Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.

T 30 TAHUN G3P2A0 HAMIL 37 MINGGU


DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RSUD SEKARWANGI

Disusun Oleh :
Eka Agustina
Ningsih NIM.
P17324215044

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN
BOGOR
LATAR
BELAKANG
Ketuban Pecah
Persalinan Fisiologis Patologis
Dini

Ketuban Pecah Morbiditas dan Mortalitas


Dini (KPD) Dapat menyebabkan Bayi
Dapat Menyebabkan infeksi
korioamnionitis, infeksi Asfiksia, sepsis
Ibu nifas, partus lama. neonatorum
AKI Tahun 2012 AKB Tahun 2012
359/100.000KH 32/1.000KH

Di Jawa Barat Tahun 2012


AKI 86,3% per 100.000 KH dan AKI 5,5 % per 1.000 KH

Di Sukabumi tercatat pada tahun 2016 Data terakhir bulan Januari 2018. KPD masuk
AKI 25 orang dam AKB 90 orang dalam urutan 1 dari 10 kasus terbesar yang sering sc
terjadi di PONEK RSUD Sekarwangi

Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. T Usia 30 Tahun


G3P2A0 Hamil 37 minggu
TUJUAN

1. TUJUAN UMUM 2. TUJUAN KHUSU


Diperoleh asuhan kebidanan a. Diperolehnya data
Pada Ny. T
intranatal pada Ny. T Usia 30 Subjektif
Usia 30 Tahun
Tahun G3P2A0 Hamil 37 b. Diperolehnya data
G3P2A0 Hamil
minggu dengan Ketuban Objektif 37 minggu
Pecah Dini di RSUD
c. Ditegakkannya Analisa dengan Ketuban
Sekarwangi.
Pecah Dini
d. Dibuat penatalaksanaan
di
asuhan kebidanan
RSUD
e. Diketahui faktor Sekarwangi
pendorong dan
penghambat melakukan
asuhan
TINJAUAN
TEORI

1. Konsep Dasar Persalinan

2. Ketuban Pecah Dini

3. Konsep Dasar Induksi Persalinan

4. Protap Ketuban Pecah Dini di


RSUD
Sekarwangi

5. Kewenangan Bidan

6. Aplikasi Manajemen Kebidanan


METODELOGI

Metode
Metode pendokumentasian
Penulisan dalam bentuk SOAP
Anamnesis

Observasi
Data Primer
Pemeriksaan
Teknik
Fisik
Pengumpula
n Data
Dokumentasi
Data Sekunder

Kepustakaa
TINJAUAN
KASUS
BIODAT
A
DATA ISTRI SUAMI
Nama : Ny. T Tn. D
Usia : 30 tahun 32 tahun
Suku : Sunda Betawi
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : IRT Karyawan swasta
Alamat : Kp. Pasir Angin Kp. Pasir Angin
Golongan darah : O
Tanggal
Waktu Subjektif Objektif Analisa Penatalaksanaan

23-02-18 Ibu mengaku hamil 9 bulan, TTV Normal Ny. T usia 30 Melakukan Kolaborasi dengan
17.30 WIB mengeluh keluar air-air dari Mata : Konjungtiva pucat tahun G3P2A0, Dokter Sp.OG
jalan lahir dan tidak bisa Abdomen : TFU 29 cm, fundus hamil 37 minggu, 1. Melakukan NST selama 10
ditahan seperti pipis, sedikit teraba bokong, PUKI, terendah inpartu kala I fase menit
berbau amis dirasakan sejak kepala konvergen, penurunan 4/5 laten dengan 2. Memasang kanula oksigen
kemarin siang (tanggal 22 His : 2x10’ 15’’ DJJ : 160x/m ketuban pecah 3L
Pebruari 2018 pukul 14.00 Ekstremitas atas : Terpasang infus dini. Janin tunggal 3. Mengganti Infus RL 500 ml yang
WIB) namun ibu tidak RL 500 Ml Kolf 1 hidup, presentasi tersisa 200 ml dengan dextrose
merasakan mules. Ibu baru Genetalia : Inspeksi = v/v t.a.k, kepala, janin baik, 5% drip oxytosin 5 IU loading
mulai merasakan mules Terdapat pengeluaran air-air dari ibu dengan atau tanpa ukuran (induksi
menjalar dari pinggang ke kemaluannya dengan berbau khas ketuban pecah persalinan)
perut, tetapi mules tidak kuat ketuban. PD = Portio tebal lunak, dini. 4. Melakukan skin test Ceftriaxone
dan belum teratur dirasakan pembukaan 3 cm, ketuban tidak 0,1 ml dan aquabidest 0,9 ml
sejak sore hari ketika di teraba, berwarna jernih, penurunan 5. Mengambil darah sebanyak 3cc
Puskesmas dan kepala hodge I 6. Memantauan kemajuan
ibu mengatakan bokong terasa Tes Lakmus : Positif persalinan setiap 30 menit
panas. (terlampir)

21.00 WIB Ibu mengatakan mulesnya TTV Normal Inpartu kala II 1. Membantu ibu memilih posisi
semakin kuat dan sering. Ibu Hidung : terpasang oksigen 3L persalinan dengan posisi
merasa seperti ingin BAB. Abdomen : penurunan kepala 0/5, litotomi
Keluar lendir darah semakin KK kosong, His 5x10 menit 2. Memimpin persalinan dengan
banyak dan sedikit air-air. selama 50 detik. Intensitas kuat. teknik APN.
DJJ 130x/m reguler.
Tanggal
Waktu Subjektif Objektif Analisa Penatalaksanaan
Genetalia : Inspeksi : Pengeluaran 3. Pukul 21.25 WIB bayi lahir spontan.
lendir darah semakin banyak. dan Menangis kurang kuat, tonus otot
kepala sudah di depan vulva 5-6 cukup baik, kulit akral sianosis, jenis
cm. PD : Portio tidak teraba, kelamin perempuan
pembukaan 10 cm, ketuban keruh,
hodge IV, Ubun-Ubun Kecil depan,
moulage tidak ada

21.26 WIB Ibu khawatir karena bayinya Abdomen : 1. Menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3
kurang kuat menangis, ibu Tidak ada janin kedua, TFU 1 jari paha atas. 21.26 WIB
Inpartu kala 2. Menjepit dan meotong tali pusat.
masih merasa mulas diatas pusat, uterus keras. III
Genetalia : 21.27
Tampak tali pusat menjulur di 3. Melakukan PTT, plasenta lahir
pukul
depan vulva dan semburan darah 21.30 WIB
±160 cc 4. Melakukan massage uterus 15’’
5. Memeriksa kelengkapan plasenta-
lengkap
6. Memeriksa robekan jalan lahir
21.35 WIB Ibu mengatakan masih merasa TTV dalam batas normal Inpartu Kala 1. Membersihkan tubuh ibu
mulas seperti mulas ketika Abdomen TFU 2 jari di bawah pusat, IV 2. Melakukan pemantauan TTV, kontraksi,
haid. uterus globuler dan kontraksi baik. kandug kemih dan perdarahan ibu. 1
Genetalia : Tampak darah mengalir jam pertama setiap 15 menit sekali. Dan
± 160 cc, tidak ada luka robekan 1 jam ke dua setiap 30 menit (terlampr
dalam partograf)
jalan lahir 3. Pemberian terapi oral yaitu
a. Amoxilin 3x500 mg
b. Asam mefenamat 3x500 mg
c. SF 1X 60 mg
PEMBAHASAN
DATA KASUS TEORI KET.
klien mengaku hamil 9 bulan, ibu mulai merasakan Keluhan klien sudah menandakan terjadinya tanda- Sesuai
mules menjalar dari pinggang ke perut, tetapi mules tanda persalinan. Karena menurut Sulityawati (2010),
tidak kuat dan belum teratur dirasakan sejak sore hari di tanda terjadinya persalinan meliputi pengeluaran
puskesmas dan ibu mengatakan bokong terasa panas. cairan, pinggang terasa sakit menjalar ke depan,
HPHT : 08 -06-2017 terjadi perubahan pada serviks, sifat his teratur,
interval makin pendek, dan kekuatan his makin besar,
dengan diiringi pengeluaran lendir dan
darah
(penandaan persalinan).17

Ibu mengeluh keluar air-air dari jalan lahir dan tidak bisa menurut Fadlun & Feryanto (2011), tanda dan gejala Sesuai
ditahan seperti buang air kecil, sedikit berbau amis ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban
dirasakan sejak kemarin siang (tanggal 22 Pebruari 2018 merembes melalui vagina dan aroma air ketuban
S pukul 14.00 WIB) Ibu tidak merasakan mules berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes,
dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.22
Hasil pengkajian tersebut sesuai dengan teori
menurut Sujiyatini (2009), dengan Ketuban pecah dini
(KPD) adalah tanda yang terjadi pada KPD adalah
keluarnya cairan ketuban merembes melalui dari jalan
lahir/vagina.21
DATA KASUS TEORI KET.
Ibu mengatakan keluar air-air setalah ibu mengerjakan Menurut Myles (2009), faktor risiko ibu bersalin dengan Sesuai
aktivitas rumah seperti, menyapu, mengepel, menyuci ketuban pecah dini salah satunya yaitu pekerjaan.
pakaian dan ibu mengerjakannya sendiri. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden
sehari-hari, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang
berat dan dapat membahayakan kehamilannya
hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu
maupun janin. Kejadian ketuban pecah sebelum
waktunya dapat disebabkan oleh kelelahan dalam
bekerja.

Pada pemeriksaan fisik, bagian genetalia saat Pendapat menurut Lailiyani (2011), yang dikatakan fase Sesuai
pemeriksaan dalam pembukaan 3 cm, termasuk dalam laten yaitu dimulai sejak awal kontraksi yang
kala I fase laten menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
biasanya berlangsung
8 jam.13

Saat dilakukan pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak Menurut pernyataan Fadlun & Feryanto (2011), diagnosa Sesuai
teraba ketuban pecah dini ditegakkan dengan dilakukan
pemeriksaan dalam, didalam vagina didapati cairan dan
selaput ketuban sudah tidak ada lagi.22
0
Ketika dilakukan pemeriksaan penunjang dengan Menurut teori Kemenkes RI (2013), Tes lakmus (Tes Sesuai
menggunakan kertas lakmus berwarna merah berubah Nitrazin) : lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah
menjadi biru hasil positif menjadi biru. Jika berubah warna itu menunjukkan
adanya air ketuban (alkalis)
DATA KASUS TEORI KET.
Dilakukan pengambilan sampel darah ternyata hasil dari Menurut Kemenkes RI (2013 ), setelah menentukan Tidak
leukosit klien adalah 16000/mm3 dan sebelumnya detak diagnosis ketuban pecah dini, perhatikan tanda-tanda Sesuai
jantung janin (DJJ) 160x/m saat dilakukan NST, korioamnionitis. Korioamnioitis adalah infeksi pada
kemungkinan ibu mengalami infeksi dan tanda-tanda korion dan amnion. Korioamnionitis adalah diagnosis
korioamnionitis klinis yang ditegakkan bila ditemukan demam >38◦C
dengan 2 atau lebih tanda berikut ini : leukositosis
>15.000 sel/mm3, denyut jantung janin >160 kali/menit,
frekuensi nadi ibu >100 kali/menit, nyeri tekan fundus
saat tidak berkontraksi, cairan amnion berbau.27

Penegakan Ketuban Pecah Dini pada kasus ini Sesuai


Ny. T, 30 tahun G3P2A0, hamil 37 minggu inpartu kala I berdasarkan pernyataan Nugroho (2010), Ketuban Pecah
fase laten dengan Ketuban Pecah Dini. Janin tunggal Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
hidup, presentasi kepala, Keadaan janin baik dan ibu melahirkan/sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm
A dengan ketuban pecah dini. (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya kelahiran. 6

Pada kasus tersebut dilakukan penanganan dengan Menurut Manuaba (2010), tatalaksana pada janin Sesuai
induksi persalinan dengan metode infus oksitosin dengan ketuban pecah dini memerlukan pertolongan
dikarenakan pembukaan masih dalam 3 cm sedangkan induksi persalinan atau persalinan anjuran. Persalinan
ketuban sudah tidak teraba. anjuran bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim
berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung dan
membuktikan keseimbangan anatara kepala janin dan
jalan lahir.16
DATA KASUS TEORI KET.
Namun saat dilakukan induksi persalinan terdapat Menurut Manuaba (2010), tindakan dengan metode drip Tidak
kesenjangan antara teori dengan peñatalaksaan di RSUD oksitosin : Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit sesuai
sekarwangi. Di RSUD Sekarwangi pada klien Ny. T oksitosin.
dilakukan induksi persalinan dengan mengganti Infus RL Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit. Setiap 15
500 ml tersisa 250 ml menjadi D5% + drip oksitosin 5 IU menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang
tanpa ukuran (loading) adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai
maksimal tercapai 40 tetes per menit. Tetesan maksimal
dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstrose
5%. Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi
otot rahim yang adekuat, maka tetesan terakhir
dipertahankan sampai persalinan berlangsung.
Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per
P menit dengan oksitosin sebanyak 10 unit.

Tidak dilakukan bishop saat dilakukan induksi persalinan Menurut teori Cunningham (2006), Keberhasilan induksi Tidak
sebagian besar bergantung pada keadaan serviks. Pada sesuai
tahun 1964, bishop merancang suatu sistem penilaian
serviks untuk memperkirakan tingkat keberhasilan
induksi. Jika skor bishop baik (>5), maka kemungkinan
keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah
tinggi.
FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT

Adanya kerja sama yang baik dengan dokter Tidak dilakukannya pemeriksaan USG
Sp.OG dan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan intranatal pada Ny. T usia 30 tahun
G3P2AO hamil 37 minggu dengan ketuban
pecah dini

Ny.T dan suami yang kooperatif sehingga Kemudian terbatasnya sarana dana prasarana
memudahkan penulis menggali permasalah seperti Partus set yang tidak disediakan di
melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik. rumah sakit dan Doppler tidak ada di ruangan,
yang merupakan alat yang sangat penting
digunakan saat observasi
DATA KESIMPULAN

Ny. T usia 30 tahun mengaku hamil 9 bulan, ini kehamilan ketiga belum pernah keguguran mengeluh keluar
air-air dari jalan lahir dan tidak bisa ditahan seperti pipis, sedikit berbau amis dirasakan sejak kemarin
S siang (tanggal 22 Februari 2018 pukul 14.00 WIB) ibu belum merasakan mules dan ibu mulai merasakan
mules menjalar dari pinggang ke perut, tetapi mules tidak kuat dan belum teratur mulai dirasakan sejak
sore hari ketika di Puskesmas. Hari pertama haid terakhir 08-06-2017.

Pada pemeriksaan fisik terutama daerah abdomen tinggi fundus uteri 29 cm TBJ (29-12) x 155= 2635 gram.
fundus teraba bokong, PUKI , bagian terendah kepala, sudah masuk PAP. konvergen 4/5. DJJ 160x/menit
O teratur. Pemeriksaan dalam, portio tebal, lunak setelah 27 jam pembukaan 3 cm selaput ketuban tidak
teraba, penurunan kepala hodge I . Pemeriksaan penujang kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
Leukosit 16 x 1000/UI.

A Ny. T usia 30 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu denga ketuban pecah dini (KPD). Janin tunggal hidup,
presentasi kepala. Janin baik dan ibu dengan ketuban pecah dini.

P Memlakukan NST, melakukan pemasangan oksigen 3 liter, drip oksitosin 5 IU kedalam dextrose 5% tanpa
ukuran, mengambil sampel darah, pemberian antibiotik Ceftriaxone 1 gram secara bolus dan memantau
kemajuan persalinan. Lalu dilakukan pertolongan persalinan pervaginam dengan induksi persalinan.
FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT SARAN

Adanya tenaga kesehatan yang Keterbatasan sarana dan 1. Bagi RSUD Sekarwangi
kompeten dan profesional. prasana yang penting dalam a. Pihak rumah sakit dapat menyediakan
menolong persalinan dan sarana dan prasarana untuk pelayanan di
ketidak sesuai pemberian rumah sakit dan terus meningkatkan
induksi persalinan kualitas pelayanan kesehatan
b. Perlu adanya pengkayaan penanganan
persalinan ketuban pecah dini
1. Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan mengerti
akan tanda bahaya kehamilan ketuban
pecah dini (KPD) serta mengetahui tanda
bahaya ibu nifas yang mungkin terjadi.
3. Bagi Profesi Bidan
Menambah wawasan
dalam memberikan pelayanan
dan
pengetahuan dalam melakukan asuhan
kebidanan intranatal sesuai dengan
standar asuhan kebidanan yang berlaku
khususnya pada kasus ketuban pecah
dini
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai