Anda di halaman 1dari 46

Rangkuman

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017


tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Manajemen PNS Meliputi :
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2. Pengadaan;
3. Pangkat dan Jabatan;
4. Pengembangan karier;
5. Pola karier;
6. Promosi;
7. Mutasi;
8. Penilaian kinerja;
9. Penggajian dan tunjangan;
10. Penghargaan;
11. Disiplin;
12. Pemberhentian;
13. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
14. Perlindungan.
1. PENYUSUNAN dan PENETAPAN KEBUTUHAN PNS

Penyusunan Kebutuhan PNS


Mengikuti Siklus Anggaran

Menggunakan aplikasi yg Berdasarkan Prioritas


bersifat elektronik Pembangunan Nasional

Usulan Maksimum
disampaikan akhir Prinsip Berdasarkan
Maret Th sebelumnya
ANJAB dan ABK
atau April bila ada
perubahan anggaran

Untuk jangka waktu 5 tahun


Jumlah dan jenis JA, JF, (dirinci per tahun)
dan JPT

Penetapan Kebutuhan PNS


Penetapan Kebutuhan PNS
Ditetapkan oleh Menteri PANRB setelah
memperhatikan pendapat Menteri
Keuangan RI dan pertimbangan teknis
Kepala BKN

Tembusan Usul
Instansi

Kementerian
Keuangan 1. USUL BKN

Menpan RB
3. PENDAPAT 2. PERTEK
2. Pengadaan
Dilakukan secara nasional untuk menjamin kualitas hasil

Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS


PERENCANAAN Ketua Kepala BKN

PENGUMUMAN Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari kalender sblm tgl penerimaan lamaran
LOWONGAN
• Harus memenuhi persyaratan administrasi
• Pendaftaran dengan online
PELAMARAN • Batas usia melamar untuk jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Presiden adalah 40
tahun
SELEKSI DAN • Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang dilakukan
PENGUMUMAN HASIL dengan CAT
SELEKSI • Pengumuman hasil seleksi secara terbuka

• Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis dari Kepala
BKN
PENGANGKATAN DAN • Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun
MASA PERCOBAAN CPNS • Harus ikut diklat prajabatan 1x, apabila tidak lulus diberhentikan sebagai CPNS
• Apabila mengundurkan diri dimasa percobaan ybs dikenakan punishment tidak boleh
ikut test CPNS untuk waktu tertentu

PNS mengucapkan sumpah berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing


SUMPAH PNS
3. Pangkat & Jabatan
1. Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat
kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan
sebagai dasar penggajian.
2. Nomenklatur jabatan & pangkat JPT Maya & Utama oleh Presiden, JPT Pratama dan Jabatan
Administrator oleh PPK dengan pertimbangan Menpan
3. Pengangkatan dalam jabatan Administrator dilaksanakan dengan pertimbangan Tim Penilai
Kinerja
4. Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama, pengangkatan perpindahan
dari jabatan lain, pengangkatan penyesuaian (inpassing), dan promosi.
5. Pengangkatan JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif dan dapat diisi dari kalangan non-PNS
(JPT utama dan Madya) kecuali Instansi yang sudah melaksanakan merit sistem.
6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon JPT yang lulus dari JPT lain.
7. Presiden dapat mengangkat JPT Utama melalui penugasan dan penunjukan langsung.
8. Mutasi antar JPT dapat dilakukan dengan uji kompetensi dari pejabat yang ada dengan syarat 1
klasifikasi jabatan, memenuhi standart kompetensi & menduduki jabatan min 2 tahun maksimal 5
tahun
9. Pejabat Fungsional dilarang rangkap jabatan dengan jabatan administrasi atau jabatan pimpinan
tinggi kecuali yang kompetensinya sama
10. JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan Anggota Polri.
11. Presiden memiliki kewenangan mutasi JPT secara nasional
Persyaratan Pengangkatan Jabatan
ADMINISTRATOR : PENGAWAS : PELAKSANA
1. Berstatus PNS; 1. Berstatus PNS; 1. Berstatus PNS;
2. Kualifikasi dan paling rendah
2. Kualifikasi dan paling rendah 2. Kualifikasi dan tingkat
diploma IV atau S1 (kecuali untuk
PNS daerah tertinggal, daerah diploma III atau yang setara; pendidikan sekolah
perbatasan dan daerah terpencil); 3. Integritas dan moralitas yang lanjutan tingkat atas atau
3. Integritas dan moralitas yang baik; baik; yang setara;
4. Pengalaman dalam Jabatan 3. Mengikuti dan lulus
pengawas minimal 3 tahun atau JF 4. Pengalaman dalam Jabatan
pelaksana minimal 4 (empat) pelatihan terkait dengan
yang setingkat dengan Jabatan
pengawas sesuai dengan bidang tahun atau JF yang setingkat bidang tugas dan/atau
tugas Jabatan yang akan diduduki; dengan Jabatan pelaksana lulus pendidikan dan
5. Penilaian prestasi kerja minimal sesuai dengan bidang tugas pelatihan terintegrasi;
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; Jabatan yang akan diduduki; 4. Memiliki integritas dan
6. Memiliki Kompetensi Teknis, moralitas yang baik;
Manajerial, dan Sosial Kultural 5. Penilaian prestasi kerja
sesuai standar kompetensi; minimal baik dalam 2 (dua) 5. Kompetensi Teknis,
7. Sehat jasmani dan rohani. tahun terakhir; Kompetensi Manajerial,
8. Persyaratan dikecualikan bagi PNS 6. Memiliki Kompetensi Teknis, dan Sosial Kultural sesuai
yang mengikuti dan lulus sekolah Manajerial, dan Sosial Kultural dengan standar
kader dengan predikat sangat kompetensi yang
sesuai standar kompetensi;
memuaskan ditetapkan; dan
7. Sehat jasmani dan rohani.
6. Sehat jasmani dan rohani.
Persyaratan Jabatan Pimpinan Tinggi dari PNS
No JPT Utama JPT Madya Pratama
1 Memiliki kualifikasi pendidikan paling Memiliki kualifikasi pendidikan paling Memiliki kualifikasi pendidikan
rendah sarjana atau diploma IV; rendah sarjana atau diploma IV; paling rendah sarjana atau
diploma IV;

2 Memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Memiliki Kompetensi Teknis, Memiliki Kompetensi Teknis,
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Manajerial, dan
sesuai standar kompetensi Jabatan yang Kompetensi Sosial Kultural sesuai Kompetensi Sosial Kultural sesuai
ditetapkan; standar kompetensi Jabatan yang standar kompetensi Jabatan yang
ditetapkan; ditetapkan;

3 Memiliki pengalaman Jabatan dalam Memiliki pengalaman Jabatan dalam Memiliki pengalaman Jabatan
bidang tugas yang terkait dengan Jabatan bidang tugas yang terkait dengan dalam bidang tugas yang terkait
yang akan diduduki secara kumulatif paling Jabatan yang akan diduduki secara dengan Jabatan yang akan
singkat selama 10 (sepuluh) tahun; kumulatif paling singkat selama 7 diduduki secara kumulatif paling
(tujuh) tahun; kurang selama 5 (lima) tahun;

4 Sedang atau pernah menduduki JPT madya Sedang atau pernah menduduki JPT Sedang atau pernah menduduki
atau JF jenjang ahli utama paling singkat 2 pratama atau JF jenjang ahli utama Jabatan administrator atau JF
(dua) tahun; paling singkat 2 (dua) tahun; jenjang ahli madya paling singkat
2 (dua) tahun;

5 Memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, Memiliki rekam jejak Jabatan, Memiliki rekam jejak Jabatan,
dan moralitas yang baik; integritas, dan moralitas yang baik; integritas, dan moralitas yang
baik;

6 Usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) Usia paling tinggi 58 (lima puluh Usia paling tinggi 56 (lima puluh
tahun; dan delapan) tahun; dan enam) tahun; dan
7 Sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani dan rohani.
Persyaratan dari Non PNS
No JPT Utama JPT Madya

1 Warga negara indonesia; Warga negara indonesia;

2 Kualifikasi pendidikan minimal S2; Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2;

Kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural Kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural
3 sesuai standar kompetensi jabatan yang ditetapkan; sesuai standar kompetensi jabatan yang
dibutuhkan;

Pengalaman jabatan dalam bidang tugas yang terkait Pengalaman jabatan dalam bidang tugas yang
4 dengan jabatan yang akan diduduki secara kumulatif terkait dengan jabatan yang akan diduduki secara
paling singkat 15 tahun; kumulatif paling singkat 10 tahun;

Bukan anggota atau pengurus partai politik paling Bukan anggota/pengurus partai politik paling
5 singkat 5 (lima) tahun sebelum pendaftaran; singkat 5 (lima) tahun sebelum pendaftaran;

6 Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara; Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara;

7 Memiliki rekam jejak jabatan, integritas, dan Memiliki rekam jejak jabatan, integritas dan
moralitas yang baik; moralitas yang baik;
8 Usia maksimal 58 (lima puluh delapan) tahun; Usia maksimal 58 (lima puluh delapan) tahun;

9 Sehat jasmani dan rohani; dan Sehat jasmani dan rohani; dan

Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat
10 PNS, prajurit TNI, anggota kepolisian atau pegawai dari PNS, prajurit TNI, anggota kepolisian atau
swasta. pegawai swasta.
PERSYARATAN JPT DARI PRAJURIT TENTARA &
ANGGOTA KEPOLISIAN *)
NO JPT UTAMA JPT MADYA JPT PRATAMA
1. Memiliki kualifikasi pendidikan Memiliki kualifikasi pendidikan Memiliki kualifikasi pendidikan
paling rendah pascasarjana paling rendah pascasarjana paling rendah sarjana /D IV
2. Memiliki kompetensi teknis, Memiliki kompetensi teknis, Memiliki kompetensi teknis,
manajerial, & sosial kultural manajerial, & sosial kultural sesuai manajerial, & sosial kultural
sesuai standar kompetensi standar kompetensi jabatan sesuai standar kompetensi
jabatan jabatan

3. Memiliki pengalaman jabatan Memiliki pengalaman jabatan Memiliki pengalaman jabatan


dalam bidang tugas yang terkait dalam bidang tugas yang terkait dalam bidang tugas yang terkait
dengan jabatan yang akan dengan jabatan yang akan dengan jabatan yang akan
diduduki secara kumulatif paling diduduki secara kumulatif paling diduduki secara kumulatif paling
singkat selama 10 tahun singkat selama 7 tahun singkat selama 5 tahun

4. Memiliki rekam jejak jabatan, Memiliki rekam jejak jabatan, Memiliki rekam jejak jabatan,
integritas, dan moralitas yang integritas, dan moralitas yang baik integritas, dan moralitas yang
baik baik

5. Usia paling tinggi 55 (lima puluh Usia paling tinggi 55 (lima puluh Usia paling tinggi 53 (lima puluh
lima) tahun lima) tahun tiga) tahun
6. Sehat jasmani dan rohani Sehat jasmani dan rohani Sehat jasmani dan rohani

*) setelah mengundurkan diri dari dinas aktif


JABATAN TERTENTU DI LINGKUNGAN TENTARA/
KEPOLISIAN YANG DAPAT DIDUDUKI PNS
• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
• PNS yang diangkat dalam jabatan tertentu sebagaimana pangkat atau
jabatan disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
• Penyesuaian pangkat dan jabatan ditetapkan dengan Keputusan
Panglima Tentara Nasional Indonesia atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
• Mengacu pada peraturan Menteri Pertahanan dan KaPOLRI pasal 160
tentang Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan Prajurit
Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang akan mengisi jabatan pimpinan tinggi
tertentu pada instansi.
TARGET KINERJA DAN UJI
KOMPETENSI
• Pejabat Pimpinan Tinggi harus memenuhi target kinerja
tertentu sesuai dengan PK
• Yang tidak memenuhi kinerja yang dijanjikan dalam satu
tahun diberikan kesempatan 6 bulan untuk memperbaiki
• Bila tidak menunjukkan perbaikan kinerja, harus
mengikuti seleksi ulang uji kompetensi yang hasilnya
dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai kompetensi
atau pada jabatan yang lebih rendah
• Untuk non pns, harus diberhentikan
TAHAPAN SELEKSI JPT
1. Seleksi Administrasi & penelusuran rekam jejak jabatan, integritas &
moralitas

2. Seleksi kompetensi

3. Wawancara akhir

4. Tes kesehatan dan tes kejiwaan

5. Panitia seleksi JPT dibantu oleh Tim seleksi kompetensi yang


independen dan memiliki keahlian melakukan seleksi kompetensi
MEKANISME SELEKSI JPT
MADYA DAN UTAMA
PRESIDEN
9 Laporan

Keputusan Presiden Menyampaikan 3 Calon


8 6 (Pratama/Madya/Utama)
JPT Terpilih
KASN
MENTERI
Pengawasan dan Keputusan
7
Mengikat

Pejabat Pembina
Kepegawaian PUSAT
Pengawasan Pembentukan
2 PANSEL dan Keputusan
Mengikat Menyampaikan
1 5 3 Calon JPT
Koordinasi (Pratama/Madya
Memastikan Sistem Membentuk Utama)
MERIT
PANSEL
Pengawasan Pelaksanaan
4 Menyeleksi JPT Secara Terbuka
Seleksi dan Keputusan Mengikat 3
Dibantu Tim Penilai Kompetensi
PENGANGKATAN JABATAN
FUNGSIONAL

1 Pertama : Pengisian Formasi Melalui CPNS

2 Perpindahan : Dari Struktural -


Fungsional

3 Penyesuaian

Pengangkatan PPPK untuk Jabatan Tertentu


4
yang Ditetapkan oleh Presiden
SYARAT PENGANGKATAN
JABATAN FUNGSIONAL
Formasi Status PNS Kesehatan

Integritas Uji
Kualifikasi
Moralitas Kompetensi

Pengambilan
Kinerja Syarat Lain
Sumpah

Usia Pindah dari Jabatan Lain :


Usia 53 th untuk JF Ahli Pratama dan Ahli Muda
Usia 55 th untuk JF Ahli Madya
Usia 60 th untuk JF Ahli Utama
Lanjutan

PENGANGKATAN PNS KE
DALAM JF KEAHLIAN DAN JF
KETERAMPILAN
Melalui pengangkatan:
a. Pertama;
b. Perpindahan dari Jabatan lain; atau
c. Penyesuaian.
d. Dapat juga oleh PPPK yang akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Presiden.
PERSYARATAN PENGANGKATAN JF KEAHLIAN
NO JF  PERTAMA PERPIDAHAN JABATAN (LOWONGAN) PENYESUAIAN

1. Berstatus PNS Berstatus PNS Berstatus PNS


2. Integritas & Moralitas baik Integritas & Moralitas baik Integritas & Moralitas baik

3. Sehat Jasmani & Rohani Sehat Jasmani & Rohani Sehat Jasmani & Rohani

4. Paling rendah S1/Diploma IV Paling rendah S1/Diploma IV sesuai kualifikasi Paling rendah S1/Diploma IV sesuai
sesuai kualifikasi kualifikasi

5. Lulus Uji Kompetensi Teknis, Lulus Uji Kompetensi Teknis, Manajerial & Sosial Pengalaman di Bidang yang akan
Manajerial & Sosial kultural VS Kultural VS Standart diduduki paling > 2 Th
Standart

6. Nilai Prestasi Kerja paling sedikit Pengalaman di Bidang yang akan diduduki paling Nilai Prestasi Kerja paling sedikit Baik 2
Baik 1 th terakhir > 2 Th Th terakhir

7. Syarat lainnya ditetapkan Nilai Prestasi Kerja paling sedikit Baik 2 th Penetapan Lainnya oleh Menteri, dan
Menteri, melalui pengadaan terakhir memiliki pengalaman serta masih
menjalankan tugas sesuai dengan yg
akan diduduki

Usia Paling Tinggi : Dilaksanakan 1 x paling lama 2 th sejak


a. 53 th utk JF pertama, Muda penetapan
b. 55 th utk ahli madya
c. 60 th ahli utama bagi yang menduduki JPT

7. Syarat lainnya ditetapkan Menteri, ada


Lowongan
PERSYARATAN PENGANGKATAN JF KETRAMPILAN
NO JF  PERTAMA PERPIDAHAN JABATAN PENYESUAIAN
(LOWONGAN)
1. Berstatus PNS Berstatus PNS Berstatus PNS
2. Integritas & Moralitas baik Integritas & Moralitas baik Integritas & Moralitas baik
3. Sehat Jasmani & Rohani Sehat Jasmani & Rohani Sehat Jasmani & Rohani
4. Paling rendah SMA/Setara Paling rendah SMA/ Setara sesuai Paling rendah SMA/Setara
sesuai kualifikasi kualifikasi sesuai kualifikasi
5. Lulus Uji Kompetensi Tekis, Lulus Uji Kompetensi Teknis, Pengalaman di Bidang yang
Manajerial & Sosial kultural Manajerial & Sosial Kultural VS akan diduduki paling > 2 Th
VS Standart Standart

6. Nilai Prestasi Kerja paling Pengalaman di Bidang yang akan Penetapan Lainnya oleh
sedikit Baik 1 th terakhir diduduki paling > 2 Th Menteri, dan memiliki
pengalaman serta masih
menjalankan tugas sesuai
dengan yg akan diduduki

7. Syarat lainnya ditetapkan Nilai Prestasi Kerja paling sedikit Dilaksanakan 1 x paling lama
Menteri, pengadaan Baik 2 th terakhir 2 th sejak penetapan
8. Usia Paling Tinggi 53 Th
9. 7. Syarat lainnya ditetapkan Menteri,
ketersediaan lowongan
BUP Pejabat Fungsional

58 Tahun : Pejabat fungsional


ahli muda, pejabat fungsional 60 Tahun : Pejabat fungsional 65 Tahun : Pejabat fungsional
ahli pertama, dan pejabat madya; dan ahli utama.
fungsional keterampilan;

Pemberhentian Jabatan Fungsional


Diberhentikan
Sementara : Menjadi
Tugas Belajar lebih dari
Pejabat Negara, C
Ditugaskan 6 Bulan secara Terus Tidak Memenuhi
Mengund- komisioner atau L
anggota lembaga T
secara Penuh Menerus Sehingga tidak Persyaratan
urkan Diri Diluar JF Bisa Melaksanakan
nonstruktural, Ditahan N Jabatan
Pekerjaan
karena menjadi
Tersangka
BUP Pejabat Struktural

58 Tahun : Pejabat administrasi 60 Tahun : JPT utama, Madya dan Pratama

Pemberhentian Jabatan Struktural


Diberhentikan
Sementara PNS : Tugas Belajar lebih
Ditugaskan Tidak
Menjadi Pejabat dari 6 Bulan secara
secara Penuh
Mengundurkan Negara, komisioner Terus Menerus Memenuhi
CLTN Diluar
Diri atau anggota lembaga Sehingga tidak Bisa Persyaratan
Jabatan
nonstruktural, Ditahan Melaksanakan Jabatan
Struktural
karena menjadi Pekerjaan
Tersangka
LARANGAN RANGKAP
JABATAN
• Pejabat fungsional dilarang rangkap Jabatan
dengan JA atau JPT
• Terkecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan
bidang tugas Jabatannya sama dan tidak dapat
dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas
JF.
• Pengecualian tersebut seperti Jaksa di Kejari,
Kajati, Perancang Peraturan Perundang-Undangan,
Diplomat Ahli Utama.
Uji Organisasi
Profesi wajib memiliki 1
Kompetensi dilakukan oleh organisasi profesi JF
Instansi dalam jangka waktu
Pemerintah maksimal 5 (lima)
pengguna JF tahun terhitung sejak
setelah mendapat tanggal penetapan JF.
akreditasi dari
instansi pembina.

Setiap pejabat
fungsional wajib
menjadi anggota
organisasi profesi JF.
4. PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, 5. POLA KARIER, 6.
PROMOSI DAN 7. MUTASI  MANAJEMEN KARIR
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi,
kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan bagian
terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi

PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KARIER POLA KARIER PROMOSI DAN MUTASI
KOMPETENSI

• kejelasan dan kepastian • Diklat, seminar, kursus, • Berdasarkan standar • Instansi menyusun
karier kepada PNS penataran, jabatan dan standar perencanaan mutasi
• berdasarkan kualifikasi, sekolah/pelatihan kompetensi jabatan • Atas dasar kesesuaian
kompetensi, penilaian kader dan magang • Pola karier nasional antara kompetensi PNS
kinerja, & kebutuhan • paling kurang 20 jam dan Instansional. dengan persyaratan
instansi pemerintah pelajaran dalam 1 • Berbentuk horizontal, jabatan, klasifikasi jabatan
• Manajemen tahun vertikal dan diagonal dan pola karier
Pengembangan Karir • Prinsip Dasar: PNS • Prinsip Dasar: untuk • paling cepat 2 tahun dan
melalui mutasi dan/atau memiliki hak dan menjamin keselarasan paling lama 5 tahun
promosi kesempatan yang sama • Mutasi antar kota/kab
potensi PNS dengan
didasarkan pada penyelenggaraan dalam provinsi oleh
penilaian kinerja dan Gubernur dengan
tugas-nya pertimbangan BKN
penilaian kompetensi
• Mutasi kab/kota antar
• Diklat Pim (Madya,
provinsi oleh Mendagri
pratama, Administrator, dengan pertimbangan BKN
Pengawas) • Mutasi proc/kab/kota ke
• Diklat tingkat nasional pusat dan antar instansi
pusat oleh BKN
8. PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin

1 objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi


dan sistem karier.

Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan


kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
2 organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur,


3 akuntabel, partisipatif, dan transparan.

Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari


4 PNS atau pejabat yang ditentukan oleh PyB.
9. PENGGAJIAN & TUNJANGAN

DIATUR DALAM PP TERSENDIRI


10. PENGHARGAAN

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d.kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan

• Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada


penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas
jabatannya
• Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan kepada
PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tinggi pada organisasi
11. DISIPLIN PNS
• Untuk menjamin terpeliharanya
tata tertib dalam kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS
• Instansi pemerintah wajib
melaksanakan penegakan disiplin
terhadap PNS serta melaksanakan
berbagai upaya peningkatan
disiplin
• PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin
• Hukuman disiplin dijatuhkan oleh
pejabat yang berwenang
menghukum
12. PEMBERHENTIAN

1. Pemberhentian atas Permintaan Sendiri


2. Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah
4. Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi anggota/pengurus parpol
9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
10. Selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara
11. menggunakan ijazah palsu
PEMBERHENTIAN SEMENTARA

DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA

DIANGKAT MENJADI KOMISIONER/ANGGOTA LNS

DITAHAN KARENA MENJADI TERSANGKA TINDAK PIDANA


PENGAKTIFAN KEMBALI
1. Setelah diberhentikan sementara
• Apabila di tingkat Kepolisian dihentikan penyelidikannya
• Apabila ditingkat Kejaksaan dihentikan penuntutannya
• Apabila di tingkat pengadilan dinyatakan tidak bersalah

2. Setelah dipidana
• Dipenjara 2 tahun atau kurang dari 2 tahun karena tindak
pidana tidak berencana

3. Setelah CLTN, wajib lapor paling lama 1 bulan


setelah selesai
• PNS meninggal dunia
• APS masa kerja 20 tahun, usia minimal
45 tahun
• BUP dengan masa kerja minimal 10
tahun
YANG • Perampingan organisasi, usia minimal
50 tahun masa kerja 10 tahun
BERHAK • Keadaan jasmani karena disebabkan
dalam dinas tanpa melihat masa kerja
PENSIUN dan usia
• Keadaan jasmani bukan dikarenakan
dinas masa kerja minimal 4 tahun
• Diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri usia minimal 50
tahun dan masa kerja minimal 20 tahun
HAK KEPEGAWAIAN

1. Uang tunggu untuk tahun pertama 100% gaji, 80% dari gaji untuk
tahun-tahun berikutnya.
2. Perampingan organisasi tidak disalurkan setelah uang tunggu,
jika masa kerja 10 tahun diberikan uang pengabdian 6 x gaji
terakhir
3. Diberhentikan sementara karena ditahan = 50% x penghasilan
jabatan
4. PNS MPP menerima penghasilan
5. PNS mencapai BUP putusan pengadilan belum inkracht maka
diberi 75% x pensiun yang akan diterima
13. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA

DIATUR DALAM PP
TERSENDIRI
14. PERLINDUNGAN

Jaminan kesehatan

Jaminan kecelakaan kerja diberikan on top


dari program
Jaminan kematian jaminan sosial
nasional
Bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi di
pengadilan terkait pelaksanaan
tugasnya
CUTI
• Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja
CUTI TAHUNAN • Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan
dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
• guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan

• PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling
CUTI BESAR lama 3 bulan
• PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
• Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan
CUTI SAKIT • PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah)
bulan
• Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas
CUTI MELAHIRKAN cuti melahirkan selama 3 bulan
• PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS
CUTI KARENA • Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan
ALASAN PENTING
• Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;
CUTI BERSAMA • PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai
dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan

• PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan
CLTN mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang paling lama satu tahun apabila ada alasan penting

• Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk Calon
Pegawai Negeri Sipil
• Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam peraturan
tersendiri.
Keterangan Tambahan untuk
Cuti Tahun
1. Cuti Tahunan, berhak diberikan kepada PNS yang
bekerja paling kurang 1 (tahun) secara terus menerus,
dan dikeluarkan oleh PPK/Pejabat yang diberi
kewenangan.
2. Hak cuti dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK
atau Pejabat yang didelegasikan kewenangannya
apabila ada kepentingan dinas mendesak dan dapat
ditangguhkan ke tahun berikutnya, selama 24 (dua
puluh empat) hari termasuk cuti tahun berjalan.
3. Di kecualikan untuk guru pada sekolah, dosen
mengikuti peraturan perundang-undangan
Keterangan Tambahan untuk
Cuti Besar
1. Cuti besar dapat diberikan kepada PNS yang berkerja
terus menerus selama 5 (lima) tahun dikecualikan
untuk kepentingan agama walaupun belum mencapai
5 (lima) Tahun, dan dikeluarkan diberikan ijin oleh PPK
atau pejabat yang menerima delegasi kewenangan.
2. Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya
oleh PPK atau Pejabat yang didelegasikan
kewenangannya apabila ada kepentingan dinas
mendesak dan dapat ditangguhkan paling lama 1
tahun kecuali untuk kepentingan agama.
3. Selama menggunakan cuti besar PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS
Keterangan Tambahan untuk
Cuti Sakit
1. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam waktu
tertentu diuji kembali kesehatannya oleh
penyelenggara urusan pemerintah di bidang
kesehatan
2. Apabila belum sembuh dari penyakitnya akan
diberhentikan dengan hormat
3. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh
karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga
perlu mendapt perawatan berhak mendapat cuti sakit
sampai sembuh dan menerima penghasilan PNS
Keterangan Tambahan untuk
Cuti Alasan Penting
1. PNS berhak cuti karena keluarga terdekat sakit keras atau
meninggal dunia
2. Karena mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia
3. Melangsungkan pernikahan
4. PNS yang ditempatkan pada perwakilan RI yang rawan dan atau
berbahaya dapat mengajukan cuti untuk memulihkan kondisi
kejiwaan
5. Dalam hal mendesak dan tidak dapat menunggu, surat ijin
sementara secara tertulis dapat dikeluarkan oleh pejabat
tertinggi di tempat PNS bekerja
6. Selama menggunakan hak cuti, PNS menerima hak
penghasilannya
Keterangan Tambahan
untuk CLTN
1. CLTN mengakibatkan PNS diberhentikan dari
jabatannya, jabatan lowong segera diisi
2. CLTN dapat diberikan dengan surat keputusan PPK
setelah mendapat persetujuan dari BKN
3. Permohonan CLTN dapat ditolak
4. CLTN bagi PNS yang bersangkutan tidak menerima
penghasilan dan tidak diperhitungkan masa kerjanya
Keterangan Tambahan
terkait Cuti
1. Cuti selain CLTN dapat dipanggil kembali bekerja
apabila kepentingan dinas mendesak dan jangka
waktu cuti yang belum dijalankan menjadi haknya
2. Cuti selain CLTN yang akan dijalankan di luar negeri
hanya dapat dilakukan oleh PPK
3. Dalam hal mendesak dan tidak dapat menunggu, surat
ijin sementara secara tertulis dapat dikeluarkan oleh
pejabat tertinggi di tempat PNS bekerja
KETENTUAN PERALIHAN
• CPNS yang belum prajab wajib ikut prajab berdasarkan PP ini paling lambat 07 April
2018.
• Ketentuan Pangkat dan golongan ruang tetap berlaku sampai PP Gaji yang baru.
• Pejabat administrator yang belum S1 atau D4 dalam 5 tahun harus sudah S1 atau D4
• Jabatan Fungsional Madya yang usia diatas 60 tahun, yang sebelumnya BUPnya 65
tahun, maka BUPnya tetap 65.
• Jabatan Fungsional Ahli Pertama, Muda, Penyelia yang diangkat setelah 7 April 2017
BUPnya 58 Tahun
• Jabatan Administrator, Jabatan Pimpinan Tinggi yang telah melaksanakan tugas jabatan
fungsional sebelum PP berlaku, dapat diangkat melalui inpassing nasional
• Jabatan Pimpinan Tinggi yang belum memenuhi syarat jabatan berdasarkan PP ini wajib
memenuhi syarat paling lama 2 tahun
• PNS yang sedang diberhentikan sementara tetap menerim penghasilan sampai selesai
pemberhentian sementara
• PNS yang sedang cuti, sisa masa cutinya berlaku sesuai PP ini.
KETENTUAN PENUTUP
• Mencabut 15 Peraturan Pemerintah
• Memberlakukan Peraturan Pelaksana yang ada yang
mengatur penyusunan kebutuhan, pengadaan, pangkat,
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian & tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun, THT, perlindungan sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti.
PP yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku (Psl 362)
1. PP Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
3. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
4. PP Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urutan Kepangkatan PNS
5. PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
6. PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
7. PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang Menduduki Jabatan Rangkap
8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS
9. PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS
10. PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
11. PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural
12. PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan PNS
13. PP Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan Status Anggota TNI dan Anggota POLRI Menjadi PNS Untuk
Menduduki Jabatan Struktural
14. PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS
15. PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat Fungsional
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai