Anda di halaman 1dari 56

Tetap Bugar Walau Sudah

Tua
Pemicu 1 Kelompok 13
Senin, 26 Maret 2018
Identitas Kelompok
• Tutor : Prof. Frans Ferdinal
• Ketua : Gracelya Esther Liwanto (405160020)
• Sekretaris : Nathalia Gracia Citra (405160218)
• Penulis : Islami Prayogi Saputri (405160032)
• Anggota :
• Maria Meilani Christina (405140127)
• Jeffry Luwito (405160012)
• Stacia Andani (405160044)
• Sys Haikal (405160089)
• Zera Nopratiwi (405160091)
• Tizander Mayvians (405160138)
• Ridho Edyar (405160211)
• Nia Sarah Salsabila (405160213)
• Indri (405160234)
Mata Kuliah Penunjang
• Anatomi
• Histologi
• Fisiologi
Tetap Bugar Walau Sudah Tua
Seorang dokter kedatangan 2 orang pasien yang ingin melakukan medical check up
tahunan.

Pasien Pertama, laki-laki, usia 30 tahun, berkerja sebagai seorang marketing, senang
mengonsumsi soto Betawi, masakan padang, merokok, dan hanya sekali-kali berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB : 175 cm, BB : 77 kg ; Tekanan Darah 130/90 mmHg,
frekuensi denyut nadi 85x/menit ; pernafasan 16x/menit ; afebris. Setelah dilakukan
pemeriksaan EKG, dokter menyarankan pasien untuk melakukan tes uji jantung lanjutan.

Pasien kedua, laki-laki berusia 50 tahun, seorang senior manager, mempunyai kebiasaan
mengonsumsi makanan seimbang dan jogging 2x setiap minggu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TB : 170 cm, BB 65 kg ; Tekanan Darah : 140/80 mmHg ; nadi 80x/menit ;
pernafasan : 16x/menit ; afebris. Pada saat dilakukan pemeriksaan EKG, didapatkan hasil :
Mind Mapping

Jantung

Anatomi Histologi Fisiologi PF & PP KIE


• Bagian • Lapisan • Sirkulasi
jantung • Bentuk otot • Aktivitas
• Proses • Pembuluh • Bunyi
pembentuk darah • Faktor
an • Regulasi
• Batas sentral
jantung • Pola aliran
darah
Learning Issues
1. Menjelaskan struktur anatomi jantung
• Anatomi 1. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang harus
• Sirkulasi dilakukan pada sistem kardiovaskular
2. Menjelaskan histologi dan sirkulasi • Tanda vital
• Struktur mikroskop jantung • Pemeriksaan fisik jantung iktus kordis, batas jantung
• Struktur mikroskop pembuluh darah • Tekanan vena jugularis
• Capillary refill, ABI
3. Menjelaskan fisiologi sistem kardiovaskuler
• Siklus jantung 2. Menjelaskan pemeriksaan penunjang rutin
• Kontrol curah jantung sistem kardiovaskular & temuan normal
• Sistem konduksi jantung • EKG
• Pola fisika aliran darah pada arteri, vena, kapiler. • Pemeriksaan faktor resiko penyakit jantung
3. Menjelaskan KIE
• Olahraga
• Nutrisi
• Kebiasaan lainnya
Learning Issue I
Menjelaskan struktur anatomi jantung
• Anatomi
• Sirkulasi
• Letak : Dibelakang corpus sterni & 2-5
intercostal space. 2/3 kiri, 1/3 kanan.

• Posisi : Miring ke sebelah kiri / obliq.


Basis cordis menghadap ke dorsal,
apex cordis menghadap ke ventral.

• Ukuran : kurang lebih sebesar


kepalan tangan

• Jantung di bungkus oleh 3 lapisan :


pericardium, miokardium,
endocardium

https://www.nottingham.ac.uk/nursing/practice/resources/cardiology/function/chest_leads.php
• Kanan : vena cava superior (VSC),
atrium kanan, vena cava inferior
(VCI)
• Kiri : ujung ventrikel kiri
• Anterior : atrium kanan, ventrikel
kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
• Posterior : atrium kiri, 4 vena
pulmonalis
• Inferior : ventrikel kanan yang
terletak hampir horizontal
sepanjang diafragma sampai apex
jantung
• Superior : apendiks atrium kiri
Sobotta 15th ed
• Batas atas = di belakang
sternum setinggi pinggir atas
iga3
• Batas kiri = berjalan ke
lateral bawah sampai sela
iga 5 kiri
• Batas kanan = sejajar dengan
tepi kanan sternum kirakira
1 jari di sebelah lateral
• Batas bawah = tidak dapat di
tentukan karena beralih
menjadi pekak hati (kirakira
pada titik potong batas kiri
dengan iga 6 kiri)
Sobotta 15th ed
Jantung memiliki 4 buah
katup :
• Katup tricuspid
• Katup mitral
• Katup semilunar
pulmonalis
• Katup semilunar aorta

Sherwood 9th ed
Tepi katup diikat oleh/ menempel
dengan tali fibrosa yg tipis (korda
tendinei) untuk cegah katup berbalik -
melekat ke otot papilaris yg menonjol dr
dinding ventrikel

biar katupnya tetep nutup, musculus


papilarisnya narik si corda tendinae
jdnya posisi katupny ketutup

Sherwood 9th ed
Struktur Pembuluh Darah
Learning Issue II
Menjelaskan histologi dan sirkulasi
• Struktur mikroskop jantung
• Struktur mikroskop pembuluh darah
Jantung di lapisi oleh 4 lapisan :
• Pericardium
• Perikardium fibrosum
• Perikardium serosum
• Miocardium
• Epicardium
• Endocardium
• Perikardium serosum terbagi menjadi:

1. Perikardium serosum lamina viseral  permukaan jantung di


lapisi oleh perikardium viseral (epikardium) yang meluas di atas
pangkal aorta dan arteri pulmonalis

2. Perikardium serosum lamina parietal  lanjutan dari viseral


yang berputar” sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi
cairan bening licin agar jantung mudah bergerak saat memonpa
darah.
EPIKARDIUM

• Homolog dengan tunika adventisia pembuluh


darah

• Di sebut juga lapisan viseral perikardium

• Terdiri dari epitel selapis gepeng (mesotelium)

• Di antara perikardium viseral dan parietal


terdapat rongga perikardium yang berisi
cairan yang melumasi kedua membrana
serosa tsb. Pada orang normal, volume
cairan: 10-20mL
MIOKARDIUM • Karakteristiknya:
1. Memperlihatkan serat lintang karena
• Lapisan dinding jantung yang paling tebal filamen tebal dan tipisnya tersusun
sangat teratur menjadi pola pita yang
• Tersusun dalam kompleks spiral yan reguler
2. Di persarafi oleh saraf otonom
mengelilingi lumen jantung
3. Involunter
• Sebagian melekat pada jar. Ikat fibrosa 4. Dalam setiap serat mungkin terdapat
lebih dari 1 inti berbentuk lonjong. Ujung
yang di sebut ‘cardiac skeleton’, sebagian serat yang satu dan yang di sebelahnya
bersambungan membentuk tautan yang
sebagai kelenjar endokrin, sebagian lain di sebut discus intercalaris.
5. Banyak mengandung mitokondria
sebagai ‘impuls generation’ atau
6. Banyak mengandung mioglobin yang
‘penghantar impuls’ menyimpan oksigen
ENDOKARDIUM

• Melapisi lumen jantung, merupakan kelanjutan tunika media


dari pembuluhn darah yang masuk dan keluar dari jantung

• Terdiri dari epitel selapis gepeng pada lapisan jaringan


kolagen dan elastin, jaringan ikat padat (elastin dan kolagen)
bercampur dengan otot polos

• Lapisan sub endokardium merupakann jaringan ikat longgar


mengandung pembuluh darah dan saraf.

Merupakan batas endokardium yang melekat dengan


edomyseum dari otot jantung.

Padalapisan sub endokardium ventrikel terdapat serat


purkinje yang merupakan modifikasi dari serat otot jantung
Pembuluh darah
• Adalah salah satu bagian dari sistem sirkulasi pada tubuh untuk

membawa darah dari jantung yang terikat dengan oksigen ke organ

tubuh, serta mengembalikan kembali darah yang telah dipakai dan

terikat dengan karbon dioksida ke jantung untuk diambil lagi oksigen

di paru-paru.
• Lapisan pembuluh darah:
1. Tunika intima
2. Tunika media
3. Tunika adventisia
Karateristik Arteri
ELASTIS MUSKULAR ARTERIOL METARTERIOL
Tunika intima        

Endotel  +  +  + + 
Weibel palade  +  +  +  
Subendotel  +  +  tidak jelas  
Mei  +  ++  sedikit  
Tunika media        

Elastin  40-60 lapis      


Otot polos  +  40 lapis 1-2 lapis  sfingter 
Mee  + ++   -  
Tunika adventisia        
Fibroelastin  tipis  tipis  jarang  jarang
Vasa vasorum  ++ +     
Karakteristik vena
BESAR SEDANG-KECIL VENUL
Tunika intima      

Lamina basal  +  +  perisit


Katup  +  +  
Subendotel  +  + -
Tunika media      

Jar. Ikat  +    jarang


elastin dan
m. elastin   retikuler 
Otot polos  ++ +   kurang
Tunika adventisia      
Otot polos longitudinal
Otot jantung  +    
Kolagen + + +
fibroblas + + Sedikit
Learning Issue III
Menjelaskan fisiologi sistem kardiovaskuler
• Siklus jantung
• Kontrol curah jantung
• Sistem konduksi jantung
• Pola fisika aliran darah pada arteri, vena, kapiler.
Siklus jantung dibagi menjadi 4 periode:
• Phase I: Period of filling.
• Phase II: Period of isovolumic contraction.
• Phase III: Period of ejection.
• Phase IV: Period of isovolumic relaxation.
a. Hukum Frank-Starling
Menerangkan kemampuan
pompa jantung secara
intrinsik untuk menyesuaikan
terhadap penambahan
volume yang masuk ventrikel

b. Bunyi hukum Frank-Starling:


“Dalam batas fisiologis,
jantung akan memompakan
semua darah dari vena
menuju aorta tanpa ada
bendungan”
Aliran Darah (Blood Flow)
Aliran darah adalah aliran laminer, yaitu semakin jauh dari dinding
vaskuler maka aliran semakin cepat, Semakin kecil pembuluh darah
maka aliran darah semakin lambat

Faktor yang menentukan aliran darah (F)(ml/menit):


a. Perbedaan tekanan antara 2 tempat (ΔP)
b. Resistensi pembuluh darah (R)
F= ΔP/R
Blood flow total sirkulasi pada orang dewasa
Cardiac Output (CO)=5000ml/menit
Kecepatan Aliran Darah
•Aliran darah tercepat: Aorta
•Aliran darah terlambat: kapiler
Tekanan Darah
Pada Vaskular
 
Semakin jauh
suatu vaskuler
dari ventrikel kiri
maka tekanan
darah akan
semakin kecil
Learning Issue IV
Menjelaskan pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada sistem kardiovaskular
• Tanda vital
• Pemeriksaan fisik jantung iktus kordis, batas jantung
• Tekanan vena jugularis
• Capillary refill, ABI
Nadi Tekanan Darah
Bayi                : 120-130 x/mnt Bayi                            : 70-90 / 50 mmHg
Anak              : 80-90 x/mnt Anak                          : 80-100 / 60 mmHg
Remaja                      : 90-110 / 66 mmHg
Dewasa          : 70-80 x/mnt Dewasa muda            : 110-125 / 60-70 mmHg
Lansia            : 60-70 x/mnt Dewasa tua                : 130-150 / 80-90 mmHg

Catatan : Catatan :
Hipotensi                      : Kurang dari 90 / 60 mmHg
Takikardia (Nadi di atas Normal                         : 90-120 / 60-80 mmHg
normal)     : Lebih dari 100
Pre Hipertensi               : 120-140 / 80-90 mmHg
x/mnt
Hipertensi Stadium 1     : 140-160 / 90-100 mmHg
Bradikardia (Nadi dibawah Hipertensi Stadium 2     : Lebih dari 160 / 100
normal) : Kurang dari 60x/mnt
mmHg
Suhu Tubuh Pernapasan / Respirasi
Bayi : 30-40 x/mnt
Normal                    : 36,6oC - 37,2 oC Anak : 20-30 x/mnt
Sub Febris               : 37 oC - 38 oC Dewasa : 16-20 x/mnt
Febris                      : 38 oC - 40 oC
Lansia : 14-16 x/mnt
Hiperpireksis          : 40 oC - 42 oC
Hipotermi                : Kurang dari 36 oC
Hipertermi              :  Lebih dari 40 oC Catatan :
Dispnea : Pernapasan yang sulit
Tadipnea : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20
Catatan : x/menit)
Oral       : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah Bradipnea : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari
dari suhu rektal 20 x/menit)
Axilla      : 0,5 oC lebih rendah dari Apnea : Pernapasan terhenti
suhu oral
Ipnea : Pernapasan normal
Palpasi jantung
Pemeriksaan getaran / thrill
Pemeriksaan iktus cordis
• Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya
• Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, kelainan katup bawaan/penyakit jantung
congenital.
dan apabila teraba dinilai kuat angkat atau
• Disini harus diperhatikan :
tidak
• Lokalisasi dari getaran
• Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi • Terjadinya getaran : saat systole atau diastole
• Getaran yang lemah lebih mudah dipalpasi
dapat meraba iktus
apabila orang tersebut melakukan pekerjaan
• Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba fisik karena frekuensi jantung dan darah akan
mengalir lebih cepat.
pada ruang interkostal kiri V, agak ke medial (2 • Dengan terabanya getaran maka pada
cm) dari linea midklavikularis kiri. auskultasi nantinya akan terdengar bising
jantung
Perkusi jantung
•Batas jantung normal pada orang dewasa
• Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
• Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
• Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
• Kiri bawah: SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra
•Kesan perkusi batas jantung
Batas Jantung Kesan
• Jantung
• Kesan tidak melebar terkompensasi
• Kesan melebar ke • Kardiomegali
lateral • RVE
• Ke kaudolateral • LVE
Auskultasi Jantung
Pada auskultasi akan diperhatikan 2 hal, yaitu
1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada
saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole
BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis
pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I

2. Bising jantung / cardiac murmur


Bunyi jantung I Bunyi jantung II
• Daerah auskultasi untuk BJ I : • Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada
• Pada iktus : katup mitralis terdengar baik disini.
:
• Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi
sternum : katub trikuspidalis terdengar disini • hipertensi
• Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : • arterisklerosis aorta yang berat.
merupakan tempat yang baik pula untuk
mendengar katub mitral.
• Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
• kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya
• Intensitas BJ I akan bertambah di apeks pada:
pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor
• stenosis mitral pulmonal kronik, kelainan cor congenital
• interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
• pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran • BJ I dan II akan melemah pada :
darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, • orang yang gemuk
emosi, anemia, demam dll. • emfisema paru-paru
• Intensitas BJ I melemah di apeks pada : • perikarditis eksudatif
• shock hebat • penyakit-penyakit yang menyebabkan
• interval PR yang memanjang kelemahan otot jantung
• decompensasi hebat.
ANKLE BRACHIAL PRESSURE INDEX (ABPI)

• Test non invasive untuk mengukur rasio tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan
tekanan darah sistolik lengan (brachial).
• Tekanan darah sistolik diukur dengan menggunakan alat yang disebut simple hand held
vascular Doppler ultrasound probe dan tensimeter (manometer mercuri).
• Pemeriksaan ABPI sebaiknya dilakukan pada pasien yang mengalami luka pada kaki
untuk mendeteksi adanya insufisiensi arteri sehingga dapat menentukan jenis luka
apakah arterial ulcer, venous ulcer atau mixed ulcer.
• Sehingga dapat memberikan intervensi secara tepat.
Direkomendasikan menggunakan probe dengan frekuensi 8 MHz untuk ukuran lingkar
kaki normal dan 5 MHz untuk lingkar kaki obesitas atau edema.
PROSEDUR PENGUKURAN ABPI
Anjurkan pasien berbaring terlentang, • Pasang manset tensimeter di pergelangan
posisi kaki sama tinggi dengan posisi kaki dan tempatkan probe vascular
jantung Doppler ultrasound diatas arteri dorsalis
pedis atau arteri tibilias dengan sudut 45
derajat.
• Pasang manset tensimeter di lengan
atas dan tempatkan probe vascular • Palpasi nadi dorsalis pedis kemudian
Doppler ultrasound diatas arteri pompa manset hingga 20 mmHg diatas
brachialis dengan sudut 45 derajat. tekanan darah sistolik palpasi.
• Palpasi nadi radialis kemudian pompa • Kempiskan manset, perhatikan suara
manset hingga 20 mmHg diatas pertama yang dideteksi oleh probe
tekanan darah sistolik palpasi. hasilnya merupakan tekanan darah systolic
ankle.
• Kempiskan manset, perhatikan suara
pertama yang dideteksi oleh probe • Ulangi pada kaki yang lain.
hasilnya merupakan tekanan darah • Pilih tekanan darah systolic brachialis
systolic brachialis. tertinggi (diantara lengan kanan dan kiri)
• Ulangi pada lengan yang lain. dan tekanan darah systolic ankle teritnggi
(diantara kaki kanan dan kaki kiri).
INTERPRETASI NILAI ABPI

1. ABPI = > 1.2 berarti arteri tidak dapat terkompresi, Diabetes mellitus, penyakit

ginjal atau kalsifikasi arteri berat.

2. ABPI = 1.2-0.8 berarti sirkulasi arteri normal.

3. ABPI = 0.8-0.5 berarti insufisiensi arteri ringan.

4. ABPI = 0.2 berarti ischemic kaki kritis.

• Dalam penentuan nilai ABPI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false tinggi

ditemukan pada pasien diabetic. Hal ini disebabkan tekanan manset tidak mampu

menekan pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi.


Capillary Refill
• Capillary refill adalah kecepatan darah mengisi ulang kapiler yang kosong.
• Cara melakukan tes :
• Cat kuku berwarna harus dihapus sebelum tes ini dilakukan
• Ekstremitas yang akan diuji di angkat ke tingkat sedikit di atas jantung (mencegah
refluks vena)
• Uji pengisian kapiler sering dilakukan dengan menekan ujung jari tangan atau ujung jari
kaki sampai berwarna pucat
• Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk warna kulit kembali normal (dari pucat menjadi
merah muda) segera sesudah tekanan dilepaskan
• Interpretasi
• Kurang dari 2 detik = Normal
• Lebih dari 2 detik = Aliran darah ke pembuluh darah perifer terganggu
Learning Issue V
Menjelaskan pemeriksaan penunjang rutin sistem kardiovaskular & temuan normal
• EKG
• Pemeriksaan faktor resiko penyakit jantung
EKG
• Elektrokardiogram  rekaman listrik jantung yang diperoleh dengan
bantuan elektroda yang ditempel dipermukaan tubuh
• Gambaran EKG normal  belum tentu menunjukkan jantung normal
• Manfaat : dalam diagnosis aritmia jantung & menentukan apakah
takikardi yang timbul merupakan takikardi ventrikuler /
supraventrikuler (karena penanganannya sangat berbeda)
• Untuk membuat rekaman EKG  dilekatkan elektroda-elektroda yang
dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke alat pencatat
potensial  elektrokardiograf
• Dipakai 10 elektroda
• 4 buah elektroda ekstremitas (LKa, LKi, TKa, Tki)
• 6 buah elektroda prekordial
• V1 : garis parasternal kanan, pada interkostal IV
• V2 : garis parasternal kiri, pada interkostal IV
• V3 : titik tengah antara V2 dan V4
• V4 : garis klavikula tengah, pada interkostal V
• V5 : garis aksila depan, sama tinggi dengan V4
• V6 : garis aksila tengah, sama tinggi dengan V4 & V5
GAMBARAN SIKLUS JANTUNG PADA
EKG
• Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan baku
25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dg potensial 1 mV
• Gambaran EKG yg normal
• Gelombang P  berukuran kecil & hasil depolarisasi atrium kanan & kiri
• Segmen PR  garis isoelektrik & menghubungkan gel. P dan gel. QRS
• Gelombang kompleks QRS  hasil depolarisasi ventrikel kanan & kiri
• Segmen ST  garis isoelektrik & menghubungkan kompleks QRS dg
gelombang T
• Gelombang T  potensial repolarisasi ventrikel kanan & kiri
• Gelombang U  berukuran kecil & sering tidak ada
Learning Issue VI
Menjelaskan KIE
• Olahraga
• Nutrisi
• Kebiasaan lainnya
KIE
• Jangan merokok atau menggunakan • Mempertahankan berat badan ideal
tembakau • Menjaga kualitas tidur dengan baik
• Merokok atau menggunakan tembakau • Mengatur stress
merupakan salah satu risiko sakit jantung • Melakukan pengecekan secara rutin
• Zat kimia pada tembakau bisa merusak • Tekanan darah
hati dan pembuluh darah • Kolesterol
(arterosklerosis) dan bisa terjadi • Diabetes
serangan jantung
• Karbonmonoksida pada rokok
menggantikan oksigen dalam darah 
meningkatkan tekanan darah dan denyut
jangtung dengan memaksa jantung
bekerja lebih keras untuk menyediakan
lebih banyak oksigen
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-disease-prevention/art-20046502?pg=2
• Berolahraga 30 menit setiap hari dalam seminggu
• Dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan menjaga
berat badan
• Menurunkan risiko lain seperti diabetes, kholesterol,
darah tinggi
• Umumnya bisa dilakukan latihan dengan berjalan
dengan langkah cepat 30 menit setiap hari dalam
seminggu
• Aktivitas juga dapat dilakukan seperti berkebun, naik
tangga, dll

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-
depth/heart-disease-prevention/art-20046502?pg=2
• Menjaga pola makan
• Misalnya Dietery Approaches to • Sumber lemak jenuh: daging merah,
Stop Hypertension (DASH) dan produk susu tinggi lemak, minyak kelapa
Mediteranian Diet • Sumber lemak trans: makanan cepat saji
• Diet yang kaya buah, sayur dan goreng, roti, snack, margarin, cracers,
biji-bijian bisa membantu chip, kue
melindungi jantung • Apabila di lebel nutrisi ada tulisan
• Makan kacang-kacangan, “partially hydogenated” atau
produk susu rendah atau bebas “hydrogenated” berarti mengandung
lemak, daging tanpa lemak, dan lemak trans
ikan • Makan >2 porsi ikan tuna atau salmon
• Menghindari gula dan garam dalam seminggu menurunkan risiko
berlebih penyakit jantung
• Membatasi atau menghindari
lemak jenuh dan lemak trans

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-disease-prevention/art-20046502?pg=2
Kesimpulan
• Kami telah mempelajari anatomi, histologi, fisiologi, pemeriksaan fisik
dan penunjang jantung dan pembuluh darah, dan juga pencegahan
agar tidak mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah.
• Gaya hidup sangat mempengaruhi fungsi kerja jantung.

Saran
• Pasien mengikuti saran dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
• Pasien kedua tetap mempertahankan gaya hidup sehat.
Daftar pustaka
• http://fk.uwks.ac.id/profile/file_dosen/JANTUNG-akma.pdf
• http://rscahyakawaluyan.com/
• Wajan Juni Udjianti (2007): Ankle brachial pressure index (ABPI) dan compression bandage.Surabaya.
• Vowden P, Vowden K (2001): Doppler assessment and ABPI: Interpretation in the management of leg
ulceration.www.worldwidewounds/doppler-assessment-and-abpi.htm
• Sherwood L. Human Physiology from Cells to Systems. 9th ed. Canada : Cengange Learning. 2016.
• Mescher, AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 13ed. McGraw-Hill Education, 2013.
• Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal.
Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
• Baltazar, R.F., (2013). Basic and Bedside Electrocardiography.
Baltimore,MD : Lippincott Williams & Wilkins.
• Guyton, A.C dan Hall. J.E (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi
11. Jakarta : EGC.
• Kabo, P dan Karim, S (2007). EKG dan Penanggulangan Beberapa
Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta : FK UI.
• Netter, F.H (2014). Atlas of human anatomy. 6th ed: Elsevier.
• Silverthorn, Dee Unglaub., (2013). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai