Dukungan
Psikologis Awal
Istiana Setiani, M.Psi.,Psikolog
Curriculum vitae
Istiana Setiani, S.Psi,.M.Psi.,Psikolog
Pendidikan :
Universitas Islam Bandung, Psikolog Klinis
Praktik
RS Hermina Opi Jakabaring
RSUD Sungai Lilin
Mandiri
Slides are a static portrait.
TRAUMA
PREVENTING
Dukungan Sosial dapat berupa :
Dukungan Instrumental (dukungan praktis & materi)
Dukungan Informasional (pemberian informasi / saran / umpan balik)
Dukungan Emosional (upaya memunculkan rasa nyaman, yakin, dipedulikan dan dicintai yang dapat
membantu individu mengelola kondisi emosi nya agar bisa lebih obyektif dan efisien dalam
memahami dan mengatasi masalah)
Dukungan Harga Diri (Pemberian semangat, persetujuan pendapat dan/atau tindakan, perbandingan
positif dengan individu lain, dan bentuk lain yang dapat meningkatkan harga diri dan rasa kompeten
individu untuk menyelesaikan masalah.
Dukungan Kelompok Sosial (Tidak sendirian dalam menghadapi masalah)
Contoh Kasus
- Apakah keluarga Utama mengalami situasi krisis?seperti apa rekasi yang ditampilkan?
-Jika kalian yang bertugas pada saat itu, apa yang akan kalian lakukan?
Sesi 2
Diskusi
Memb Menil
erikan aiindi
waktu vidud
Meng Meny
Lebih banyak mendengarkan dibandingkan Memaksa individu untuk berbicara, ketika ia tidak
hargai uruh
hakin indivi
dividu du
untuk melak
memb ukan
uatke sesuat
putus u
annya ataum
sendir enyur
i uhnya
mengi
kutica
rapem
beridu
kunga
ndala
mmen
yelesai
Bertanya dengan sopan dan lembut Bertanya “mengapa kejadian ini terjadi?”
i/pilih du,seb
anpen agaibe
yelesai ntukb
anmas alasan
alahya darid
ngiam ukung
iliki anyan
gtelah
diberi
kan
Menghargai privasi dan menjaga kerahasiaan cerita Melanggar prinsip kerahasiaan, KECUALI ada
Memf Berleb
asilitas ihand
i
du
alam
indivi menil
aikem
untuk ampu
Memberikan dukungan emosi dan dukungan Menggunakan istilah teknis yang rumit dan sulit
amesk ntuk
ipunin mener
dividu imadu
tidaki kunga
nginm nyang
engak diberi
ses kan
bantu
an
saat
ini, ia
dapat
tetap
meng
aksesn
yadi
lainwa
praktis dipahami
ktu
Berperilaku sopan, sesuai dengan latar belakang Pemberi dukungan berbicara terlalu banyak
Tahuk Meng
apans hentik
uatuk anduk
ejadia ungan
nterlal denga
usulit ncara
untuk yangk
andat asarat
angan autida
i ksopa
n
budaya, umur, dan jenis kelamin individu mengenai dirinya atau permasalahan yang saat ini
Meng Meng
akhiri hentik
pembe an
riand duku
ukung ngan
anden tanpa
tengah dihadapi
ganca memb
rayan erikan
gsopa inform
n asilanj
utan
meng
enaid
ukung
anyan
gbisad
iakses
oleh
indivi
du
Bersikap jujur, mampu dipercaya, sabar dan tenang Menunjukkan perilaku tidak menghormati
individu / mengeksploitasi peran sebagai pemberi
dukungan
Membantu individu mengakses kebutuhan Memberikan janji atau harapan palsu
dasarnya
Mengakui perasaan individu dan memahami Membicarakan pengalaman atau cerita orang lain
kejadian yang ia alami
Mengesampingkan prasangka pribadi Berfokus pada hal lain disaat individu sedang
bercerita
Memberikan waktu bagi individu untuk Menilai individu dari pikiran dan perasaannya
mengekspresikan emosinya
Menghargai hak individu untuk membuat Menyuruh individu melakukan sesuatu atau
keputusannya sendiri menyuruhnya mengikuti cara pemberi dukungan
dalam menyelesaikan masalah
Memberikan waktu bagi individu untuk mendata Meminta uang atau bantuan lain dari individu,
opsi / pilihan penyelesaian masalah yang ia miliki sebagai bentuk balasan dari dukungan yang telah
diberikan
Memfasilitasi individu untuk membantu dirinya Berlebihan dalam menilai kemampuan diri dalam
sendiri, agar ia mampu menyelesaikan masalahnya memberikan dukungan
sendiri
Menegaskan bahwa meskipun individu tidak ingin Memaksa individu untuk menerima dukungan
mengakses bantuan saat ini, ia dapat tetap yang diberikan
mengaksesnya di lain waktu
Tahu kapan suatu kejadian terlalu sulit untuk anda Menghentikan dukungan dengan cara yang kasar
tangani atau tidak sopan
Mengakhiri pemberian dukungan dengan cara Menghentikan dukungan tanpa memberikan
yang sopan informasi lanjutan mengenai dukungan yang bisa
diakses oleh individu
Lihat
PRINSIP Bangun
Dengar
Harapan
DUKUNGAN Dukungan
Psikologis
PSIKOLOGIS Awal
AWAL Lindungi
Tenang-
kan
Hubung-
kan
1. Lihat
• https://youtu.be/
hDccQETM7gg
Perhatian yang cukup membantu mereka yang kelelahan dan kebingungan dalam situasi krisis
Perkenalkan diri (sebut nama, tanggung jawab pemberi dukungan)
Minta izin untuk memberikan dukungan & jelaskan tujuan pemberian dukungan
Temukan informasi tentang masalah individu yang membutuhkan
Bangun relasi terlebih dahulu (khususnya untuk anak-anak & remaja)
Menjaga kerahasiaan
ajak individu berpartisipasi dalam proses pemberian dukungan sehingga mereka merasa berdaya
Ajak individu untuk menciptakan kenyamanannya sendiri
Bagi anak-anak, sediakan sesutau yang dapat mereka jadikan sebagai “helper” bisa boneka, robot atau
simbol tertentu untuk menumbuhkan perasaan kuat
Praktek memberikan kenyamanan
Grounding Technique
Relaksasi
Tapping Hand
4. Menghubungkan
aat pemberi dukungan memberikan informasi, diskusikan juga kebutuhan
S
dan kekhawatiran individu yang mengalami krisis saat ini yang mungkin
memerlukan informasi atau layanan tambahan.
ciptakan hubungan dengan individu lain yang memiliki pengalaman serupa untuk mendapatkan
dukungan
Hubungkan individu dengan sanak saudra yang dapat membantu
Pastikan bahwa individu memiliki akses terhadap bantuan tanpa adanya diskriminasi
Bantu individu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan mengakses pelayanan yang dibutuhkan
Bantu individu untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
Berikan informasi yang dibutuhkan
Hubungkan individu dengan orang-orang yang dicintai dan berikan dukungan sosial.
• Rima adalah seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Saat terjadinya gempa bumi dan tsunami yang menghantam
pantai Ulee Lheue Banda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Saat itu, ia sedang bermain-main di halaman
rumahnya bersama teman-temannya. Sementara ayah, ibu dan adiknya sedang berada di dalam rumah menonton
acara di TV pada hari Minggu yang cerah itu.
• Gempa bumi dan tsunami tanpa diduga meluluh lantakkan semua yang dimilikinya. Dalam sekejap pemandangan
berubah menjadi pemandangan yang mengerikan. Ia terbawa gelombang besar itu hingga sejauh 5 km dari rumahnya
yang berada di bibir pantai Ulee Lheue. Ia tersangkut di atap rumah orang sendirian. Ia tidak menemukan siapapun
yang dikenalnya. Ia mencari-cari dimana kah ayahnya? Ibunya? dan adiknya? Tapi tetap tidak berhasil ditemukan
meskipun ia sudah mengais-ngais setiap jenazah yang dijumpainya.
• Beberapa hari kemudian ia dibawa oleh para relawan yang menemukannya ketika sedang mencari keluarganya ke
sebuah tenda pengungsian dan bergabung dengan para pengungsi di sana. Ia tetap tidak menemukan ayah, ibu dan
adiknya.
• Berhari-hari ia tidak mau menyentuh makanan dan minuman, ia hanya berdiam diri dan menolak semua aktivitas. Ia
tidak berbicara pada siapapun. Bahkan ia menolak makan dan minum. Hingga suatu hari seorang relawan mendatangi
tenda pengungsian tempat ia berada dan menyampaikan bahwa di kantor PMI terdapat daftar nama orang-orang yang
ditemukan terpisah dari keluarganya.
• Sebagai pemberi dukungan, apa yang dapat dilakukan untuk membantu Rima?
5. Beri Perlindungan
Pemulihan rasa aman merupakan langkah awal yang paling penting segera
setelah terjadinya bencana atau situasi krisis.
Pastikan bahwa anak-anak berada di tempat yang aman & dalam pengawasan yang baik
Tanyakan apakah individu memerlukan bantuan terkait kondisi fisik atau kesehatannya
Lakukan tindakan yang bersifat aktif, jangan hanya menunggu individu meminta bantuan praktis
Selain itu, umumnya pemberi dukungan bekerja dalam waktu yang cukup lama dan
intensif dengan penerima dukungan. Hal ini dapat berdampak pada kogniti f,
emosional, fi sik dan perilaku para pemberi dukungan, serta menimbulkan dampak
stress kumulati f (stress yang menumpuk dari waktu ke waktu).
Hal inilah yang disebut dengan compassion fati gue (Becker, 2008). Compassion
fati gue digambarkan sebagai gejala kelelahan, kewaspadaan ti nggi, menghindar, dan
rasa mati rasa yang ti mbul karena proses pemberian dukungan yang dilakukan (Baird
& Kracen, 2006).
Orang-orang dengan kerentanan yang tinggi :
Pernah mengalami peristiwa traumatis (terutama yang belum tertangani);
Terisolasi secara sosial;
Memiliki kecenderungan menghindari perasaannya, menarik diri, sulit mengekspresikan
perasaannya, dan menyalahkan orang lain dalam kondisi stress;
Kurang melakukan persiapan terkait pekerjaannya dan kurang mendapatkan orientasi,
pelatihan, dan supervisi terkait tugasnya;
Anggota baru dalam tim dan kurang pengalaman dalam pekerjaannya;
Mengalami paparan yang intens dan konstan terhadap peristiwa traumatis, serta minim
atau bahkan tidak ada variasi dalam perannya di pekerjaan;
Bekerja dalam situasi kerja yang minim proses diskusi terkait aspek trauma dalam
pekerjaan.
Self Care
P R A P FA Manajemen Stress
Hindari!
Pelajari tugas dan tanggung jawab • Istirahat Masa kerja yang lama/panjang atau
Pertimbangkan kesehatan diri, masalah • Melakukan berbagai hal yang bekerja dengan waktu istirahat yang
pribadi/keluarga/pekerjaan yang dapat menyenangkan untuk diri sangat sedikit
menyebabkan stres • Menerima bantuan dari orang lain self talk negatif
Buat keputusan yang jujur apakah pada (keluarga, teman, rekan kerja, atasan) sikap-sikap yang sering menghambat
saat tsb siap membantu atau tidak • Menemui profesional usaha merawat diri, mis. egosi jika
• menerima bahwa tidak semua krisis bisa istirahat
diatasi sendiri menilai kontribusi yang diberikan secara
• latihan teknik relaksasi singkat selama negatif
hari kerja penggunaan alkohol / obat terlarang
Membangun Rujukan
Krisis dapat menimbulkan stress yang berat, trauma bahkan berbahaya dalam berbagai aspek.
PFAjugabergunadalaminteraksisehari-haridenganpasien,keluarga,rekankerja,dan
masyarakat.
Melaluipendekatanyangpenuhperhatiandanpengertian,kitadapatmenciptakanpelayanan
yanglebihempatikdankomprehensif.