Anda di halaman 1dari 44

Kerangka Konsep

1
Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu


hubungan atau kaidah antara konsep
satu terhadap konsep yg lainnya dari
masalah yg ingin diteliti.

2
Konsep adalah suatu abstraksi yg dibentuk
dengan menggeneralisasikan suatu
pengertian.
Konsep tidak dapat diukur dan diamati
secara langsung, oleh sebab itu agar dapat
diukur dan diamati maka konsep harus
dijabarkan ke dalam variabel.
Dari variabel itulah konsep dapat diukur
dan diamati. 3
Kerangka Konsep
Contoh :
Tingkat ekonomi adalah suatu konsep, untuk
mengukur konsep tsb dapat melalui variabel
pendapatan atau pengeluaran keluarga.
Status sosial adalah suatu konsep, untuk
mengukur status sosial seseorang dpt melalui
variabel jenis pekerjaan atau tingkat
pendidikan.
4
Kerangka Konsep
Jadi kerangka konsep adalah merupakan
formulasi atau simplikasi dari kearangka teori
atau teori2 yg mendukung penelitian tersebut.
Oleh sebab itu, kerangka konsep terdiri dari
variabel2 serta hubungan variabel yg satu dg
yg lain. Dengan adanya kerangka konsep akan
mengarahkan peneliti untuk menganalisis hasil
penelitian.
5
Kerangka Konsep
Contoh 1:
Judul penelitian :
FAKTOR DITERMINAN PERILAKU IBU
TTG PEMBERIAN MAKANAN PADA
ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS X TAHUN 2010

6
Kerangka konsepnya :

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Pemungkin :
1.Pendidikan
2.Pengetahuan
3.Sikap
4.Persepsi

Faktor Pendukung :
1.Pendapatan keluarga Perilaku Ibu ttg
2.Ketersediaan makanan Pemberian Makanan

Faktor Pendorong :
1.Sikap petugas
2.Perilaku petugas
3.Media promosi

7
Kerangka Konsep
Contoh 2:
Judul penelitian :
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI
DENGAN PERILAKU IBU TTG
PEMBERIAN MAKANAN PADA ANAK
BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS X TAHUN 2010

8
Kerangka konsepnya :

Variabel Independen Variabel Dependen

Sosial Ekonomi :
1.Pendidikan
2.Pekerjaan Perilaku Ibu ttg
3.Pendapatan keluarga Pemberian Makanan
4.Kepercayaan

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Umur ibu

Variabel Confounding
9
VARIABEL
Variabel adl ukuran atau ciri yg dimiliki oleh
anggota2 suatu kelompok yg berbeda dg yg
dimiliki oleh kelompok lain.
Pengertian lain mengatakan bahwa variabel adl
sesuatu yg digunakan sbg ciri, sifat atau ukuran yg
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian ttg
sesuatu konsep pengertian tertentu.

10
10
VARIABEL
Berdsrkan hubungan fungsional atau perannya
variabel dibedakan menjadi :
1.Variabel dependen : yaitu variabel yg
dipengaruhi, variabel terikat, variabel akibat,
variabel tergantung.
2. Variabel Independen : yaitu variabel yang
mempengaruhi, variabel bebas.

11
11
Hipotesis Penelitian
Adl dugaan/pernyataan sementara yg kebenarannya akan
dibuktikan melalui penelitian.
Hipotesis mrpkn suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dlm bentuk
hubungan antara dua variabel, variabel bebas dan variabel
terikat.
Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah
pembuktian. Hipotesis hendaknya yg spesifik, konkret dan
observable (dpt diamati/diukur).

12
12
Hipotesis Penelitian
Pembagian hipotesis :
1. Hipotesis mayor (bersifat umum).
2. Hipotesis minor (bersifat khusus)
Contoh (hipotesis mayor) :
Kejadian DBD dipengaruhi oleh PSM, tingkat
pengetahuan, dan pendidikan.

13
13
Hipotesis Penelitian
Contoh (hipotesis minor) :
• Makin baik PSM, makin kecil resiko kejadian DBD.
• Makin baik pengetahuan, makin kecil resiko kejadian
DBD.
• Makin tinggi tingkat pendidikan, makin kecil resiko
kejadian DBD.

14
14
Hipotesis Penelitian
Pembagian hipotesis : (Two tail)
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Pernyataan positif (Ada hubungan antara PSM dg
kejadian DBD di Kota Bandar Lampung tahun 2010)
2. Hipotesis nol (Ho)
Pernyataan negatif (Tidak ada hubungan antara PSM dg
kejadian DBD di Kota Bandar Lampung tahun 2010)

15
Hipotesis Penelitian
Pembagian hipotesis : (One tail)
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Pernyataan positif (Semakin baik PSM maka akan
semakin kecil resiko kejadian DBD)
2. Hipotesis nol (Ho)
Pernyataan negatif (Semakin tidak baik PSM maka
semakin besar resiko kejadian DBD)

16
Definisi Operasional
Kegunaan :
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel2 yg diamati/diteliti dan juga dpt bermanfaat
untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhdp variabel2 yg bersangkutan serta
pengembangan instrumen pengukuran (alat ukur).
Pd saat menyusun DO sekaligus diidentifikasi cara
ukur, alat ukur, hasil ukur dan skala pengukuran
variabel yg digunakan.

17
Definisi Operasional
Contoh:
Kejadian DBD
Adalah sesorang yang diduga terjangkit DBD yang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
Cara ukur : Wawancara dan observasi
Alat ukur : Kuesioner dan cheklist
Hasil ukur : DBD vs Tidak DBD
Skala ukur : Ordinal

18
Definisi Operasional
Contoh :
PENDIDIKAN
Adl jenjang pendidikan terakhir yang pernah ditempuh
oleh responden.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : SD, SMP, SMA dan PT
Skala ukur : Ordinal
19
19
SRI INDRA TRIGUNARSO

DESAIN PENELITIAN

Kompetensi
Kerja H4
(X1) H1

Kepuasan Kinerja
H3 H6
Kerja Pegawai
(Y) H7 (Z)

Kepemimpinan H2
Transformasional H5
(X2)

20
SRI INDRA TRIGUNARSO

DEFINISI KONSEP DAN


OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Definisi Konseptual Dimensi Indikator Skala

Kompetensi Kerja 1. Pengetahuan 1. Pemahaman (1,2)


adalah kemampuan 2. Keahlian (3)
Kompetensi individual yang relatif
Kerja stabil ketika 2. Keterampilan 1. Perencanaan (4) Likert
(X1) menghadapi suatu 2. Proses Kerja (5)
situasi dalam 3. Evaluasi (6,7,8)
lingkungan kerja.
Kepemimpinan 1. Pengaruh Ideal 1. Berkharisma (1,2)
transformasional 2. Berkemampuan (3)
adalah suatu proses di  
mana pemimpin  
mempengaruhi 2. Stimulasi Intelektual 1. Memahami visi dan misi
(4,5)
pengikut dengan ide-
2. Respon kepada organisasi
ide intelektual guna (6)
Kepemimpinan memotivasi pengikut 3. Pertimbangan  
Transformasional dalam mencapai Individu 1. Memberikan perhatian (7) Likert
(X2) tujuan organisasi. 2. Harga menghargai (8)
   
4. Motivasi
inspirasional 1. Partisipasi aktif (9,10)
2. Kreativitas (11)
 

21
SRI INDRA TRIGUNARSO

DIAGRAM JALUR FULL MODEL


(STANDARDIZED SOLUTIONS)

Sumber: Data yang diolah dengan Lisrel 8.70

22
SRI INDRA TRIGUNARSO

DIAGRAM JALUR FULL MODEL


(T-VALUES)

Sumber: Data yang diolah dengan Lisrel 8.70

23
Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian
survei, digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Penelitian survei bersifat deskriptif
(deskriptive).
2. Penelitian survei bersifat analitik
(analitical).

24
1.Penelitian survei bersifat deskriptif
(deskriptive).
Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan/
menguraikan suatu keadaan di dlm suatu
komunitas atau masyarakat. (disbt penelitian
explorative/penelitian penjelajahan).
Misalnya, distribusi penyakit di dlm
masyarakat dan kaitannya dg umur, jenis
kelamin dan karakteristik lain.
Dlm survei diskriptif pd umumnya penelitian
menjawab pertanyaan bagaimana (how).
25
2.Penelitian survei bersifat analitik
(analitical).
Penelitian diarahkan untuk menjelaskan
suatu keadaan di dlm suatu komunitas atau
masyarakat. (disbt penelitian
explanatory/penelitian penjelasan).
Misalnya, mengapa penyakit menyebar di
masyarakat, mengapa masyarakat tdk
menggunakan fasilitas yg tersedia dll.
Dlm survei analitik pd umumnya penelitian
menjawab pertanyaan mengapa (why).
26
Penelitian survei bersifat analitik (analitical),
dibagi menjadi 3, yaitu :
• Seksional Silang (Cross Sectional).
• Studi Retrospektif (Restrospective Studi).
• Studi Prospektif (Prospective Study).

27
1. Seksional Silang (Cross Sectional).
Dlm penltn ini, variabel resiko/sebab
(independen) dan variabel akibat/kasus
(dependen), dikumpulkan scr simultan pd
satu saat secara bersama-sama atau
sekaligus.
Misalnya, hubungan kondisi sanitasi
lingkungan dg penyakit menular, hub.
bentuk tubuh dg hipertensi dll.

28
Kelebihan Penelitian Seksional Silang
(Cross Sectional).
1. Mudah melaksanakan
2. Sederhana
3. Ekonomis dlm waktu
4. Hasil dpt diperoleh dg cepat.

29
Kekurangan Penelitian Seksional Silang :
1. Diperlukan subyek penelitian yg besar.
2. Tdk dpt menggambarkan perkembangan
penyakit secara akurat.
3. Tdk valid untuk meramalkan suatu
kecenderungan.
4. Kesimpulan korelasi faktor resiko dg faktor
efek paling lemah dibanding case control dan
kohort.

30
2. Studi Retrospektif (Retrospective Study).
Dlm penltn ini, bersifat melihat ke
belakang (backward looking), artinya
pengumpulan data dimulai dari kasus/
akibat (dependen) yg telah terjadi,
kemudian baru ditelusuri penyebabnya
(independen).
Misalnya, hub merokok dg kanker paru-
paru, dimulai dg mencari penderita paru2
lalu dicari riwayat merokoknya.
31
Ilustrasi Studi Retrospektif

Kasus

Merokok
Penderita Ca Paru
Tidak Merokok

Merokok
Non Pendrt Ca Paru
Tidak Merokok

Kontrol

32
Kelebihan Penelitian Retrospektif :
1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara
kelp kasus dg kelp kontrol.
2. Adanya pembatasan atau pengendalian
faktor resiko shg hasil penelitian lebih
tajam dibanding Cross Sectional.
3. Tdk menghadapi kendala etik spt pd
penelitian kohort dan eksperimen.
4. Tdk memerlukan waktu lama (lebih
ekonomis)
33
Kekurangan Penelitian Retrospektif :
1. Obyektifitas dan reliabilitas kurang krn
subyek penelitian hrs mengingat kembali
faktor2 resikonya.
2. Tdk dpt diketahui efek variabel luar krn
secara teknis tdk dpt dikendalikan.
3. Kadang2 sulit memilih kontrol yg benar2
sesuai dg kelp kasus krn banyaknya faktor
resiko yg harus dikendalikan.

34
3. Studi Prospektif (Prospective Study).
Dlm penltn ini, bersifat melihat ke depan
(forward looking), artinya pengumpulan
data dimulai dari sebab/resiko
(independen), kemudian diikuti
akibatnya /kasus yg akan datang
(dependen).
Misalnya, hub merokok dg kanker paru-
paru, dimulai dg mencari perilaku
merokok lalu diikuti hingga waktu tertentu
kemudian dicari kanker paru. 35
Ilustrasi Studi Prospektif

Resiko

Ca Paru
Merokok
Tidak Ca Paru

Ca Paru
Tidak Merokok
Tidak Ca Paru

Kontrol

36
Kelebihan Penelitian Prospektif :
1. Dpt mengatur konparabilitas antara 2
kelp (kelp subyek dan kelp kontrol) sejak
awal penelitian.
2. Dpt secara langsung menetapkan besarnya
angka resiko dari suatu waktu ke waktu yg
lain.
3. Ada keseragaman observasi, baik terhdp
faktor resiko maupun efek dari waktu ke
waktu.
37
Kekurangan Penelitian Prospektif :
1. Memerlukan waktu yg cukup lama.
2. Memerlukan sarana dan pengelolaan yg
rumit.
3. Kemungkinan adanya subyek penelitian yg
drop out dan akan mengganggu analisis
hasil.
4. Krn faktor resiko yg ada pd subyek akan
diamati sampai terjadinya efek maka hal
ini berarti kurang atau tidak etis.
38
2. Metode Penelitian Eksperimen :
“ Penelitian dg kegiatan percobaan yg
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala
atau pengaruh yg timbul sbg akibat dari
adanya perlakuan tertentu (Notoatmodjo,
2005)
Ciri khusus penelitian eksperimen adl
adanya percobaan (trial), yg berupa
perlakuan thd variabel tertentu yg
dihrpkan berpengaruh pd var. yg lain.
39
Yg dimaksud perlakuan (intervensi) adl
suatu usaha memodifikasi kondisi secara
sengaja dan terkontrol dlm menentukan
peristiwa atau kejadian, serta pengamatan
thd perubahan yg terjadi akibat dari
peristiwa tsb.
Tujuan dari penelitian eksperimen adl
menguji hipotesis sebab akibat dg
melakukan intervensi. Penelitian ini disebut
juga penelitian operasional.
40
Dlm penelitian ini, diambil kelpk orang yg sengaja
diberikan perlakuan (percobaan) dan kelpk orang
sengaja tdk diberikan perlakuan. Stlh bbrp waktu yg
telah ditentukan kedua kelpk tsb dibandingkan dan
dicari perbedaan apakah ada beda bermakna atau
tidak.
Contoh, menguji keampuhan vaksin, dimulai dg
mencari kelpk yg sengaja diberi vaksin dan kelpk lain
sengaja tdk diberi vaksin (placebo) lalu diikuti hingga
waktu tertentu kemudian dicari apakah ada
dampaknya pemberian vaksin tsb dg kejadian
penyakit.
41
Ilustrasi Studi Eksperiment

Perlakuan
Tdk sakit
Diberi Vaksin
Sakit

Tdk sakit
Tidak diberi vaksin
(placebo) Sakit

Kontrol

42
Pd umumnya penelitian eksperimen hanya
menggunakan sampel yg relatif kecil, bila
dibandingkan dg besarnya populasi. Oleh
krn itu dlm pelaksanaannya dilakukan
pengontrolan yg ketat terhdp obyek dan
variabel pengganggu. Dan hasil penelitian
eksperimen ini diolah dan dianalisis dg uji
statistik yg cermat shg dpt dilakukan
generalisasi yg memadai.

43
Sekian Terima Kasih

20/09/21 44

Anda mungkin juga menyukai