Mengaji Surah al-Ma’idah Ayat 2 dan 3 Manusia adalah makhluk yang pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Islam mengajarkan kita untuk tolong- menolong. Namun, tolong-menolong yang diperintahkan adalah tolong- menolong dalam hal kebaikan dan ke- takwaan.
Sebaliknya, tolong-menolong dalam hal dosa dan permusuhan merupakan
perbuatan yang dilarang. Oleh karena itu, kita harus dapat membedakan mana yang harus ditolong dan mana yang tidak boleh. Isi Materi A. Membaca Surah al-Ma’idah Ayat 2 B. Menulis Surah al-Ma’idah Ayat 2 C. Mengartikan Surah al-Ma’idah Ayat 2 D. Kandungan Surah al-Ma’idah Ayat 2 E. Membaca Surah al-Ma’idah Ayat 3 F. Mengartikan Surah al-Ma’idah Ayat 3 G. Menulis Surah al-Ma’idah Ayat 3 H. Kandungan Surah al-Ma’idah Ayat 3 A. Membaca Surah al-Ma’idah Ayat 2
Surah al-Ma’idah adalah salah satu nama surah di dalam Al-
Qur’an. Surah ini termasuk dalam kelompok surah madani- yah karena diturunkan setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Ciri surah madaniyah adalah ayat dan surahnya panjang, tidak seperti surah makkiyah yang ayatnya pendek-pendek. Surah al-Ma’idah terdiri dari 120 ayat dan merupakan surah yang ke-5 di dalam Al-Qur’an. Nama Surah al-Mw’idah diambil dari ayat ke-112 yang berarti hidangan makanan. Surah ini disebut juga dengan al-‘uquud yang berarti perjanjian. Kata al-‘uquud terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya perjanjian. Allah Swt. meme- rintahkan manusia untuk menepati janjinya kepada Allah dan kepada sesamanya. Lafal Surah al-Ma’idah Ayat 2 adalah sebagai berikut.
Bacalah ayat tersebut secara perlahan. Perhatikan makhraj,
panjang, dan pendeknya bacaan menurut ketentuan yang ada di dalam ilmu tajwid. a. Makhraj huruf yang perlu diperhatikan ketika membaca Surah al-Mw’idah Ayat 2 adalah pa ( ), qaf ( ), syin ( ), sad ( ), ‘ain ( ). Huruf-huruf tersebut memiliki kekhususan dalam melafalkannya. Mintalah petunjuk gurumu ketika me- lafalkannya! b. Bacaan yang ada huruf mad harus diperhatikan panjang- nya, tergantung pada jenis madnya.
c. Perhatikan bacaan tajwidnya, kapan dibaca jelas, samar
atau mendengung, seperti contohdi bawah ini! d. Perhatikan bacaan huruf qalqalah. Ketika membacanya, harus dipantulkan, contoh dalam lafal:
Bacalah Surah al-Ma’idah Ayat 2 di atas bersama teman
sebangkumu. Bacalah secara bergantian. Ulangilah hingga kamu benar-benar fasih membacanya. B. Menulis Surah al-Ma’idah Ayat 2
Perhatikanlah baik-baik kalimat dalam Surah al-Ma’idah Ayat
2! Cermatilah bentuk-bentuk hurufnya, baik yang berbentuk tunggal maupun yang berubah bentuk ketika ditulis di depan, di tengah, maupun di belakang kata. Tuliskan kembali Surah al-Ma’idah Ayat 2 di kolom sebelah kiri berikut ini! C. Mengartikan Surah al-Ma’idah Ayat 2
Bacalah sekali lagi Surah al-Ma’idah Ayat 2 dengan fasih.
Selanjutnya, mari kita pelajari arti kata per kalimat dari Surah al-Ma’idah Ayat 2 tersebut. D. Kandungan Surah al-Ma’idah Ayat 2
Ada beberapa kandungan dalam Surah al-Ma’idah yang perlu
diperhatikan, antara lain sebagai berikut. 1. Perintah untuk Taat dan Patuh terhadap Ajaran Allah Swt. Jika Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, kita harus melaksanakan, seperti beribadah, beramal saleh, berakhlak mulia, dan sebagainya. Kita harus melakukannya dengan niat karena Allah. Sebaliknya, jika Allah melarang suatu perbuatan, kita harus menjauhinya, seperti larangan mencuri, berbohong, durhaka kepada orang tua, dan lain sebagainya. 2. Allah Melarang Mengganggu Orang yang Sedang Beribadah Kita wajib menghormati orang lain yang sedang beribadah, tidak boleh mengganggu, menghalangi, atau membuat kegaduhan. 3. Larangan Menganiaya Orang-Orang yang Berbuat Zalim Orang-orang yang membenci kita tidak boleh dibalas dengan kebencian terhadapnya. Orang yang berbuat jahat kepada kita tidak boleh dibalas dengan kejahatan pula. Jika kita melakukannya, berarti kita sama jeleknya dengan mereka. Sikap yang baik adalah dengan menasihatinya dan menyadarkan mereka agar berbuat kebaikan. 4. Perintah untuk Tolong-menolong dalam Kebaikan dan Takwa Tolong-menolong merupakan kewajiban setiap orang kepada sesama. Selama untuk tujuan kebaikan dan takwa, kita harus saling menolong meskipun dengan orang yang berbeda agama dengan kita. 5. Larangan untuk Tolong-menolong dalam Kejahatan Kejahatan dalam bentuk apa pun adalah perbuatan dosa dan harus dijauhi, meskipun yang mengajak adalah teman dekat kita. Allah akan memberikan siksaan kepada pelaku kejahatan dan orang yang membantunya. E. Membaca Surah al-Ma’idah Ayat 3
Lafal Surah al-Ma’idah Ayat 3 adalah sebagai berikut.
Dalam membaca ayat panjang seperti di atas, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cara membacanya, antara lain sebagai berikut.
1. Agar bacaan tetap fasih, perhatikan cara pengucapan huruf
(makhraj) dan juga tanda bacanya (tajwid). Perhatikan mana yang termasuk izhar atau idgam, tanda madnya, semua harus sesuai dengan tanda bacanya.
2. Perhatikan tanda waqaf atau berhenti yang ada sebelum
berakhirnya ayat. Tanda-tanda tersebut ditulis kecil di bagian atas barisan ayat. Tanda-tanda tersebut, di antaranya dan . F. Mengartikan Surah al-Ma’idah Ayat 3
Mari kita mengartikan per kata atau per kalimat dari Surah al- Ma’idah Ayat 3 agar lebih mudah memahaminya. G. Menulis Surah al-Ma’idah Ayat 3
Sekarang, cermatilah bentuk-bentuk huruf Surah al-Ma’idah
Ayat 3, baik yang berbentuk tunggal maupun yang berubah bentuk ketika ditulis di depan, di tengah, maupun di belakang kalimat.
Setelah kalian belajar membaca, mengartikan, dan menulis
Surah al-Mwidah Ayat 3, Hafalkan ayat tersebut! Ajaklah teman sebangku kalian untuk menyimak hafalanmu! H. Kandungan Surah al-Ma’idah Ayat 3
Secara umum, kandungan Surah al-Ma’idah Ayat 3 adalah
tentang jenis makanan yang diharamkan untuk dikonsumsi. Kandungan ayat di tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Jenis makanan yang diharamkan adalah bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah, dan binatang yang disembelih untuk berhala. 2. Binatang lain yang haram dimakan adalah binatang yang matinya bukan karena disembelih, seperti dicekik, dipukul, terjatuh, ditanduk, atau diterkam binatang buas. Binatang- binatang ini dapat berubah menjadi halal jika sempat disembelih terlebih dahulu sebelum mati. 3. Jika seseorang terpaksa atau darurat karena kelaparan dan tidak menemukan makanan lain yang halal, boleh mema- kan binatang di atas, yang penting bukan sengaja untuk melanggar larangan Allah. Terima Kasih ... Semoga Ilmunya Bermanfaat, Aamiin.