Anda di halaman 1dari 48

KERANGKA

KONSEP,
HIPOTESIS &
DEFENISI
OPERASIONAL
Hasrat Jaya Ziliwu, S.Kep., Ns., M.Kep
Tujuan Pembejaran :
 Mhs mampu menyusun kerangka konsep
penelitian
 Mhs mampu menyusun hipotesis penelitian
 Mhs mampu melakukan uji hipotesis
penelitian
 Mhs mampu menentukan variabel penelitian
 Mhs mampu menyusun defenisi operasional
variabel penelitian
KERANGKA TEORITIS
 Teori ad kesatuan pengertian konsep &
pernyataan yg sesuai yg akan menyajikan suatu
fenomena, dan digunakan utk menjabarkan,
menjelaskan & memprediksi suatu kejadian
 Kerangka teoritis ad kerangka yg dibangun dari
berbagai teori yg ada dan saling berhubungan
sbg dasar utk membangun kerangka konsep
 Kerangka teoritis (=kerangka pikir) ad
hubungan konstruktif berdasarkan studi
empiris  hasil telaah literatur
KERANGKA TEORITIS MODEL ADAPTASI ROY
Karakteristik Karakteristik
individu lingkungan Fisiologis:
Stimulus fokal
• Melakukan aktifitas baru
• Disabilitas fisik dgn keterbatasan
• Kehilangan • Kehilangan kemampuan
kemampuan beraktifitas
Mekanisme Coping • Kemampuan fungsional
beraktifitas
• Ggn komunikasi Kesadaran ttg (ADL)
keterbatasan fisik & • Metode baru dlm
Penyesuaian
berbagai dampaknya, spt: berkomunikasi
Stimulus kontekstual diri
• Kehilangan kemampuan • Perubahan fisik
• Ketidakjelasan ttg beraktifitas
peny. Stroke • Perubahan peran Konsep diri:
• Ketidakpuasan thd • Gambaran diri
sistem yan kes • Harga diri & ideal diri
Distress emosional: Penerimaan
• Hambatan akses ke • Tingkat depresi
• Marah
yan kes diri • Kualitas spiritual
• Kehilangan
• Isolasi sosial
Stimulus residual • Membutuhkan bantuan Fungsi peran:
coping • Perubahan peran
• Pengalaman sakit di • Peran baru
masa lalu
• Pola coping di masa Interdependen:
lalu • Interaksi dgn keluarga,
kelompok & masyarakat
Model intervensi
keperawatan terintegrasi
KERANGKA TEORITIS FAKTOR-2 YG MEMPENGARUHI KINERJA
Variabel Individu:
• Kemampuan dan ketrampilan
 Pendidikan
 Pengetahuan
 Pelatihan
• Latar Belakang
 Keluarga
 Tingkat sosial
 Pengalaman (lama kerja)
• Demografis
 Umur
 Asal usul Kinerja koordinator
 Jenis kelamin perkesmas
Indikator Kinerja :
Variabel Organisasi: •Input
•Sumber daya (dukungan pendanaan) •Process
•Kepemimpinan •Output
•Imbalan •Outcome
•Struktur
•Desain pekerjaan
•Supervisi
•Kontrol

Variabel Psikologis:
•Persepsi
•Sikap
•Kepribadian
•Belajar
Sumber : Gibson (2000), Robbins
•Motivasi (2001) dan Depkes RI (2006)
KERANGKA KONSEP
 Konsep ad suatu pengertian dasar dari apa yg
akan diteliti
 Konsep  sesuatu yg konkret, mis besar
upah, usia, JK, dsb
 Konstruk  sesuatu yg abstrak, mis motivasi,
kepuasan, haus, citra, budaya, dsb
 Kerangka konsep ad uraian ttg hubungan
antar variabel-2 yg terkait dgn masalah
penelitian & dibangun berdasarkan kerangka
teoritis/pikir atau hasil studi sebelumx
 Kerangka konsep merup bagian dari kerangka
teori yg akan diteliti
 Sebaiknya dibuat dlm bentuk skematis atau
diagram
 Kerangka konsep lebih menjelaskan apa saja
yg akan diteliti  tergambar variabel-2 yg mjd
fokus investigasi dlm penelitian
 Variabel-2 dlm kerangka konsep selanjutx
didefenisikan scr operasional sbg landasan
pengembangan instrumen penelitian
KERANGKA KONSEP FAKTOR-2 YG
MEMPENGARUHI KINERJA

VARIABEL
INDEPENDEN

· Kepemimpinan VARIABEL
kepala DEPENDEN
puskesmas
Kinerja
· Dukungan koordinator
pendanaan perkesmas
· Pengetahuan
· Pelatihan
· Motivasi
HIPOTESIS PENELITIAN
 Hipotesis berasal dari kata “hypo” (di bawah) dan
“thesis” (kaidah), yg berarti pernyataan
sementara yg hrs dibuktikan kebenaranx dgn
menggunakan uji statistik yg sesuai
 Hipotesis diperlukan utk penelitian eksperimen &
analitik
 Hipotesis dlm penelitian hrs operasional dlm
bentuk narasi
 Hipotesis mengarahkan peneliti utk menentukan
desain, teknik pemilihan sampel, pengumpulan
dan metode analisis data
MANFAAT RUMUSAN HIPOTESIS
 Memberikan arah dalam merencanakan
penelitian, spt menentukan desain penelitian,
sampel, instrument dan analisis data
 Membuat penelitian lebih fokus, yaitu
membuktikan kebenaran hipotesis
 Membuat penelitian lebih objektif karena
terfokus pada pembuktian hipotesis
SUMBER HIPOTESIS
 Pengamatan terhadap fenomena
Contoh : “Pemberian posisi orthopnic dapat
meningkatkan rasa nyaman pada pasien asma yang
mengalami sesak nafas dibandingkan dengan posisi
semi fowler”
 Analisis teori; bermaksud untuk menguji atau
mengembangkan teori
 Tinjauan literatur
 Hipotesis literatur adalah hipotesis yang
dirumuskan dari tinjauan literatur atau dibuat
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
KARAKTERISTIK HIPOTESIS
1. Menyatakan hubungan (relatioship statement)
 Merup prediksi hubungan yg dpt dinyatakan dgn kata-2 spt “lebih
dari”, “kurang dari”, “berhubungan positif/negatif”, “terdapat
perbedaan”, “meningkatkan”, “ menurunkan”, “mempercepat”,
“memperlambat”, dll.
 Contoh : Sinar UV tipe B mempercepat penyembuhan luka pada pasien
yang mengalami pressure ulcer.
Variabel independen : sinar UV tipe B
Variabel dependen : penyembuhan luka
Prediksi hubungan : mempercepat
 Contoh hipotesis yg kurang tepat

Tdp hubungan antara kepatuhan diet dgn kualitas hidup pasien end
stage renal disease yg menjalani terapi hemodialisa.
(contoh ini tidak menjelaskan secara spesifik apakah kepatuhan
meningkatkan atau menurunkan kualitas hidup…?)
2. Dapat diuji (testability)
Hipotesis yg benar hrs dpt diuji, diobservasi, diukur &
dianalisis
Contoh : Sinar UV tipe B mempercepat
penyembuhan luka pd pasien yg mengalami pressure
ulcer.
Variabel penyembuhan luka dapat diobservasi dan
diukur melalui luas permukaan luka, kedalaman luka,
angka kuman pada luka dan derajat granulasi jaringan.
Data hasil pengukuran antara data sebelum dan
setelah diberikan sinar UV atau dibandingkan dengan
kelompok pembanding (control).
3. Disusun berdasarkan teori (theory base)
Pernyataan hipotesis hrs didukung oleh
teori & hasil penelitian terdahulu
Dilakukan penelusuran literatur & telaah
pustaka
Terbentuk alur berpikir sistematis hingga
dpt dirumuskan hipotesis
Alur : fenomena  penelusuran literatur
dan tinjauan pustaka  kerangka teori 
kerangka konsep  hipotesis
 Disusun dengan kalimat yg jelas,
sederhana dan ringkas
Tdk mengandung makna ganda
Mengandung 3 unsur utama  variabel
penelitian, populasi penelitian dan prediksi
thd hubungan antar variabel
JENIS HIPOTESIS
 Sugiyono (2009)  hipotesis penelitian &
hipotesis statistik
 Hipotesis Penelitian (hipotesis kerja)
Pernyataan ttg prediksi hasil penelitian berupa antar
variabel yg diteliti
Pernyataan scr langsung ttg prediksi hasil penelitian
Judul : Pengaruh dukungan sosial keluarga thd tingkat
kecemasan, depresi dan konsep diri pd pasien pasca
stroke.
Hipotesis kerja : “Dukungan sosial keluarga dapat
menurunkan tingkat depresi pd pasien pasca stroke.”
HIPOTESIS STATISTIK
 Digunakan utk kepentingan uji statistik thd data
hasil penelitian
 Dirumuskan utk menyatakan : “kesamaan”, “ada
tidakx perbedaan” & “ada tidakx hubungan”
 Dikenal dgn istilah “Hipotesis null (Ho), krn
selalu dirumuskan utk “ditolak”
Hipotesis null (Ho)  jika ρ = 0, tdk ada hubungan
Hipotesis alternatif (Ha)  jika ρ ≠ 0, ada hubungan
 Jika Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada
hubungan atau ada pengaruh
VARIABEL PENELITIAN
 Variabel ad karakteristik yg melekat pd
populasi  bervariasi
 Merup karakteristik dari subjek penelitian 
memiliki bbrp variasi nilai
 Hrs mengacu pd tujuan & kerangka konsep
 Menunjukkan satu ukuran/ciri suatu klpk dgn
klpk lainnya
 Contoh : variabel JK, variabel BB, Variabel
IMT, variabel TD, dll.
 Suatu karakteristik tdk disebut “variabel” jika
nilaix sama atau tdk bervariasi dlm suatu
populasi
 Variabel merup kunci proses penelitian 
komponen yg diukur/diuji
 Variabel dikembangkan dari konsep/teori
sesuai dgn masalah/fenomena penelitian
JENIS-JENIS VARIABEL
 Berdasarkan angkanya
Varaibel diskrit, yi varaibel yg tda bagian-
2/kategori-2 yg dpt dipisahkan dgn tegas. Umumx
data didptkan dgn cara menghitung. Mis: tk
pendidikan, tk pengetahuan, tk kecemasan, dll
Variabel kontinyu, yi variabel yg dpt ditentukan
nilaix dlm jarak ttt s/d desimal. Umumx data
didptkan dgn cara mengukur menggunakan alat.
Mis: BB, TB, dll.
…JENIS VARIABEL
 Berdasarkan urutan waktu
Variabel pendahulu, yi variabel yg penampilanx
mendahului v. bebas dan berhub dgn v. terikat
Variabel bebas (independent variable), yi variabel
yg bervariasi nilaix & mempengaruhi v. terikat
Variabel antara (intervening variable = v.
penghubung), yi v. yg terletak diantara v. bebas
dan v. terikat
Variabel terikat (dependent variable), yi v. yg
variasi nilaix diakibatkan oleh satu/lebih v. bebas
Variabel
antara
Variabel (intervening) Variabel
independen dependen

Variabel Variabel Variabel


kontrol perancu kontrol
(counfonding)

Variabel luar
…JENIS VARIABEL
 Variabel perancu (counfounding variable)
yi v. lain yg berhub baik dgn v. bebas maupun
terikat
Mempengaruhi keduax shg hrs diidentifikasi scr
konseptual
Dpt dikendalikan ketika menentukan kriteria
sampel & uji
Contoh “Hubungan kebiasaan merokok dgn
kejadian hipertensi”  minum kopi diidentifikasi
sbg variabel perancu
…JENIS VARIABEL
 Variabel luar, yi v. lain yg tdk diteliti, namun scr
substansial dpt mempengaruhi v. bebas &
terikat
 Variabel kontrol
Yi. v. yg dikendalikan & dibuat konstan shg
peneliti dpt melakukan penelitian yg bersifat
membandingkan
Contoh : “Membandingkan produktifitas kerja
antara lulusan PT A dgn PT B”  variabel kontrolx
hrs sama pd kedua klpk, spt JK, alat bekerja,
pengalaman kerja dan iklim kerja.
POLA HUBUNGAN ANTARA VARIABEL
 Hubungan/pengaruh satu variabel independen thd satu
variabel dependen
 Mis: Hubungan antara kepatuhan diet dan kualitas hidup pasien
GGK yg menjalani terapi hemodialisa
 Variabel independen  kepatuhan diet
 Variabel dependen  kualitas hidup
 Variabel perancu  dukungan sosial keluarga
 Hubungan bbrp (>1) variabel independen dgn 1 variabel
dependen
 Mis: Faktor-2 yg mempengaruhi kualitas hidup pd pasien pasca
stroke
 Independen  kepatuhan diet, tipe stroke, dukungan sosial
keluarga, tingkat depresi
 Dependen  kualitas hidup pasien
 Hubungan antara 1 variabel independen dgn bbrp (>1)
variabel dependen
 Sering digunakan utk meneliti dampak dari suatu
kejadian/event atau pengaruh suatu intervensi thd bbrp
variabel dependen
 Mis: Efektifitas terapi sinar UV tipe B thdp penyembuhan luka
dekubitus (pressure ulcer) pd pasien spinal cord injury
 Independen  sinar UV tipe B
 Dependen  luas permukaan luka dekubitus, volume luka
dekubitus, angka kuman pd luka dekubitus
 Hubungan antara beberapa variabel independen thd
variabel dependen yg dibentuk lbh dr 1 jalur hubungan
 Banyak digunakan utk membuktikan / mengembangkan suatu
teori/model
 Membuktikan hubungan antar variabel dan kontribusi setiap
variabel independen thd variabel dependen pd setiap jalur
 Mis: Analisis faktor-2 yg mempengaruhi kinerja perawat dlm
melaksanakan asuhan keperawatan
 Independen  reward & punishment, pengetahuan ttg hak
dan kewajiban, jenjang pendidikan, pengalaman kerja
 Intervening motivasi kerja
 Dependen  kinerja perawat
SKALA PENGUKURAN DATA
 Nominal
Mempunyai kategori yg sederajat/tdk bertingkat
Variabel jenis kelamin  laki-laki dan perempuan
Variabel agama, tempat lahir, dll
 Ordinal
Mempunyai kategori yg tdk sederajat/bertingkat
variabel tingkat pendidikan  rendah, menengah, tinggi
Variabel klasifikasi kadar kolesterol  tinggi, normal,
rendah
 Data Nominal dan Ordinal disebut juga variabel
KATEGORIK / variabel Kualitatif
 Data Rasio dan Interval  disebut jg variabel NUMERIK /
non-kategorik / Kuantitatif
 Tidak mempunyai kategori variabel
 Dibedakan berdasarkan nilai nolnya
 Rasio  mempunyai nilai nol alami, spt TB, BB, jarak, dll
 Interval  tidak mempunyai nilai nol alami, spt Suhu Tubuh, nilai
TD

 Lambang dalam SPSS


 Rasio dan interval  scale  dilambangkan dgn penggaris
 Ordinal  ordinal  dilambangkan dgn tangga bertingkat
(variabel tdk sederajat)
 Nominal  dilambangkan dgn bulatan-2 bola (variabel sederajat)
SKALA PENGUKURAN VARIABEL
 Variabel kategorik
 Merupakan gambaran satu set data dgn skala pengukuran
kategorik yg berupa jumlah/frekwensi tiap kategori (n) dan
persentasenya (%), umumnya disajikan dalam bentuk
tabel/grafik
 Contoh Tabel Sebaran responden berdasarkan JK dan tingkat
pendidikan
n %
Jenis kelamin
Laki-laki 22 44
Perempuan 28 56
Tingkat pendidikan
Rendah 10 20
Sedang 25 50
Tinggi 15 30
Total 50 100
 Variabel numerik
 Merupakan gambaran karakteristik satu set data dengan skala
pengukuran numerik (pemusatan dan penyebaran)
 Parameter ukuran pemusatan  mean, median, modus
 Parameter ukuran penyebaran  standar deviasi, varians,
koefisien varians, interkuartil, range, min-max
 Disajikan dalam bentuk tabel dan grafik (histogram dan plots)
 Jika data mempunyai distribusi normal
 Ukuran pemusatan : mean, penyebaran : standar deviasi
 Kesimpulan : rerata variabel ad………. Dgn standar deviasi …….
 Jika distribusi data tidak normal
 Ukuran pemusatan : median, penyebaran : min-max
 Kesimpulan : rerata variabel ad…….. Dgn min-max ……………….
DEFENISI OPERASIONAL
 Defenisi operasional mendefenisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati
ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena dengan menggunakan
parameter yang jelas (Hidayat, A.A, 2007)
 Defenisi operasional berisikan pengertian pokok
variabel yg dikaitkan dgn langkah-2 operasional spt
instrumen apa atau metode apa yg digunakan utk
mengumpulkan data spt test, angket, rating scale,
panduan wawancara & observasi (Sutrisno Hadi, 1994)
 Defenisi operasional dibuat berdasarkan defenisi
konseptual variabel
 Bertujuan utk membuat variabel mjd lebih konkrit dan
dapat diukur
 Mempermudah peneliti dlm mengembangkan instrumen
penelitian, menentukan bgmn metode pengumpulan data
dan jenis data/skala pengukurannya
 Hal yg hrs dijelaskan dlm pembuatan defenisi operasional,
minimal:
 Menjelaskan ttg apa yg harus diukur
 Bagaimana mengukurnya (parameter)
 Apa saja kriteria pengukurannya (indikator)
 Instrumen yg digunakan utk mengukurnya  quesioner,
observasi, wawancara, dll
 Skala pengukurannya  nominal, ordinal, rasio, interval
CONTOH DEFENISI OPERASIONAL
(Bentuk Tabel)
Parameter/ Kriteria
No Variabel Defenisi Alat ukur Skala
Indicator objektif
1. Kepemimpi Persepsi Kemampuan Kuesioner Ordinal Baik: jika
nan kepala responden merencanakan, skor >68;
puskesmas terhadap memotivasi, Kurang: jika
kemampuan mengkomunika skor ≤68
kepala puskemas sikan dan
dalam melakukan
menjalankan pendelegasian
fungsi-fungsi tugas kepada
manajemen dalam koordinator
penyelenggaraan perkesmas di
kegiatan puskesmas
perkesmas di
puskesmas
CONTOH DEFENISI OPERASIONAL
(Bentuk Narasi)
 Kepemimpinan kepala puskesmas (variabel) adalah
persepsi responden terhadap kemampuan kepala
puskesmas dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen
dalam penyelenggaraan kegiatan perkesmas di
puskesmas (defenisi) yang diukur dengan menggunakan
kuesioner (alat ukur) dan skala ordinal (skala data)
berdasarkan kemampuan merencanakan, memotivasi,
mengkomunikasikan dan melakukan pendelegasian
tugas kepada koordinator perkesmas di puskesmas
(parameter)
Kriteria objektif :
Baik : jika skor > 68
Kurang : jika skor ≤ 68
UJI HIPOTESIS
 Uji hipotesis ad metode utk mengetahui
hubungan (association) antara variabel
 5 (lima) langkah utk melakukan uji hipotesis
1. Menentukan variabel yg akan dihubungkan
2. Menentukan jenis hipotesis
3. Menentukan masalah skala pengukuran
variabel
4. Menentukan berpasangan / tidak berpasangan
5. Menentukan jumlah kelompok data
1. MENENTUKAN VARIABEL YG AKAN
DIHUBUNGKAN
 Variabel A dengan variabel B
 Jenis variabel…….????
Independen,
Dependen,
Intervening,
Counfounding,
Kontrol
variabel lainnya………????
2. MENENTUKAN JENIS HIPOTESIS
 Hipotesis komparatif (comparation)
 Menyatakan hubungan atau perbandingan
 Kata kunci pertanyaan penelitian :
 Apakah ada perbedaan X antara A dan B?
 Apakah ada hubungan antara A dan B?

 Bagaimana hubungan antara A dan B?  perbandingan

 Contoh :
 Apakah ada perbedaan rerata KGD antara kelompok yg

mendapat pengobatan glibenklamid dan kelompok placebo?


 Apakah terdapat hubungan antara KGD dengan jenis

pengobatan yg diterima (glibenklamid dan placebo)?


 Apakah terdapat hubungan antara perilaku merokok dgn

terjadinya kanker paru?


 Hipotesis korelatif (correlation)
Menyatakan kekuatan hubungan antara variabel
Kata kunci pertanyaan penelitian : “Berapa besar
korelasi antara A dan B?
Contoh :
 Berapa besar korelasi antara kadar trigliserida dan

kadar gula darah?


 Adakah korelasi antara skore depresi dengan skore

ansietas?
 Adakah korelasi antara tingkat penilaian pasien

terhadap mutu pelayanan keperawatan dengan


mutu pelayanan RS?
 Perbedaan mendasar dari kedua hipotesis tsb
adalah pada output yg ingin diperoleh
 Hipotesis korelatif
Parameternya pada kekuatan koefisien korelasi (r) 
jika nilai “r” semakin mendekati 1, maka kekuatan
hubungan antar variabel semakin kuat
Ada tidaknya korelasi yg bermakna antara dua
variabel yg diuji  korelasi bermakna jika nilai p < 0,05
Arah korelasi dari kedua variabel tersebut
 Hipotesis komparatif  parameternya bukan
koefisien korelatif (r)
3. MENENTUKAN MASALAH SKALA
PENGUKURAN VARIABEL
 Kata kunci variabel kategorik
 Ada pengkategorian variabel

 Dlm bentuk %, proporsi, prevalensi dan insiden

 Kata kunci variabel numerik  tdk ada pengkategorian variabel &


umumnya menggunakan “rerata”

Jenis hipotesis Variabel yg dicari asosiasinya Istilah (skala)


Variabel 1 Variabel 2
Komparatif Kategorik Kategorik Skala kategorik
Kategorik Numerik Skala numerik
Numerik Numerik -
Korelatif Kategorik Kategorik Skala kategorik
Kategorik Numerik Skala kategorik
Numerik Numerik Skala numerik
4. MENENTUKAN BERPASANGAN / TIDAK
BERPASANGAN
 Berpasangan  jika 2 atau lebih
kelompok data berasal dari individu yg
sama, baik karena pengukuran
berulang, proses matching atau krn
desain cross over
 Tidak berpasangan  jika 2 atau lebih
lebih kelompok data berasal dari subjek
yg berbeda tanpa prosedur matching
 Jenis-jenisnya
2 kelompok tidak berpasangan  subjek penelitian
berbeda dari segi jumlah, tempat, karakteristik, dll
2 kelompok berpasangan  subjek penelitian sama, hanya
dibedakan pd waktu uji saja
Kelompok berpasangan karena matching  subjek jadi
berpasangan krn dimatchingkan berdasarkan karakteristik
subjek dan jumlah subjek
Kelompok berpasangan krn desain cross over  mis:
responden mendapat pengobatan A, selanjutnya
mendapat pengobatan B selama waktu tertentu. Data
obat A dan data obat B dikatakan berpasangan karena
berasal dari individu yang sama
5. MENENTUKAN JUMLAH KELOMPOK DATA
 Prinsip variabel A >< variabel B
 Variabel A  2 kategori (stress dan tidak stress)
 Variabel B  3 kategori (ringan, sedang, berat)
 Prinsip tabel 2 >< 3
 Discuss : jumlah kelompok data adalah 3
 Jika tabel :
2 >< 2  jumlah kelompok data adalah ………
3 >< 2  jumlah kelompok data adalah ………
3 >< 3  jumlah kelompok data adalah ………
 Apakah tdp perbedaan skor uroflowmetri sebelum
dan sesudah terapi?
 Komparatif, numerik, berpasangan, 2 kelompok
 Apakah tdp perbedaan kadar asam laktat antara
pasien DBD derajat berat dengan DBD derajat ringan?
 Komparatif, numerik, tidak berpasangan, 2 kelompok
 Apakah tdp perbedaan kadar estrogen sblm terapi, 12
jam setelah terapi dan 24 jam setelah terapi?
 Komparatif, numerik, berpasangan, 3 kelompok
 Apakah tdp perbedaan kadar asam laktat antara
pasien DBD derajat I, derajat II dan derajat III?
 Komparatif, numerik, tidak berpasangan, 3 kelompok
1. APAKAH TDP PERBEDAAN SKOR UROFLOWMETRI
SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI?
Langkah Jawaban Alasan
Menentukan variabel yg Skor sebelum vs
dihubungkan skor sesudah

Menentukan jenis komparatif


hipotesis

Menentukan masalah numerik


skala variabel

Menentukan pasangan/ berpasangan


tidak berpasangan

Menentukan jumlah 2
kelompok

Uji yang digunakan adalah uji t berpasangan jika distribusi data normal, jika
tidak normal maka uji alternatifnya adalah uji wilcoxon
1. APAKAH ADA HUBUNGAN ANTARA TKT PENDIDIKAN
KELUARGA DGN DUKUNGAN SOSIAL YG DIBERIKAN THD
PASIEN GGN JIWA DI DESA X?
Langkah Jawaban Alasan
Menentukan variabel yg Tk pendidikan vs
dihubungkan dukungan sosial

Menentukan jenis Komparatif


hipotesis

Menentukan masalah numerik Kategorik vs numerik


skala variabel

Menentukan pasangan/ Tdk berpasangan


tidak berpasangan

Menentukan jumlah 4 4x1


kelompok

Uji yang digunakan adalah uji one way anova jika distribusi data normal,
jika tidak normal maka uji alternatifnya adalah uji kruskal wallis
LATIHAN
KASUS

Anda mungkin juga menyukai