan criteria inklusi dan
eksklusi jelaskan !
Kriteria Inklusi :

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Selain itu, juga disebut
karakteristik subjek penelitian yang menjangkau apa yang diteliti. Sedangkan kriteria
eksklusi bertujuan menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi karena berbagai sebab, seperti:
• Terdapat satu kondisi (misal: penyakit) yang akan mengganggu pengukuran dan
interpretasi hasil.
• Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, seperti tidak
punya tempat tinggal.
• Hambatan etis.
• Subyek menolak partisipasi.
Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Jika dikaitkan ke dalam
skenario diketahui bahwa Kiki selaku peneliti membatasi subjek yang akan dijadikan
sampel dalam penelitiannya. Hal ini penting agar tujuan dari penelitian yang
dilakukan tetap dapat tercapai. Sehingga penelitian pada skenario menggunakan
kategori inklusi dan eksklusi.
6 B. Jelaskan criteria inklusi dan eksklusi
penelitian ini !
Kriteria Inklusi Penelitian :
Wanita lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang mengunjungi
Puskesmas Darussalam Medan.
K Penyakit sistemik terkontrol.
R Wanita lansia yang mengalami xerostomia / laju aliran saliva tidak
I distimulasi kurang dari 0,1 ml/menit.
T
E Kriteria Ekslusi Penelitian :
R
I •Memiliki kelainan kognitif.
A •Memiliki kelainan kelenjar saliva.
•Sedang mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya
xerostomia.
•Alergi terhadap teh hijau.
•Adanya infeksi kronis.
•Sedang menderita kanker.
•Lansia yang pernah atau sedang menjalani kemoterapi.
7. Bagaimana cara sampling
penelitian ini, jelaskan alasannya.
Cara sampling penelitian ini adalah diambil secara non probability sampling jenis purposive sampling.
Alasan dilakukan teknik pengambilan sampel non random karena diperlukan sampel lansia wanita
(kelompok usia 60 tahun ke atas) dengan xerostomia dan dengan penyakit sistemik terkontrol, sehingga
probabilitas semua elemen di populasi untuk terpilih sebagai sampel adalah tidak sama, dan tidak
merepresentasikan populasi dan hasilnya tidak dapat digeneralisasi ke populasi.
Teknik non random adalah pengambilan sampel tidak didasarkan pada probabilitas. Reliabilitas hasil
penelitian tidak dapat dilakukan evaluasi matematis. Keuntungan metode ini mudah dilaksanakan, tidak
membutuhkan waktu lama, dan tidak membutuhkan biaya besar. Kerugian menggunakan metode ini adalah
probalilitas setiap unit sampel tidak diketahui sehingga tidak objektif dan sampel yang terpilih tidak dapat
mewakili populasi keseluruhan.
Jenis purposive sampling dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Sampling dilakukan dengan
syarat-syarat tertentu, yaitu:
•Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan
ciri-ciri pokok populasi.
•Lansia wanita (kelompok usia >60 tahun) dengan xerostomia dan penyakit sistemik terkontrol.
•Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri
ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).
•Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
8. Berapakah kira-kira besar sampel
penelitian ini?
(𝑡 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
(2 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
𝑟 − 1 ≥ 15
𝑟 ≥ 16
Berdasarkan rancangan acak eksperimental Ada 2 kelompok perlakuan pada penelitian ini,
sederhana, jumlah sampel dihitung dengan yaitu kelompok berkumur dengan seduhan teh
menggunakan rumus rancangan hijau untuk pengukuran laju aliran saliva
eksperimental murni yaitu Rumus Federer sebelum dan sesudah berkumur, dan
(bila tujuan penelitian untuk menganalisis perbandingan laju alir saliva dari sampel yang
keterkaitan antar variabel melalui penelitian berkumur dengan seduhan teh hijau dengan
eksperimental di laboratorium): akuades. Jumlah replikasi atau sampel minimal
(𝒕 − 𝟏)(𝒓 − 𝟏) ≥ 𝟏𝟓 dalam setiap kelompok perlakuan adalah lebih
Keterangan: besar sama dengan 16 sampel, dapat dibulatkan
t = banyak kelompok perlakuan ke 20 sampel untuk masing-masing kelompok
r = jumlah replikasi kontrol dan perlakuan.
9.Jenis data apasaja yang harus
diperoleh nantinya?
Data yang harus diperoleh adalah:

a. Data kuantitatif/numerik: menurut sifatnya Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif yang merupakan data dalam bentuk bilangan (numeric) atau berupa angka. Data
numerik juga merupakan data yang dapat dihitung dan menjawab pertanyaan ‘berapa banyak’.
Data ini didapatkan dari pengukuran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau dan akuades.
b. Data kontinu: menurut sifatnya Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kontinu
karena data ini merupakan hasil pengukuran. Selain itu, data kontinu merupakan rangkaian data
yang nilainya dapat berbentuk desimal. Pengukuran dalam hal ini diketahui dari skenario dimana
Kiki akan mengukur saliva dari sampel penelitian.
c. Data primer: menurut sumber pengambilan Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah
data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti itu sendiri dari
sumbernya, yaitu sampel penelitian. Pada penelitian ini, Kiki langsung mengukur saliva sebelum
dan sesudah berkumur teh hijau dan berkumur akuades.
d. Data rasio: menurut skala pengukuran Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data
numerik, yaitu data rasio. Jenis data ini dilengkapi dengan titik nol absolut yang artinya nilai 0
berarti nilainya memang 0 atau kosong. Data rasio dalam hal ini adalah data jumlah saliva.
10. Untuk mendapatkan hasil yang diingikan
perhitungan statistic apakah yang digunaan ?
Pertama dilakukan uji normalitas dulu dengan uji Kolmogorov-smearnov. Apabila data terdistribusi
normal, data diolah dengan menggunakan uji t berpasangan (paired) untuk membandingkan antara
laju alir sebelum dan sesudah berkumur teh hijau dan berkumur aquades. Dalam hal ini untuk
mengetahui perbedaan rerata laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau pada
wanita dengan xerostomia. Untuk membandingkan laju alir saliva antara berkumur teh hijau
dengan berkumur aquades dipakai uji T tidak berpasangan (independen). Perhitungan statistic yang
digunakan berupa uji T berpasangan (dependen). Uji T adalah uji statistic yang digunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Dengan tujuan untuk menguji perbedaan mean
antara dua kelompok data yang dependen. Syarat uji T berpasangan adalah distribusi data normal,
kedua kelompok data dependen/paired, jenis variable berupa numerik dan kategorik (dua
kelompok). Pada penelitian ini uji T berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata
laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur teh hijau.
Sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal, data diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon
untuk membandingkan antara perbedaan rerata laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur
teh hijau. Dan memakai uji Mann-Whitney untuk membandingkan antara laju alir saliva antara
berkumur teh hijau dengan berkumur aquades.
11. Jelaskan perbedaan desain penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian survey
analitik?
Metode penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko/faktor penyebab/determinan dan
faktor efek, antar faktor resiko, maupun antar faktor efek. Yang di maksud dengan
faktor resiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh).
Sedangkan faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor resiko. Dalam penelitian
analitik, dari analisis korelasi (hubungan/keterkaitan) dapat diketahui seberapa jauh
kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu (efek).
Dalam penelitian eksperimen, hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa
suatu faktor sebagai penyebab terjadinya suatu luaran / output / penyakit, adalah diuji
kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Eksperimen juga dapat dilakukan di
laboratorium, tetapi disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
sehingga eksperimen sewajarnya dilakukan di masyarakat. Bentuk eksperimen lain
yang sering dilakukan adalah berkaitan dengan pengaruh intervensi penyuluhan
terhadap perubahan pengetahuan tentang suatu masalah kesehatan.
TERIMA
TERIMA
KASIH !!
KASIH

Anda mungkin juga menyukai