Anda di halaman 1dari 11

GANGGUAN MENSTRUASI OLIGOMENOREA

OLEH :
TRISAKTIANIGSIH (2041A0263)
Definisi Oligomenorea
merupakan suatu keadaan di mana siklus menstruasi memanjang lebih
dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama (Purwoastuti &
Walyani, 2015).

Oligomenorea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval


yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak
siklus menstruasi 35 sampai 9 hari (Kusmiran, 2011).

Oligomenorea yaitu menstruasi yang terjadi dengan interval lebih dari


35 hari (Benson & Pernoll, 2009) Wanita yang mengalami
oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih panjang.
Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama
lebih dari 3 Bulan maka dikenal sebagai amenorea sekunder.
ETIOLOGI (Purwoastuti & Walyani, 2015),

Stress dan depresi

sakit kronik

pasien dengan gannguan makan


(anoreksia dan bulimia)

penurunan berat badan berlebihan

olah raga berlebihan (atlet)

adanya tumor yang melepaskan


esterogen

adanya kelainan pada struktur rahim /


serviks yang menghambat pengeluaran
darah menstruasi

penggunaan obat2 tertentu


Fisiologis atau Patofisiologis

Paparan
lingkungan Hormon
dan kondisi Insensiitivitas tiroid
kerja

Gangguan Meracuni Hilangnya


Endokrin Ovarium folikel2

Paparan Siklus
agen WANITA menstruasi
kimiawi memanjang
T
A periode menstruasi yang lebih panjang dari
N 35 hari di mana hanya didapatkan 4-9
periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita
D dengan oligomenorea mungkin sulut hamil.
A

D Beberapa wanita dengan oligomenorea


A mungkin sulut hamil.
N
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab
G
wanita bisa mengalami osteoporosis dan
E kardiovaskuler.
J
A
L Wanita ini juga memiliki resiko besar untuk
A mengalami kanker uterus.

(Irianto, 2015)
Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran kadar
Anamnesis: FSH dan LH:
menanyakan frekuensi dilakukan pada
keteraturan perempuan dengan
menstruasi. siklus haid tidak
teratur.

Pemeriksaan cadangan
ovarium Untuk
Tes kadar progesteron: apabila pemeriksaan cadangan
perempuan tersebut memiliki ovarium, parameter
keteraturan haid namun infertilitas yang dapat digunakan
dalam 1 tahun dan perempuan adalah AMH
dengan oligomenorhea. (antimullerian
hormone)dan folikel
Pengukuran kadar antral basal (FAB).
prolactin: dilakukan
apabila terdapat
kecurigaan adanya
kelainan ovulasi Saftarina & Putri (2016)
terkait tumor
Rencana Asuhan Kebidanan Menurut Williams & Wilkins (2011),
pengkajian yang dilakukan meliputi :

Kaji identitas klien


termasuk usia

Tanyakan apakah klien


Kaji identitas klien
mengalami kram atau
termasuk usia
sakit sewaktu menstruasi

apakah ada gumpalan


Tanyakan siklus
darah dan fragmen
jaringan dalam aliran menstruasinya normal
atau tidak
darah menstruasinya ?

Kaji berapa lama dan


Tanya kapan terakhir kali
seberapa sering
klien menstruasi
perdarahan terjadi ?

Kapan ia mengalami
Cek riwayat siklus abnormal lalu
ketidaksuburan minta klien menceritakan
pola perdarahannya
Manajemen Terapeutik Menurut Shita & Purnawati (2016)

• Pada gangguan Oligomenore dengan anovulatory (tidak disertai


dengan lepasnya oosit) yang terjadi pada remaja dan juga wanita
Penatalaksanaa yang mendekati menopause dg tidak dilakukan terapi.
• Gangguan Oligomenore disebabkan oleh gangguan nutrisi dan
n medis perlu dilakukan perbaikan nutrisi
• Gangguan Oligomenore yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon, maka diperlukan untuk menyeimbangkan kembali.

Penatalaksanaa • Dikaji dan memperbaiki keseimbangan status nutrisi dan hormon


• Memberikan defisiensi pengetahuan kesehatan terkait masalah
n kebidanan gangguan menstruasi
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan Dapat disimpulkan secara umum bahwa


oligomenorea adalah suatu keadaan dimana siklus
menstruasi terjadi lebih dari 35 hari atau tidak
adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek.
Yang menyebabkan Ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini serta Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi.
Saran yang dapat disampaikan yaitu perawat
melakukan intervensi serta outcome sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, R. C., & Pernoll, M. I. (2009). Buku Saku Obstetri
dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta: EGC. Irianto, K. (2015).
Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health) Teori dan
Praktikum. Bandung: Alfabeta CV. Kusmiran, E. (2011).
Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan:
Salemba Medika. Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2015).
Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Perry, P. (2009).
Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika. NANDA
International. (2015). Nursing diagnoses definition and
classification 2015-2017 (10th ed), Oxford: Wiley Blackwell
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, D.C. &
Wagner, C.M. (2013). Nursing Intervention Classification
(NIC) (6th ed). St. Louis Missouri: Elsevier Baradero, M.
(2010). Kesehatan Mental Psikiatri: Seri Asuhan
Keperawatan. (A. Linda, Ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Shita, Ni Kadek Diah Satya Sai., &
Purnawati, Susy. 2016. Prevalensi Gangguan Menstruasi
Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Siswa Peserta
Ujian Nasional SMA Negeri 1 Melaya Kabupaten Jembrana.
E-Jurnal Medika, Vol. 5 No 3. Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai