Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo

Dr. Drs. M. Amir Sholehuddin M.Pd.I


Curriculum Vitae
Nama : Dr. Drs. H. M. Amir Sholehuddin, M.Pd.I Pendidikan Formal :
NIP : 19670307 199803 1 001 1. MIN Mojokerto
TTL : Mojokerto, 7 Maret 1967 2. MTsN Mojokerto
Pangkat/Gol : Pembina Tk. I (IV/b) 3. MAN Blitar
Jabatan Dinas : 4. IAIN Sunan Ampel Malang (S1)
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo 5. UNISMA Malang (S2)
Jabatan sebelumnya : 6. UNTAG Surabaya (S3)
1. Guru Matematika MTsN Dawarblandong Kab. Mojokerto Nama Isteri: Hj. Marlik, M.Pd.I
2. Kepala MAK Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto Jumlah Anak : 2 (dua) orang
3. Kasi Mapenda Kankemenag Kab. Mojokerto Ahmad Farid Dzulfiqar
4. Kasi URAIS Kankemenag Kab. Mojokerto Muhammad Fuad Hasan
5. Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Mojokerto No. HP/WA :
6. Kepala Kankemenag Kota Madiun 081357323963 / 085648256855
7. Kepala Kankemenag Kab. Kediri
8. Kepala Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jatim
Alamat Rumah :
Dusun Kedung Maling I RT 02 RW 03 Kedungmaling Kec. Sooko Kab.
Mojokerto
PENDAHULUAN
1. Reformasi pendidikan telah ditempuh salah satunya alokasi
anggaran pendidikan 20% dari APBN
2. Masalah pendidikan nasional masih terkendala dua persoalan
mendasar, yakni soal akses pendidikan dan kualitas pendidikan
3. Sejak awal tahun 2020 perubahan drastis dibidang pendidikan
mulai mengalami revolusi. Pembelajaran yang tadinya
didominasi oleh pembelaajaran tatap muka harus beralih
dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) di semua level
pendidikan
 Implementasi Pembentukan Kebijakan Pendidikan
A. Menganalisis situasi yang terjadi
Dalam bidang pendidikan harus mempertimbangkan beberapa aspek yang meliputi
konteks sosial, politik, demografi, kebudayaan, dan permasalahan sosial yang
berpotensi mempengaruhi pengambilan keputusan sampai pada proses
implementasinya disektor pendidikan
B. Membuat beberapa pilihan kebijakan
Kebijakan baru biasanya dibuat dalam situasi ketika terjadi permasalahan akibat
keputusan politis atau reorganisasi. Pembuatan kebijakan dapat dilakukan dengan
beberapa model tergantung pada situasinya, namun pada kondisi tertentu model-
model tersebut dapat digabungkan
 Implementasi Pembentukan Kebijakan Pendidikan
C. Mengevaluasi pilihan kebijakan
Evaluasi dilakukan terhadap pilihan kebijakan melalui aspek desirability
(kemenarikan), affordability ( keterjangkauan), dan feasibility (kelayakan).
Desirability mencangkup tiga dimensi yaitu apakah kebijakan tersebut akan
mampu menarik dan menguntungkan berbagai kelompok stakeholder,
kecocokan dengan ideologi dominan dan target pertumbuhan ekonomi pada
rencana pembangunan nasional, serta dampaknya pada perkembangan dan
stabilitas ekonomi. Aspek affordability pentingkan pengeluaran pendidikan
bersifat lebih rentan terhadap perubahan situasi ekonomi dan politik
dibandingkan pengeluaran publik lainnya, sehingga berbagai skenario
ekonomi perlu dipertimbangkan. Sedangkan, kelayakan mencakup
ketersediaan sumberdaya manusia untuk menerapkan perubahan yang
dikandung dalam kebijakan tersebut
 Implementasi Pembentukan Kebijakan Pendidikan

D. Membuat keputusan tentang pendidikan


Pengambilan keputusan hingga menghasilkan suatu kebijakan dilakukan
dengan mempertimbangkan banyak pertanyaan, menganalisis seberapa
jauh atau radikal perbedaan antara kebijakan baru dengan yang lama,
dan apakah kebijakan tersebut bersifat operasional
 Implementasi Pembentukan Kebijakan Pendidikan

 Menilai dampak penerapan kebijakan


Penilaian dampak kebijakan dilakukan dengan kriteria yang hampir sama dengan
tahap evaluasi kebijakan. proses penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan apa
saja dampak dari penerapan kebijakan tersebut, apakah dampak tersebut sesuai
dengan harapan, apakah perubahan dapat dijangkau, dan sebagainya.
 Menentukan siklus kebijakan selanjutnya
Analisis kebijakan merupakan suatu yang tidak berujung. Idealnya, ketika penerapan
kebijakan telah selesai dan hasilnya sudah tampak, tahap penilaian kebijakan akan
berlangsung dan mengarahkan pada kemungkinan siklus pembentukan kebijakan
yang baru
Penyelengaraan Pembelajaran di Madrasah Tahun
Pelajaran 2021/2022 pada Masa Pandemi
1. WAJIB memperhatikan prinsip kesehatan dan keselamatan pada seluruh warga madrasah.

2. WAJIB memperhatikan ketentuan Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

Mikro.

3. TIDAK BOLEH memberikan izin pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Zona MERAH.

4. Madrasah di daerah ZONA HIJAU, KUNING, ORANGE dapat melakukan PTM di satuan pendidikan dengan

ketentuan :

 Terdapat rekomendasi penyelenggaraan PTM di wilayah tempat atau lokasi madrasah dari Satuan

Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) setempat.

 Terdapat ketentuan Pemerintah Daerah setempat yang membolehkan pelaksanaan PTM.

 Mendapatkan IZIN TERTULIS Penyelenggaraan PTM bagi madrasah yang bersangkutan dari Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai

kewenangannya berdasarkan rekomendasi SATGAS COVID-19.


Penyelengaraan Pembelajaran di Madrasah Tahun
Pelajaran 2021/2022 pada Masa Pandemi
5. WAJIB menyediakan layanan pembelajaran sesuai situasi dan ketentuan untuk tetap dapat memastikan

terpenuhinya Hak Belajar Peserta Didik.

6. Penetapan target belajar di madrasah mengacu pada Surat Keputusan Direktur Pendidikan Islam Nomor 2791

Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah dan SK Dirjen Pendis Nomor 2944 Tahun 2021

tentang Panduan Kurikulum darurat pada RA.

7. Madrasah yang membuka PTM diwajibkan dapat mengikuti SKB 4 menteri tentang Panduan Penyelenggaraan

Pembelajaran di masa pandemi.

8. Pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran di madrasah tahun pelajaran 2021/2022 pada masa pandemi

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mengacu pada surat edaran.


KESIMPULAN
Sistem pembelajaran jarak jauh bukanlah sistem yang baru didalam dunia pendidikan. Pada masa
darurat pencegahan Covid-19 ini, pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu solusi di dunia
pendidikan, agar memungkinkan terlaksananya pendidikan tanpa bertatap muka langsung di
sekolah. Hal ini di lakukan sejak pemerintah menetapkan PSBB yaitu pembatasan kegiatan
penduduk dalam suatu wilayah. Sistem pembelajaran jarak jauh adalah salah satu dari sekian
banyak model pembelajaran. Meskipung begitu, sistem pembelajaran jarak jauh masih asing di
telinga dikarenakan masih jarang lembaga pendidikan yang menerapkannnya sebelum masa
pandemi. Karena itu, sistem pembelajaran jarak jauh ini sangat berpengaruh terhadap prestasi
atau keberhasilan pembelajaran siswa, meskipun peningkatan keberhasilan pembelajaran masih
kecil dan tidak efektif.
Selama implementasi pembelajaran jarak jauh ini seringkali ditemukan kendala ataupun
ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya, banyak yang mengira tanggung jawab
pengajar dalam melaksanakan PJJ jauh lebih ringan ketimbang dengan Pembelajaran tradisional.
Penggunaan media internet/ e-learning memiliki kendala yang cukup besar, koneksi jaringan dan
kesalahan teknis seperti server down and error menghambat keberhasilan pembelajaran. Oleh
karena itu, diharapkan kreativitas guru dalam memberikan pembelajaran agar menarik minat
belajar siswa sehingga berdampak kepada prestasi siswa. Selain itu peran serta pemerintah dalam
memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini. Dengan begitu, pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh dapat berjalan lancar dan efektif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai