14acb Modul 7.inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase 19 Agustus
14acb Modul 7.inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase 19 Agustus
September 2016
2
PENDAHULUAN
Sangat kuat
Kedap air Kuat
Lebih mahal Harus kering
Mahal
Kuat moderat
Kering
Lebih murah
Tanah asli
Kelembaban tertentu
Sensitif
PENDAHULUAN
Prinsip Perancangan:
• Didasarkan kepada keberadaan air permukaan dan bawah permukaan
sehingga perancangan drainase jalan dibagi menjadi dua yaitu:
drainase permukaan (surface drainage)
drainase bawah permukaan (sub surface drainage).
• Kedua jenis drainase tsb harus memiliki keterpaduan, agar fungsi drainase
jalan optimal.
• Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang ada harus diperhatikan.
• Badan sungai yang terpotong oleh rute jalan harus ditanggulangi dengan
fasilitas gorong-gorong.
• Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan limpasan air
daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan.
• Sistem drainase jalan harus memperhitungkan debit pengaliran pada
saluran samping.
• Sistim drainase permukaan jalan terdiri dari: perkerasan dan bahu jalan,
saluran samping jalan, drainase lereng, gorong-gorong.
.
KETENTUAN TEKNIS
INFRASTRUKTUR
• Semua infrastruktur termasuk drainase jalan setelah
beroperasi tentunya akan renta terhadap faktor luar yang bisa
berdampak terhadap kerusakan dan ketidak berfungsian;
KONSEP PEMELIHARAAN
Apa yang sudah dibangun harus dipelihara sebaik-baiknya jika
menginginkan umur dan manfaat yang sesuai dengan rencana.
BAIK
Dengan
Pemeliharaan
KONDISI
Tanpa
Pemeliharaan
JELEK
BATAS MINIMUM
UMUR
KETENTUAN TEKNIS
Batas Konstruksi
KONDISI
Batas Diantara
Batas Kritis
Pemeliharaan /
Inspeksi Penanganan
Pemeliharaan
Inspeksi Rutin
Rutin
Rehabilitasi
Pemeliharaan
Pembangunan Inspeksi Berkala
Berkala
Peningkatan
Pemeliharaan
Inspeksi Khusus
Khusus
OPERASI
KETENTUAN TEKNIS
Pemeliharaan Rutin:
Tanpa bagian konstruksi yang dirubah.
Jenis Membersihkan sampah dan vegetasi.
Penanganan
Sesuai Luaran Pemeliharaan Berkala:
Pengerukan sedimen dan batu krikil.
Inspeksi Perbaikan yang patah-patah.
Pemeliharaan Rehabilitasi:
Terjadi kerusakan yang bisa berdampak lebih luas.
Pemeliharaan Peningkatan:
Kesalahan desain.
Melibatkan drainase kawasan.
Pemeliharaan Khusus:
Kerusakan yang sifatnya darurat.
Bisa masuk pemeliharaan rehabilitasi.
KETENTUAN TEKNIS
PEDOMAN INSPEKSI
Ketentuan Umum. INSPEKSI
Ketentuan Teknis
ANALISIS
PROGRAM
PENANGANAN
Persiapan Inspeksi
Persiapan Dalam Melakukan Inspeksi:
1) Seluruh peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan;
2) Kendaraan yang digunakan harus siap pakai dan memenuhi standar
teknis;
3) Formulir harus memenuhi unsur / format;
4) Alat tulis yang digunakan adalah jenis ballpoint;
5) Handboard sebagai alas menulis ;
6) Data harus dijepit, diberi label, dan dibundel;
7) Alat dokumentasi untuk mengabadikan obyek elemen drainasi yang
dianggap penting, kegiatan inspeksi dan kejadian penting selama
inspeksi berlangsung;
Kriteria Personil
Kriteria Personil:
Pekerjaan pemeliharaan ringan dan sedang:
1) Berpengalaman dalam hal konstruksi bangunan ;
2) Mampu mengikuti petunjuk teknisi / tenaga ahli lapngan;
• Pacul
• Skop.
• Pemotong rumput
• Pengeruk sampah
• Penyedot lumpur/ sedimen
• Penyemprot pasir/ sampah
• Pengeruk lumpur
• Pompa mavable
• Pengangkut
• dll
PERALATAN KERJA
Excavator: menggali sedimen
Kapal keruk
Clamshell:
mengangkat sedimen dari saluran
Rangkuman
Dari uraian modul mata diklat inspeksi dan pemeliharaan
drainase jalan ini, dapat dirangkum hal-hal pokok adalah sebagai
berikut:
1. Semua infrastruktur termasuk drainase jalan setelah
beroperasi tentunya akan renta terhadap faktor luar yang bisa
berdampak terhadap kerusakan dan ketidak berfungsian,
faktor luar yang bisa mempengaruhi tersebut, seperti;
– Faktor lingkungan, yang diantaranya, curah hujan, cuaca,
topografi, sistem tata guna lahan, dan permukaan air tanah.
– Faktor permintaan lalu lintas, yang diantaranya, fungsi
jalan, status jalan, kapasitas jalan, struktur dan jenis badan
jalan.
Rangkuman
2. Kegiatan inspeksi merupakan tahapan kegiatan pertama untuk
mendapatkan fotrer kondisi eksisting drainase yang selanjutnya
data tersebut dianalisis guna mendapatkan rumusan masalah
dan tindakan apa yang harus dilakukan pada program
selanjutnya, seperti pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,
dan pemeliharaan rehabilitasi atau peningkatan.
1. Pemeliharaan Reaktif
Pemeliharaan dilakukan setelah terjadinya kerusakan, sehingga
sering disebut “pendekatan pemadam kebakaran”. Pendekatan ini
tidak bisa mengurangi jumlah kegagalan sistem drainase .
2. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan dilakukan sebelum terjadinya kegagalan.
Pemeliharaan terencana bersifat proaktif dan mempunyai tujuan
mengurangi frekuensi dan resiko kegagalan. Pemeliharaan
terencana berbeda dengan pemeliharaan rutin, karena dalam
pemeliharaan terencana meliputi identifikasi yang memerlukan
pemeliharaan dan menentukan frekuensi optimumDESIMINASI DAN SOSIALISASI
KETEKNIKAN BIDANG PLP
Oleh: Bona Panjaitan
ROLE OF DESIGN
• Operasi & Pemeliharaan harus dipertimbangkan betul
dalam proses perencanaan;
• Disain harus diusahakan untuk meminimalisasi
pemeliharaan yang diperlukan;
• Pemeliharaan harus diusahakan yang sesederhana
mungkin;
• untuk mencapai itu, harus ada komunikasi antara
perencana dan operator;
• Dicoba untuk membuat keseimbangan antara
penghematan biaya O&P terhadap kemungkinan
peningkatan biaya konstruksi.
DESIMINASI DAN SOSIALISASI
KETEKNIKAN BIDANG PLP
Oleh: Bona Panjaitan
DESIMINASI DAN SOSIALISASI
PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA KETEKNIKAN BIDANG PLP
Oleh: Bona Panjaitan
• OPERASI
–.
• PEMELIHARAAN
– HARIAN:
• Membersihkan sampah - sampah pada saluran
– TAHUNAN:
• Pengerukan endapan sedimen dalam saluran
PEMELIHARAAN TANGGUL, JALAN INSPEKSI
Rehabilitasi Tanggul