DOSEN PENDAMPING
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 | KELAS A
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
dan telah melindungi penulis hingga dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian ini dengan
judul “ Keperawatan Medikal Bedah 1”.
Selama pembuatan makalah ini penulis mendapatkan banyak dukungan dan juga bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pula penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. dr. Edwina Rugaiah Monayo, M.Biomed selaku dosen pembimbing yang memberikan
ide, dorongan,dan juga masukan kepada penulis
2. Kedua orang tua yang selalu mensuport dan memeberikan dorongan untuk semangat
kepada penulis
3. Teman teman sekalian yang selalu mendukung menyusun dan menyelesaikan makalah
dengan semaksimal mungkin
Adapun makalah ilmiah tentang “Keperawatan Medikal Bedah 1 “ ini telah penulis
usahakan dengan semaksimal mungkin, tetapi penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu,saran dan kriktik yang membangun dari para pembaca
yang budiman sangat di butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Anatomi Jantung
1. Letak :
- penghantar khusus :
2
4. Otot jantung bersifat : 5. Katup jantung (valve) :
1) Otonom, - Mitralis (bicuspidal): kiri
2) Unvolunter, - Tricuspidal: kanan
3) Berkontraksi ritmis (autorhythmic cell). - Aortic semilunar
- Pulmonary semilunar
6. Arah katub : searah
a. Stenosis membuka tak sempurna
b. Insufisiensi menutup tak sempurna
B. KATUP JANTUNG
1) Katup Mitral (bikuspidalis) 2) Katup Trikuspidalis
- Terletak antara atrium kiri dgn ventrikel kiri - Terletak antara atrium
a. Masuk ke jantung
2) Vena pulmonalis
- Kaya CO2
3
ARTERI CORONARIA : Pembuluh darah pada dinding jantung memberi nutrisi pada
otot jantung
D. FISIOLOGI JANTUNG
4
6. Siklus Jantung :
1) Fase sistole (kontraksi) 2) Fase diastole (relaksasi)
0,9 det
5
1) Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatikdata penelitian telah menemukan beberapa
faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut yaitu:
a. Faktor keturunan b. Ciri Perorangan
c. Kebiasaan hidup (Kowalski, Robert, 2010)
2) Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain. Adapun faktor resiko yang dapat mempengaruhi hipertensi, yaitu :
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol : Jenis kelamin, umur, keturunan
(genetic) dan pendidikan.
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol : Obesitas, kurang olahraga,
kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebihan, minum alcohol, minum
kopi, kecemasan dan suka tidur.
3. Jenis Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Undergraduat
e
Optimal < 120 Dan <80
Normal 120 – 129 Dan/atau 80 - 84
Normal Tinggi 130 – 139 Dan/atau 85 - 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 Dan/atau 90 - 99
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 Dan/atau 100 – 109
Hipertensi tingkat 3 >180 Dan/atau >110
Hipertensi Sistolik >140 Dan/atau <90
(isolated)
5. Gejala Klinis : Gejala klinis yang timbul dapat berupa : Nyeri kepala, mual dan
muntah akibat tekanan darah, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan
langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nukturia (peningkatan
urinasi pada malam hari), mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, dan suka tidur.
6
d. Obat penurun tekanan darah e. Obat penghambat renin
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui
terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan
hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya
hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.
B. Congestive Heart Failure (Gagal Jantung)
1. Pengertian : Gagal jantung kongestif adalah keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
2. Etiologi
Penyebab dari gagal jantung adalah :
1) Kelainan Otot Jantung 2) Aterosklerosis Koroner
3) Hipertensi Sistemik / Pulmon
4) Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium,
perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
5) Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia
3. Jenis
1) Gagal jantung kongestif sebelah kiri 3) Gagal jantung kongestif campuran
2) Gagal jantung kongestif sebelah kanan
4. Patofisiologi : Beberapa mekanisme yang mempengaruhi progresivitas gagal
jantung, antara lain mekanisme neurohomonal yang meliputi aktivasi sistem saraf
simpatis, aktivasi sistem renin-angiotensin dan perubahan vaskuler perifer serta
remodeling ventrikel kiri, yang semuanya berperan mempertahankan homeostasis.
5. Gejala Klinis :
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :
1) Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
2) Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,
asites, hepatomegali, dan edema perifer.
3) Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai
delirium.
6. Terapi : Penanganan gagal jantung dapat berupa pemberian obat, operasi, atau
pemasangan (implan) alat.
1) Obat-obatan : Obat-obatan yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan otot jantung, mengurangi beban kerja jantung, dan
meredakan gejala, seperti sesak napas. Beberapa jenis obat yang digunakan
oleh penderita gagal jantung, di antaranya:
a) Diuretik, seperti spironolactone dan furosemide.
b) Penghambat beta, seperti carvedilol dan bisoprolol.
c) ACE inhibitor, seperti lisinopril, perindopril, dan ramipril.
d) ARB, seperti candesartan, valsartan, dan telmisartan.
2) Operasi : Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan untuk menangani
gagal jantung, yaitu:
7
a) Operasi katup jantung, d) Pemasangan (implan) alat
b) Operasi bypass atau angioplasty e) Alat pacu jantung
c) Operasi transplantasi jantung
C. ACS (acute coronery syndrome)
1. Definisi : Acute coronery syndrome adalah penyakit yang mengindikasikan
infark miokard akut (AMI). Dimana menggambarkan sekumpulan sindrom
koroner pada jantung yang dibagi atas urutan keparahannya yaitu angina tak
stabil, infark miokard non elevasi segmen ST (NSTEMI) dan infark miokard
elevasi segmen ST (STEMI) yang bersifat trombotik.
2. Etiologi : Pada penyakit Acute coronery syndrome (ACS) ini disebabkan oleh
beberapa faktor resiko seperti riwayat keluarga, penggunaan kokain, merokok,
diabetes, hipertensi, dan penyakit sipilis . Pada ACS juga disebabkan oleh faktor
psikososial diantaranya marah, isolasi sosial, depresi, kecemasan dan stress.
3. Jenis : Syndrom coroner akut ini dibagi menjadi tiga jenis : STEMI (ST Elevasi
miokard infark), NSTEMI, dan angina tidak stabil.
4. Patofisiologi : Terjadinya ACS pada umumnya diawali dengan terjadinya proses
aterosklerosis saat monosit berpindah dari aliran darah dan melekat pada lapisan
dinding pembuluh darah koroner, yang akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan plak. Dimana menyebabkan pembentukan thrombus intrakoroner
yang menurunkan atau menghilangkan aliran darah sehingga akan terjadinya
sumbatan aliran arteri koronaria yang memicu terjadinya iskemia jaringan otot
jantung.
5. Gejala Klinis :Acute Coronery Syndrome ini ditandai dengan beberapa gejala :
Nyeri pada bagian dada, lengan, leher hingga menjalar ke punggung. Lalu napas
pendek, berkeringat, gangguan menelan, dyspnea, kelemahan, pusing, nyeri
kepala atau kehilangan kesadaran.
6. Terapi : Fibrinolytic therapy adalah modalitas pengobatan definitive untuk
pasien yang dapat dilakukan dalam waktu 12 jam dari onset gejala dan tidak
memiliki kontraindikasi untuk penggunaannya. Sebelum menerima Fibrinolytic
therapy pasien terlebih dahulu harus menjalani penapisan resiko penggunaan
fibrinolitik baik absolute maupun relative.
D. Aritmia
1. Definisi : Aritmia atau disritmia merupakan gangguan irama jantung yang
merujuk kepada setiap gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi
impuls listrik jantung (Thaler Ms).
2. Etiologi : Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
Serangan jantung, gagal jantung atau cardiomyopathy, gangguan katup jantung,
penyakit jantung bawaan, tekanan darah tinggi, imbalans elektrolit, dan
penggunaan obat-obatan yang dapat memicu aritmia.
3. Jenis
Beberapa jenis gangguan irama jantung:
1) Supraventrikular Takikardi (SVT) yang terbagi menjadi empat yaitu : Sinus
takikardi, Atrial Fibrilasi, Atrial flutter, dan atrial ekstrasistol.
8
2) Ventrikel Takikardi 4) Ventrikel Ekstrasistol
3) Ventrikel Fibrilasi 5) Barikard
4. Patofisiologi : Rangsangan jantung secara normal disalurkan dari sentrum implus
pacu nodus SA(sinoatrial) melalui atrium, sistem hantaran antrioventrikular (AV),
berkas serabutPurkinje, dan obat ventrikel.Dalam keadaan normal, pacu untuk
denyut jantung dimulai di denyut nodus SAdengan irama sinur 70-80 kali per
menit, kemudian di nodus AV dengan 50 kali permenit, yang kemudian di
hantarkan pada berkas HIS lalu ke serabut Purkinje.Sentrum yang tercepat
membentuk pacu memberikan pimpinan dan sentrum yangmemimpin ini disebut
pacemaker. Dalam keadaan tertentu, sentrum yang lebih rendahdapat juga bekerja
sebagai pacemaker, yaitu :
a. Bila sentrum SA membentuk pacu lebih kecil, atau bila sentrum AV
membentuk paculebih besar.
b. Bila pacu di SA tidak sampai ke sentrum AV, dan tidak diteruskan ke BIndel
HISakibat adanya kerusakan pada system hantaran atau penekanan oleh obat.
5. Gejala klinis :Aritmia ditandai dengan beberapa gejala : jantung berdetak lebih
cepat dari normal (takikardia), jantung berdetak lebih lambat dari normal
(bradikardia), nyeri dada, kepela terasa ringan, pingsan , pusing dan sesak napas.
6. Terapi
1. Terapi medis
Obat – obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Anti aritmia kelas 1 : sodium channe blocker
a) Kelas 1 A : Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia
yang menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.
b) Kelas 1 B : Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT.
c) Kelas 1 C : Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi.
2) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi.
3) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia.
2. Terapi Mekanis
a. Kardioversi : Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur
elektif.
b. Defibrilasi : Kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
9
c. Defibrilator kardioverter implantabel : Suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi pacemaker ;Alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
10