Anda di halaman 1dari 16

Analisis Fisik

YUNITA SYAFITRI RAMBE, ST,


MT
ANALISA TAPAK
Analisis tapak digunakan untuk mengurai dan
mendalami masalah yang terkait lahan dan
lokasi dimana projek akan dilaksanakan.
• Analisis Peraturan Daerah, yakni analisis mengenai :
• Rencana Tata Ruang Kota (RTRK)
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB), untuk mencari Luas
Dasar Bangunan (LDB) maksimum yang diizinkan,
dengan rumus LDB = KDB x luas tapak.
• Koefisien Luas Bangunan (KLB), merupakan faktor
perhitungan untuk mencari luas lantai bangunan dalam
bentuk angka untuk memperoleh Luas Total Bangunan
(LTB), rumusnya adalah LTB = KLB x luas tanah
• Koefisien Daerah Hijau (KDH), bertujuan untuk
penghijauan dan taman dengan besaran standar adalah
40% dari luas tapak.
• Koefisien Tapak Basement (KTB), merupakan angka
persentas perbandingan antara luas tapak dengan
basement dari luas tanah perpetakan atau daerah
perencanaan yang dikuasai owner.
• Tinggi Bangunan, dinyatakan dalam perda dalam
jumlah lantai.
• Garis Sempadan Bangunan (GSB), merupakan garis
batas dinding bangunan bagian depan rumah atau
bangunan yang boleh didirikan. Jarak GSB dengan
pagar jalan ditentukan setengah lebar jalan
• Garis Sempadan Jalan (GSJ), merupakan batas jalan
yang berhimpit dengan pagar pekarangan bagian depan
• Garis Sempadan Sungai (GSS), merupakan jarak antar
tepi bagunan dengan badan sungai, sebesar 1xlebar
sungai hingga 50 meter dari bibir sungai untuk daerah
luar kota.
• Garis Sempadan Pantai (GSP), jarak antara garis pantai
dengan batas bangunan
• Analisis Potensi
• Merupakan tahap pembahasan mengenai penjabaran
dan penguraian tentang fungsi-fungsi yang ada
kaitan dengan fungsi yang dirancang. Potensi ini
dapat berada di dalam tapak maupun diluar tapak.
Secara sifatnya potensi tapak dibedakan menjadi dua
jenis yakni (1)Potensi alam dan (2)Potensi buatan.
Selain itu yang dianggap potensi adalah fungsi
sejenis yang berbeda atau sejenis yang berada di
sekitar tapak.
Analisis Klimatologi
• Iklim
• Secara garis besar, Indonesia berada pada
daerah beriklim tropis, sehingga kelembaban
udara kadang begitu tinggi dan mempengaruhi
kualitas material bangunan yang akan dipakai,
begitupula dengan pengondisian udara dalam
pengaturan suhu dan kelembababan udara
ruangan. Selain itu curah hujan menjadi faktor
krusial bagi perencanaan dan perancangan
bentuk bangunan, baik fasad maupun atap
Garis Edar Matahari
• Pengaruh garis edar terkait dengan paparan sinar
radiasi matahari. Intensitas sinar matahari yang
diterima kulit bangunan, baik bidang padat dan kaca
perlu diantisipasi. Dalam perancangan, garis edar
matahari akan mempengaruhi penentuan as dan kulit
penutup bangunan. Pada bangunan yang memiliki
bentuk massa memanjang as bangunannya
diusahakan sejajar dengan garis edar matahari
Angin
• Angin terjadi disetiap lokasi dan tapak yang
yang diakibatkan adanya perbedaan suhu
udara. Pada bangunan pengaruh angin sangat
dirasakan pada bidang-bidang lebar fasad dan
atap bangunan. Pengaruh angin juga
berdampak pada sudut kemiringan atap.
Analisis Pencapaian
• Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan menguraikan
arah terbesar pemakai serta pengguna bangunan datang
ke tapak. Hasil analisis ini digunakan sebagai panduan
penentuan letak pintu gerbang dan titik tangkap ke arah
bangunan. Untuk itu diperlukan peta kota yang lebih
besar disesuaikan dengan radius pelayanan fungsi yang
bersangkutan. Hasil dari analisis pencapaian akan juga
mempengaruhi as atau sumbu bangunan, letak pintu
gerbang tapak dan titik tangkap massa bangunan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai