Anda di halaman 1dari 12

PRESENT by

KELOMPOK 8
Agung Permana
Hayyud Dinal Haqi
Indarti
KASUS

Tn. T adalah seorang suami dari nyonya R Tn. T memiliki riwayat


sering marah-marah dan menganiaya istri pertama sampai
akhirnya bercerai, dan sekarang Tn. T menikah kembali dengan
Ny. R tapi pada kenyataan perilaku yang ditunjukan sama dengan
istri pertama. Ketika marah-marah TN. T sering memukul istrinya,
tanpa sebab apapun. pada suatu hari kepala istri terbentur di
dinding akibat didorong oleh Tn. T yang mengakibatkan terjadinya
pendarahan di kepala, akhirnya dibawa kerumah sakit.
ANALISIS KASUS
• PREDISPOSISI Kemungkinan Faktor Ekonomi
Komunikasi yang tidak terjalin dengan baik
Pola asuh yang buruk dan trauma
kekerasan pada saat masih kecil

• PRESIPITASI Faktor Gangguan Emosi yang Tidak Stabil

• DAMPAK Gangguan psikologis terhadap istri


dan anak
Gangguan kesehatan fisik
Dijauhkan dari masyarakat
JURNAL

PEMANFAATAN KONSELING KELUARGA


EKSPERENSIAL UNTUK PENYELESAIAN KASUS
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

oleh Afdal
LATAR BELAKANG
• Masih banyak terjadinya kasus KDRT di masyarakat
• Kasus KDRT menjadi momok bagi keluarga dan menjadi permasalahan yang
harus segera dituntaskan
• Pemeritah bersinergi dalam menangani permasalahan ini dengan membentuk
UU no. 23 tahun 2004
• Pendekatan eksperensial dalam konseling keluarga mengedepankan proses
komunikasi dan latihan dalam usaha membantu klien memecahkan
masalahnya.
JENIS TERAPI/ INTERVENSI
• Terapi Konseling Keluarga Eksperiensial

Carl Whitaker adalah pelopor terapi keluarga


berdasarkan pengalaman (experiental family
therapy), yaitu sebuah aplikasi terapi
eksistensial terhadap sistem keluarga, yang
menekankan pada pilihan, kebebasan,
penentuan diri, pertumbuhan, dan aktualisasi.
RESPONDEN/ SASARAN TERAPI
• Dalam jurnal ini tidak disebutan spesifik, hanya disebutkan pada rumah
tangga
METODE TERAPI
• Menurut Walter Kempler (1968), dalam psikoterapi eksperiensial tidak ada teknik, hanya

individu itu sendiri. Hal ini memberi kesimpulan bahwa Terapis/Konselor eksperiensial
lebih menekankan pada kekuatan kuratif (curative) kepribadian Terapis/Konselor itu
sendiri. Apabila Terapis/Konselor mengharapkan adanya keterbukaan dan kejujuran dari
pasiennya, maka terlebih dahulu terapis hendaknya sudah melakukannya.

• Terapis/Konselor hendaknya dapat bersikap spontan akan tetapi tidak impulsif. Di

samping itu, Terapis/Konselor dapat mengobservasi perilaku non verbal yang mewakili
perasaan /reaksi emosi kliennya.
HASIL
Dari analisis literatur yang telah dilakukan
ditemukan bahwa terapi keluarga eksperensial
tepat dilakukan untuk menanggulangi kasus
kekerasan dalam rumah tangga dengan berbagai
alasan, yaitu:
(1) terapi ini tidak terikat pada satu teori yang statis
akan tetapi lebih bersifat fleksibel;
(2) terapi ini bersifat humanistik dalam arti terapi ini
mengedepankan sifat-sifat dan kperibadian
konselor yang profesional dengan mengedepankan
komunikasi yang baik serta kreativitas dari
konselor.
Lanjutan…
(3) terapi ini dapat menggunakan coterapis yang dapat membantu dan tidak
memihak,
(4) karena budaya di Indonesia yang bersifat tertutup, maka terapi keluarga
eksperensial merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
menanggulangi kasus kekerasan dalam rumah tangga selain cara menempuh
jalur hukum.
ANALISIS KELOMPOK
• Menurut kelompok kami keterbatasan dari terapi/konseling keluarga
eksperensial ini tergantung dari pihak keluarga untuk terbuka atau tidak
kepada perawat/ konselor yang melakukan konseling keluarga eksperensial

Anda mungkin juga menyukai