Anda di halaman 1dari 46

DEFINISI

FLU BURUNG (FB) PADA MANUSIA


• SUATU PENYAKIT MENULAR YANG DISEBABKAN OLEH
VIRUS INFLUENZA A YANG BERASAL DARI UNGGAS
(PENYAKIT ZOONOSIS)

• INFLUENZA A (H5N1) MERUPAKAN PENYEBAB FLU


BURUNG DI HONGKONG, VIETNAM, THAILAND,
KAMBOJA, INDONESIA DLL…
• Flu burung ( AI ) penyakit menular
• Penyebab Virus influenza A dari unggas
(zoonosis)
• AI pada manusia : H5N1, H7N7, H9N2,
H7N2
• Influenza A subtipe H5N1 penyebab flu
burung di Hong Kong, Vetnam, Thailand,
Kamboja dan Indonesia
H5 AVIAN INFLUENZA (AIV)
Hemagglutinin: 15 subtypes
Neuraminidase: 9 subtypes

1997- Hong Kong Strain H5N1


SEJARAH FLU BURUNG

PADA MANUSIA
Tahun Tempat Subtipe Kasus Meninggal
1997 Hong Kong H5N1 18 6
1999 Hong Kong H9N2 2 0
2003 Hong Kong H5N1 2 1
2003 Hong Kong H9N2 1 0
2004 Nederland H7N7 83 1
Total 106 8 (7,5%)
LAPORAN WHO KASUS
KOMFIRMASI INFLUENZA A (H5N1)
27 Februari 2006
NEGARA JUMLAH KASUS KEMATIAN
Kamboja 4 4
China 14 8
Indonesia 27 20
Irak 1 1
Thailand 22 14
Turki 12 4
Vetnam 92 42
Total 173 93 (53,76%)
16 Maret 2006 30 22
• Virus influenza tipe A
• Famili Orthomyxoviridae, genus
orthomyxovirus
• Permukaan virus ada 2
glikoprotein, yaitu :
- Hemaglutinin (H)
- Neuromidase (N)
- Subtipe : H1 s/d H16 dan
N1 s/d N9
VIRUS INFLUENZA
Subtipe Virus Influenza A
• Banyak subtipe virus influensa (H & N )
• 3 subtipe yang menyebabkan epidemi
pada manusia ;

- H1N1  Spanish Flu (1918)


- H2N2  Asian Flu (1957)
- H3 N2  Hongkong (1968)
SIFAT VIRUS
- Dlm air sampai 4 hari pada suhu 220C , 35
hari pada suhu 4 0C dan > 30 hari pada
suhu O0 C
- Dlm tinja ungas dan dlm tubuh unggas sakit
dapat hidup lama
- Virus mati pada pemanasan 600C selama 30
menit atau 560C selama 3 jam atau 800C
selama 1 menit. Pada telur ayam mati pada
suhu 640C selama 4,5 menit
- Virus mati dgn diterjen, disinfekta(formalin,
cairan yg mengandung iodin atau alkohol )
KELOMPOK RISIKO TINGGI
• Pekerja peternakan/ pemrosesan unggas
• Pekerja lab yang memproses sample
• Pengunjung peternakan/pemrosesan unggas dlm
7 hari terakhir
• Pernah kontak dgn unggas sakit atau mati
mendadak yg belum diketahui penyebabnya dan
atau produk mentahnya dlm 7 hari terakhir
• Pernah kontak dgn pasien AI konfirmasi
• Catatan : Di Indonesia sebagian besar kasus
bukan risti
MASA INKUBASI

• 3 hari (1-7) hari.


Masa penularan pada manusia
adalah 1 hari sebelum sampai
3-5 hari setelah gejala timbul 
pada anak dapat sampai 21 hari
CARA PENULARAN
• Penularan pada manusia melalui:
1. Binatang : kontak langsung dgn unggas
atau produk unggas yang sakit
2. Lingkungan : udara atau peralatan yang
tercemar virus tsb yang berasal dari tinja
atau sekret unggas yang terserang AI
3. Manusia: sangat terbatas dan tidak effisien
( kasus dlm kelompok/cluster)
Definisi kasus Flu Burung
1. Kasus dalam investigasi
(underinvestigation)
2. Kasus suspek
3. Kasus probabel
4. Kasus konfirm
1. Kasus dalam investigasi
(underinvestigasi)
• Seseorang yang telah diputuskan oleh
dokter setempat untuk diinvestigasi terkait
kemungkinan infeksi H5N1
• Kegiatan yang dilakukan :
surveilans semua kasus ILI (Influenza
Like Illness) dan Pneumonia di rumah
sakit serta mereka yang kontak dengan
pasien flu burung di rumah sakit.
2. Kasus suspek Flu Burung
• Seseorang yang menderita demam / suhu
> 38º C disertai satu atau lebih gejala di bawah
ini :
– batuk
– sakit tenggorokan
– pilek
– sesak napas
– Satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari
sebelum mulainya gejala :
- Kontak erat ( dalam jarak 1 meter ), seperti
merawat, berbicara atau bersentuhan dengan pasien
suspek, probabel atau kasus H5N1 yang sudah
konfirmasi.
- Terpajan ( misalnya memegang, menyembelih,
mencabuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk
konsumsi) dengan ternak ayam , unggas liar ,
bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang
tercemar oleh kotoran unggas itu dalam wilayah
dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau
manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam satu
bulan terakhir.
– Mengkonsumsi produk unggas mentah atau
yang tidak dimasak dengan sempurna di
wilayah yang dicurigai atau dipastikan
terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi
H5N1 dalam satu bulan terakhir.
– Kontak erat dengan binatang lain ( selain
ternak unggas atau unggas liar) misalnya
kucing atau babi yang telah dikonfirmasi
terinfeksi H5N1
– Memegang/ menangani sampel (hewan atau
manusia) yang dicurigai mengandung virus
H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat
lainnya.
– ditemukan leukopeni (di bawah nilai normal)

– ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5


dengan pemeriksaan uji HI menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A
tanpa subtipe.

– foto toraks menggambarkan pneumonia yang


cepat memburuk pada serial foto
(Klinik ELOVANI K. Jahe) RSU. HAM ( Masuk I) RSU. HAM ( Masuk II)

8 Mei 10 Mei 13 Mei


2006 2006 2006
3. Kasus Probabel Flu Burung
• Kriteria kasus suspek ditambah dengan
satu atau lebih keadaan di bawah ini :
• ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5,
minimum 4 kali, dengan pemeriksaan uji HI
menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA.
• hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5
(terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam
spesimen serum tunggal) menggunakan uji
netralisasi (dikirim ke Laboratorium Rujukan).
Atau
• Seseorang yang meninggal karena suatu
penyakit saluran nafas akut yang tidak
bisa dijelaskan penyebabnya yang secara
epidemiologis berkaitan dengan aspek
waktu, tempat dan pajanan terhadap suatu
kasus probabel atau suatu kasus H5N1
yang terkonfirmasi.
4. Kasus Konfirm Flu Burung

• Seseorang yang memenuhi kriteria kasus


suspek atau probabel

DAN DISERTAI

• Satu dari hasil positif berikut ini yang


dilaksanakan dalam suatu laboratorium
influenza nasional, regional atau internasional
yang hasil pemeriksaan H5N1-nya diterima oleh
WHO sebagai konfirmasi:
– Isolasi virus H5N1
– Hasil PCR H5N1 positif
– Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi
untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan
dengan spesimen akut (diambil <7 hari setelah awitan
gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi
konvalesen harus pula >1/80.
– Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada
spesimen serum yang diambil pada hari ke >14
setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji
serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda
>1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
GEJALA KLINIK
• Demam Tinggi
• Batuk
• Pilek
• Nyeri Tenggorokan
• Sakit Kepala
• Nyeri Otot
• Infeksi Selaput Mata
• Sesak
• Diare/Gangguan Pencernaan
• Fatigue (lemas)
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
• Diagnostik
Uji Konfirmasi :
a. Biakan dan identifikasi virus Influenza A Subtipe H5N1
b. Uji RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction) untuk H5
c. Uji Serologi :
- Uji Immunofluorescence Assay (IFA) : ditemukan antigen
(positif) dengan menggunakan antibodi monoklonal
influenza A Subtipe H5N1.
- Uji netralisasi : Didapatkan kenaikan titer antibodi
spesifik
Influenza A subtipe H5N1 sebanyak 4 kali, pada paired
serum dengan uji netralisasi.
PEMERIKSAAN LAIN
• Hematologi :

Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung


jenis leukosit, limfosit total. Umumnya
ditemukan leukopeni, limfositopeni atau
limfositosis relatif dan trombositopeni.
• Kimia :
Albumin, Globulin, SGOT, SGPT, Ureum,
Kreatinin, Kreatin Kinase, Analisa Gas Darah.
Umumnya dijumpai penurunan albumin,
peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum
dan kreatinin, peningkatan keratin kinase, analisa
gas darah dapat normal atau abnormal. Kelainan
laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit
dan komplikasi yang ditemukan
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosis banding
tergantung indikasi, antara lain :
- Biakan Salmonella dan widal untuk
menyingkirkan diagnosis demam typhoid.
- Dengeu blot : IgM, IgG untuk
menyingkirkan diagnosis demam dengeu.
- Biakan sputum dahak, darah dan urin.
- Pemeriksaan mikroskopik Basil Tahan
Asam (BTA) dan biakan mikobakterium
dahak, untuk menyingkirkan TB Paru.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan foto toraks PA dan


Lateral (bila diperlukan). Ditemukan
gambaran infiltrat di paru yang
menunjukkan bahwa kasus ini
adalah pneumonia.
DIAGNOSA BANDING

Diagnosis banding disesuaikan dengan tanda


dan gejala ditemukan, antara lain :
- Demam Typhoid
- Demam Dengue
- Tuberkulosis
- Infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri
atau jamur
PENATALAKSANAAN
Umum :
Pasien Suspek AI, probabel, dan konfirmasi dirawat di
Ruang Isolasi. Pasien suspek dengan riwayat kontak yang
tidak jelas diobservasi.
- Petugas triase memakai APP, kemudian segera
mengirim pasien ke ruang pemeriksaan.
- Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan tetap
menggunakan APP dan melakukan kewaspadaan
standar.
- Anamnesis, pemeriksaan fisik.
- Pemeriksan laboratorium dan foto toraks. Setelah
pemeriksaan awal, pemeriksaan rutin (hematologi dan
kimia) diulang setiap hari sedangkan HI diulang pada
hari kelima dan pada waktu pasien pulang.
- Penatalaksanaan di ruang rawat inap
* Klinis
1. Perhatikan :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi
napas, suhu)
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi
oksigen dengan alat pulse oxymetry
2. Terapi suportif : terapi oksigen, terapi cairan,
dll.
3. Antiviral diberikan secepat mungkin (48 jam
pertama) :
- Dewasa atau anak > 13 tahun Oseltamivir
2
x 75 mg per hari selama 5 hari.
- Anak > 1 tahun dosis oseltamivir 2
mg/kgBB,
2 kali sehari selama 5 hari.
- Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai
dengan berat badan sbb:
> 40 kg : 75 mg 2x/hari, > 23 – 40 kg : 60
mg 2x/hari, > 15 – 23 kg : 45 mg 2x / hari
dan < 15 kg : 30 mg 2x / hari
4. Antibiotik spektrum luas yang mencakup
kuman tipikal dan atipikal (petunjuk
penggunaan antibiotik).
5. Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan
pada pneumonia berat, ARDS atau pada
syok sepsis yang tidak respons terhadap
obat-obat vasopresor.
6. Terapi lain seperti terapi simptomatik,
vitamin, dan makanan bergizi.
7. Rawat di ICU sesuai indikasi.
- Kriteria pneumonia berat ; jika dijumpai salah
satu di bawah ini :
1. Frekuensi napas > 30 menit.
2. PaO2/FiO2 < 300
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
7. Membutuhkan ventilasi mekanik
8. Infiltrat bertambah > 50%
9. Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik
syok)
10. Serum kreatinin > 2 mg/dl
- Kriteria perawatan di ruang rawat intensif (ICU)
Gagal napas
Atau bila terdapat satu atau lebih keadaan klinis
berikut ini :
- Foto toraks paru menunjukkan kelainan
pneumonia bilateral.
- PaO2/FiO2 < 300
- Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (dewasa),
pada anak TAR (tekanan arteri rata-rata)
< 50 mmHg atau adanya tanda-tanda sindrom
syok.
- Membutuhkan ventilasi mekanik.
- Membutuhkan inotropik / vasopresor > 4 jam
- Kriteria pindah rawat ruang isolasi ke
ruang perawatan biasa :

- Terbukti bukan kasus AI


- Untuk kasus PCR positif dipindahkan
setelah PCR negatif.
- Setelah tidak demam 7 hari.
- Pertimbangan lain dari dokter
- Kriteria kasus yang dipulangkan
dari perawatan biasa :

- Tidak panas 7 hari dan hasil laboratorium dan


radiologi menunjukkan perbaikan.
- Pada anak < 12 tahun dengan PCR positif, 21
hari setelah awitan (onset) penyakit.
- Jika kedua syarat tak dapat dipenuhi maka
dilakukan pertimbangkan klinik oleh tim dokter
yang merawat
- Transpor Pasien AI

Dalam memindahkan (merujuk) pasien AI dari


satu tempat ke tempat lain harus tetap mengikuti
prinsip- prinsip isolasi yang meliputi :
1. Pasang masker pada pasien
2. Petugas kesehatan menggunakan alat
perlindungan perorangan (APP) lengkap.
3. Menjaga kontak seminimal mungkin dengan
pasien
4. Mencuci tangan dengan baik dan benar
5. Untuk merujuk pasien, RS yang akan
merujuk harus menghubungi petugas triase RS
rujukan guna mempersiapakan segala sesuatu
dalam rangka penerimaan pasien tersebut.
-
Follow Up
1. Pasien yang sudah pulang ke rumah
diwajibkan kontrol di poliklinik Paru/
Penyakit Dalam/ Anak RS terdekat.
2. Kontrol dilakukan satu minggu setelah
pulang yaitu foto toraks dan
laboratorium dan uji lain yang ketika
pulang masih abnormal.
3. Jika muncul kembali gejala dan tanda AI
: segera ke sarana pelayanan kesehatan.
Terima Kasih

Selamat belajar…..

Anda mungkin juga menyukai