Anda di halaman 1dari 30

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI

DI LAHAN SAWAH

Penyiapan lahan Penanaman

Pemeliharaan Panen dan penangan pasca panen


Penyiapan Lahan
 Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu
diolah (TOT), namun jerami perlu dipotong
pendek (± 5 CM).

 Saluran draenase dibuat dengan kedalaman 25-


30 cm dan lebar 20-30 cm setiap 3-4 m. saluran
ini berfungsi untuk mengurangi kelebihan air
bila lahan tersebut becek, dan sebagai saluran
irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.

 Pada lahan yang baru pertama kali ditanami


kedelai, benih perlu dicampur dengan
rhizobium. Apabila tidak tersedia inokulan
rhizobium (seperti Rhizoplus, Legin), dapat
digunakan tanah bekas tanaman kedelai yang
ditaburkan pada barisan tanaman atau
penutup lubang tanam.
Penanaman
 Benih kedelai ditanam dengan tugal, kedalaman 2-
3 cm
 Jarak tanam 40 x 10 Cm dengan 2 tanaman/ lubang
 Penyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam
 Tanaman Musim hujan populasi 300 – 400
ribu/ha, Musim kemarau 400 – 500 ribu/ha
 Untuk menghindari kekurangan air, sebaiknya
kedelai ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah
tanaman padi dipanen
 Bila dianggap perlu gunakan Jerami sebagai mulsa

Mulsa jerami
PENGGUNAAN MULSA JERAMI PADI
 Bila dianggap pelu gunakan jerami sebanyak
± 5 ton /ha sebagai mulsa dengan cara
dihamparkan merata, ketebalan 5- 10 cm.

 Mulsa bermanfaat untuk :


 Menekan/mengurangi pertumbuhan
gulama
 Menekan serangan hama lalat kacang
lebih 50%
 Menjaga kelembaban tanah/
mengurangi kehilangan air tanah

 Untuk daerah yang tidak banyak gangguan


gulma dan tidak berpotensi menimbulkan
kebakaran, maka jerami boleh dibakar
sebagai sumber pupuk K. Pembakaran segera
setelah kedelai ditanam, apabila dilakukan
dengan tepat, dapat lebih menyeragamkan
pertumbuhan awal kedelai
PENYIANGAN/PENGENDALIAN GULMA)

Penyiangan dilakukan dua kali. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 20 Hst,
Penyiangan II ( Jika diperlukan) saat tanaman berumur 40 -45 Hst
PEMUPUKAN
 Tanah bekas padi yang subur tidak perlu
dipupuk

 Untuk Tanah dengan kesuburan sedang


dan rendah takaran pupuk yang digunakan
(lihat Tabel)

 Diberikan pada saat tanam pada larikan


disisi lubang tanam

 Bila tanah bermasalah dan kurang subur


dipupuk dengan pupuk organik

 Abu dapur cukup baik untuk penutup


lubang tanam
Takaran pupuk organik dan anorganik pada tanaman kedelai di lahan sawah dengan
kesuburan sedang dan rendah

Takaran pupuk anorganik (kg/ha)


Jenis dan dosis Jenis pupuk Tanah kesuburan
pupuk organik anorganik Tanah kesuburan sedang
rendah
Tanpa Urea 50-75 25-50
jerami/pupuk SP 36 75-100 50-75
kandang KCl 100 100
5 ton Jerami per ha Urea 50 25
SP 36 75-100 50-75
KCl 75 75
2 ton pupuk Urea 25 25
kandang per ha SP 36 50-75 50
KCl 75 50

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan umbi-umbian 2010


PENGAIRAN
 Pada daerah panas, kelembaban udara
relatif rendah di airi umur 21 dan 38 hari
 Pada daerah sedang, kelembaban tinggi
cukup satu kali pada umur 21 atau 38
hari
 Periode kritis kedelai terhadap air pada
awal pertumbuhan (15-21 Hst), saat
berbunga(25- 30 Hst) dan pengisian
polong umur 55 – 70 hari

PENGAIRAN TERGANTUNG KONDISI TANAH DI LAPANGAN, DIUSAHAKAN


TIDAK MENGALAMI KEKERINGAN PADA SAAT PERTUMBUHAN AWAL,
BERBUNGA, PEMBENTUKAN DAN PENGISIAN POLONG.
PENGELOLAAN TANAH DAN TANAMAM DI LAHAN KERING

1. Penyiapan lahan
 Pengolahan tanah dilakukan
dua kali (tergantung kondisi
tanah).
 Jika curah hujan masih
cukup tinggi dibuat saluran
draenase dengan kedalaman
25-30 cm dan lebar 20-30 cm
setiap 3-4 m. saluran ini
berfungsi untuk mengurangi
kelebihan air.
2. Pengapuran dan pemupukan

Kapur atau dolomit perlu diberikan dengan takaran


½ dar Al-dd; diberbagai daerah umumnya 1-1,5
t/ha.

Dolomit selain meningkatkan pH, juga menambah


kandungan Ca dan Mg.

Jika disertai pemberian pupuk kandang 2,5 t/ha,


maka takaran kapur cukup ¼ dari Al-dd (500-700
kg dolomit atau kalsit /ha).

Dolomit/kalsit disebar rata bersamaan dengan


pengolahan tanah kedua atau paling lambat 2- 7
hari sebelum tanam

Pupuk NPK diberikan dengan takaran 75 kg/ha


Urea, 100 Kg/ha SP36, dan 100 kg /ha KCl . Semua
pupuk tsb diberikan pada saat tanam atau jangan
lebih dari 10 Hst
KOMPONEN TEKNOLOGI PENGINGKATAN
PRODUKSI KEDELAI

1. INOKULASI RHIZOBIUM
2. PEMANGKASAN PUCUK
3. PENGGUNAAN MULSA JERAMI
4. PEMBERIAN PPC DAN ZPT
5. PERLAKUAN BENIH
1. INOKULASI RHIZOBIUM
 Bakteri Rhizobium bersimbiosis dengan tanaman kedelai membentuk bintil
akar  mengikat N dari udara.
Keuntungan melakukan Inokulasi :
1. Tanaman kedelai hasil inikolasi akan tumbuh subur  produksi meningkat.
2. Kualitas biji kedelai lebih baik
3. Mengurangi biaya  pemberian pupuk N berkurang
4. Tidak membahayakan lingkungan.

Cara Inokulasi :
1. Dengan menggunakan inokulan buatan (biakan murni)
- Legin
- Rhigogin 10 kg benih kedelai dibutuhkan 50 -75 g
- Rhizobin
- Rhizo-plus
2. Dengan tanah bekas tanaman kedelai – inokulasi pada lahan
- inokulasi pada benih
3. Inokulasi bertahap secara alami.
2. PEMANGKASAN PUCUK
Tujuannya : agar indeks luas daun optimum (3-4)

3. PENGUNAAN MULSA JERAMI


Kegunaan/manfat mulsa jerami
 Mencegah atau menekan pertumbuhan gulma
 Menekan serangan hama lalat bibit
 Mempertahankan agregat tanah dari terpaan air hujan
-- mencegah erosi
 Mengurangi penguapan air --- Efesiensi pemakaian air

Jerami yang dieperlukan ± 5 ton/ha


Dari hasil Penelitian BALITKABI MALANG pengunaan
mulsa jerami dapat meningkatkan hasil sampai 30 %.
4. PEMBERIAN PPC dan ZPT
PPC (Pupuk Pelengkap Cair) : pupuk yang mengandung unsur
makro dan unsur mikro (contoh : Gemari, Gemari plus,
hidrasil)
ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) : untuk merangsang pertubuhan
vegetatif dan merangsang pembentukan polong- jumlah
polong meningkat.
ZPT yang direkondasikan : Nevirol 20 WP, Ethrel 40 PGR,
Ergostim 51/9 AC, Fujiwan 400 EC, Dekamon 22, 43 L,
Dekamon 1,2 G, Dharmasri 5 EC, Nitrozym 0,5 AS
5. PERLAKUAN BENIH
Untuk mencegah serangan hama sejak dini : Hama lalat Bibit
(Agromyza sp.)
Insektisida yang direkomendasikan untuk mencegah serangan
hama sejak dini : Marshal 25 ST, Larvin 250 ST, Larvin 25 WP dan
Convidor 79 WS
Pengendalian hama & penyakit

BAGIAN TANAMAN YANG DISERANG:


I. BATANG DAN PUCUK :
a.Ophiomya phaseoli Tryon; b. Agromyza sojae Zn. C. Agromyza dolichostigma
De Meij.

II. DAUN
b.Prodenia litura (Spodoptera litura) F.; b. Lamprosema indica F. c . Plusia
chalcites Esp. ; d. Stomopteryx subsecivella Zeller. e. Longitarsus suterillinus
Csiki. f. Phaedonia inclusa Stal. ; g. Afidentaria gradaria Muls. h. Bemisia tabaki ;

i. Empoasca sp.; j. Aphis glicine Mats. k . Tetranychus bimaculatus Harv.

III. POLONG
a) Nezera viridula L., b.) Riptortus linearis F., c) Etiella zinckenella,d). Etiella
hobsoni Butler., d) Piezodurus rubrofaciatus, e)Tikus sawah
Tabel. Hama penting, umur tanaman terserang dan tingkat bahaya yang ditimbulkannya

Umur Tanaman (hari)


Jenis hama
< 10 11-13 31-50 51-70 > 70
Ophiomya phaseoli +++ + - - -

Agromyza sojae + + - - -

Agromyza dolichostigma +++ + - - _

Agrotis spp ++ + - - -

Longitarsus suterillinus + + + + -

Aphis glicine - + ++ + -

Bemisia tabaki +++ +++ ++ + -

Phaedonia inclusa +++ +++ +++ - -

Spodoptera litura - +++ +++ ++ -

Plusia chalcites _ + ++ ++ -

Lamprosema indicata - + + + -

Helicoverpa armigera - - +++ +++ -


Umur Tanaman (hari)
Jenis hama
< 10 11-13 31-50 51-70 > 70
Etiella zinckenella - - ++ +++ -

Riptortus linearis - - +++ +++ ++

Nezera viridula - - +++ +++ ++

Piezodurus rubrofaciatus - - +++ +++ ++

Keterangan :
+ = kehadirannya saat itu kurang membahayakan
++ = Kehadirannya saat itu membahayakan
+++ = kehadirannya saat itu sangat membahayakan
_ = kemungkinan kehadirannya kecil

Sumber : Tengkano dan Soehardjan (1985)


Dominasi serangga hama dan kerusakan yang ditimbulkannya
bervariasi dari waktu ke waktu tergantung :
 Keadaan lingkungan atau iklim,

 Pola dan pergiliran tanaman

Beberapa metode pengendalian hama kedelai


1. Mengunakan kultivar resisten/toleran
2. Pola bercocok tanam
3. Cara mekanis
4. Hayati (musuh alami)
5. Kimiawi (insektisida)
Tabel . Ambang kendali dan alternatif pengendalian hama utama pada tanaman kedelai

Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian


Lalat Kacang • Tanam serempak, selisih
Ophiomya phaseoli 1 imago per 5 m waktu tanam tidak boleh
Agromyza sojae baris atau 1 imago lebih dari 10 hari.
Agromyza dolichostigma per 50 rumpun • Rotasi tanaman bukan
inang lalat kacang
• Tanam varietas toleran
• Mulsa 5-10 t/ha untuk
kedelai setelah padi sawah
• Perlakuan benih untuk
daerah endemik
(insektisida carbosulfuran)
• Populasi mencapai
ambang kendali pada umur
7-10 hari disemprot
insektisida untuk lalat
bibit.
• Populasi lalat kacang
mencapai ambang kendali
pada umur 10 – 30 hari
disemprot insektisida
Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian
Ulat pemakan daun
Spodoptera litura • Intensitas kerusakan • Tanam serempak, selisih
Lamprosema indica baru sebesar 12,5 %, waktu tanam tidak boleh
Plusia chalcites umur 20 Hst dan lebih lebih dari 10 hari.
20 % pada tanaman • Pemantauan rutin dan
umur lebih 20 Hst. pemusnahan telur dan
•Pada fase vegetatif, 10 ulat.
ekor instar -3 per 10 • Penyemprotan insektisida
rumpun. setelah mencapai ambang
•Pada fase pembuangan kendali.
13 ekor instar-3 per 10 • Penyemprotan NPV (dari
rumpun. 25 ulat sakit dilarutkan
•Pada fase dalam 500 L satu ha)
pembentukan polong; • Untuk ulat grayak dipakai
13 ekor instar-3 per 10 feromonoid seks 6
rumpun tanaman perangkap per ha
•Pada fase pengesian
polong 26 ekor instar-3
per 10 rumpun tanaman
Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian
Pengisap daun • Gejala daun keriting • Tanam serempak, selisih waktu
Thrips • Populasi Thrips, Aphis sp tanam tidak boleh lebih dari 10
Aphis sp Bemisia sp cukup tinggi hari.
Bemisia sp • Pemantauan rutin
• Penyemprotan insektisida
Kumbang kedelai Intensitas kerusakan daun lebih • Tanam serempak, selisih waktu
Phaedonia inclusa dari 12,5 %, 2 ekor per 8 tanaman tanam tidak boleh lebih dari 10
atau 1 ekor/4 tanaman hari.
• Pemantauan rutin dan
pemusnahan bila menemukan
hama.
• Penyemprotan insektisida setelah
mencapai ambang kendali.
Pemakan polong • Tanam serempak, selisih waktu
Helicorverpa armigera • Intensitas kerusakan daun tanam tidak boleh lebih dari 10
mencapai lebih dari 2 % hari.
• 2 ekor ulat per rumpun umur • Pergiliran tanam
lebih dari 45 hari • Penyemprotan insektisida setelah
mencapai ambang kendali.
• Penyemprotan NPV (dari 25 ulat
sakit dilarutkan dalam 500 L satu
ha)
• Tanam tanaman perangkap
(jagung).
• Lepas parasitoid Trichograma sp.
Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian
Penggerek polong Intensitas kerusakan 2 ekor ulat • Tanam serempak, selisih waktu
Etiella zinckenellalla per rumpun umur lebih dari 45 tanam tidak boleh lebih dari 10
Muruca spp hari setelah tanam hari.
• Pergiliran tanam
• Penyemprotan dengan
insektisida bila populasi
mencapai ambang kendali
• Pelepasan parasitoid
Trichograma spp
Pengisap polong • Tanam serempak, selisih waktu
Riptortus linearis tanam tidak boleh lebih dari 10
Nezera viridula hari.
Piezodurus spp • Pergiliran tanaman
• Penyemprotan insektisida setelah
mencapai ambang kendali.
• Penanaman tanaman perangkap
Sesbania rostrata
PENYAKIT KEDELAI

PENYAKIT OLEH VIRUS:


1. Virus Mosaik kedelai [Soybean Mosaic Virus (SMV)]
2. Virus Mosaik belang kacang [Peatnut Mottle Virus (PMV)]
3. Virus Mosaik kuning [Bean Yellow Mosaic Virus(BYMV)
4. Virus Kerdil Kedelai [Soybean Stunt Virus (SSV)]

Vektor (penular virus): Aphis fabae, A. glycines, A.crassivora, Myzus


percicae, Rhapalosiphum maidis

Pengendalian penyakit :
 menanam benih yang bebas virus
 menggunakan kultivar kedelai yang resisten terhadap virus
 segera mencabut dan membakar tanaman kedelai yang sudah
terinfeksi virus
 tidak menanam kedelai setelah tanaman kacang-kacangan lainnya
seperti : kacang tanah, kacang buncis dll.
 Menggunakan insektisida untuk mengendalikan vektor (Aphis)
PENYAKIT OLEH BAKTERI PARASITIK :
 Penyakit hawar daun (bacterial Blight);
potogennya: Pseudomonas glycinea
 Penyakit bisul bakteri (Bacterial Pustele)
Patogennya : Xanthomonas campestris = X. phaseoli
 Penyakit busuk benih (Bacilus seed Decay); Patogennya:
Bacillus subtilis

Pengendalian :
 menggunakan kultivar yang resisten
 melakukan rotasi dengan tanaman yang resisten
 membakar atau menimbun sisa-sisa tanaman yang
terserang
 perlakuan benih dengan antibiotika
 menanam benih sehat bebas patogen.
PENYAKIT OLEH FUNGI PARASIT:
1. Penyakit karat daun (Rust) ; Patogennya; Phakopsora sojae
2. Penyakit bercak coklat (Brown sport); Patogennya : Septoria glycine
3. Penyakit Antraknosa; Patogennya :Colletotricum dematium
4. Penyakit busuk arang ; patogennya : Macrophonia phaseolona
5. Penyakit busuk akar dan batang; Patogennya : Rhizoctonia solani

Pengendalian:
 Melakukan draenase yang baik sehingga tanah tidak selalu basah
 Membuat guludan pada tanaman sehingga menghindari genangan air
atau tanah tidak selalu basah
 Menggunakan kultivar yang resisten
 Tidak menanam kedelai pada musim hujan
 menggunakan fungisida terhadap benih(seed treatment) atau
terhadap tanaman bila diperlukan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GAGALNYA
PENGENDALIAN HAMA

1 LEMAH DALAM IDENTIFIKASI HAMA DAN GEJALA


SERANGAN

2 TINDAKAN PENGENDALIAN YANG TERLAMBAT

3 APLIKASI INSEKTISIDA YANG KURANG TEPAT

4 BELUM CUKUP INFORMASI BIOEKOLOGI HAMA


SUATU CARA PENDEKATAN ATAU CARA PENGENDALIAN HAMA YANG
DIDASARKAN PADA PERTIMBANGAN EKOLOGI DAN EFISIENSI EKONOMI
DALAM RANGKA PENGELOLAAN EKOSISTEM YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN

STRATEGI PROGRAM PHT

MENDUKUNG SECARA KOMPATIBEL SEMUA TEKNIK


ATAU METODE PENGENDALIAN HAMA DIDASARKAN
PADA AZAS EKOLOGI DAN EKONOMI
PANEN DAN PENANGANAN HASIL PANEN
1. WAKTU PANEN
 TELAH MASAK FISIOLOGIS, DICIRIKAN OLEH 95 % POLONG
SUDAH BERWARNA COKLAT, DAUN MULAI MENGERING DAN
RONTOK, UMUR TANAMAN SUDAH CUKUP DIPANEN

 JANGAN MEMANEN TERLALU AWAL PADA SAAT KADAR AIR


DALAM BIJI >18 % KARENA RESIKO TERSERANG JAMUR TINGGI,
DAYA KECAMBAH DAN VIGOR RENDAH, SERTA CEPAT RUSAK
DALAM PENYIMPANAN.

 JANGAN MEMANEN LEWAT WAKTU KARENA BIJI TELAH


MENGERING SEHINGGA POLONG PECAH DAN
MENGAKIBATKAN BIJI YANG HILANG DAN RUSAK
PENANGANAN HASIL PANEN
 Jangan menumpuk brangkasan pada pemanenan saat hujan karena dapat
ditumbuhi cendawan. Brangkasan diikat setiap 2 kg lalu digantung
terbalik, yaitu ujung batang menghadap ke bawah. Cara lain brangkasan
dijemur di rak-rak yang telah dialasi dengan giribik (ayaman bambu) atau
terpal plastik.
 Keringkan langsung brangkasan di lahan pertanaman pada pemanen
dimusim kemarau atau saat cuaca kering, pengeringan sampai kadar air biji
13 % - 15 %
 Jangan menunda pengeringan.
 Lakukan perontokan dengan pemukulan atau dengan mesin perontok.
 Keringkan biji sampai mencapai kadar air 10 %.
 Bersihkan biji kedelai dari kotoran ( biji yang rusak, biji-biji gulma dan
kotoran lainnya).
PRINSIP OPERASIONAL PHT

1. BUDI DAYA TANAMAN SEHAT


2. PELESTARIAN DAN PEMBERDAYAAN MUSUH ALAMI
3. PEMANTAUAN EKOSISTEM SECARA TERPADU
4. PETANI SEBAGAI AHLI PHT

Anda mungkin juga menyukai