Hadits Qudsi, Pengertian Kedudukan dan Fungsi Hadist Disampaikan oleh : Agung Mardani & Asep Lukman HADITS Secara Bahasa • Jadid (yang baru) lawan qodim • Qarib (yang dekat/belum lama terjadi) lawan ba’id • Khobar (berita) “sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain” Semakna dengan kata“haddatsa”. Dari makna inilah diambil perkataan hadits Rasulullah (T.M. Hasby As-syidiqi,1991:20). Hadits Menurut Pendapat Ulama • Ulama Ahli Hadits “Segala sesuatu yang berasal dari Rasul Saw. sebelum diutus ataupun setelahnya baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat-sifat” • Ulama Ushul Fiqih “Segala sesuatu yang berasal dari Rasul yang berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang bisa dijadikan dalil bagi hukum syara .” • Ulama Fiqih “Segala ketetapan dari nabi yang tidak bersifat fardu ataupun wajib” (Muhammad ‘Ajaj al-Khuthabi,1989: 26-27) Hadits Qudsi “Setiap hadits yang berupa perkataan Nabi yang disandarkan kepada Allah SWT” Perbedaan antara hadits qudsi dengan al-Qur’an adalah : Al-Qur’an hanya disandarkan kepada Allah, maka kata yang digunakan adalah qolallohu ta’ala (Allah SWT berfirman) sedangkan Hadits qudsi pertama kali disandarkan kepada Rasul sebab Rasul yang pertama mengungkapkan hadits tersebut sebagai berita dari Allah, oleh karena itu kata-kata yang digunakan dalam hadits qudsi adalah qola Rosulu Saw fima yarwi an Robbihi (Rasul Saw bersabda dari yang difirmankan oleh Tuhannya) Ini adalah perbedaan dipandang dari sudut ilmu hadits Hubungan Hadits dengan Al-Qur'an “Dan Kami turunkan kepada kamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (QS An-Nahl : 44) Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa fungsi Hadits adalah merupakan penjelas bagi ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat global, maka hubungan keduanya tidak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang. Al-Qur-an dan Hadits (As-Sunnah) merupakan dua sumber hukum yang mesti dipegang oleh seorang muslim. Seorang muslim tidak mungkin memahami syari’at kecuali dengan merujuk kepada keduannya. Pengertian Hadits “Segala sesuatu yang berasal dari Rasul Saw. sebelum diutus ataupun setelahnya baik berupa perkataan, perbuatan,
ketetapan ataupun sifat-sifat”
Klasifikasi Hadits dilihat dari segi Pembagian Hadits dilihat dari segi kualitas perawi dari segi diterima atau tidaknya kuantitas perawi yang meriwayatkannya: yaitu: 1. Hadits Mutawātir 1. Hadits Maqbul (Shohih, Hasan) 2. Hadits Ahad (masyhur, aziz, gharib) 2. Hadits Mardud (Dho’if) • Mayoritas ulama berpendapat bahwa mengamalkan hadits dha’if yang berhubung- an dengan fadhail al-amal adalah diperbolehkan dengan syarat kedha’ifan hadits tersebut tidak terlalu, banyak hadits lain yang semakna dengan hadits tersebut, dan ketika mengamalkan hadits dha’if jangan berkeyakinan bahwa hadits tersebut berasal dari Rasul tetapi harus berkeyakinan sebagai suatu kehati- hatian • Dengan demikian hadits dha’if yang boleh diriwayatkan adalah hadits-hadits yang berhubungan dengan nasihat (mau’idhah), berita gembira (targhib),peringatan (tarhib), qishah dan sejenisnya. Kedudukan Hadits “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan” (QS. An-Najm :3-4) Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ada 2 bentuk wahyu yang di wahyukan oleh Allah Swt : 1. Al Qur’an, wahyu yang dibacakan (al matlu) yang susunannya telah ditentukan dan merupakan mukjijat 2. Hadits Rasul, wahyu yang diriwayatkan dengan susunan kata-katanya disusun oleh Rasul Hadits (As-Sunnah) dilihat dari segi kewajiban mengamalkannya sama halnya dengan kewajiban mengamalkan Al-Quran karena keduanya merupakan wahyu, hanya saja dilihat dari penggunaannya sebagai sumber hukum, hadits menem- pati tempat kedua setelah al-Quran. Hal ini disebabkan karena Al-Qur’an merupakan ashal dan al-Sunnah merupakan cabang (furu’) dan penjelasan al-Quran. Secara kebiasaan asal didahulukan sementara furu’ atau penjelas selalu di akhirkan. Fungsi Hadits Fungsi Hadits adalah untuk menjelaskan Al-Quran sebagaimana diterangkan dalam An-Nahl ayat 44 di atas. Setidaknya ada 5 fungsi Hadits terhadap Qur’an : 1. Bayan Tafshil (Perinci ayat-ayat yang masih global) 2. Bayan Takhshish (Pengkhusus ayat Qur’an yang masih umum) 3. Bayan al-Taqyid (Pembatas ayat Qur’an yang bersifat umum) 4. Bayan Mutsbit (Penguat hukum dalam Qur’an) 5. Bayan Tasyri’ (Hadits merupakan sumber hukum tersendiri) Terimakasih Telah Menyimak Materi Kali Ini