Anda di halaman 1dari 9

AL-QUR’AN HADITS

Dosen Pengampu : Muhammad Faizin M.Pd

Hadits dan Hubungannya dengan Al-Qur'an,


Hadits Qudsi, Pengertian Kedudukan dan
Fungsi Hadist
Disampaikan oleh :
Agung Mardani & Asep Lukman
HADITS
Secara Bahasa
• Jadid (yang baru) lawan qodim
• Qarib (yang dekat/belum lama terjadi) lawan ba’id
• Khobar (berita)
“sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada
orang lain”
Semakna dengan kata“haddatsa”.
Dari makna inilah diambil perkataan hadits Rasulullah
(T.M. Hasby As-syidiqi,1991:20).
Hadits Menurut Pendapat Ulama
• Ulama Ahli Hadits
“Segala sesuatu yang berasal dari Rasul Saw. sebelum
diutus ataupun setelahnya baik berupa perkataan, perbuatan,
ketetapan ataupun sifat-sifat”
• Ulama Ushul Fiqih
“Segala sesuatu yang berasal dari Rasul yang berupa
perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang bisa dijadikan dalil
bagi hukum syara .”
• Ulama Fiqih
“Segala ketetapan dari nabi yang tidak bersifat fardu
ataupun wajib” (Muhammad ‘Ajaj al-Khuthabi,1989: 26-27)
Hadits Qudsi
“Setiap hadits yang berupa perkataan Nabi yang
disandarkan kepada Allah SWT”
Perbedaan antara hadits qudsi dengan al-Qur’an adalah :
 Al-Qur’an hanya disandarkan kepada Allah, maka kata yang digunakan
adalah qolallohu ta’ala (Allah SWT berfirman) sedangkan
 Hadits qudsi pertama kali disandarkan kepada Rasul sebab Rasul yang
pertama mengungkapkan hadits tersebut sebagai berita dari Allah, oleh
karena itu kata-kata yang digunakan dalam hadits qudsi adalah qola
Rosulu Saw fima yarwi an Robbihi (Rasul Saw bersabda dari yang
difirmankan oleh Tuhannya)
Ini adalah perbedaan dipandang dari sudut ilmu hadits
Hubungan Hadits dengan Al-Qur'an
“Dan Kami turunkan kepada kamu Al-Qur’an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (QS An-Nahl : 44)
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa fungsi Hadits adalah
merupakan penjelas bagi ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat
global, maka hubungan keduanya tidak dapat dipisahkan seperti
dua sisi mata uang.
Al-Qur-an dan Hadits (As-Sunnah) merupakan dua sumber hukum
yang mesti dipegang oleh seorang muslim. Seorang muslim
tidak mungkin memahami syari’at kecuali dengan merujuk
kepada keduannya.
Pengertian Hadits
“Segala sesuatu yang berasal dari Rasul Saw. sebelum
diutus ataupun setelahnya baik berupa perkataan, perbuatan,

ketetapan ataupun sifat-sifat”


Klasifikasi Hadits dilihat dari segi Pembagian Hadits dilihat dari segi kualitas
perawi dari segi diterima atau tidaknya
kuantitas perawi yang meriwayatkannya: yaitu:
1. Hadits Mutawātir 1. Hadits Maqbul (Shohih, Hasan)
2. Hadits Ahad (masyhur, aziz, gharib) 2. Hadits Mardud (Dho’if)
• Mayoritas ulama berpendapat bahwa mengamalkan hadits dha’if yang berhubung-
an dengan fadhail al-amal adalah diperbolehkan dengan syarat kedha’ifan hadits
tersebut tidak terlalu, banyak hadits lain yang semakna dengan hadits tersebut,
dan ketika mengamalkan hadits dha’if jangan berkeyakinan bahwa hadits
tersebut berasal dari Rasul tetapi harus berkeyakinan sebagai suatu kehati-
hatian
• Dengan demikian hadits dha’if yang boleh diriwayatkan adalah hadits-hadits yang
berhubungan dengan nasihat (mau’idhah), berita gembira (targhib),peringatan
(tarhib), qishah dan sejenisnya.
Kedudukan Hadits
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan” (QS. An-Najm :3-4)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ada 2 bentuk wahyu yang di wahyukan
oleh Allah Swt :
1. Al Qur’an, wahyu yang dibacakan (al matlu) yang susunannya telah ditentukan
dan merupakan mukjijat
2. Hadits Rasul, wahyu yang diriwayatkan dengan susunan kata-katanya disusun
oleh Rasul
Hadits (As-Sunnah) dilihat dari segi kewajiban mengamalkannya sama halnya
dengan kewajiban mengamalkan Al-Quran karena keduanya merupakan wahyu,
hanya saja dilihat dari penggunaannya sebagai sumber hukum, hadits menem-
pati tempat kedua setelah al-Quran. Hal ini disebabkan karena Al-Qur’an
merupakan ashal dan al-Sunnah merupakan cabang (furu’) dan
penjelasan al-Quran. Secara kebiasaan asal didahulukan sementara
furu’ atau penjelas selalu di akhirkan.
Fungsi Hadits
Fungsi Hadits adalah untuk menjelaskan Al-Quran sebagaimana
diterangkan dalam An-Nahl ayat 44 di atas.
Setidaknya ada 5 fungsi Hadits terhadap Qur’an :
1. Bayan Tafshil (Perinci ayat-ayat yang masih global)
2. Bayan Takhshish (Pengkhusus ayat Qur’an yang masih umum)
3. Bayan al-Taqyid (Pembatas ayat Qur’an yang bersifat umum)
4. Bayan Mutsbit (Penguat hukum dalam Qur’an)
5. Bayan Tasyri’ (Hadits merupakan sumber hukum tersendiri)
Terimakasih
Telah Menyimak Materi Kali Ini

Anda mungkin juga menyukai