Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Gadar

pada Pasien dengan


Tentamen Suicide

Ledy Gresia Sihotang,S.kep,Ns


TIK:
 Pengertian tentamen suicide
 Etiologi tentamen suicide
 Tanda dan gejala tentamen suicide
 Macam – macam tentamen suicide
 Patofisiologi tentamen suicide
 Pemeriksaan penunjang
 Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien
dengan tentamen suicide: pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Latar Belakang
Setiap kehidupan yang dialami manusia selalu
mengalami fluktuasi dalam berbagai hal. Berbagai
stressor baik fisik, psikologis maupun social mampu
mempengaruhi bagaimana persepsi seorang individu
dalam menyikapi kehidupan. 
Pola koping dan Support system sangat berpengaruh
dalam menghadapi berbagai stressor agar jangan
sampai pada perilaku maladaptif berat seperti
tentamen suicide atau percobaan bunuh diri.
Seorang individu yang mengalami tentamen suicide
biasanya mengalami beberapa tahap sebelum dia
melakukan percobaan bunuh diri secara nyata.

Keperawatan kegawatdaruratan dalam kasus


tentamen suicide berfokus pada penanganan klien
setelah terjadinya upaya nyata dari klien yang
melakukan percobaan bunuh diri sehingga tidak
berfokus pada aspek psikologi dan psikiatri dari
klien dengan tentamen suicide.
1. Pengertian Tentamen Suicide
 Tentamen suicide adalah suatu tindakan untuk
mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.
(http:/www.sheppard86.blogspot.com)
 Bunuh diri merupakan tindakan untuk mengambil
hidupnya sendiri. ( Dorland, 2002) 
 Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak
diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan.
Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang
disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan
mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah (Keliat, 1998). 
2. Etiologi
2.1 faktor genetik
GEN memainkan peranan dalam menentukan temperamen
seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa dalam beberapa
garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri
ketimbang dalam garis keluarga lainya. Namun, “kecenderungan
genetik untuk bunuh diri bukan sama sekali tidak terelakkan.
Kondisi Kimiawi Otak, SEROTONIN, mungkin terlibat dalam
kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside
the Brain menjelaskan, “Kadar serotonin yang rendah… dapat
melenyapkan kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang
pada keberadaanya serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh
diri.”. Akan tetapi, faktor genetik tidak bisa dijadikan alasan yang
mengharuskan seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2.2. Faktor Kepribadian
Orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-
menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak
luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka
adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai
harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu
akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian
kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat
keputusan dan melaksanakannya untuknya

(Doman Lum).
Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis
bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh
diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman,
lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak
yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari.
Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut
faktor predisposesi (faktor bawaan).

Menurut Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi


melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu
(trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh
diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama
sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh
suatu peristiwa tertentu.
2.3. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah
kurangnya dukungan sosial dari masyarakat sekitar
(support System).
kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara yang
menyebabkan trauma psikologis, dan konflik berat yang
memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis seseorang
sangat menentukan dalam persepsi akan bunuh diri
sebagai jalan akhir/keluar. Dan psikologis seseorang
tersebut juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
tertentu juga.
2.4. Faktor Ekonomi
Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin
mengakhiri hidupnya/ bunuh diri adalah karena
masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan
bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak
harus menghadapi kepahitan akan masalah
ekonomi.
2.5. Gangguan Mental / kecanduan
Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan
bahwa lebih dari 90 persen bunuh diri yang dilakukan
berkaitan dengan gangguan-gangguan demikian. Bahkan,
para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di antara pria-
pria yang tidak didiagnosis menderita gangguan apapun yang
sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per 100.000
orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya
melonjak menjadi 650 per 100.000 orang. Dan, para pakar
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh
diri ternyata serupa dengan yang di negeri-negeri timur.
Namun, sekalipun ada kombinasi antara depresi dan
peristiwa -peristiwa pemicu, itu bukan berarti bunuh diri
tidak bisa dielakan.
3. Tanda dan Gejala
 Keputusasaan  Berbicara lamban
 Celaan terhadap diri  Keletihan
sendiri  Menarik diri dari
 Perasaan gagal dan tidak lingkungan social
berharga  Pernah melakukan
 Alam perasaan depresi percobaan bunuh diri
 Agitasi dan gelisah  Memberikan pernyataan
 Insomnia yang menetap ingin mati
 Penurunan berat badan  Perubahan perilaku
secara mendadak,
mudah marah, sifat
tidak menentu.
 Tidak memerdulikan
4. MACAM-MACAM TENTAMEN SUICIDE
4.1 Ancaman Bunuh Diri
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut
mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak
akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin
juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui
pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya.
Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks
peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan
ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya
respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
4.2. Upaya bunuuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang
dilakukan oleh individu yang dapat mengarah
kematian jika tidak dicegah.
4.3. Bunuh diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda
peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang
melakukan bunuh diri dan yang tidak benar-benar
ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda
tersebut tidak tepat pada waktunya.
5. Patofisiologi Tentamen Suicide
 Self
poisoning ( meracuni diri sendiri biasanya
memakai obat serangga/ insektisida)
Ada dua macam insektisida yang paling banyak
digunakan untuk bunuh diri adalah:

1. insektisida hidrokarbo khlorin (IHK =


chlorinated hydrocarbon)
2. insektisida fosfat organic (IFO = organo
phosphate insecticide).
Yang paling sering digunakan adalah IFO yang
pemakaiannya terus menerus meningkat.
Sifat - sifat dari IFO adalah insektisida poten
yang paling banyak digunakan dalam pertanian
dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu
derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini
menembus kulit yang normal (intact), juga
dapat diserap di paru dan saluran makanan,
namun tidak berakumulasi dalam jaringan
tubuh seperti halnya golongan IHK.
Macam – macam IFO adalah Malathion (Tolly),
Paraathion, Diazinon, Basudin, Paraoxon dan
lain – lain. IFO sebenarnya dibagi 2 macam yaitu
IFO murni dan golongan carbamate. Salah satu
contoh golongan carbamate adalah baygon.
b. Gantung diri
c. Membakar diri
d. Menceburkan diri
e. Menabrakkan diri ke jalan
f. Memotong urat nadi
6. Pemeriksaan Penunjang
Self Poisoning ( meracuni diri sendiri, keracunan)
Pemeriksaan lab : 
 Analitik darah
 Urin
 Muntahan
 Pemeriksaan .

 Laboratorik.
Pengukuran kadar KhE dalam sel darah merah dan plasma, penting untuk
memastikan diagosis keracunan IFO (Organo Phospat Inseksitisida) akut maupun
kronik (menurun sekian % dari harga normal).
Keracunan akut : ringan : 40 – 70 %
sedang : 20 – 40 %
berat : < 20 %.
 Patologi Anatomi (PA)
Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas. Sering hanya
ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ – organ lain. 
7. Asuhan Keperawatan Gadar pada pasien
dengan Tentamen Suicide

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai